Penentuan Kapasitas Adsorpsi. BMenghitungBEfisiensiBterhadapBKinetikaBPengambianBSampelBSetiapB4 PoreBVolume

36 Gambar 4.2 Pengeringan Adsorben Pasir Putih Setelah proses pencucian selesai, pasir putih yang telah dipisahkan menurut ukurannya dikeringkan di dalam oven dengan kondisi operasi pada suhu 60 o C. Menurut Revlisia, 2012, pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan. Pengeringan juga disebut dengan penghidratan atau penghilangan sebagian atau keseluruhan uap air dari suatu bahan sampai pada tingkat kadar air tertentu. Dari proses pengeringan diperoleh hasil untuk sampel dengan ukuran 40 mesh yang membutuhkan waktu pengeringan selama 4 jam.

4.2 Penentuan Kapasitas Adsorpsi.

Ukuran adsorben yang ada pada penelitian ini adalah 40 mesh. Proses adsorpsi berlangsung selama 2 jam pengadukan dan didiamkan selama 24 jam pada sistem batch. Tujuan penentuan kapasitas adsorpsi untuk mengetahui besarnya penjerapan ion logam Cd 2+ oleh adsorben pasir putih dengan ukuran 40 mesh. Perhitungan kapasitas adsorpsi pada pasir terkontaminasi yang telah dikeringkan menggunakan oven, maka digunakan persamaan sebagai berikut: Waktu menit Universitas Sumatera Utara 37 + [25] 4.1 Keterangan : q e = massa logam teradsorpsi pada kesetimbangan mgg q t = massa logam teradsorpsi pada waktu t mgg C = konsentrasi awal logam mgL C e = konsentrasi logam kesetimbangan mgL V = volume larutan L Vr = volume residu larutan pada pasir L w = massa adsorben g . Dari hasil analisa di atas dapat dilihat bahwa saat ukuran adsorben 40 mesh memiliki kapasitas adsorpsi pada waktu 2 jam pengadukan dan 24 jam waktu adsorpsi yaitu sebesar 0,694602 pada setiap 13 gram sampelnya serta persentase adsorpsi 23,36. Pasir di Indonesia memiliki luas permukaan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa penentuan besarnya luas permukaan pasir putih yang dilakukan di Laboratorium Analisa Instrumental, PT. Indonesia Asahan Aluminium PT. INALUM, diperoleh bahwa luas permukaan spesifik dari adsorben pasir putih adalah sebesar 0,622 m 2 gram. Luas permukaan pasir putih di Indonesia lebih besar daripada luas permukaan pasir putih yang terdapat di negara lain. Hal ini dapat dilihat dari luas permukaan spesifik pasir di Taiwan yang diperoleh Haryanto 2015, sebesar 0,17 m 2 gram. Tabel 4.1 Konfirmasi Data Analisa BET Pasir Indonesia Pasir Analisa AAS ppm Analisa BET m 2 gr Sebelum Terkontaminasi 0,6220 Setelah Terkontaminasi 37,718 0,368 Tabel 4.1 menunjukkan adanya Cd II yang teradsorpsi dengan didukung oleh konfirmasi analisa BET Brunaeur Emmet Teller. Dimana terjadi perubahan luas permukaan antara pasir sebelum terkontaminasi Cd II dan sesudah terkontaminasi Cd II. Universitas Sumatera Utara 38 Keberadaan atau adsorpsi Cd II pada pasir juga dikonfirmasi dengan data analisa FTIR Fourier Transform Infrared : ` Gambar 4.3 a konfirmasi analisa FTIR pasir sebelum terkontaminasi Universitas Sumatera Utara 39 Gambar 4.3 b konfirmasi analisa FTIR pasir sesudah terkontaminasi Adanya perubahan gugus fungsi pada permukaan pasir sebelum dan sesudah terkontaminasi ditunjukkan pada gambar 4.3 a dan b. Hal ini didukung oleh konfirmasi analisa FTIR pasir dan tabel FTIR oleh Skoog, Hooler dan Nieaman bahwa ikatan kuat dan kompleks terjadi pada skala gugus 500-1000. Dari hasil konfirmasi analisa ini menunjukkan adanya perubahan panjang gelombang gugus pada skala 500-1000. Hal ini membuktikan bahwa terdapat ion CdII pada pasir atau ion CdII teradsorpsi di pasir. Universitas Sumatera Utara 40

4.3 Penentuan Pore Volume, Loading Time dan Channeling Effect