Konsep dan Defenisi Retribusi 1. Konsep Retribusi

16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RETRIBUSI

A. Konsep dan Defenisi Retribusi 1. Konsep Retribusi

Kebijakan daerah dalam memungut retribusi harus melihat kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. Dalam jangka panjang, sebaiknya bisa menunjukan dan adanya kewenangan penuh oleh pemerintah daerah sehingga dapat memberikan insentif pajak dan retribusi daerah, mengupayakan menjadi daerah yang diminati oleh pelaku bisnis untuk menanamkan investasinya. Kebijakan Desentralisasi yang efektif dilaksanakan sejak tahun 2001 pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan bagi Pemerintahan Daerah untuk memberikan alternatif pemecahan secara inovatif dalam menghadapi tantangan yang dihadapi. Pemerintah Daerah dituntut untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kualitas penyelenggaraan pelayanan publik serta meningkatkan kemandirian dalam melaksanakan pembangunan. Desentralisasi dapat diartikan penyerahan atau pengakuan hak atas kewenangan untuk mengurus rumah tangga daerah sendiri, dalam hal ini daerah diberi kesempatan untuk melakukan suatu kebijakan sendiri. Pengakuan tersebut merupakan suatu bentuk partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan yang merupakan ciri dari negara demokrasi. Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan pada level bawah pada suatu organisasi . Ten Berge Universitas Sumatera Utara mengartikan desentralisasi sebagai suatu penyerahan atau pengakuan hak mengenai keadaan yang telah dinyatakan atas kewenangan untuk pengaturan dan pemerintahan dan badan–badan hukum publik yang rendahan atau organ–organ dalam hal mana ini diberi kesempatan untuk melakukan suatu kebijaksanaan sendiri. Istilah otonomi lebih cenderung pada Political Aspect aspek politik–kekuasaan negara, sedangkan desentralisasi lebih cenderung pada administrative aspect aspek administrasi negara. Namun jika dilihat dari konteks pembagian kewenangan dalam prakteknya, kedua istilah tersebut mempunyai keterkaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Artinya jika berbicara mengenai otonomi daerah tentu akan menyangkut pertanyaan seberapa wewenang yang akan diberikan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan, demikian sebaliknya. Pembagian kewenangan secara vertikal yang melahirkan daerah otonom tersebut tentunya tidak lepas sebagai sarana untuk mempermudah atau mempercepat terwujudnya kesejahteraan. Menurut beberapa pendapat, pembentukan daerah otonom bertujuan :

2. Mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalah–

masalah kecil pada tingkat lokal serta memberikan peluang untuk koordinasi pada tingkat lokal;

3. Meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam kegiatan

usaha pembangunan sosial ekonomi. Demikian pula pada tingkat lokal, dapat merasakan keuntungan dari kontribusi kegiatan mereka itu; Universitas Sumatera Utara

4. Penyusunan Program – program untuk perbaikan sosial ekonomi pada

tingkat lokal sehingga lebih realistis;

5. Melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri Self Goverment;

6. Pembinaan Kesatuan Nasional.

Ada juga yang berpendapat bahwa pembentukan daerah otonom juga didasarkan adanya kemungkinan : 1. Pemanfaatan sebesar – besarnya potensi daerah sendiri; 2. Untuk memusatkan masyarakat didaerah–daerah karena aspirasi dan kehendaknya terpenuhi; 3. Masyarakat setempat lebih banyak ikut serta didalam memikirkan masalah – masalah pemerintahan, jadi lebih cocok dengan susunan pemerintahan yang demokratis; 4. Pembangunan didaerah–daerah akan lebih pesat, karena tiap tiap daerah akan berusaha untuk menciptakan kebanggaannya sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut nampak bahwa otonomi daerah sangat berkaitan dengan demokrasi, kesejahteraan rakyat, efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penyelenggaraan urusan rumah tangganya, daerah tentu membutuhkan dana. Dana ini diperoleh daerah dari Pemerintah Pusat dan dari pendapatan daerah sendiri. Salah satu sumber pendapatan daerah yang berasal dari daerah adalah retribusi daerah. Retribusi Daerah diatur dalam Undang- Undang Nomor 18 tahun 1997 yang mana telah diubah menjadi Undang- Universitas Sumatera Utara Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah jo Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Pengertian retribusi secara umum adalah pembayaran-pembayaran pada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara. Rochmat Sumitra mengatakan bahwa retribusi adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi daerah sebagai pembayaran atas pemakain jasa atau kerena mendapat pekerjaan usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung. 6 Menurut Marihot Pahala Siahaan bahwa “Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.” Oleh karena itu setiap pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang diberikan kepada masyarakat, sehingga keluasaan retribusi daerah terletak pada yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi retribusi sangat berhubungan erat dengan jasa layanan yang diberikan pemerintah kepada yang membutuhkan. 7 6 Rochmat Soemitro, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, Bandung: Eresco, 1974, hal. 5 7 Marihot Pahala Siahaan, Pajak daerah dan Retribusi Daerah Jakarta : Rajawali Pers, 2008, hal. 616 Universitas Sumatera Utara Sedangkan Mahmudi mengatakan bahwa “Retribusi daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada wajib retribusi atas pemanfaatan suatu jasa yang tertentu yang disediakan pemerintah”. 8 Munawir menyatakan bahwa retribusi adalah adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk, paksaan ini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik dari pemerintah ia tidak akan dikenakan iuran tersebut. 9 Dari pendapat para ahli diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa retribusi daerah merupakan pungutan atas pemakaian atau manfaat yang diperoleh secara langsung oleh seseorang atau badan karena jasa yang nyata Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyebutkan “Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan ”. Retribusi Daerah menurut PP No. 66 Tahun 2001 adalah “Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberizn izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.” 8 Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, Jakarta :Penerbit Erlangga, 2010, hal. 25 9 Munawir, Pokok-Pokok Perpajakan, Jogjakarta: Liberty, 1995, hlm. 151 Universitas Sumatera Utara pemerintah daerah. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, atau usaha milik daerah yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah. Khusus pajak dan retribusi dasar hukum pemungutannya berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sedangkan aturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tantang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tentang Retribusi Daerah. Seperti halnya pajak daerah, retribusi dilaksanakan berdasarkan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah, selanjutnya untuk pelaksanaanya di masing-masing daerah, pungutan retribusi daerah dijabarkan dalam bentuk peraturan daerah yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan terminal. Universitas Sumatera Utara Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 130 objek retribusi terminal adalah pelayanan terminal yang disediakan pemerintah daerah kepada setiap pengguna jasa layanan terminal, berupa : 1. Pelayanan Parkir Kendaraan Umum 2. Tempat Kegiatan Usaha 3. Fasilitas Lainnya di Lingkungan yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah 4. Subjek retribusi terminal adalah orang pribadi atau badan yang menggunakanmenikmati pelayanan terminal dari Pemerintah Daerah dalam hal ini adalah seluruh sopir yang memakai jasa usaha terminal meliputi sopir angkut kota dan sopir bis. Retribusi terminal merupakan jenis retribusi jasa usaha. Retribusi terminal dapat dikenakan oleh pengguna jasa layanan terminal yang ada di KabupatenDesa. Adapun tingkat tarif yang dikenakan retribusi yaitu semua jenis angkutan dikenakan tarif Rp.2000mobil. Beberapa pengertian istilah yang terkait dengan Retribusi Daerah menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 antara lain: 1 Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 2 Jasa, adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Universitas Sumatera Utara 3 Jasa Umum, adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 4 Jasa usaha, adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. 5 Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan dan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, saran, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Demikian pula, dari pendapat-pendapat diatas dapat diikhtisarkan ciri- ciri pokok Retribusi Daerah sebagai berikut: 1. Retribusi dipungut oleh daerah, 2. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan Daerah yang langsung dapat ditunjuk, 3. Retribusi dapat dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan jasa yang disediakan daerah. Retribusi ditetapkan dengan peraturan daerah, tidak dapat berlaku surut, dan peraturan daerah tersebut sekurang-kurangnya mengenai : 1. Nama, objek, dan subjek retribusi; 2. Golongan retribusi, jasa umum, jasa usaha, dan petizinan tertentu; Universitas Sumatera Utara 3. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa yang bersangkutan; 4. Prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besaran tarif; 5. Struktur dan besarnya tarif retribusi; 6. Wilayah pemungtan; 7. Tata cara pemungutan; 8. Sanksi administrasi; 9. Tata cara penagihan; 10. Tanggal mulai berlakunya. Selain itu, peraturan daerah tentang retribusi dapat mengatur ketentuan mengenai: 1 Masa retribusi; 2 Pemberian keringanan, pengurangan, dan pembebasan dalam hal tertentu; 3 Tata cara penghapusan piutang retribusi yang kadaluwarsa, yaitu melampaui jangka waktu 5 tahun sejak saat terutangnya. Tata cara dan pemungutan dan pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan, artinya bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan tidak diserahkan kepada pihak ketiga. Retribusi dipungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi daerah atau dokumen lain yang dipersamakan, berupa karcis, kupon atau kartu langganan. Dalam hal wajib pajak tidak membayar pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi 2 setiap bulan dari retribusi terutang yang Universitas Sumatera Utara tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan surat tagihan retribusi daerah. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan pemerintah 30 daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah pemda.

2. Defenisi Retribusi

Pengertian retribusi secara umum adalah iuran dari masyarakat tertentu orang-orang tertentu berdasarkan Peraturan Pemerintah PP, yang prestasinya kembali ditunjuk secara langsung tetapi pelaksanaannya dapat dipaksanakan meskipun tidak mutlak. 10 Sementara Mardiasmo mengemukakan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi orang atau badan. 11 10 Syamsi, Ibnu, 1988, Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara, Bina Aksara, Jakarta. Hal :87 11 Mardiasmo, 2000, Perpajakan, Cetakan ke-1, ANDI, Yogyakarta. Hal :31 Sejalan dengan itu, menurut Panitia Nasrun pengertian retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha. Beberapa dasar hukum yang digunakan sebagai dasar pemungutan retribusi adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat 2 Dalam Pasal tersebut disebutkan bahwa segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-Undang. Yang dimaksud segala pajak merupakan segala jenis pungutan pajak termasuk retribusi. 2 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 3 Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 4 Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 5 Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. 6 Keputusan Mendagri Nomor 970.05.442 tanggal 16 Desember 1980 tentang Administrasi Pendapatan Daerah. Pemerintah Daerah dalam pemungutan retribusi daerah menurut Soedarga didasarkan pada asas-asas pemungutan retribusi daerah sebagai berikut : 1 Mengadakan, merubah, meniadakan retribusi daerah harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 2 Pembayaran pungutan retribusi daerah tidak dimaksudkan sebagai pembayaran atas penyelenggaraan usaha perusahaan. 3 Tarif suatu retribusi daerah tidak boleh ditetapkan setinggi-tingginya tetapi keuntungan yang diharapkan hanya sekedar untuk memelihara agar dapat memberikan jasa secara langsung kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara 4 Jumlah tarif suatu retribusi daerah harus ditetapkan dalam Peraturan Daerah atau setidak-tidaknya dapat dihitung menurut ketentuan yang berlaku. 5 Retribusi Daerah tidak boleh merupakan rintangan bagi keluar masuknya atau pengangkutan barang-barang ke dalam dan ke luar daerah. 6 Pemungutan Retribusi Daerah tidak boleh digadaikan kepada pihak ketiga. 7 Peraturan Retribusi Daerah tidak boleh diadakan perbadaan atau pemberian keistimewaan yang menguntungkan perseorangan, golongan atau keagamaan. Retribusi Terminal adalah pembayaran atas penyediaan parkir untuk kendaraan penumpang umum, tempat kegiatan usaha, Fasilitas lainnya dilingkungan terminal dimiliki dan atau dikelola Pemerintah Daerah. Retribusi daerah sebagaimana diharapkan menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memanfaatkan kesejateraan masyarakat daerah KabupatenKota diberi peluang untuk menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenusi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat. 12 12 Ibid, hlm 266 Universitas Sumatera Utara 1 Subjek Retribusi dan Wajib Retribusi Daerah Berdasarkan pasal 18 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 terdiri dari : a Subjek Retribusi Umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan. Subjek retribusi jasa umum ini dapat merupakan wajib pajak retribusi jasa umum. b Subjek retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Subjek ini dapat merupakan wajib retribusi jasa usaha. c Subjek retribusi perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah, subjek ini dapat merupakan wajib retribusi jasa perizinan tertentu. 2 Objek Retibusi Daerah Menurut Pasal 18 Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang di serahkan oleh pemerintah daerah. Tidak semua yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu ysng menurut perkembangan sosial ekonomi layak di jadikan objek retribusi jasa tertentu tersebut dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu. Universitas Sumatera Utara Obyek Retribusi Daerah terbagi atas : a Obyek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Pelayanan yang termasuk jasa umum antara lain pelayanan kesehatan, pelayanan sampah, pelayanan parkir, di tepi jalan umum dan pelayanan pasar. b Obyek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat disediakan oleh sektor swasta. Jasa ini antara lain retribusi terminal, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pasar grosir danatau pertokoan, retribusi tempat parkir. c Obyek Retribusi Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Perizinan tertentu antara lain retribusi izin mendirikan bangunan, izin tempat penjualan minuman beralkohol, izin gangguan, izin trayek. Universitas Sumatera Utara 3 Jenis-jenis Retribusi Retribusi daerah menurut UU No. 34 tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga yaitu : 1 Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum terdiri dari : a Retribusi pelayanan kesehatan b Retribusi pelayanan persampahankebersihan c Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil d Retibusi pelayanan pemakaman dan penguburan mayat e Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum f Retribusi pelayanan pasar g Retribusi pengujian kendaraan bermotor h Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran i Retribusi penggantian cetak pata j Retribusi penguji kapal perikanan 2 Retribusi Jasa Usaha Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.. Objek retribusi usaha Universitas Sumatera Utara adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah menganut prinsip komersial meliputi : - Pelayanan dengan menggunakanmemanfaatkan kekayaan daerah yang belum di manfaatkan secara optimal. - Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum memadai disediakan oleh pihak swasta. Jenis-jenis retribusi jasa usaha adalah : a Retribusi pemakaian kekayaan daerah b Retribusi pasar grosir danatau pertokoan c Retribusi tempat pelanggan d Retribusi terminal e Retribusi tempat khusus parkir f Retribusi tempat penginapanpesanggrahanvilla g Retribusi penyedotan kakus h Retribusi rumah potong hewan i Retribusi pelabuhan kapal j Retribusi tempat rekreasi dan olah raga k Retribusi penyeberangan di atas air l Retribusi pengilahan limbah cair m Retribusi penjualan produksi usaha daerah 3 Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi Universitas Sumatera Utara atau badan yang dimaksud untuk pembinaan pengaturan pengadilan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Objeknya adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin orang pribadi atau badan yang dimaksd untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau fasilitas tertentu guna untuk melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Retribusi perizinan tertentu untuk daerah provinsi dan daerah kabupatenkota ditetapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah. Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah a. Retribusi izin mendirikan bangunan b. Retribusi izin tempat penjualan minimum beralokasi c. Retribusi izin gangguan d. Retribusi izin trayek Selain jenis retribusi yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 sebagaimana disebutkan diatas, dengan peraturan daerah dapat ditetapkan jenis retribusi lainnnya misalnya adalah penerimaan negara bukan pajak yang telah diserahkan kepada daerah. Universitas Sumatera Utara 3 Besarnya Retribusi yang tertuang dan tarif Retribusi Daerah Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001, besarnya retribusi yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara pengalihan tarif retribusi dengan tingkat pengunaan jasa. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa umum didasarkan pada kebijaksanaan daerah dengan mempertahankan biaya penyedianaan jasa yang bersangkutan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. Dengan demikian daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan prinsip dan sasaran yang akan dicapai. Dalam menetapkan retribusi jasa umum, seperti untuk bagian atau sama dengan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan dan membantu golongan masyarakat kurang mampu sesuai dengan jenis pelayanan yang dibedakan menurut jenis pelayanan dalam jasa yang bersangkutan dan golongan penggunaan jasa sebagai contoh: a. Tarif retribusi persampahan untuk golongan masyarakat yang mampu dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menutup biaya pengumpulan, transportasi dan pembuangan sampah, sedangkan untuk golongan yang kurang mampu ditetapka retribusi yang paling rendah. b. Tarif inap kelas tinggi bagi retribusi pelayanan rumah sakit umum daerah dapat ditetapkan lebih besar daripada biaya pelayanannya, sehingga memungkinkan adanya subsidi bagi tarif rawat inap yang paling rendah. Universitas Sumatera Utara c. Tarif retribusi parkir ditepi jalan yang rawan kemacetan dapat ditetapkan lebih tinggi daripada ditepi jalan umum yang kurang rawan kemacetan dengan sasaran mengendalikan tingkat penggunaan jasa parkir sehingga tidak menghalangi kelancaran lalu lintas. Prinsip dan sasaran dalam menetapkan besarnya tarif retribusi jasa usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta jenis yang beroperasional secara efisien dan berorientasi pada harga pasar. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi perizinan tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Biaya penyelenggaraan izin ini meliputi penerbitan izin di lapangan, penegakkan hukum, penata usahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut. Tarif retribusi di atas ditinjau paling lama 5 tahun sekali.

B. Retribusi Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah. 1. Pemerintah Daerah