PENUTUP Strategi Mempertahankan Hidup Oleh Buruh Harian Kemenyan 1 Strategi Aktif

120

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi Aktif, kuluarga buruh harian kemenyan di Desa Lumban Tobing sangat terlibat aktif dalam menambah pendapatan keluarga, adapun hal yang nereka lakukan adalah: a. Melakukan ekspansi ke sektor lain diantaranya sebanyak 36 orang atau 100 responden. Menperluas wilayah kerja untuk menambah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan tambahan yang dilakukan oleh buruh harian kemenyan seperti bertani, berdagang, dan menjadi buruh tani. b. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam melakukan aktivitas pada sumber mata pencaharian utama, juga melibatkan seluruh anggota keluarga dalam melakukan aktivitas pada sumber mata pencaharian tambahan. c. Memanfaatkan lahan yang tersedia untuk menanam tanaman yang bisa dikomsumsi sehari-hari dan untuk menekan biaya pengeluaran, seperti ubi jalar, singkong, serai, cabe rawit, terong, kunyit, jahe, mentimun, labu, pepaya, alpukad, Nangka, pisang, dan lain-lain. 2. Strategi pasif, oleh buruh harian kemenyan di Desa Lumban Tobing diantaranya : a. Menghemat pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk makanan yang dikomsumsi setiap harinya, seluruh responden atau sebanyak 36 orang atau 100 responden. Frekuensi makan nasi dalam sehari tetap 3 kali sehari tetapi dengan menu lauk seadanya saja, biasanya ikan asin, dan mereka mengomsumsi telur hanya satu kali dalam seminggu, Universitas Sumatera Utara 121 hampir tidak pernah mengomsumsi daging dalam seminggu, komsumsi buah dua kali dalam seminggu. b. Strategi Menghemat pengeluaran dari segi membeli pakaianoleh anggota keluarga, seluruh anggota keluarga hanya membeli pakaian baru baru yang bukan seragam satu kali dalam setahun dan hanya satu stel untuk satu orang, dan untuk pakaian bekas mereka menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan ekonomi, akan tetapi frekuensi membeli pakaian bekas lebih banyak dibandingkan dengan frekuensi membeli pakaian baru yang bukan seragam dalam keluarga buruh harian kemenyan. c. Strategi menghemat pengeluaran adalah ketika ada anggota keluarga yang sakit, mereka hanya akan membawa berobat setelah sakit parah, ketika belum parah ataupun munculnya gejala sakit mereka hanya membawa ke pengobatan alternatif ataupun hanya membeli obat yag tersedia di warung saja. Ketika mereka sakit parah tempat berobat yang menjadi tujuan mereka adalah bidanmantri terdekat untuk menghindari biaya perobatan yangterlalu mahal. 3. Strategi Jaringan oleh buruh harian kemenyan adalah menjalin relasi sosial baik secara formal, maupun secara imformal dengan lingkungan sosialnya, diantaranya adalah : a. memanfaatkan program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh pemerintah, seperti Bantuan Langsung Tunai BLT, PKH, Raskin. b. Selain itu, pemanfaatan jaringan ini terlihat jelas ketika menghadapi masalah ekonomi, mereka lebih memilih meminjam uang kepada tetangga dan mengutang di warung terdekat dari pada harus meminjam uang ke rentenir untuk menghindari suku bunga. Diantara sampel dalam penelitian Universitas Sumatera Utara 122 ini, yang pernah meminjam ke rentenir hanya 13 orang atau 36,1 responden, walaupun demikian mereka tetap mencari rentenir dengan suku bunga yang paling rendah diantara rentenir yang lain. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran-saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Kepada Kepala Desa Lumban Tobing, untuk lebih meningkatkan kesejateraan buruh harian kemenyan, ada baiknya menciptakan kelompok-kelompok ekonomi kreaatif yang memanfaatkan sumber daya lokal, selain mudah ditemukan, bermanfaat untuk mempromosikan apa saja nilai jual yang ada di desa tersebut. Disisi lain dapat memberi ruang bagi mereka yang membutuhkan seperi ibu-ibu rumah tangga untuk bebas memilih pekerjaan yang lebih baik dan mengurangi aktivitas fisik yang terlalu berlebihan. 2. Kepada buruh harian kemenyan untuk lebih terlibat aktif dalam program- program pengentasan kemiskinan yang diciptakan oleh pemerintah maupun swasta. Universitas Sumatera Utara 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA