commit to user 44
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sampel Penelitian
Jumlah kasus preeklamsiaeklamsia di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Moewardi Surakarta periode bulan Januari 2009 sampai bulan Mei
2010 adalah sebesar 641 kasus, yang terdiri dari 201 kasus preeklamsia ringan atau sebesar 31,36, 396 kasus preeklamsia berat atau sebesar 61,78, dan 44
kasus eklamsia atau sebesar 6,86. Angka ini lebih tinggi dari hasil yang didapatkan oleh Sari 2007 pada periode tahun 2005-2006 dan bulan April
sampai bulan Juni 2007 yang mendapatkan 537 kasus preeklamsiaeklamsia, dan oleh Sari 2009 pada periode bulan Januari 2008 sampai bulan Januari
2009 yang mendapatkan 496 kasus preeklamsiaeklamsia, di rumah sakit yang sama.
Kasus preeklamsiaeklamsia sejumlah 641 kasus disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan dan dipilih secara acak pada
tiap kelompok preeklamsia, baik preeklamsia ringan, preeklamsia berat, dan eklamsia, sehingga didapatkan data sampel sebesar 90 kasus. Dimana kasus
tersebut terdiri dari 30 kasus preeklamsia ringan, 30 kasus preeklamsia berat, dan 30 kasus eklamsia.
Pada tabel 2 dapat dilihat rerata usia kehamilan sampel pasien preeklamsiaeklamsia adalah 38 minggu. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari 2009 di RSUD Dr Moewardi,
44
commit to user 45
dimana persentasi usia kehamilan pasien preeklamsiaeklamsia tertinggi didapatkan pada usia kehamilan 37-40 minggu yaitu sebesar 68,18, dan oleh
Hendaya dkk di Jakarta yang mendapatkan persentasi 75,20. Tabel 3 menunjukkan hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov
Smirnov Test. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa hampir semua variabel penelitian pada kelompok preeklamsia ringan, preeklamsia berat, dan eklamsia
terdistribusi normal, kecuali variabel tekanan darah diastole kelompok preeklamsia ringan dan preeklamsia berat yang tidak terdistribusi normal. Uji
normalitas data ini diperlukan sebagai syarat penentu analisis selanjutnya, apakah data dapat dianalisis dengan uji parametrik atau dengan uji
nonparametrik. Uji selanjutnya yang dipilih untuk menganalisis variabel-variabel antar
derajat preeklamsia, baik preeklamsia ringan dengan preeklamsia berat dan preeklamsia berat dengan eklamsia, adalah uji beda rerata atau disebut juga uji
t Independent. Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil uji beda rerata kelompok preeklamsia ringan dan preeklamsia berat yang menunjukkan adanya
perbedaan yang secara statistik bermakna hanyalah variabel tekanan darah sistole p 0,05. Sedangkan hasil uji beda rerata kelompok preeklamsia berat
dan eklamsia menunjukkan tidak ada perbedaan yang secara statistik bermakna untuk semua variabel p 0,05. Adapun variabel tekanan darah diastole tidak
dapat diuji dengan uji beda rerata atau uji t Independent yang termasuk dalam uji parametrik. Hal ini disebabkan karena salah satu persyaratan uji
commit to user 46
parametriknya tidak terpenuhi, yaitu data tekanan darah diastole tidak terdistribusi normal.
B. Hubungan Kadar Hematokrit dengan Derajat Preeklamsia