A.  japonicus,  Mucor  sp.,  Penicillium  sp.  dan  Fusarium  sp.  sebagai  isolat  jamur potensial yang mampu memanfaatkan LDPE sebagai sumber karbon. Nwogu et al.
2012  mendapatkan  2  isolat  jamur  potensial,  yaitu  Pleurotus  tuber-regium  dan Pleurotus pulmonarius dari 4 isolat jamur yang diperoleh dari Mushroom Science
Unit of Department of Plant Biology and Biotechnology University of Benin setelah melakukan  uji  skrining  dengan  metode  pengukuran  diameter  dan  pertambahan
biomassa  miselia  menggunakan  Mineral  Salt  Medium  Agar  MSMA  yang ditambahkan  serbuk  LDPE  3gL  dan  inkubasi  selama  10  hari  pada  suhu  ambien
26 ± 2ºC.
4.3 Identifikasi Jamur Potensial Pendegradasi Low Density Polyethylene LDPE 4.3.1 Isolat RH03
Secara makroskopis, isolat jamur dapat tumbuh di beberapa media standar, dengan warna permukaan atas surface hijau tua hingga putih, sedangkan permukaan
balik reverse berwarna putih kekuningan, tekstur koloni seperti kapas, tepi koloni irregular, merupakan fungi berfilamen dengan diameter mencapai 8 mm dalam 7 hari
inkubasi. Secara mikroskopis, hifa jamur memiliki septa, konidiofor, dan konidia ±10 µm.  Berdasarkan  data  pengamatan  yang  dicocokkan  dengan  buku  identifikasi  Pitt
dan Hocking 2009, isolat ini diduga sebagai Aspergillus sp Gambar 4.
a.
b.
c. d.
d.
Gambar 4. Morfologi  makro  dan  mikroskopis  isolat  jamur  RH03.  a  Koloni jamur  pada  media  SDA  pada  masa  inkubasi  7  hari.  b  konidiofor.
c hifa berseptat. d konidia, ±10 µm.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Isolat RH06
Secara makroskopis, isolat jamur dapat tumbuh di beberapa media standar, dengan  warna  permukaan  atas  surface  kuning  tua  hingga  putih,  sedangkan
permukaan balik reverse berwarna putih kekuningan, tekstur koloni seperti beludru, tepi  koloni  halus,  merupakan  fungi  berfilamen  dengan  diameter  mencapai  5  mm
dalam  7  hari  inkubasi.  Secara  mikroskopis,  hifa  jamur  memiliki  banyak  septa, konidiofor,  dan  konidia  ±18  µm.  Berdasarkan  data  pengamatan  yang  dicocokkan
dengan  buku  identifikasi  Pitt  and  Hocking  2009,  isolat  ini  diduga  sebagai
Aspergillus sp Gambar 5.
a. b.
c. d.
Gambar 5.  Morfologi makro dan mikroskopis isolat jamur RH06. a Koloni jamur  pada  media  SDA  pada  masa  inkubasi  7  hari.  b  konidiofor.
c hifa berseptat. d konidia, ±18 µm. 4.4  Uji Biodegradasi Lembaran Plastik Low Density Polyethylene
Isolat jamur potensial yang menunjukkan respon pertumbuhan secara visual pada  Mineral  Salt  Medium  Brooth  MSMB  yang  ditambahkan  serbuk  LDPE
selanjutnya diuji kemampuan tumbuhnya pada Mineral Salt Medium Agar MSMA dengan lembaran LDPE berukuran 1×4 cm selama 45 hari inkubasi pada suhu ambien
26 ± 2ºC.
Universitas Sumatera Utara
a. Isolat Jamur RH03
b. Isolat Jamur RH06
Gambar 6. Visualisasi  koloni  jamur  yang  tumbuh  dan  melekat  di  lembaran
LDPE pada uji biodegradasi hari ke-1 dan hari ke-45
Pertumbuhan isolat jamur RH03 dan RH06 pada Mineral Salt Medium Agar MSMA dengan sumber karbon ialah lembaran LDPE Gambar 6 tergolong lambat
jika  dibandingkan  dengan  pertumbuhannya  pada  media  kultur  Saboraud  Dextrose Agar SDA Tabel 3, hlm.18-20. Jamur memanfaatkan polimer organik kompleks
dan  mengubahnya  menjadi  molekul  yang  lebih  sederhana  dengan  mensekresikan enzim  pendegradasi  sehingga  akan  memutuskan  rantai  polimer  dan  menghasilkan
rantai-rantai pendek, seperti oligomer, dimer dan monomer Bhardwaj et al. 2012, namun  berat  molekul  LDPE  yang  besar,  struktur  3  dimensi,  sifat  hidrofobik  dan
minimnya gugus-gugus fungsional sangat mempengaruhi upaya pelekatan mikroba microbial attack pada polimer LDPE Esmaeli et al. 2013. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan jamur pun menjadi sangat lambat.
Hari ke-45 Hari ke-1
Hari ke-1 Hari ke-45
Universitas Sumatera Utara
Setelah masa uji biodegradasi isolat jamur RH03 dan RH06 terhadap lembar LDPE selama 45 hari berakhir, lembaran LDPE selanjutnya diuji sifat mekanis, sifat
fisika dan sifat kimianya.
4.4.1 Sifat Mekanis 4.4.1.1 Persentase Kehilangan Bobot
Menentukan  persentase  kehilangan  bobot  merupakan  cara  yang  sederhana  dan mudah  dilakukan  untuk  mengukur  biodegradasi  polimer  LDPE.  Jamur  yang
mengolonisasi  permukaan  plastik  dan  memanfaatkan  polimernya  akan menunjukkan  ciri  pertumbuhan  yang  dapat  dilihat  dengan  mata  telanjang,
sementara  itu  integritas  dari  polimer  akan  menurun  dan  mengarah  kepada kehilangan bobot lembaran LDPE Gajendiran et al. 2016.
Setelah  masa  uji  biodegradasi  45  hari,  LDPE  kontrol  tidak  menunjukkan adanya perubahan bobot, sementara itu bobot lembaran LDPE perlakuan direduksi
oleh isolat jamur RH03 sebesar 2,12 hingga 10,85  dengan persentase rata-rata sebesar 5,13 dan RH06 sebesar 1,78  hingga 9,30  dengan persentase rata-rata
sebesar 6,63 Gambar 7.
Gambar 7. Persentase Kehilangan Bobot LDPE Setelah 45 Hari Uji Biodegradasi
Das dan Kumar 2014 menumbuhkan isolat jamur potensial pada Mineral Salt Medium yang diinkubasi pada suhu 33,3ºC dan digoyang pada rotary shaker
pada  130  rpm  selama  60  hari.  Lembaran  LDPE  merupakan  satu-satunya  sumber karbon.  Setelah  60  hari  inkubasi  didapatkan  bahwa  Aspergillus  sp.  mampu
5,13 6,63
1 2
3 4
5 6
7 8
Kontrol RH03
RH06 P
er se
nt as
e K
ehi lang
an B
obo t
L D
P E
Isolat Jamur
Universitas Sumatera Utara
mereduksi sekitar 5 - 8 , sedangkan Fusarium sp. mampu mereduksi 9 bobot lembaran LDPE. Singh dan Gupta 2014 dalam penelitiannya melaporkan bahwa
terjadi  perubahan  bobot  LDPE  yang  telah  terdegradasi  oleh  Aspergillus  flavus 30,  Aspergillus  niger  20,  Aspergillus  japonicus  36,  Mucor  sp.  16,
Penicilium sp 24, dan Fusarium sp 32 setelah masa inkubasi 30 hari pada Synthetic Medium  tanpa  ektrak  yeast dan lembaran  LDPE  sebagai satu-satunya
sumber  karbon.  Jika  hasil  penelitian  dibandingkan  dengan  kedua  penelitian sebelumnya, maka persentase kehilangan bobot LDPE perlakuan oleh isolat jamur
potensial RH03 dan RH06 lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kehilangan bobot  yang  diperoleh  Das  dan  Kumar  2014,  namun  lebih  rendah  jika
dibandingkan dengan persentase kehilangan bobot yang diperoleh oleh Singh dan Gupta 2014.
Berkurangnya bobot  diakibatkan oleh terjadinya  degradasi  secara random sehingga  berat  molekul  menurun.  Pada  degradasi  random,  terjadi  penghancuran
atau  pemotongan  rantai  pada  titik-titik  secara  acak  di  sepanjang  rantai, meninggalkan  fragmen  yang  biasanya  lebih  besar  dibanding  unit  monomernya.
Molekul  akan  direduksi  menjadi  monomer  yang  lepas  dan  berakibat  pada penurunan bobot sampel Sarengat, 2011.
4.4.1.2 Persentase Penurunan Daya Tarik Tensile Strength
Setelah masa biodegradasi 45 hari, hasil uji Daya Tarik Tensile Strength LDPE kontrol adalah 5,292 MPa. Setelah didegradasi oleh isolat jamur RH03, daya tarik
LDPE  turun  menjadi  2,45  MPa  hingga  1,96  MPa.  Isolat  jamur  RH06  mampu menurunkan daya tarik LDPE menjadi 3,92 MPa hingga 2,646 MPa. Jika persentase
penurunan daya tarik tersebut dirata-ratakan, maka daya tarik lembar LDPE turun sebasar 58 oleh isolat RH03 dan 40 oleh isolat RH06.  Hal ini menunjukkan
bahwa  lembar  LDPE  yang  diberi  perlakuan  isolat  jamur  RH03  dan  RH06 mengalami  kerapuhan  sehingga  daya  yang  dibutuhkan  untuk  menarik  lembaran
hingga titik terakhir sebelum putus semakin berkurang Gambar 8.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8.   Persentase  Penurunan  Daya  Tarik  Tensile  Strength  LDPE Setelah 45 Hari Uji Biodegradasi
Hasil uji daya tarik LDPE kontrol yang diperoleh ini sejalan dengan Vlack 2004 yang menyatakan bahwa kekuatan tarik LDPE adalah 5-15 MPa. Sen dan
Raut 2015 menyatakan bahwa kekuatan tarik LDPE adalah berkisar 4-16 MPa. Vijaya  dan  Ramesh  2008  melakukan  penelitian  tentang  biodegradasi  lembaran
polietilena dalam kondisi  alami.  Mikroorganisme bakteri  dan jamur berasosiasi dalam proses degradasi  material plastik di tanah. Kantongan plastik dipendam di
dalam tanah kompos bersama-sama dengan sampah padat. Pengomposan dalam 4 bulan  pertama  masih  belum  menunjukkan  adanya  degradasi,    namun  setelahnya
hingga 12 bulan pengomposan, persentase daya tarik lembar LDPE turun menjadi 10,5-11,6 .
Nowak  et  al.  2012  melaporkan  bahwa  setelah  masa  biodegrasi  LDPE selama  84  hari  dengan  isolat  jamur  Penicillium  feniculosum,  kekuatan  tarik
lembaran yang terdiri dari 70 LDPE dan 30 Bionolle
®
menurun sekitar 20. Sarengat et al. 2011 mendapatkan bahwa terjadi penurunan kuat tarik campuran
LDPEtapioka  8020  sesudah  40  hari  fotodegradasi  dengan  sinar  ultra  violet  20 watt,  yaitu  sebesar  44,57.  Jika  hasil  penelitian  dibandingkan  dengan  kedua
penelitian  sebelumnya,  maka  persentase  penurunan  daya  tarik  bobot  LDPE perlakuan oleh isolat jamur potensial RH03 dan RH06 lebih tinggi dibandingkan
dengan persentase penurunan daya tarik yang diperoleh Vijaya dan Ramesh 2008
dan Nowak et al. 2012.
58 40
10 20
30 40
50 60
70
Kontrol RH03
RH06 P
er se
ntas e
P enurun
an
D aya T
ari k
L D
P E
Isolat Jamur
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Sifat Fisika
Foto  mikrograf  Scanning  Electron  Microscopy  SEM  menunjukkan  pelekatan fungi  di  atas  permukaan  LDPE,  pembentukan  rongga-rongga,  ketidakrataan
permukaan, sedangkan permukaan lembaran kontrol terlihat halus, tidak memiliki lubang, keretakan, ataupun partikel-partikel yang melekat pada permukaannya Das
dan Kumar, 2014.
Gambar 9.  Fotomikrograf Scanning
Electron Microscopy
SEM dengan  perbesaran  5000×  setelah  45  hari  uji  biodegradasi.
a LDPE Kontrol tanpa inkubasi. b LDPE Kontrol inkubasi 45 hari. c  Permukaan  LDPE  menjadi  kasar  oleh  isolat  jamur  RH03.
d Spora jamur RH03 di permukaan LDPE. e Spora jamur RH06 di
permukaan LDPE ; terlihat permukaan LDPE mulai menjadi kasar.
a b
c d
e
Universitas Sumatera Utara
Fotomikrograf  SEM  Gambar  9  menunjukkan  bahwa  permukaan  LDPE  kontrol tanpa ikubasi dan setelah biodegradasi 45 hari adalah rata, tanpa retak dan lobang,
serta tidak ada partikel yang melekat pada permukaannya. LDPE perlakuan dengan isolat  jamur  RH03  yang  sudah  dibilas  menunjukkan  bahwa  permukaan  LDPE
menjadi lebih kasar, terbentuk lekukan-lekukan, menuju pada terjadinya keretakan pada  material  LDPE.  Spora  jamur  RH03  dan  RH06  terlihat  melekat  pada
permukaan LDPE yang tidak dibilas. Bonhomme  et  al.  2003  menyatakan  bahwa  setelah  pembersihkan
mikroorganisme  yang  tumbuh  melekat  pada  permukaan  polimer,  hasil  SEM menujukkan bahwa permukaan polimer secara fisik menjadi berlobang dan terkikis.
Permukaan polimer setelah terjadinya serangan biologis biological attack secara fisik menjadi lemah dan mudah hancur dengan tekanan ringan. Namun, perubahan
yang terjadi pada permukaan LDPE tidak menjadi bukti dari proses biodegradasi yang berhubungan dengan metabolisme, namun parameter perubahan secara visual
ini  dapat  digunakan  sebagai  indikasi  awal  adanya  upaya  pelekatan  dari mikroorganisme microbial attack pada polimer Mahalakshmi, 2014.
Sifat alami LDPE yang kebal terhadap serangan biologis biological attack disebabkan oleh ikatan karbon yang hidrofobik dan memiliki berat molekul polimer
yang tinggi Kyaw et al. 2012. Namun, sekali organisme melekat pada permukaan polimer,  ia  akan  mulai  tumbuh  dengan  memanfaatkan  polimer  sebagai  sumber
karbon  Vasile  et  al,  1993.  Fungi  berfilamen  umumnya  mampu  melekat  pada permukaan hidrofobik dengan membentuk protein hidrofobik Kershaw dan Talbot,
1998.  Enzim-enzim  ekstraseluler  terlalu  besar  untuk  penetrasi  lebih  dalam  ke dalam  material  polimer  sehingga  bekerja  hanya  di  permukaan  polimer  saja.
Akibatnya  biodegradasi  plastik  umumnya  hanya  merupakan  suatu  proses  erosi permukaan Ganjendiran et al. 2016.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Sifat Kimia
Hasil uji Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR lembaran LDPE setelah biodegradasi 45 hari pada suhu ambien 26 ± 2ºC oleh isolat jamur RH03 dan RH06.
Gambar 10.  Spektrum Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR setelah 45  hari  uji  biodegradasi.  a  LDPE  Kontrol  dan  Perlakuan  RH03.
b LDPE Kontrol dan Perlakuan RH06.
a
b
Universitas Sumatera Utara
Spektrum  IR  menampilkan  respon  dari  detector  sebagai  persen  transmisi T pada sumbu Y dan fekuensi IR dalam istilah bilangan gelombang cm
-1
pada sumbu  X.  Radiasi  yang  melewati  suatu  sampel  diukur  sebagai  persen  transmisi,
sedangkan frekuensi radiasi diukur dalam panjang gelombang per sentimeter, yang disebut  sebagai  bilangan  gelombang  Derrick  et  al.  1999.  Perubahan  sifat  kimia
lembaran LDPE dapat diketahui dengan terbentuknya atau hilangnya gugus fungsi yang  dianalisis  menggunakan  FTIR  Baral,  2014.  Putusnya  rantai  polimer
polietilena dan terbentuknya produk-produk hasil oksidasi polietilena selama masa pengujian  dievaluasi  oleh  perubahan  dalam  membran  FTIR  Nwogu,  2012.
Spektrum  FTIR  menunjukkan  jika  biodegradasi  polietilena  secara  oksidatif  telah terjadi
oleh terbentuknya
gugus-gugus fungsional
Subramanian and
Shanmugasundaram, 2013. Posisi  ikatan,  atau  frekuensi,  mengindikasikan  hadirnya  gugus-gugus
fungsional  tertentu  dalam  suatu  material.  Posisi  ikatan  dalam  daerah  gugus fungsional  4000-1500  cm
-1
umumnya  mudah  diinterpretasikan,  sementara  itu menentukan ikatan menjadi  gugus fungsional  yang spesifik  di  daerah  fingerprint
1500-500  cm
-1
mungkin  lebih  sulit  karena  banyak  tipe  gugus-gugus  fungsional yang mengabsorpsi bilangan gelombang wavenumbers yang sama dalam daerah
ini Derrick et al. 1999. Hasil  uji  FTIR  menunjukkan  bahwa  LDPE  Kontrol  memiliki  absorbansi,
yaitu  2943.37  cm
-1
dan  2870.08  cm
-1
grup  alkil,  C-H,  2650.19  cm
-1
asam karboksilat, O-H, 1458.18 cm
-1
asam karboksilat, C-O. Sementara itu, perlakuan dengan  isolat  jamur  RH03  dan  RH06  tidak  menunjukkan  terbentuknya  gugus
fungsional yang baru, tidak terjadi perubahan di daerah analisis gugus fungsional 4000-1500 cm
-1
. Meskipun demikian, hal tersebut tidak berarti bahwa biodegradasi tidak  terjadi  terhadap  lembar  LDPE.  Isolat  jamur  mungkin  sudah  memanfaatkan
fragmen-fragmen dengan berat molekul yang rendah bagi pertumbuhannya, tanpa diikuti terjadinya perubahan gugus fungsi sehingga tidak dapat dideteksi oleh FTIR.
Hal ini didukung oleh data pertambahan diameter koloni jamur Gambar 6 hlm.24, berkurangnya  bobot  dan  menurunnya  daya  tarik  LDPE  Gambar  7  hlm.25  dan
Gambar  8  hlm.27,  serta  hasil  fotomikrograf  SEM  Gambar  9  hlm.28  yang
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan  terjadinya  perubahan  morfologi  permukaan  dan  spora  jamur  yang menempel pada lembaran LDPE.
Selama  proses  degradasi,  LDPE  lebih  dahulu  diubah  menjadi  monomer- monomernya,  kemudian  monomer  ini  dimineralisasi.  LDPE  terlalu  besar  untuk
melalui  memban  seluler,  maka  terlebih  dahulu  harus  didepolimerisasi  menjadi monomer-monomer  yang  lebih  kecil  sebelum  diabsorpsi  dan  dibiodegradasi  di
dalam sel mikroba Swift, 1997.  Gu 2003 juga menyatakan bahwa selama proses degradasi  primer,  enzim  ekstraseluler  yang  dihasilkan  oleh  mikroorganisme
memutus  rantai  panjang  polimer  dan  menghasilkan  rantai-rantai  pendek  atau molekul-molekul yang lebih kecil, contohnya oligomer, dimer, dan monomer yang
ukurannya  cukup  kecil  untuk  melewati  membran  semipermeabel.  Senyawa- senyawa  dengan  berat  molekul  rendah  ini  selanjutnya  akan  dimanfaatkan  oleh
mikroba sebagai sumber karbon dan energi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: a.  Dua isolat jamur yang mampu mendegradasi plastik Low Density Polyethylene
LDPE, yaitu RH03 dan RH06 yang diduga sebagai Aspergillus sp. b.  Isolat  RH03  dan  RH06  mampu  menurunkan  bobot  LDPE  masing-masing
sebesar 5,13 dan 6,63 setelah 45 hari uji biodegradasi. c.  Isolat RH03 dan RH06 mampu menurunkan daya tarik tensile strength LDPE
masing-masing 58 dan 40 setelah 45 hari uji biodegrasi. d.  Fotomikrograf  Scanning  Electron  Microscopy  SEM  lembaran  LDPE
menunjukkan  telah terjadi erosi pada permukaan plastik yang disebabkan oleh isolat jamur RH03 dan RH06.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang enzim yang disekresikan oleh kedua isolat jamur potensial dalam mendegradasi plastik Low Density Polyethylene
LDPE dan metode in vitro alternatif lainnya dalam uji biodegrasi lembaran plastik LDPE oleh jamur.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik