110
Sementara sampel dengan pilihan dukun atau pengobatan tradisional sebanyak 9 orang 25 responden memiliki alasan yang berbeda, yaitu
pengobatan tradisional atau tukang kusut lebih mahir dari pada bidandokter yang ada di rumah sakit. Dari keterangan di atas keseluruhan responden lebih
memili berobat ke bidanmatri dan juga puskesmas dengan alasan kepercayaan dan harga yang masih bisa dijangkau.
5.2.3 Strategi Jaringan
28. Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Dalam Perkumpulan Sosial
Tabel 5.33 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Dalam Perkumpulan
Sosial
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Terlibat Tidak Terlibat
27 9
75 25
Jumlah 36
100 Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.33 diketahui bahwa sebanyak 27 orang 75 responden terlibat dalam perkumpulan sosial dan
sebanyak 9 orang 25 responden tidak terlibat dalam perkumpulan sosial.Dilihat dari data tersebut, mayoritas responden terlibat dalam
perkumpulan sosial seperti STM, Arisan, Kumpulan marga. Perkumpulan sosial dalam hal ini bisa kita samakan dengan kelompok
sosial yang berarti himpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu perikatan sosial dan kultural. Menurut Sherif kelompok sosial adalah merupakan
Universitas Sumatera Utara
111
suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua kelompok atau individu yang telah mengadakan interaksi sosial dengan intensif, terdapat pembagian tugas, struktur
dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut. Manfaat yang didapat oleh keluarga buruh harian kemenyan dari
aktivitas mengikuti perkumpulan sosial atau kegiatan sosial adalah semakin banyak relasi. Hal ini sering dikaitkan dengan filosofi orang batak
“godang toddong, godang arta” yang artinya semakin banyak relasi, maka kita akan
semakin sukses. Akan tetapi pada prosesnya tidak semudah mengucapkan, bahkan disebut juga
“godang arta, godang toddong” yang artinya ketika seseorang memiliki harta, kedudukan, ataupun jabatan maka disitu jugalah
banyak relasi atau orang yang membutuhkannya. Bagi buruh harian kemenya, tujuan menjalin relasi tidaklah sampai
sejauh ini, akan tetapi hanya sekedar menambah relasi dalam menjalani aktivitas sosial, sehingga mereka lebih tertarik mengikuti perkumpulan sosial yang
berasaskan kekeluargaan dan kekerabatan. 29.
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Keterlibatan Secara Kontiniu Mengikuti Perkumpulan Sosial
Berdasarkan data yang disaikan pada tabel 5.34 diketahui bahwa sebanyak 15 orang 41,7 responden terlibat secara kontiniu, sebanyak 18
orang atau 50 responden hanya kadang-kadang terlibat dalam perkumpulan sosial,dan sebanyak 3 orang atau 8,3 responden mengikuti
perkumpulan sosial secara tidak kontiniu. Dilihat dari data tersebut, mayoritas responden yang mengikuti perkumpulan sosial secara kontiniu dibandingkan
responden yang hanya kadang-kadang dan tidak kontiniu.
Tabel 5.34
Universitas Sumatera Utara
112
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Keterlibatan Secara Kontiniu Mengikuti Perkumpulan Sosial
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
3 Kontiniu
Kadang-Kadang Tidak Kontiniu
18 15
3 50,0
41,7 8,3
Jumlah 36
100,0 Sumber : Data Primer 2015
Menurut mereka, perkumpulan sosial yang diadakan secara rutin misalnya satu kali dalam satu bulan dan maksimal hanya dua kali, pertemuan lainnya
adalah ketika saat-saat tertentu tidak terlalu memakan waktu bekerjanya. Misalnya pada saat anngota kelompok kemalangan ataupun anaknya menikah,
atau acara lainnya yang meyangkut kegiatan bersosialisasi. Mereka juga beranggapan bahwa suatu saat mereka juga akan mengalami hal yang sama.
30. Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Merimaan BLT Bantuan
Langsung Tunai
Tabel 5.35 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Penerimaan BLT
Bantuan Langsung Tunai
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Menerima Tidak Menerima
30 6
83,3 16,7
Jumlah 36
100,0 Sumber : Data Primer 2015
Universitas Sumatera Utara
113
BPS telah menentukan syarat untuk menerima Bantuan Langsung Tunai BLT yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk lebih memudahkkan bagi
semua orang menentukan kriteria miskin secara umum, dan pada tahun 2013 diganti dengan nama yang baru yaitu BLSM atau Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat. Persentase jumlah buruh harian kemenyan yang menerima BLT yaitu
sebanyak 30 orang atau 83,3 responden, dari jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas buruh harian kemenyan berstatus miskin sehingga
mereka diberikan kompensasi untuk menerima BLT. Meskipun program BLT di Indonesia telah banyak dinilai sukses oleh
beberapa pihak, ada juga beberapa kelemahan program BLT, diantaranya pembangian yang tidak merata, kurang tepat sasaran, menciptakan peluang
korupsi, jumlah nominal insentif BLT sama sekali tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi kesulitan yang dihadapi warga miskin, dan masih banyak lagi.
Melihat beberapa permasalahan tersebut, yang semakin lama semakin besar maka pemerintah memutuskan untuk memperbaharui program tersebut
menjadi BLT bersyarat dengan nama program PKH Program Keluarga Harapan, dimana PKH merupakan program bantuan untuk keluarga miskin
dengan syarat harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin.
31. Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Program Keluarga
Harapan PKH
Universitas Sumatera Utara
114
Tabel 5.36 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Program
Keluarga Harapan PKH
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Mengikuti Tidak Mengikuti
7 29
19,4 80,6
Jumlah 36
100,0 Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.36 diketahui bahwa sebanyak 29 orang atau 80,6 responden tidak mengikuti Program Keluarga
Harapan PKH dan sebanyak 7 orang atau 19,4 responden mengikuti Program Keluarga Harapan PKH. Dilihat dari data tersebut, mayoritas
responden yang tidak mengikuti Program Keluarga Harapan. PKH merupakan satu program yang memberikan bantuan tunai kepada
Rumah Tangga Sangat Miskin RTSM jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM
yaitu pendidikan dan kesehatan. Program PKH merupakan pembaharuan dari program BLT, Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelopok masyarakat miskin.
Meskipun program PKH merupakan pembaharuan dari program BLT, akan tetapi distribusi responden yang menerima PKH tidak seimbang dengan
responden yang pernah menerima BLT, 32.
Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Rumah Tangga Miskin
Universitas Sumatera Utara
115
Biro Pusat Statistik BPS menggunakan batas garis kemiskinan berdasarkan data komsumsi dan pengeluaran komoditas pangan dan non pangan. Dalam
penanggulangan masalah kemiskinan melalui program Bantuin Langsung Tunai BLT, BPS telah menetapkan 14 kriterian keluarga miskin, mulai luas lantai
bangunan, jenis lantai bangunan, jenis dinding tempat tinggal, sampai dengan nilai investasi yang dimiliki.
Penelitian yang telah dilakukan tentangberdasarkangolongan responden rumah tangga miskin dalam keluarga buruh harian kemenyan, data yang ditemukan
bahwa seluruh sampel yaitu 36 orang 100 responden termasuk dalam golongan rumah tangga miskin berdasarkan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar,
kepemilikan aset, jumlah rata-rata pendapatan perbulan. 33.
Distribusi Responden Berdasarkan Alternatif Meminjam Uang Ketika Tidak Punya Uang
Tabel 5.37 Distribusi Responden Berdasarkan Alternatif Meminjam Uang Ketika
Tidak Punya Uang
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
Keluarga Tetangga
Koperasi
Bank 8
17 8
3 22,2
47,2 22,2
8,4 Jumlah
36 100,0
Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.37 diketahui bahwa
sebanyak 17 orang atau 47,2 responden, sebanyak 8 orang atau 22,2
Universitas Sumatera Utara
116
responden, sebanyak 8 orang atau 22,2 responden dan sebanyak 3 orang atau 8,4 responden. Dilihat dari data tersebut, mayoritas responden yang memilih
meminjam uang kepada tetangga . Interaksi yang terjadi dalam masyarakat desa lebih erat dan lebih
mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.
34. Distribusi Responden Pernah Tidaknya Meminjam Uang ke Rentenir
Tabel 5.38 Distribusi Responden Pernah Tidaknya MeminjamUang ke Rentenir
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Pernah Tidak Pernah
13 23
36,1 63,9
Jumlah 36
100,0 Sumber : Data Kuesioner 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.38 diketahui bahwa 23 orang atau 63,9 responden tidak pernah memilih tidak pernah meminjam
uang ke rentenir, dan sebanyak 13 orang atau 36,1 responden pernah meminjam uang ke rentenir.
Keunggulan meminjam uang kepada rentenir yaitu proses peminjaman, pinjaman yang dikeluarkan oleh rentenir lebih mudah, cepat dan tidak perlu
agunan didasarkan rasa saling percaya. Jumlah besar dan kecilnya pinjaman tidak dibatasi, tergantung kepada kemampuan pemberi pinjaman demikian juga
kebutuhan peminjam. Adapun rentenir memiliki kekurangan dimana hal ini dapat membuat
peminjam mengeluh, bahkan kabur dari tanggung jawabnya. Yaitu suku bunga
Universitas Sumatera Utara
117
yang terlalu besar, biasanya rentenir menetapkan bunga dengan interval 10 sampai dengan 30. Itulah yang menyebabkan sampel dalam penelitian ini
mengurung niatnya untuk meminjam ke rentenir. 35.
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Meminjam Uang Ke Rentenir
Tabel 5.39 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Meminjam Uang Ke
Rentenir
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
3 Sangat Sering
Sering Jarang
8 5
61,5 38,5
Jumlah 13
100,0 Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.39 diketahui bahwa sebanyak 8 orang atau 61,5 responden yang sering meminjam uang ke
rentenir, dan sebanyak 5 orang atau 38,5 responden yang jarang meminjam uang ke rentenir. Dari data tersebut dapat kita lihat, mayoritas responden yang
pernah meminjam uang ke rentenir dengan frekuensi sering. Responden yang memilih pernah meminjam uang kepada rentenir , juga
memiliki alasan yang khusus akan pilihan tersebut. Keterbatasan waktu menjadi alasan utama bagi buruh untuk meminjam uang kepada rentenir, walaupun
demikian buruh harian kemenyan juga memilih rentenir dengan suku bunga yang rendah dibandingkan dengan rentenir lainnya. Selain itu dasar
pertimbangan rentenir yang akan dipinjami uang adalah mereka yang mau
Universitas Sumatera Utara
118
memberi pengertian dan kelonggaran waktu untuk melunasi ketika tidak sanggup untuk membayar cicilan.
Karena buruh harian kemenyan tidak mempunyai penghasilan perhari, maka buruh harian kemenyan yang ada di Desa Lumban Tobing memilih
rentenir yang tidak harus mambayar tagihan setiap harinya. 36.
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengutang di Warung
Tabel 5.40 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengutang di
Warung
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Pernah Tidak Pernah
34 2
94,4 5,6
Jumlah 36
100,0 Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.40 menunjukkan bahwa sebanyak 34 orang atau 94,4 responden pernah mengutang di warung, dan
sebanyak 2 orang atau 5,6 responden tidak pernah mengutang. Dilihat dari data tersebut, mayoritas responden pernah mengutang di warung.
Mengutang di warung dekat tempat dengan rumah merupakan hal yang wajar untuk dilakukan oleh manusia, khususnya bagi mereka yang memiliki
pendapatan yang pas-pasan. Kadangkala ketika keluarga tersebut tidak mampu membeli sesuatu yang menjadi keperluan sehari-hari, mereka memilih untuk
mengutang di warung atau ketika uang yang dimiliki sudah mempunyai fungsi yang tertentu maka dengan terpaksa membeli keperluan yang lain dengan
mengutang dulu di warung.
Universitas Sumatera Utara
119
Biasanya keluarga buruh harian kemenya mengutang di warung seperti jenis sembako, dan waktu untuk mereka membayarnya paling lama dalam waktu
2 minggu. Karena jika mereka berlama-lama dalam membayar utang, merekalah yang sangat rugi. Tidak akan mendapat kesempatan untuk mengutang di tempat
itu lagi. 37.
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengutang di Warung
Tabel 5.41 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengutang di Warung
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
3 Sangat Sering
Sering Jarang
6 16
12 17,7
47,1 35,2
Jumlah 34
100,0 Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.41 menunjukkan bahwa sebanyak 16 orang 47,1 responden sering mengutang di warung, sebanyak
12 orang atau 35,2 memilih jarang mengutang di warung , sebanyak 6 orangatau 17,7 memilih sangat sering mengutang di warung.
Frekuensi mengutang di warung bukan menjadi hal yang penting bagi buruh harian kemenyan di Desa Lumban Tobing, akan tetapi kepatuhan untuk
membayar hutang secepat mungkin akan mempengaruhi proses peminjaman pada periode berikutnya. Semakin rutinlancar mereka membayar maka
semakin cepat juga proses peminjaman pada periode berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
120
BAB VI PENUTUP