Pembahasan Alasan Pemohonan dalam Mengajukan Kasasi terhadap Putusan

commit to user 47 - Majelis Hakim memberikan putusan dalam perkara apa yang tidak dimintakan, yaitu Majelis Hakim menyatakan Penyitaan tidaklah termasuk wewenang Pra Peradilan padahal Termohon tidak pernah menolak atau meminta hal tersebut dalam jawabannya; - Majelis hakim dalam memberikan pertimbangan terkesan ragu- ragu dan tidak konsekuen dalam putusannya, karena disatu pihak mengakui bahwa permohonan Pemohon termasuk dalam ruang lingkup yang diatur KUHAP sebgaimana Majelis menyebutkan pasal 82 KUHAP, akan tetapi dilain pihak menyangkalnya; - Majelis hakim dalam memutuskan perkara Aquo dengan tidak memeprtimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon baik, bukti-bukti surat maupun bukti saksi-saksi adalah putusan dengan pertimbangan hukum yang keliru, karena bukti-bukti dan saksi- saksi adalah fakta-fakta hukum yang harus digunakan Hakim sebagai pertimbangan hukum dalam memberikan keputusan.

8. Pembahasan

Praperadilan menjadi hal baru di Indoensia yang sekarang ini banyak dipilih oleh seseorang yang menghendaki tegaknya hukum serta adanya perlindungan hak asasinya. Praperadilan ini diupayakan karena adanya upaya paksa yang dikenakan oleh penegak hukum yang bagi tersangka itu merupakan pengurangan dan pembatasan kemerdekaan dan hak asasi tersangka. Tindakan upaya paksa yang dilakukan oleh penegak hukum ini merupakan pemerkosaan terhadap hak asasi tersangka yang berarti tindakan itu bertentangan dengan hukum. Ditinjau dari standar universal maupun dalam KUHAP, tindakan upaya paksa merupakan perampasan Hak Asasi Manusia HAM yang dilakukan oleh penegak hukum dalam melaksanakan fungsi peradilan. Fungsi peradilan dalam sistem peradilan pidana yang diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Penangkapan arrest 2. Penahanan detention commit to user 48 3. Penggeledahan searching 4. Penyitaan, perampasan, pembeslahan Seizure Penyitaan menjadi salah satu sistem peradilan pidana oleh karena itu penyitaan yang dilakukan oleh penegak hukum yang menjadi upaya paksa yang dilakukan oleh penegak hukum dapat diajukan kepada praperadilan. Pada kasus ini praperadilan diajukan oleh saudara Ashari bertempat tinggal di jalan Pelabuhan Kali Baru Barat No. 9 Jakarta Utara sesuai dengan kasusnya yang mempraperadilankan keabsahan penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas pertanian dan Kehutanan DKI ini sebenarnya didasarkan pada alasan seperti yang telah diuraikan sebelumnya singkatnya adalah : 1. Penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas pertanian dan Kehutanan DKI tidak berdasar karena dokumen kepemilikan kayu tersebut sah, dimana dokumen sesuai dengan surat keterangan sahnya hasil hutan SKSHH yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, Dirjen Bina Produksi Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah KabupoatenKota Sukamara, tertanggal 7 Mei 2005. 2. Adanya pengurangan jumlah volume kayu dari pengukuran yang pertama dengan pengukuran ulang. 3. Selain itu secara fakta penyitaan yang dilakukan tidak berdasar karena faktanya pemohon tidak melanggar hukum baik itu mengenai kelengkapan dokumen maupun kelebihan muatan. 4. PPNS Dinas pertanian dan Kehutanan DKI melakukan penahanan dan penyitaan tanpa prosedur hukum yang berlaku. 5. Selain itu adanya surat pemberitahuan dengan waktu yang sangat sempit untuk melakukan penyitaan dan pemindahan kayu olahan ketempat penampungan barang bukti lain. Namun dalam praperadilan ini Pengadilan Negeri Jakarta Utara No.02Pra.PerPen.Pid2005PN.JKT.Ut tanggal 25 Juli 2005 tidak menerima permohonan praperadilan terhadap penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas pertanian dan Kehutanan DKI. Dari putusan itu commit to user 49 Pengadilan Negeri Jakarta Utaralebih mendasarkan pada KUHAP pasal 77 ayat 1 huruf a yang menyatakan “Pengadilan Negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang a Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan. Dari dasar tersebut maka Pengadilan Negeri Jakarta Utara menyatakan bahwa praperadilan yang dilakukan atas penyitaan dan pemindahan yang dilakukan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta memang tidak dapat diterima praperadilan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Padahal kalau dicermati lebih jauh bahwa dalam kasus ini jelas sekali adanya upaya paksa yang dilakukan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta terhadap Ashari karena pada dasarnya Ashari memiliki dokumen dan juga tidak mengangkut kayu yang melebihi muatan seperti yang didakwakan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta. Kondisi itu jelas telah melanggar hak asasi karena telah memaksa dilakukan penyitaan padahal Ashari memiliki dokumen yang resmi dan ketika mencari upaya praperadilanpun Pengadilan Negeri Jakarta Utara hanya mendasarkan pada ketentuan hukum yang sangat dasar sehingga membuat permohonan praperadilan Ashari tidak diterima. Padahal upaya paksa yang dilakukan dalam penyitaan pada kayu olahan milik Ashari ini dapat diajukan kepada praaperadilan apalagi jika memperhatikan Pasal 82 ayat 3 huruf d KUHAP memasukkan upaya paksa penyitaan ke dalam yurisdiksi substantive praperadilan. Oleh karena itu dalam kasus Ashari ini harus diberi hak untuk mengajukan ketidakabsahan penyitaan kepada praperadilan. Namun kenyataan Pengadilan Negeri Jakarta Utara tidak mempertimbangkan hal tersebut yang berarti telah menutup dan meniadakan hak orang yang dirugikan dalam penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta dan dengan keputusan itu Ashari tetap berupaya untuk melakukan kasasi permohonan praperadilannya dan yang lebih parah lagi disini tidak memungkinkan karena permohonan kasasi commit to user 50 praperadilan tidak ada sehingga Mahkamah Agung dengan mudah membuat keputusan dan itu berarti upaya paksa serta perlindungan hak asasi tidak bisa di dapatkan oleh Ashari. B. Pertimbangan Hakim dalam Memeriksa dan Memutus Permohonan Kasasi terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam Perkara Pra Peradilan tentang Keabsahan Penyitaan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan

1. Pertimbangan Hakim terhadap Pengajuan Kasasi

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Eksekusi Putusan Pengadilan dalam Perkara Perdata Terhadap Aset BUMN

24 173 119

ANALISIS PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS PENGADILAN NEGERI GIANYAR DALAM PERKARA SUMPAH PALSU DAN PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN

0 4 12

Tinjauan tentang pengajuan kasasi terhadap putusan praperadilan tentang penghentian penyidikan yang tidak sah (studi kasus di Mahkamah Agung)

0 7 66

ANALISIS PENGAJUAN KASASI TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) AD HOC DALAM PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT OLEH ANGGOTA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

0 8 102

KAJIAN ATAS NALAR HUKUM PENUNTUT UMUM SEBAGAI DASAR PENGAJUAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS YANG DIJATUHKAN OLEH PENGADILAN NEGERI SANGGAU DALAM PERKARA PERDAGANGAN ORANG

0 12 103

TINJAUAN PENGAJUAN KASASI OLEH TERDAKWA DENGAN ALASAN PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA HANYA DIDASARKAN PADA PEMBACAAN BAP KEPOLISIAN DALAM PERKARA NARKOTIKA

6 96 65

TINJAUAN YURIDIS PENGAJUAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA SUMPAH PALSU

0 3 73

TINJAUAN TENTANG PENGAJUAN KASASI OLEH PENUNTUT UMUM ATAS DASAR PUTUSAN PENGADILAN NEGERI YANG TERLALU RINGAN (STUDI PERKARA PERLINDUNGAN ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 828 K/PID.SUS/2012).

0 1 1

Praperadilan atas Penyitaan oleh Penyidik (Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tentang Perluasan Objek Praperadilan) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 86

PERAN LEMBAGA PRAPERADILAN DALAM MENGUJI KEABSAHAN TINDAKAN PENYIDIK KEJAKSAAN PADA PENANGANAN TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Terhadap Putusan No. 02Pid.Prap2015PN.Slw)

0 0 12