Gangguan Siklus Menstruasi Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

menjadi estradiol dan estron, masing-masing oleh enzim aromatase, yang mengaromatisasi cincin A steroid dan membuang satu karbon. Estrogen biasanya memiliki 18 karbon. Estrone kemudian dapat dikonversi menjadi estradiol oleh 17β-hidroksisteroid dehidrogenase. Sehingga, sekresi estradiol merupakan peran antara sel teka dan sel granulosa serta koordinasi antara FSH dan LH Terranova, 2003

2.3. Gangguan Siklus Menstruasi

Apabila siklus menstruasi yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata lain tidak berada pada interval pola menstruasi dengan rentang kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari dengan interval pendarahan uterus normal kurang dari 3 atau lebih dari 7 hari disebut siklus menstruasi tidak teratur Berek, 2007. Menurutnya ada enam jenis gangguan menstruasi yang termasuk ke dalam siklus menstruasi tidak teratur yaitu, oligomenorea, polimenorea, menoragia, metroragia, menometroragia, hipomenorea Berek,2007. Wiknjosastro 2009 membagi gangguan menstruasi dan siklusnya menjadi: 1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi a. Hipermenorea atau menoragia b. Hipomenorea 2. Kelainan siklus a. Polimenorea b. Oligomenorea c. Amenorea 3. Perdarahan di luar haid a. Metroragia 4. Gangguan menstruasi yang ada hubungannya menstruasi a. Premenstrual tension ketegangan prahaid b. Mastodinia c. Mittelschmerz rasa nyeri pada ovulasi d. Dismenorea Universitas Sumatera Utara Perubahan pada lamanya siklus menstruasi terbagi menjadi polimenorea, oligomenorea, dan amenorea. Polimenorea adalah kelainan siklus menstruasi yang lebih pendek dari biasa kurang dari 21 hari. Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid yang biasa. Bila siklus memendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi memendek atau kedua stadium memendek. Polimenorea disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena peradangan,endometriosis dan sebagainya Wiknjosastro, 2009. Oligomenorea adalah dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofisisi-hipotalamus, sindrom polikistik ovari, stress, dan juga kehilangan berat badan berlebih. Pemanjangan siklus disebabkan karena masa proliferasi yang lebih panjang dari biasa Wiknjosastro, 2009. Amenorea dibagi menjadi: 1. Amenorea Primer Seorang perempuan belum mengalami menstruasi setelah usia 15 tahun tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder atau tidak terjadi menstruasi sampai 13 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder. yaitu, amenorea primer dan amenorea sekunder Berek, 2007. 2. Amenorea sekunder Pernah mendapat menstruasi tetapi kemudian sedikitnya 3 bulan berturut- turut Wiknjosastro, 2009 atau 3 siklus menstruasi ataupun lebih dari 6 bulan tidak mendapatkannya lagi Berek, 2007. Amenorea primer umumnya penyebabnya lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Amenorea sekunder biasanya disebabkan karena kehidupan wanita, pada keadaan patologis seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor dan penyakit infeksi, sedangkan pada keadaan fisiologis pada saat menarkhe, hamil, menyusui dan menopause. Biasanya terjadi pada perempuan dengan underweight atau pada Universitas Sumatera Utara aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk memacu pelepasan hormon Wiknjosastro,2009.

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

12 86 95

Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012

5 25 66

Hubungan Olahraga Dan Aktivitas Harian Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011, 2012 Dan 2013

0 3 96

Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012

0 0 10

Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012

0 0 2

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Indeks Massa Tubuh - Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 18

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 12

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

1 1 44

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Indeks Massa Tubuh (IMT) - Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

0 0 16