Jenis dan Sifat Fisika Kimia Plastik Polyethylene Terephthalate PET High Density Polyethylene HDPE

monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. Di lapangan sering dijumpai pembungkus yang umum disebut “tas kresek”. Pembungkus ini sering dibuat dari bahan dasar yang berasal dari daur ulang berbagai jenis plastik. Selama ini telah diketahui bahwa monomer mempunyai efek karsinogenik Sulchan dan Nur, 2007. Plastik merupakan polimer sintetik dari karbon, hidrogen dan oksigen berasal dari bahan petrokimia. Plastik merupakan bahan serba guna yang cocok digunakan dalam aplikasi yang luas. Plastik merupakan senyawa xenobiotik, resisten untuk didegradasi, sekitar 5-8 berat kering dari sampah kota. Efek dari polimer ini di lingkungan mencakup penipisan lapisan ozon hingga bersifat toksik bagi pertanian dan ekosistem akuatik Sharma dan Sharma, 2004. Pramila dan Ramesh 2011 menyatakan bahwa kantongan plastik memberikan kemudahan bagi manusia dalam kehidupan namun dalam waktu yang bersamaan juga menyebabkan kerugian dalam jangka waktu yang lama. Segala jenis plastik apabila dibakar maka akan menghasilkan gas-gas yang bersifat toksik yang membahayakan kesehatan. Menghirup gas-gas yang semacam ini akan menyebabkan penyakit paru-paru dan kanker. Selain itu, proses dekomposisi kantongan plastik memakan waktu yang lama, yaitu sekitar 1000 tahun.

2.2 Jenis dan Sifat Fisika Kimia Plastik

Sulchan dan Nur 2007, menggolongkan plastik berdasarkan sifat fisikanya a. Plastik Termoset Jenis plastik ini mengalami perubahan yang bersifat irreversible. Pada suhu tinggi jenis plastik termoset berubah menjadi arang. Hal ini disebabkan struktur kimianya bersifat 3 dimensi dan cukup kompleks. Pemakaian termoset dalam industri pangan terutama untuk membuat tutup botol. Plastik tidak akan kontrak langsung dengan produk karena tutup selalu diberi lapisan perapat yang sekaligus berfungsi sebagai pelindung. b. Jenis termoplastik Sebagian besar polimer yang dipakai untuk mengemas atau kontak dengan bahan makanan adalah jenis termoplastik. Plastik ini dapat menjadi lunak jika dipanaskan dan mengeras lagi setelah dingin. Hal ini dapat terjadi berulang- Universitas Sumatera Utara ulang tanpa terjadi perubahan khusus. Termoplastik termasuk turunan etilena CH 2 = CH 2 . Dinamakan plastik vynil karena mengandung gugus vynil CH 2 = CH 2 atau poliolefin. Tabel 1. Sifat Fisika dan Mekanik Polietilena Sifat Fisika Low Density Polyethylene LDPE High Density Polyethylene HDPE Kekuatan Tarik, MPa Modulus Young, Mpa Berat Jenis, g cm -3 Titik Leleh, °C Muai Termal, °C Perpanjangan, 5-15 100-250 0,91-0,93 124 180.16 -6 100 20-40 400-1200 0.94-0.96 105 120.10 -6 500 Sumber: Vlack, 2004 Menurut Kusmiyati 2013, jenis-jenis plastik poliolefin, yaitu:

a. Polyethylene Terephthalate PET

Jenis plastik ini pada kemasan kerap dituliskan dengan tanda segitiga bernomor 1, biasanya pada botol kecap, saus sambal dan air mineral. PET memiliki ciri jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, serta mudah lunak berubah bentuk jika terpapar suhu 80ºC.

b. High Density Polyethylene HDPE

Jenis ini berlogo segitiga bernomor 2 biasanya ada dalam botol kemasan produk-produk olahan susu. Ciri HDPE yakni keras hingga semi fleksibel, tahan bahan kimia dan kelembapan, permeabel terhadap gas, permukaan berlilin waxy, buram opaque, mudah diwarnai, diproses dan dibentuk serta melunak pada suhu 75ºC.

c. Polyvinyl Chloride PVC