Soft Skill Analisis Kesiapan Tenaga Kerja dalam Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Kota Medan

15. Mampukah anda bekerja dalam tekanan? a. Mampu b. Tidak Mampu 16. Manakah yang terpenting bagi anda dalam kerja? a. Manajemen waktu b. Problem solving 17. apakah anda mengerti akan integritas? a. Ya jika mengerti coba jelaskan: b. Tidak 18. Apakah anda menguasai bahasa asing? a. Ya Jika ya bahasa apa saja: _______________________________________________________________ b.Tidak

2. Soft Skill

19. Manakah menurut anda yang paling penting? a. Kemampuan beradabtasi b. Kemampuan Numerical berhitung 20. Apa saja keterampilan komunikasi yang anda kuasai a. penguasaan komputer b. persentasi c. jaringan internet d. email Universitas Sumatera Utara 21. Apakah anda mampu mengoperasikan komputer? Pilih mana saja yang anda kuasai: a. Internet browsing,blogging,web developing b. Microsoft office c. Social media 22. Apakah anda mampu menyusun sebuah rencana kerja a. Ya b. Tidak 23. apakah anda seorang yang memiliki jiwa kreatif? a. Ya b. Tidak 24. Apakah anda paham dengan komunikasi tertulis? a. Paham b. Tidak 25. Apakah diperlukan etos kerja dalam menghadapi MEA a. Ya b. Tidak Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Bhakti, Ikhrar Nusa,dkk. 2008. Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN 2015. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2016. Medan dalam Angka. Dewi, Wuryandani. 2014. Peluang dan Tantangan SDM Indonesia Menyongsong Era Masyarakat EKonomi ASEAN. Info SIngkat EKonomi dan Kebijakan Publik Volume VI Nomor 17PDISeptember 2014 Pratiwi, Nindi Erliz dan Rifa Atun Mahmudah. 2013. Peningkatan Daya Saing Tenaga Keja Indonesia melalui Korelasi Input Penunjang Tenaga Kerja dalam Menghada[I MEA 2015. Economics Development Analysis Journal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2013. Rustariuni, Surya Dewi. 2015. Kesiapan Tenaga Kerja di Kabupaten Badung dalam Menghadapi MEA 2015. Prosiding Seminar Nasional FISIP Universitas Terbuka. UTTC, 26 Agustus 2015 Sholeh.2013. Persiapan Indonesia Menghadapi AEC ASEAN Economic Community . Sinarwati Ni Kadek, 2014, Apakah Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Mampu Meningkatkan Soft Skills dan Hard Skillsmahasiswa? , Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Jinah Volume 3 Nomor 2 Singaraja tahun 2014. Sugiyono. 2003. MetodePenelitianAdministrasi. Bandung :Alfabeta. Sumarsono, Sonny. 2003.Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia danKetenaga kerjaan.Jogyakarta : Graha Ilmu. Suliswanto, Muhammad Sri Wahyudi. 2013. Kesiapan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Diskusi Akhir Tahun 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Utomo, Pudjo. 2014. Kesiapan Sumber Daya Manusia Tenaga Kerja Bidang Konstruksi Di Indoneisa Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN . Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang Wangke, Humphrey. 2009. Peluang Indonesia Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Vol. VI. No. 10IIP3DIMEI2014. Universitas Sumatera Utara Sumber Internet: http:www.anitaervina.blogspot.co.id2012kualitas-tenaga-kerja-indonesia Diakses tanggal 10-06-2016 jam 10:35 http:ariexdelpotro.blogspot.co.id201105contoh-prosedur-dalam- penelitian.html?m=1 Diakses tanggal 15 Juni 2016 Jam 13.00 http:dianaaprilyanty.blogspot.co.id20131203-terjadi-kemiskinan- penggangguran-dan-kesenjangan-ekonomi-di-indonesia Diakses tanggal 10-06-2016. jam 11:20 http:mriaestu.blogspot.co.id20150122pasar bebas MEA saat MEA masuk di Indonesia Diakses tanggal 10-06-2016 jam 11:40 http:novivpt.blogspot.co.id2015kesiapan SDM indonesia-dalam-menghadapi MEA Diakses tanggal 10 Juni 2016 Jam 10.00 http:ramdan51e.blogstudent.mb.ipb.ac.id20160418peran-penting- pengembangan-intrapersonal-skill-dan-interpersonal-skill-menghadapi- mea-masyarakat-ekonomi-ASEAN-bagi-tenaga-kerja-di-indonesia Diakses tanggal 13 Juni 2016 Jam 11.00 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789255044Chapter20II.pdf Diakses tanggal 10 Juni 2016 jam 12.02 http:waspada.co.idwartapemberlakuan -mea-belum-menggeliat-di-sumut Diakses tanggal 10 Juni 2016 Jam 11.00 Sumber Riset: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Medan Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 JenisPenelitian

Penelitian tentang Analisis Kesiapan Tenaga Kerja dalam Menghadapi Era MEA di Kota Medan ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatifadalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna perspektif subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif Arikunto, 1996 .

3.2 LokasiPenelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di Kota Medan.

3.3 Definisi OperasionalVaribel

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA adalah wujud kerjasama antar negara ASEAN yang setiap negara harusmeleburkan batas teritorial untuk mewujudkan satu pasar tunggal di kawasan ASEAN yang diharapkan akan menjadi tulang punggung di kawasan ASIA setelah Cina. 2. Pengetahuan tentang MEA adalah ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang di dukung dengan elemen aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan arus modal. Indikatornya seperti pengetahuan tentang Negara anggota ASEAN, Pengetahuan tentang MEA, sumber informasi MEA, dan pro kontra terhadap pemberlakuan MEA. 3. Tenaga Kerja adalahpenduduk dalam usia kerja working-age population. Sedangkan pengertian tenaga kerja yang dimuat dalam Undang-undang Universitas Sumatera Utara No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 4. kompetensi tenaga kerja adalah kemampuan seseorang untuk menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi pekerjaan yang memuaskan, kompetensi pendukung, yaitu kemampuan seeorang yang dapat mendukung kompetensi utama, kompetensi lain, yaitu kemampuan seseorang yang berbeda dengan kompetensi utama dan pendukung namun membantu di dalam meningkatkan kualitas hidup. a. Hard Skill Adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Hardskill merupakan keterampilan teknis yang melekat atau dibutuhkan untuk profesi tertentu b. Soft Skill Adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain termasuk dengan dirinya sendiri. Dengan demikian, atribut soft skillstersebut meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Universitas Sumatera Utara 3.4 Metode Pemilihan Populasi dan Sampel 3.4.1Populasi Populasiadalahwilayahgenerelisasi yang terdiridariatasobjeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Sugiyono, 2011:90 Populasidata penelitian ini adalah tenaga kerja di Kota Medan yang belum bekerja dan termasuk sedang mencari kerja dengan jumlah angakatan kerja 100.568 orang. 3.4.2Sampel Sampel merupakanbagianatauwakildaripopulasi yang akanditeliti Arikunto, 1999. Sampel dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang keadaan yang sesungguhnya dari kesimpulan data yang diperoleh. Dalam menentukan sampel dan populasi dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus Slovin dikutip oleh Husein Umar 2005 : 108, yaitu sebagai berikut: Rumus: Keterangan: N = Ukuran sampel N = Ukuran populasi, yaitu jumlah total pengusaha yang melakukan perizinan di Kantor Pelayanan Perizinan Satu Atap. E = Nilai kritis atau persen ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel. � 1 + �� 2 Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini jumlah populasi pelanggan dengan batas kesalahan yang diinginkan adalah 10 , diketahui jumlah total angkatan kerja di Kota Medan, yaitu sebanyak 100.568 orang, maka N = 100.568 orang. Dengan mengikuti perhitungan di atas hasilnya adalah : 99,90. Maka jumlah responden yang akan diambil adalah digenapkanmenjadi 100 orang responden.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, diperoleh dari wawancara secara langsung yaitu kepada masyarakat tenaga kerja Kota Medan melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disediakan.8 2. Data sekunder, data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, literatur, media internet serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat di peroleh dari buku buku, internet dan lainnya. 2. Kuisioner, penulis membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian Kota Medan. Jawaban atas pertanyaan ini digunakan sebagai data dalam penelitian.

3.7 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.Metode kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.Metode penelitian inimenggunakan teknik wawancara secara mendalam in-depth analysis, yaitu mengkaji masalah secara mendalam pada responden yang representatif. Dalam penelitian ini akan menekankan pada aspek kompetensi tenaga kerja dan kesiapan tenaga kerja dalam menghadapi MEA. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan atau wawasan tenaga kerja dalam menghadapi MEA, bagaimana kompetensi tenaga kerja dalam menghadapi MEA, dan bagaimana kesiapan tenaga kerjadalam pasar tenaga kerja dalam menghadapi MEA. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Singkat Kota Medan Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba. Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson , orang Eropa yang pertama mengunjungi Deli pada tahun 1833menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan- sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah keMedan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi Universitas Sumatera Utara besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang- orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama. Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.

4.1.2 Keadaan Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Batas Wilayah Kota Medan Utara Selat Malaka Selatan Kabupaten Deli Serdang Barat Kabupaten Deli Serdang Timur Kabupaten Deli Serdang Sumber : Badan Pusat Statistik Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang Universitas Sumatera Utara terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan, yakni: Tabel 4.2 Kecamatan dan Kelurahan Kota Medan Medan Tuntungan 9 Kelurahan Medan Johor 6 Kelurahan Medan Amplas 8 Kelurahan Medan Denai 5 Kelurahan Medan Area 12 Kelurahan Medan Kota 12 Kelurahan Medan Maimun 6 Kelurahan Medan Polonia 5 Kelurahan Medan Baru 6 Kelurahan Medan Selayang 6 Kelurahan Medan Sunggal 6 Kelurahan Medan Helvetia 7 Kelurahan Medan Petisah 7 Kelurahan Medan Barat 6 Kelurahan Medan Timur 11 Kelurahan Medan Perjuangan 9 Kelurahan Medan Tembung 7 Kelurahan Medan Deli 6 Kelurahan Medan Labuhan 7 Kelurahan Medan Marelan 4 Kelurahan Medan Belawan 6 Kelurahan Sumber : BPS Kota Medan 2015 Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Lambang Kota Medan

17 biji padi berarti tanggal 17 dari hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 8 bunga kapas berati bulan 8 dari tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 4 tiang dan 5 bahagian dari perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia. Satu bambu runcing yang terletak dibelakang perisai adalah lambang perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti Kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita. Bintang yang bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa hidup penduduk Kota Medan khususnya dan Indonesia umumnya akan bersinar- sinar bahagia dan lepas dari kemiskinan dan kemelaratan . Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok terpenting yang diekspor dari Kota Medan dan lima bahagian perisasi berarti Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.

4.2 Karakteristik Responden

Adapun deskriptif karakteristik responden dari penelitian ini meliputi jenis Universitas Sumatera Utara kelamin, umur dan juga pendidikan terakhir, yang keseluruhan dari responden ini dicari secara acak serta tidak memiliki kerja apapun atau dikatakan “menganggur”. Responden yang dijadikan sampel dicari secara random, dimana sampel ini tersebar dari beberapa tempat seperti kampus, rumah makan, café dan juga rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden pria lebih banyak dibanding dengan jumlah responden wanita. Jenjang pendidikan para responden terdiri dari SMP hingga Sarjana, serta umur para responden termasuk umur yang rata rata relatif muda dan kebanyakan dari para responden adalah orang orang yang baru menyelesaikan pendidikan, baik itu SMASederajat mapun perguruan tinggi.

4.2.1 Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin para responden yang dicari secara acak didominasi oleh para pria, dapat dikatakan dari 100 sampel acak yang diteliti penulis, kebanyakan yang menganggur atau tidak memiliki pekerjaan adalah kaum pria. Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Jumlah Orang 1 Pria 58 58 2 Wanita 42 42 Total 100 100 Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan pada table 4.3 diatas, sampel yang dijadikan responden didominasi oleh para pria 58 dan sisanya Universitas Sumatera Utara adalah kaum wanita 42. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pengangguran sebagai calon tenaga kerja antara pria dan wanita hanya berbeda 16 angka. Hal ini berarti jumlah pengangguran yang ada di kota medan memiliki jumlah yang tidak jauh berbeda.

4.2.2 Umur Responden

Karakteristik usia responden yang saat ini tengah mengangur dikota medan sangat beraneka ragam. Usia-usia tersebut termasuk usia yang dikatakan muda sebagai tenaga kerja, meskipun sebagian dari para responden sudah memiliki umur yang relatif dapat dikatakan dewasa. Untuk mengetahui jumlah karakteristik responden berdasarkan usia, dapat dilihat pada table 4.4, berikut: Tabel 4.4 Umur Responden No Usia Jumlah Orang 1 17 – 20 13 13 2 21 – 23 59 59 3 24 – 26 21 21 4 26 7 7 Total 100 100 Sumber : Data Diolah Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat dari 100 orang responden diperoleh frekwensi responden berdasarkan usia diantara 17 – 20 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase sebanyak 13. Pada usia diantara 21-23 tahun, frekwensi respondennya adalah sebanyak 59 orang dengan persentase 59. Frekwensi responden yang berusia diantara 24 – 26 tahun sebanya-k 21 orang dengan persentase 21 serta frekwensi responden yang berusia diatas 26 tahun sebanyak 7 orang dengan persentase 7. Umur para responden yang menganggur dikota Universitas Sumatera Utara medan mayoritas adalah umur orang-orang yang baru menyelesaikan pendidikan pada taraf perguruan tinggi.

4.2.3 Pendidikan Terakhir Responden

Jika dilihat dari jenjang pendidikan, para responden yang diambil secara acak di kota Medan adalah responden yang sudah mengecap wajib belajar 12 tahun. Masing masing dari responden memiliki jenjang karir yang berbeda dimulai dari SMP, SMASederajat, Diploma dan Sarjana. Untuk mengetahui jumlah karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakir, dapat dilihat pada table 4.5, berikut: Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Responden No Pendidikan Terakir Jumlah Orang 1 SMP 1 1 2 SMASederajat 49 49 3 D3 9 9 4 S1 41 41 Total 100 100 Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat dari 100 orang sampel yang menjadi responden frekwensi responden berdasarkan pendidikan terakir SMP sebanyak 1 orang dengan persentase 1. Frekwensi responden dengan pendidikan terakir SMASederajat sebanyak 49 orang dengan persentase 49. Frekwensi responden dengan pendidikan terakir Diploma senayak 9 orang dengan persentase 9 , dan frekwensi responden dengan pendidikan terakir Sarjana sebanyak 41 orang dengan persentase 41. Dapat dilihat bahwa yang mengaggur dikota Medan didomiasi orang- Universitas Sumatera Utara orang dengan tamatan SMA dan juga Sarjana dengan selisih hanya 8 orang saja. Hal ini membuktikan bahwa lulusan baru atau yang sering dikenal saat lamaran kerja dengan istilah fresh graduate lebih banyak meganggur atau yang masih belum memiliki pekerjaan. Dengan kata lain setiap tahunnya calon tenaga kerja akan terus bertambah dengan harapan dapat bekerja untuk mengurangi tingkat penganguran. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengetahuan Tentang MEA Dari 100 orang responden, 69 orang mengaku mengetahui MEA namun ketika responden ditanyak perihal aspek utama MEA diberadakan di Indonesia pada akhir Desember 2015, sebagian besar responden 57 mengetahui diadakannya MEA dipenghujung tahun 2015. Dari persentase 57 dengan frekwensi responden sebanyak 57 orang, sebanyak 31 orang yang mengetahui diberlakukannya MEA di Indonesia dengan pendidikan terakir Sarjana 54,38. Sebanyak 22 orang dengan tingkat pendidikan SMASederajat 38,59 dan sebanyak 4 orang dengan pendidikan terakir Diploma 0,070. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6, berikut: Tabel 4.6 Mengetahui Berjalannya MEA di Indonesia Desember 2015 Pendidikan Terakhir Frekwensi Persetase Sarjana 31 54,38 SMASederajat 22 38,59 Diploma 4 0,070 Total 57 100 Sumber : Data diolah Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Pengetahuan Tentang Negara Anggota ASEAN

Responden yang mengetahui tentang Negara anggota ASEAN sebanyak 65 orang 65, dan diantara 100 responden memiliki jawaban yang mengetahui tentang Negara anggota MEA namun salah menjawabnya dengan frekwensi responden sebanyak 3orang 3. Dan sebanyak 32 orang 32 tidak mengetahui negara Anggota ASEAN. Tabel 4.7 Pengetahuan Tentang Angota ASEAN Pengetahuan Anggota ASEAN Frekwensi Persentase Tahu 65 65 Tahu tapi salah 3 3 Tidak Tahu 32 32 Total 100 100 Sumber : Data Diolah 2016

4.3.3 Diberlakukannya MEA di Indonesia

Responden yang setuju diadakannya MEA di Indonesia sebanyak 45 orang 45. Dan dari 100 responden yang diberikan pertanyaan bertambahnya penganguran dan sulit mencari lapangan kerja, sebanyak 67 orang 67 mengatakan demikian. Dan dari 100 reponden yang juga ditanyakan jika MEA menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sebanyak 41 0rang 41 mengatakan bahwa MEA akan memperlambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Diberlakukannya MEA di Indonesia Keterangan Frekwensi Persentase Setuju 45 45 MEA meningkatkan Pengangguran 67 67 MEA memerlambat pertumbuhan ekonomi 41 41 Sumber : Data Diolah 2016

4.3.4 Sumber Informasi MEA

Responden yang mendapatkan informasi tentang MEA hanya melalui televisi sebanyak 11 orang 11, 29 0rang 29 mengetahui informasi MEA melalui internet, sebanyak 10 orang 10 responden memiliki informasi seputar MEA melalui media cetak. Diantara responden sumber informasi juga didapatkan melalui dua sumber sekaligus, sebanyak 12 orang 12 responden mendapatkan informasi melalui televisi dan internet, 3 orang 3 mendapatkan berita dari internet dan radio. 7 orang 7 responden mendapatkan berita mengenai MEA dengan 3 media sekaligus yakni televisi internet dan radio. 4 orang 4 responden mendapatkan berita dari keselurhan media serta 24 orang 24 tidak pernah mendapatkan berita mengenai MEA dari media apapun. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Informasi Tentang MEA Informasi MEA Frekwensi Persentase Televisi 1 11 11 Internet 2 29 29 Media Cetak 3 10 10 Radio 4 1,2 12 12 1,2,4 7 7 1,2,3,4 4 4 2,3 3 3 Tidak menjawab 24 24 Total 100 100 Sumber : Data Diolah 2016

4.3.5 Tipe Negara ASEAN yang paling cocok dijadikan tujuan tempat bekerja

Responden yang memilih perekonomian Negara lain lebih maju dari Negara Indonesia sebanyak 75 orang 75, dan tipe Negara yang dijadikan tujuan tempat bekerja berdasarkan gaji yang lebih tinggi sebanyak, 21 orang 21. Responden yang menjawab keduanya sebanyak 1 orang 1 dan responden yang tidak menjawab sebanyak 3 orang 3. Dominasi pilihan para tenaga kerja maupun calon tenaga kerja yang berada di Indonesia masih terpengaruh akan perekonomian yang stabil dari Negara Indonesia.

4.3.6 Tenaga Kerja yang Bersaing

Responden yang yakin akan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang dapat bersaing di luar negeri sebanyak 54 orang responden 54 dan 52 orang responden 52 dari 100 responden memiliki harapan positif untuk meningkatkan kemampuan agar mampu bersaing di MEA.

4.4 Kompetensi Tenaga Kerja

Universitas Sumatera Utara

4.4.1 Hard Skill 1. Kesiapan Diri menghadapi MEA

Responden yang mengaku siap menghadapi Era MEA ini sebanyak 71 orang 71 dimana dari ke 71 orang tersebut jika dilihat dari status pendidikan terakir, jenis kelamin maka hasil kesiapan diri terhadap MEA, maka 32 orang wanita sudah mengaku siap menghadapi MEA serta 39 orang pria mengaku siap menghadapi MEA. Untuk status jenjang pendidikan 36 orang dengan status pendidikan terakhir Sarjana mengaku siap menghadapi era MEA, 5 orang responden dengan latar belakang Diploma, 29 orang dari SMASederajat dan 1 orang yang mengatakan siap menghadapi MEA meski hanya memiliki tamatan terkahir yaitu SMP. Responden yang menyatakan belum siap menghadapi era MEA sebanyak 29 orang 29 dimana dari jumlah tersebut jika dilihat dari status pendidikan terakhirnya, sebanyak 5 orang berlatar pendidikan sarjana, 4 orang berpendidikan diploma dan 20 orang berpendidikan SMA tidak siap menghadapi MEA. Hal ini membuktikan bahwa angkatan kerja di kota medan yang berlatar belakang pendidikan sarjana dan diploma juga belum siap menghadapi MEA dimana MEA sendiri sudah diberlakukan saat ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10, berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Kesiapan Diri Menghadapi MEA Siap Persentase Tidak siap Persentase SMP 1 1 SMASederajat 29 29 20 20 Diploma 5 5 4 4 Sarjana 36 36 5 5 Total 71 71 29 29 Sumber : Data Diolah 2016

2. Jiwa Kepemimpinan