Mikroba Pendegradasi Plastik 200-204.

permukaan, jika permukaan polimer adalah hidrofilik. Karena PP dan PE hanya memiliki grup CH 2 , maka permukaannya adalah hidrofobik. Permulaan degradasi secara fisika dan kimia menyebabkan penyisipan grup hidrofilik pada permukaan polimer yang membuatnya menjadi semakin hidrofilik penyisipan grup hidrofilik juga menurunkan energi permukaan. Suatu kali ketika organisme melekat di permukaan, ia akan mulai bertumbuh dengan menggunakan polimer tersebut sebagai sumber karbon. Pada degradasi primer, rantai utama terputus, menyebabkan pembentukan fragmen dengan berat molekul rendah oligomer, dimer, dan monomer. Degradasi tergantung pada enzim ekstraseluler yang disekresikan oleh mikroorganisme. Senyawa dengan berat molekul rendah ini lebih lanjut akan digunakan oleh mikroba sebagai sumber energi dan karbon.

2.5 Mikroba Pendegradasi Plastik

Keanekaragaman mikroorganisme pendegradasi polimer sangat tergantung pada lingkungan, seperti tanah, laut, kompos, lumpur teraktivasi, dan lain sebagainya. Menginvestigasi distribusi dan penebaran populasi mikroba pendegradsi polimer di berbagai ekosistem adalah hal yang menarik. Secara umum, pelekatan mikroorganisme di permukaan plastik diikuti oleh kolonisasi pada bagian permukaan tersebut adalah mekanisme utama yang melibatkan mikroorganisme dalam mendegradasi plastik. Degradasi enzimatik dengan hidrolisis memiliki dua tahap, yang pertama enzim berikatan dengan substrat polimer yang kemudian akan mengatalisis pembelahan hidrolitik. Polimer akan terdegradasi menjadi oligomer yang memiliki massa molekuler yang rendah, dimer, monomer dan akhirnya termineralisasi menjadi CO 2 dan H 2 O Tokiwa et al. 2009. Proses degradasi politena dimulai dengan pelekatan mikroba di permukaannya. Berbagai bakteri Streptomyces viridosporus T7A, Streptomyces badius 252, dan Streptomyces setonii 75Vi2 dan jamur pendegradasi kayu menghasilkan beberapa enzim ekstraseluler yang menyebabkan terjadinya degradasi politena. Pada jamur pendegradasi kayu, kompleks enzimatik ekstraseluler sistem lignolitik terdiri dari peroksidase, lakase, dan oksidase menyebabkan terjadinya produksi ekstraseluler hidrogen peroksida. Tergantung pada tipe organisme atau strainnya dan kondisi kultur, maka karakteristik dari Universitas Sumatera Utara sistem enzim ini bisa bervariasi. Belum ada laporan mengenai degaradasi polietilena berkaitan dengan hal tersebut, namun kecenderungan yang sama diprediksikan Sangale et al. 2012. Berbagai penelitian tentang biodegradasi polietilena yang telah dilakukan mendapatkan atau melibatkan jamur, bakteri dan aktinomisetes, seperti Aspergillus niger, A. Glaucus, Pseudomonas spp, Streptococcus spp, Staphylococcus spp, Micrococcus spp dan Moraxella spp dalam mendegradasi polietilenalembaran pati Prabhat et al. 2013, Aspergillus nidulans, A. flavus, Pseudomonas sp, Bacillus sp, Staphylococcus sp dan Streptomyces sp untuk mendegradasi polietilena Usha et al. 2011, biodegradasi low density polyethylene LDPE oleh kultur campuran antara Lysinibacillus xylanilyticus dan Aspergillus niger Esmaeili et al. 2013, Bacillus subtilis, Aspergillus niger, Aspergillus nidulance, Aspergillus flavus, Aspergillus glaucus, Penicillum sp, Pseudomonas sp, Staphylococcus aureus., Streptococcus lactis, Proteus vulgaris, Micrococcus dalam mendegradasi politena dan plastik Priyanka dan Archana, 2011, biodegradasi Low Density Polyethylene LDPE oleh Fusarium sp AF4, Aspergillus terreus AF5 dan Penicillium sp AF6 Shah, 2007. Tabel 2. Beberapa Jamur dan Bakteri yang Mampu Mendegradasi Plastik Bhardwaj et al. 1994 Sumber Enzim Mikroorganisme Plastik yang bertidak sebagai substrat Jamur Glukosidase Aspergillus flavus Polycaprolactone PCL Tidak diketahui Penicillium funiculosum Polyhydroxybutyrate PHB Kutinase Aspergillus oryzae Polybutylene Succinate PBS Katalase, Protease Aspergillus niger PCL Tidak diketahui Streptomyces PHB, PCL Urease Thrichoderma sp. Polyurethane Kutinase Fusarium PCL Tidak diketahui Amycolaptosis Polylactic Acid PLA Serin hidrolase Pestalotiopsis microspora Polyurethane Manganese peroksidase Phanerochaete chrysosporium Polyethylene Bakteri Lipase Rhizopus delemar PCL Tidak diketahui Firmicutes PHB, PCL, dan PBS Tidak diketahui Protobacteria PHB, PCL, dan PBS Lipase Penicillium, Rhizopus arrizus Polyethylene Adipate PEA, PBS, PCL Serin hidrolase Pseudomonas stutzeri Polyhydroxyalkanoate PHA Universitas Sumatera Utara Salah satu hal yang menarik dalam biodegradasi sampah plastik adalah degradasi secara enzimatis oleh proses hidrolisis. Yang pertama, enzim akan mengikat substrat polimer dan sesusah itu mengatalisasi pemutusan rantai secara hidrolisis. Degradasi intraseluler merupakan hidrolisis sumber karbon endogen oleh akumulasi mikroba pada polimer plastik, sementara degradasi ekstraseluler merupakan pemanfaatan sumber karbon eksogen yang tidak bergantung pada akumulasi mikroorganisme Tokiwa dan Calabia, 2004. Selama proses degradasi, enzim-enzim ekstraseluler memecah kompleks polimer membentuk rantai-rantai pendek atau molekul-molekul yang lebih kecil, seperti oligomer, dimer, dan monomer, yang ukurannya cukup kecil untuk melewati membran semipermeabel mikroba. Proses ini disebut depolimerisasi. Molekul-mulekul rantai pendek ini selanjutnya akan dimineralisasi menjadi produk akhir, yaitu CO 2 , H 2 O, atau CH 4 , yang selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan energi Gu, 2003. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang