sm PENENTUAN KINETIKA DIFUSI

36 Tabel 4.1 Pemodelan Pseudo Orde Satu dan Pseudo Orde Dua Kinetika Adsorpsi Cd 2+ pada Adsorben Batang Jagung Bentuk Adsorbe n Konsentras i Cd 2+ ppm qe Percobaa n Pseudo Orde 1 Pseudo Orde 2 q e1 k 1 r 2 q e2 k 2 r 2 ¼ Lingkaran 50 4,384 4,11 9 4,76 9 0,95 1 4,21 9 0,04 1 0,99 9 Gambar 4.8 Pemodelan Pseudo Orde Satu pada Konsentrasi Logam Cd 2+ 50 ppm dan Kecepatan Pengadukan 220 rpm Gambar 4.9 Pemodelan Pseudo Orde Dua pada Konsentrasi Logam Cd 2+ 50 ppm dan Kecepatan Pengadukan 220 rpm y = 1.1583x + 0.2428 R² = 0.951 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.000 0.050 0.100 0.150 1q t gm g 1t min-1 Pseudo Orde Satu Cd Linear Cd y = 0.237x + 1.3828 R² = 0.999 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 20 40 60 80 100 120 140 tq t

g. sm

g t min Pseudo Orde Dua Cd Linear Cd Universitas Sumatera Utara 37 Dari hasil perhitungan teoritis, nilai koefisien korelasi r 2 orde dua lebih mendekati angka satu 1 dibandingkan dengan orde satu. Persamaan orde satu memiliki nilai r 2 = 0,951 dan persamaan orde dua memiliki nilai r 2 =0,999. Ini menunjukkan bahwa pemodelan pseudo orde dua menjadikan data adsorpsi lebih presentatif. Jika pemodelan ini sesuai dengan percobaan, maka mekanisme adsorpsi melibatkan reaksi kimia chemisorption antara adsorbat dan adsorben [44].

4.5 PENENTUAN KINETIKA DIFUSI

Pada penelitian ini akan dicoba untuk mengaplikasikan model difusi untuk mengevaluasi proses adsorpsi pada adsorben batang jagung. Bisa saja kemungkinan proses adsorpsi Cd 2+ terjadi hanya pada permukaan luareksternal adsorben. Oleh karena itu, proses adsorpsi harus dideskripsikan menggunakan pemodelan difusi eksternal. Namun jika difusi kemungkinan terjadi pada permukaan dalam dan pori- pori adsorben, maka proses adsorpsi dapat dideskripsikan menggunakan pemodelan difusi internal. Pemodelan difusi ekstenal dan internal diaplikasikan dan disesuaikan secara teoritis terhadap data kinetika adsorpsi eksperimental, sehingga diperoleh kesimpulan tentang peristiwa difusi yang terjadi. Adapun persamaan yang digunakan dalam mendeskripsikan pemodelan difusi eksternal dan difusi internal berturut-turut yaitu Persamaan 4.6 dan Persamaan 4.8. Difusi eksternal 4.6 [36] Dengan z : 4.7 Difusi internal √ 4.8 [36] Keterangan: C o = Konsentrasi awal larutan mgL C t = Konsentrasi larutan pada waktu t mgL A = Luas permukaan partikel cm 2 V = Volume larutan L k f = Koefisien difusi ekternal cms Universitas Sumatera Utara 38 qt = Konsentrasi adsorbat pada waktu t mmolg k id = Koefisien difusi internal mmolg. min 12 t = waktu adsorpsi s Kedua persamaan di atas akan diaplikasikan untuk data kinetik adsorpsi Cd 2+ . Parameter dari model difusi eksternal dan internal dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11. Gambar 4.10 Pemodelan Kinetika Difusi Eksternal pada Konsentrasi Logam Cd 2+ 50 ppm dan Kecepatan Pengadukan 220 rpm Gambar 4.11 Pemodelan Kinetika Difusi Internal pada Konsentrasi Logam Cd 2+ 50 ppm dan Kecepatan Pengadukan 220 rpm y = 0.0071x + 0.9481 R² = 0.7959 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000 20 40 60 80 100 120 140 ln Ct Co t min Difusi Ekternal Cd Linear Cd y = 0.1552x + 2.5514 R² = 0.8707 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 q t m g g √� min Difusi Internal Cd Linear Cd Universitas Sumatera Utara 39 Hasil plot diagram pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11 salah satu contoh yang menunjukkan bahwa model difusi internal memiliki koefisien korelasi r 2 yang lebih tinggi dibandingkan model difusi eksternal. Rendahnya koefisien korelasi model difusi eksternal dibandingkan model difusi internal, terjadi karena adsorpsi pada permukaan dalam dari difusi ion pada larutan logam lebih nyata dari pada difusi ion jika hanya pada permukaan saja. Ketika diplot antara q t mgg dan √t menunjukkan bahwa garis plot tidak sesuai dengan garis aslinyagaris operasi. Hal ini mengindikasikan bahwa difusi film dan difusi intra-partikel terjadi secara simultan [46]. Hal ini juga didukung oleh hasil analisi pemodelan kinetika adsorpsi. Kinetika adsorpsi orde dua menunjukkan bahwa proses difusi yang terjadi adalah difusi internal. Ini berarti bahwa ketika ion logam diadsorpsi secara simultanbersamaan, ion logam tersebut akan terjerap pada permukaan dalam adsorben sitepori. Sehingga, proses adsorpsi ini mempengaruhi proses difusi dari logam berat dan kapasitas adsorpsi akan semakin lebih besar. Universitas Sumatera Utara 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN