Remediasi Logam Berat pada Pasir terkontaminasi

17 rendah dibandingkan dengan kationik dan nonionic [30]. Molekul ini memiliki ekor 12 atom karbon, yang melekat pada kelompok sulfat, memberikan sifat molekul amfifilik diperlukan dari deterjen. SLS adalah surfaktan yang sangat efektif dan digunakan dalam setiap tugas yang memerlukan penghilangan noda berminyak dan residu [31]. Misalnya, ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dengan produk industri termasuk minyak pelumas mesin, pembersih lantai, dan sabun cuci mobil. Hal ini digunakan dalam konsentrasi yang lebih rendah dengan pasta gigi, shampoo, dan busa cukur.Natrium dodesil sulfat SDS, CH 3 CH 2 11 SO 4 Na, surfaktan anionik dengan konsentrasi kritis misel CMC dari 8 mM, adalah tingkat nutrisi yang baik dan mudah terurai oleh tanah atau mikroorganisme air. Seperti semua surfaktan deterjen termasuk sabun, natrium lauril sulfat menghilangkan minyak dari kulit, dan dapat menyebabkan kulit dan iritasi mata. Konsentrasi misel kritis CMC dalam air murni pada 25 ° C adalah 0,0082 M, dan jumlah agregasi pada konsentrasi ini biasanya dianggap menjadi sekitar 62. Fraksi misel ionisasi α adalah sekitar 0,3 atau 30 [32].

2.8 Remediasi Logam Berat pada Pasir terkontaminasi

Remediasipencucian pasir dapat digunakan sebagai metode untuk menghilangkan kontaminan [29]. Dalam praktis remediasi, karena kontaminan melekat pada permukaan partikel pasir dan biasanya memiliki kelarutan dalam air yang rendah juga bersifat aditif seperti asam, surfaktan dan agen chelating sering ditambahkan ke dalam cairan pencuci untuk melarutkan kontaminan dari pasir. Interaksi antara ion logam dan permukaan pasir akan mempengaruhi karakteristik desorpsi ion logam dalam proses remediasi [4]. Efisiensi removal diperoleh dengan menggunakan surfaktan anionik populer, natrium dodesilsulfat SDS, larutan SDS. Keberhasilan penerapan remediasi pasir terkontaminasi dengan metode pencucian surfaktan dipengaruhi oleh beberapa faktor ilmiah, seperti: potensi molekul surfaktan berinteraksi dan mendesorpsi ion logam pada permukaan pasir dan kemampuan surfaktan terdispersi ke target kontaminan pada area pori [5]. Universitas Sumatera Utara 18 Potensi misel surfaktan dalam menghilangkan ion logam pada permukaan media pasir yang terkontaminasi Mulligan, 2005. Gambar 2.1 Interaksi Sodium Dodecyl Sulfate dengan Ion Logam Mulligan, 2005. Kontaminan pasir dimobilisasi, oleh larutan pencuci misalnya pembentukan misel dengan bantuan larutan pencuci atau melalui interaksi kimia [5]. Kekhawatiran tentang toksisitas surfaktan terutama timbul dari surfaktan sisa dalam tanah setelah mencuci tanah jika mereka tidak mudah terurai. Kehadiran berlebihan surfaktan dalam sistem air dan tanah dapat mempengaruhi ekosistem merugikan karena aktivitas biologis surfaktan. Surfaktan anionik dapat mengikat makromolekul bioaktif seperti peptida, enzim, dan DNA, mengubah fungsi biologis mikroorganisme [32]. Teknik pencucian dapat dicapai dengan sangat baik dengan menggunakan agen yang bisa meningkatkan batas desorpsi antara pasir- logam. Sebuah teknik remediasi yang efektif untuk situasi tersebut adalah metode pencucian larutan surfaktan Martel dan Gelinas, 1996;. Lee et al, 2002, 2005. Beberapa kelebihan dan keuntungan mengenai pencucian tanpa busa tanpa foam, misalnya, gradien tekanan yang diperlukan relatif rendah dan tidak merusak struktur tanah dan membutuhkan lebih Universitas Sumatera Utara 19 sedikit energi untuk mencapai remediasi. Namun, remediasi dengan surfaktan membutuhkan konsumsi besar surfaktan dengan efisiensi penyisihan rendah.

2.9 Rangkaian Percobaan Remediasi Logam Berat pada Pasir Terkontaminasi dengan Kolom