Hubungan Kadar Hematokrit dengan Derajat Preeklamsia

commit to user 46 parametriknya tidak terpenuhi, yaitu data tekanan darah diastole tidak terdistribusi normal.

B. Hubungan Kadar Hematokrit dengan Derajat Preeklamsia

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa distribusi rerata kadar hematokrit semakin meningkat seiring dengan peningkatan derajat preeklamsia. Dimana rerata kadar hematokrit pada preeklamsia ringan sebesar 35,42, pada preeklamsia berat sebesar 37,37, dan pada eklamsia sebesar 38,69. Kadar hematokrit yang meningkat pada preeklamsiaeklamsia terjadi karena adanya hemokonsentrasi akibat volume plasma yang menurun yang disebabkan oleh vasospasme. Hemokonsentrasi yang juga menyebabkan viskositas darah meningkat akan menyababkan perfusi jaringan semakin berkurang pada seluruh organ, baik ke otak, jantung, paru, ginjal, maupun jaringan fetoplasenta Prawirohardjo, 2007. Kadar hematokrit dari tiap kelompok yang didapat pada penelitian ini kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji t Independent. Untuk uji t Independent kelompok preeklamsia ringan dan preeklamsia berat didapatkan hasil berupa terdapat perbedaan kadar hematokrit antara dua kelompok tersebut. Hasil ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan kadar hematokrit dengan peningkatan derajat preeklamsia dari preeklamsia ringan menjadi preeklamsia berat. Pada peningkatan preeklamsia ringan menjadi preeklamsia berat terjadi banyak perubahan patologis pada tubuh penderita, yang dilihat dari bertambah banyaknya manifestasi klinis yang muncul dibandingkan pada preeklamsia commit to user 47 ringan Duff, 2004. Salah satu perubahan tersebut terdapat pada kadar hematokrit, seperti pada penelitian ini, dimana terjadi peningkatan kadar hematokrit yang signifikan antara preeklamsia ringan dengan preeklamsia berat. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati 2001 yang menyatakan bahwa kadar hematokrit ≥ 40 meningkatkan atau merupakan faktor prognosis kematian maternal. Dimana peningkatan preeklamsia ringan menjadi preeklamsia berat juga akan meningkatkan kematian maternal. Adapun uji t Independent untuk kelompok preeklamsia berat dan eklamsia didapatkan hasil berupa tidak terdapat perbedaan kadar hematokrit antara dua kelompok tersebut. Hasil ini dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan antara peningkatan kadar hematokrit dengan peningkatan derajat preeklamsia dari preeklamsia berat menjadi eklamsia. Preeklamsia berat dan eklamsia memiliki karakteristik gejala dan tanda yang serupa, yang membedakan keduanya adalah adanya kejang yang diikuti koma yang terjadi pada eklamsia Prawirohardjo, 2007. Teori tersebut mendukung hasil penelitian ini, dimana meskipun kadar hematokrit kelompok eklamsia lebih tinggi dari pada kadar hematokrit preeklamsia berat, namun peningkatan tersebut secara statistik tidak bermakna.

C. Nilai Ambang Kadar Hematokrit untuk Perubahan Derajat Preeklamsia