permukaan,  jika  permukaan  polimer  adalah  hidrofilik.  Karena  PP  dan  PE  hanya memiliki grup CH
2
, maka permukaannya adalah hidrofobik. Permulaan degradasi secara fisika dan kimia menyebabkan penyisipan grup hidrofilik pada permukaan
polimer yang membuatnya menjadi semakin hidrofilik penyisipan grup hidrofilik juga  menurunkan  energi  permukaan.  Suatu  kali  ketika  organisme  melekat  di
permukaan,  ia  akan  mulai  bertumbuh  dengan  menggunakan  polimer  tersebut sebagai  sumber  karbon.  Pada  degradasi  primer,  rantai  utama  terputus,
menyebabkan  pembentukan  fragmen  dengan  berat  molekul  rendah  oligomer, dimer,  dan  monomer.  Degradasi  tergantung  pada  enzim  ekstraseluler  yang
disekresikan oleh mikroorganisme. Senyawa dengan berat molekul rendah ini lebih lanjut akan digunakan oleh mikroba sebagai sumber energi dan karbon.
2.5 Mikroba Pendegradasi Plastik
Keanekaragaman  mikroorganisme  pendegradasi  polimer  sangat  tergantung  pada lingkungan,  seperti  tanah,  laut,  kompos,  lumpur teraktivasi,  dan  lain  sebagainya.
Menginvestigasi distribusi dan penebaran  populasi mikroba pendegradsi polimer di  berbagai  ekosistem  adalah  hal  yang  menarik.  Secara  umum,  pelekatan
mikroorganisme  di  permukaan  plastik  diikuti  oleh  kolonisasi  pada  bagian permukaan  tersebut  adalah  mekanisme  utama  yang  melibatkan  mikroorganisme
dalam mendegradasi plastik. Degradasi enzimatik dengan hidrolisis memiliki dua tahap, yang pertama enzim berikatan dengan substrat polimer yang kemudian akan
mengatalisis  pembelahan  hidrolitik.  Polimer  akan  terdegradasi  menjadi  oligomer yang  memiliki  massa  molekuler  yang  rendah,  dimer,  monomer  dan  akhirnya
termineralisasi menjadi CO
2
dan H
2
O Tokiwa et al. 2009. Proses  degradasi  politena  dimulai  dengan  pelekatan  mikroba  di
permukaannya.  Berbagai  bakteri  Streptomyces  viridosporus  T7A,  Streptomyces badius  252,  dan  Streptomyces  setonii  75Vi2  dan  jamur  pendegradasi  kayu
menghasilkan  beberapa  enzim  ekstraseluler  yang  menyebabkan  terjadinya degradasi  politena.  Pada  jamur  pendegradasi  kayu,  kompleks  enzimatik
ekstraseluler  sistem  lignolitik  terdiri  dari  peroksidase,  lakase,  dan  oksidase menyebabkan  terjadinya  produksi  ekstraseluler  hidrogen  peroksida.  Tergantung
pada  tipe  organisme  atau  strainnya  dan  kondisi  kultur,  maka  karakteristik  dari
Universitas Sumatera Utara
sistem  enzim  ini  bisa  bervariasi.  Belum  ada  laporan  mengenai  degaradasi polietilena  berkaitan  dengan  hal  tersebut,  namun  kecenderungan  yang  sama
diprediksikan Sangale et al. 2012. Berbagai  penelitian  tentang  biodegradasi  polietilena  yang  telah  dilakukan
mendapatkan atau melibatkan jamur, bakteri dan aktinomisetes, seperti Aspergillus niger,  A.  Glaucus,  Pseudomonas  spp,  Streptococcus  spp,  Staphylococcus  spp,
Micrococcus spp dan Moraxella spp dalam mendegradasi polietilenalembaran pati Prabhat et al. 2013, Aspergillus nidulans, A. flavus, Pseudomonas sp, Bacillus sp,
Staphylococcus sp dan Streptomyces sp untuk mendegradasi polietilena Usha et al. 2011, biodegradasi low density polyethylene LDPE oleh kultur campuran antara
Lysinibacillus xylanilyticus dan Aspergillus niger Esmaeili et al. 2013, Bacillus subtilis,  Aspergillus  niger,  Aspergillus  nidulance,  Aspergillus  flavus,  Aspergillus
glaucus,  Penicillum  sp,  Pseudomonas  sp,  Staphylococcus  aureus.,  Streptococcus lactis,  Proteus  vulgaris,  Micrococcus  dalam  mendegradasi  politena  dan  plastik
Priyanka  dan  Archana,  2011,  biodegradasi  Low  Density  Polyethylene  LDPE oleh  Fusarium  sp  AF4,  Aspergillus  terreus  AF5  dan  Penicillium  sp  AF6  Shah,
2007. Tabel 2.   Beberapa Jamur dan Bakteri  yang  Mampu  Mendegradasi Plastik
Bhardwaj et al. 1994
Sumber Enzim
Mikroorganisme Plastik yang bertidak
sebagai substrat Jamur
Glukosidase Aspergillus flavus
Polycaprolactone PCL Tidak diketahui
Penicillium funiculosum Polyhydroxybutyrate PHB
Kutinase Aspergillus oryzae
Polybutylene Succinate PBS Katalase, Protease
Aspergillus niger PCL
Tidak diketahui Streptomyces
PHB, PCL Urease
Thrichoderma sp. Polyurethane
Kutinase Fusarium
PCL Tidak diketahui
Amycolaptosis Polylactic Acid PLA
Serin hidrolase Pestalotiopsis microspora  Polyurethane
Manganese peroksidase
Phanerochaete chrysosporium
Polyethylene Bakteri
Lipase Rhizopus delemar
PCL Tidak diketahui
Firmicutes PHB, PCL, dan PBS
Tidak diketahui Protobacteria
PHB, PCL, dan PBS Lipase
Penicillium, Rhizopus arrizus
Polyethylene  Adipate  PEA, PBS, PCL
Serin hidrolase Pseudomonas stutzeri
Polyhydroxyalkanoate PHA
Universitas Sumatera Utara
Salah  satu  hal  yang  menarik  dalam  biodegradasi  sampah  plastik  adalah degradasi  secara  enzimatis  oleh  proses  hidrolisis.  Yang  pertama,  enzim  akan
mengikat substrat  polimer dan sesusah itu mengatalisasi  pemutusan rantai  secara hidrolisis. Degradasi intraseluler merupakan hidrolisis sumber karbon endogen oleh
akumulasi  mikroba  pada  polimer  plastik,  sementara  degradasi  ekstraseluler merupakan  pemanfaatan  sumber  karbon  eksogen  yang  tidak  bergantung  pada
akumulasi mikroorganisme Tokiwa dan Calabia, 2004. Selama proses degradasi, enzim-enzim  ekstraseluler  memecah  kompleks  polimer  membentuk  rantai-rantai
pendek  atau  molekul-molekul  yang  lebih  kecil,  seperti  oligomer,  dimer,  dan monomer,  yang ukurannya cukup kecil untuk melewati membran semipermeabel
mikroba.  Proses  ini  disebut  depolimerisasi.  Molekul-mulekul  rantai  pendek  ini selanjutnya akan dimineralisasi menjadi produk akhir, yaitu CO
2
, H
2
O, atau CH
4
, yang selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai sumber karbon dan energi Gu, 2003.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang