commit to user 39
yang  dilakukan  oleh  Petugas  Pemeriksa  Pengawas  Penguji  Kayu  dari Dinas  Pertanian  dan  Kehutanan  Pemerintah  Daerah  Khusus  Ibukota
Jakarta  sesuai  Berita  Acara  Pengukuran  tertanggal  7  Juni  2005  tersebut, jumlah  volume  eks.KLM.Citra  Indah  dan  eks.  KLM.Indra  A  tersebut
ternyata berkurang dari jumlah volume sebelumnya dilakukan pengukuran ulang.
2. Identitas Pemohonan Pra Peradilan
Ashari, bertempat tinggal di jalan Pelabuhan Kali Baru Barat No. 9 Jakarta Utara, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Elihar Simaremare, SH dan
kawan-kawan,  advokat,  berkantor  di  Jalan  Hayam  Wuruk  No.  4  BD Jakarta.
3. Identitas Termohon
Pemerintah  Daerah  Khusus  Ibu  kota  Jakarta  Cq.  Dinas  Pertanian  dan Kehutanan  Provinsi  DKI  Cq.  Sub  Dinas  Pengawasan  dan  Pengadilan
Dinas  Pertanian  dan  Kehutanan  Provinsi  DKI  Jakarta,  berkedudukan  di Jalan Gunung Sahari Raya 11 lantai 5,6 dan 7 Jakarta.
4. Alasan Permohonan Pra Peradilan
Alasan  pemohon  mengajukan  permohonan  pra  peradilan  di  muka persidangan  Pengadilan  Negeri  Jakarta  Utara  pada  pokoknya  atas  dalil-
dalil: Bahwa Pemohon adalah pemilik sah kayu olahan yang terdiri dari :
a. Kayu olahan dengan volume sejumlah 500,3596 M3 lima ratus  koma
tiga  ribu  lima  ratus  sembilan  puluh  enam  meter  kubik  yang  diangkut oleh  Kapal  Layar  Motor  KLM  Citra  Indah  yang  bersandar  di
Pelabuhan  Sunda  Kelapa,  Jakarta  Utara  yang  terdiri  dari  kel  jenis Meranti  sejumlah  6.060  enam  ribu  enam  puluh  keping  dengan
volumeberat  75,3249  M3  tujuh  puluh  lima  koma  tiga  ribu  dua  ratus empat  puluh  sembilan  meter  kubik  dan  Kel.  Jenis  Rimba  Campuran
sejumlah  30.686  tiga  puluh  ribu  enam  ratus  delapan  puluh  enam keping dengan volumeberat 425,0347 M3 empat ratus dua lima koma
tiga  ratus  empat  pouluh  tujuh  meter  kubik,  sesuai  dengan  Dokumen
commit to user 40
Surat  Keterangan  Sahnya  Hasil  Hutan  SKSHH  dengan  nomor  Seri D.E.0771907 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Direktorat
Jenderal  Bina  Produksi  Kehutanan  Provinsi  Kalimantan  Tengah KabupatenKota  Sukamara, tertanggal 7  Mei 2005 sampai  dengan 16
Mei 2005…….bukti P-1; b.
Kayu  olehan  dengan  volume  sejumlah  300.0298  M3  tiga  ratus  koma dua  ratus  sembilan  puluh  delapan  meter  kubik  yang  diangkut  oleh
kapal Layar Motor KLM Indra A yang bersandar di pelabuhan Sunda Kelapa,  Jakarta  Utara  yang  terdiri  dari  Kel.  Jenis  Meranti  sejumlah
3.551 tiga ribu lima puluh satu keping dengan volumeberat 40,0126 M3 empat puluh koma seratus dua puluh enam meter kubik dan kel.
Jenis  Rimba  Campuran  sejumlaah  19.787  sembilan  belas  ribu  tujuh ratus delapan puluh tujuh keping dengan volume berat 260,0172 m3
dua ratus enam puluh koma seratus tujuh puluh dua puluh enam koma seratus  tujuh  puluh  dua  meter  kubik,  sesuai  dengan  dokumen  surat
keterangan  sahnya  hasil  hutan  SKSHH  dengan  nomor  Seri D.E.0771908 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Direktorat
Jenderal  Bina  Produksi  Kehutanan  Provinsi  Kalimantan  Tengah KabupatenKota  Sukamara,  tertanggal  7  Mei  2005  sampai  dengan  16
Mei 2005……bukti P-2; Bahwa  kedua  Kapal  Layar  Motor  KLM  yang  mengangkut  kayu
olahan  milik  pemohon  tersebut  adalah  sah  berdasarkan  Dokumen  sesuai dengan  surat  keterangan  sahnya  hasil  hutan  SKSHH  yang  dikeluarkan
oleh  Departemen  Kehutanan,  Dirjen  Bina  Produksi  Kehutanan  Provinsi Kalimantan Tengah KabupoatenKota Sukamara, tertanggal 7 Mei 2005.
Bahwa  kedua  kapal  layer  motor  KLM  yang  mengangkut  kayu olahan  milik  pemohon  sebagaimana  yang  diuraikan  pada  butir  1  dan  2
tersebut  diatas  berangkat  dari  Kalimantan  Tengah  tujuan  Jakarta  dan  tiba serta bersandar di Pelabuhan Sunda kelapa pada tanggal 10 Mei 2005.
Bahwa  petugas  pengawas  Penguji  kayu  dari  Dinas  Pertanian  dan Kehutanan  Pemerintah  Provinsi  Daerah  Khusus  Ibukota  Jakarta  yang
commit to user 41
ditunjuk oleh  kepala Dinas Pertanian dan  Kehutanan Pemerintah  Provinsi Daerah  Khusus  Ibukota  Jakarta  berdasarkan  Surat  Tugas  No.832-082.74
tertanggal 27 Mei 2005 telah melakukan pengukuran ulang 100 terhadap kayu  gergajian  eks.  KLM  Citra  Indah  dan  eks.  KLM.  Indra  A  sesuai
dengan Berita Acara Pengukuran Kayu Gergajian eks.KM.Citra Indah dan Berita  Acara  Pengukuran  Kayu  Gergjian  eks.  KLM.  Indra  A  tertanggal  7
Juni 2005….bukti P-3 dan bukti P-4; Bahwa hasil pengukuran ulang terhadap kayu olahan milik pemohon
yang  dilakukan  oleh  Petugas  Pemeriksa  Pengawas  Penguji  Kayu  dari Dinas  Pertanian  dan  Kehutanan  Pemerintah  Daerah  Khusus  Ibukota
Jakarta  sesuai  Berita  Acara  Pengukuran  tertanggal  7  Juni  2005  tersebut, jumlah  volume  eks.KLM.Citra  Indah  dan  eks.  KLM.Indra  A  tersebut
ternyata berkurang dari jumlah volume sebelumnya dilakukan pengukuran ulang.
Bahwa  berdasarkan  fakta  hukum  sebagaimana  yang  diuraikan Pemohon  tersebut  diatas,  terbukti  jelas  dan  nyata  Pemohon  tidak
melakukan  pelanggaran  hukum,  baik  itu  mengenai  ketidaklengkapan dokumen  maupun  kelebihan  muatan  sebagaimana  dugaan  termohon
kepada pemohon; Bahwa  Termohon  telah  melakukan  penahanan  dan  penyitaan
terhadap kayu olahan milik Pemohon tanpa melalui prosedur hukum yang berlaku dan telah memindahkan kayu olahan milik Pemohon tersebut dari
Pelabuhan  Sunda  Kelapa  ke  tempat  Penimbunan  kayu  yang  berlokasi  di ujung Menteng. Jalan Raya Cakung Ujung Menteng, Jakarta Timur dengan
alasan  keamanan  barang  bukti,  hal  tersebut  diketahui  Pemohon  setelah kurang  lebih  satu  setengah  bulan  melalui  Surat  Undangan    Termohon
kepada  Pemohon  pada  tanggal  29  Juni  2005  prihal  Undangan  Pengujian Ulang Barang Bukti eks.KLM. Citra Indah dan eks. KLM Indra A dimana
undangan tersebut meminta Pemohon untuk memenuhinya pada tanggl 30 Juni  2005.  hal  tersebut  tidak  dapat  dihadri  Pemohon  berhubung  tanggal
dan  waktu  yang  diminta  dalam  undangan  tersebut  sangat  sempit  yang
commit to user 42
mana  Pemohon  baru  menerim  undangan  tanggal  29  Juni  2005  sesuai dengan tanggalSurat Undangan tersebut, juga pada tanggal yang sama dan
diminta  untuk  memenuhinya  tanggal  30  Juni  2005,  hal  tersebut  sangatlah tidak  lazim  dan  terkesan  dipaksakan,  padahal  sesuatu  kebiasaan  apabila
suatu instansi pemerintah baik itu BUMN maupun perusahaan-perusahaan swasta yang hendak mengundang pasti memberikan tenggang waktu yang
pantas  didalam  undangan  tersebut  agar  memudahkan  para  penerima undangan dapat mengatur waktu untuk menghadiri undangan tersebut;
Bahwa setelah Pemohon mengetahui lokasi tempat kayu olahan milik Pemohon  berada  di  Ujung  Menteng,  Jakarta  Timur  dimana  tempat
penimbunan  kayu  yang  dimaksud  Termohon  sebagai  tempat  yang  aman untuk  menimbun  kayu,  ternyata  dalam  lokasi  penimbunan  kayu  tersebut
ada  Perusahaan  yang  bergerak  dibidang  perkayuan  yang  aktif  melakukan aktifitasnya  dan  pemohon  melihat  tidak  dapat  membedakan  mana  kayu-
kayu  sitaan  dan  mana  kayu-kayu  milik  Perusahaan  yang  beroperasi  di lokasi tersebut, karena memang tidak ada terlihat batas maupun pembatas
serta tanda-tanda yang menunjukkan kayu-kayu tersebut milik Perusahaan atau  kayu-kayu  sitaan,  justru  tampak  jelas  dan  nyata  apabila  kita  melihat
lokasi  tersebut  terlihat  dan  terkesan  bahwa  kayu-kayu  yang  berada  di lokasi  tersebut  milik  Perusahaan  yang  beroperasi  di  lokasi  penimbunan
kayu yang dimaksud oleh termohon; Bahwa  ada  dugaan  yang  kuat  Termohon  ada  maksud  lain  untuk
mementingkan kepentingan
sendiri maupun
kelompoknya yang
menjalankan  tugas  tidak  sesuai  dengan  prosedur  dan  ketentuan  yang berlaku,  tindakan  yang  dilakukan  Termohon  tersebut  adalah  perbuatan
melanggar  hukum  yang  mengenyampingkan  kepentingan  hukum  dalam melaksanakan tugasnya;
Bahwa  penyitaan  dan  pemindahan  kayu  olahan  milik  Pemohon tersebut  dari  sejak  dilakukan  penyitaan  dan  pemindahan  sampai
permohonan  Praperadilan  ini  dimajukan,  Termohon  tidak  pernh memberitahukannya kepada Pemohon;
commit to user 43
Bahwa  tindakan  Termohon  sebagai  penyidik  Pegawai  Negeri  Sipil dalam  melaksanakan  tugasnya  bertentangan  dengan  ketentuan  dan
Undang-undang yang berlaku yaitu: -
Melakukan  penyitaan  terhadap  kayu  olahan  barang  milik Pemohon  tanpa  terlebih  dahulu  mendapat  ijin  penyitaan  dari
Ketua Pengadilan yang berwenang untuk itu; -
Melakukan  pnyitaan  tanpa  ada  berita  acara  dan  tanda  terima barang  sitaan  serta  tidak  ada  pemberitahuan  kepada  Pemohon
baik secara lisan atau tertulis; -
Tidak membuat berita acara penyitaan barang benda; -
Tidak  membuat  berita  acara  pemeriksaan  dan  penyitaan  surat- surat;
- Memindahkan  kayu  barang  tanpa  memberitahukan  kepada
Pemohon; -
Tidak  memberitahukan  dimulainya  penyidikn  kepada  penyidik POLRI;
Bahwa  pasal  77  Kutab  Undang-undang  Hukum  Acara  Pidana menyatakan  Pengadilan  Negeri  berwenang  memeriksa  dan  memutuskan
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undangini tentang; a.
Sah  dan  tidaknya  penangkapan,  penahanan,  penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan;
b. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara
pidananya dihentikan pada tingkat penyelidikan atau penuntutan; Bahwa  berdasarkan  bunyi  Pasal  77  butir  a  Kitab  Undang-undang  Hukum
Acara  Pidana  dan  dengan  memperhatikan  tindakan  Termohon sebagaimana yang diuraikan pada butir 7,8,9 dan 10 tersebut diatas, maka
cukup  beralasan  Pemohon  mengajukan  permohonan  agar  perkara  ini diperiksa  dan  diputus  melalui  Pengadilan  dengan  proses  hukum  acara
Praperadilan;
commit to user 44
Bahwa  kewenangan  Termohon  sebagai  Pejabat  Penyidik  Pegawai Negeri  Sipil  sebagaimana  diatur  dalam  Undang-undang  Republik
Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan; Pasal  77  ayat  2  huruf  d  menyatakan  :  “melakukan  penggeledahan  dan
penyitaan  barang  bukti  tindak  pidana  yang  menyangkut  hutan,  kawasan hutan,  dan  hasil  hutan  sesuai  dengan  ketentuan  Peraturan  Perundang-
undangan; Pasal  77  ayat  3  menyatakan  :  “Pejabat  Penyidik  Pegawai  Negeri  Sipil
sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  memberitahukan  dimulainya penyidikan dan menyerahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum
sesuai Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana”. Bahwa Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana:
Pasal 7 ayat 2menyatakan : “Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6  huruf  b  mempunyai  wewenang  sesuai  dengan  Undang-undang  yang
menjadi dasar hukumnya”; Pasal  8  ayat  1  menyebutkan  :  “Penyidik  membuat  berita  acara  tentang
pelaksanaan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Undang-undang ini”;
Pasal  75  ayat  1  menyatakan  :  “Berita  acara  dibuat  untuk  setiap  tindakan tentang:
a. Pemeriksaan tersangka;
b. Penangkapan;
c. Penahanan;
d. Penggeledahan;
e. Pemasukan rumah;
f. Penyitaan benda;
g. Pemeriksaan surat;
h. Pemeriksaan saksi;
i. Pemeriksaan di tempat kejadian;
j. Pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan;
k. Pelaksanaan dan seterusnya;
commit to user 45
Bahwa  tindaakan  yang  dilakukan  oleh  Termohon  selaku  Penyidik Pegawai  Negeri  Sipil  sebgaimana  yang  telah  disebutkan  diatas  adalah
bertentangan  dengan  ketentuan  Hukum  dan  Peraturan  Perundang- undangan  khususnya  yang diatur dalam Pasal 77  ayat 2 huruf d, pasal 77
ayat  3  Undang-undang  Republik  Indonesia  No.41  Tahun  1999  tentang kehiutanan,  Pasal  8  ayat  1,  Pasal  75  ayat  1  huruf  f  dan  huruf  g  kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana; Bahwa berdasarkan uraian diatas telah terbukti jelas dan nyata bahwa
tindakan  Termohon  yang  melakukan  penyitaan  terhadap  dokumen  asli kepemilikan  kayu  olehan  milik  Pemohon  adalah  sangat  bertentangan
dengan  ketenhtuan  hukum  karena  tidak  sesuai  dengan  prosedur  hukum serta bertentangan dengan Undang-undang yang berlaku;
Bahwa  oleh  karena  penyitaan  yang  dilakukan  Termohon  terhadap kayu  olahan  berikut  dokumen  asli  kepemilikan  kayu  olahan  milik
Pemohon  tersebut  bertentangan  dengan  ketentuan  hukum  maupun bertentangan  dengan  Undang-undang  yang  berlaku,  karena  tidak  sesuai
dengan  prosedur  hukum  yang  berlaku,  maka  penyitaan  tersebut  harus dinyatakan batal demi hukum karena tidak mempunyai kekuatan hukum;
Bahwa  oleh  karena  penyitaan  yang  dilakukan  Termohon  tersebut tidak  sah  dan  cacat  hukum  karena  bertentangan  dengan  Undang-undang,
maka  kayu  olehan  serta  dokumen  asli  kepemilikan  kayu  olehan  milik Pemohon yang telah disita oleh Termohon secara melawan hukum tersebut
harus  segera  dikembalikan  kepada  pemohon  sebagai  pemilik  yang  sah, secara  utuh  sesuai  dengan  data  yang  tersurat  dalam  dokumen  asli  kayu
olahan tersebut;
5. Isi Permohonan