Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Indeks Massa Tubuh

2.1.1. Definisi Indeks Massa Tubuh Indeks massa tubuh IMT adalah berat badan BB dalam kilogram kg dibagi tinggi dalam meter kuadrat m 2 Sugondo, 2009.

2.1.2. Indeks Massa Tubuh

Antropometri adalah pengukuran tubuh manusia yang mencakup body weight dan body dimensionbuild. Ada beberapa teknik yang lazim digunakan: tinggi badan berat badan, lingkar, dan tebal lipatan kulit. Berbagai teknik pengukuran antropometri dilakukan pada berbagai lokasi pengukuran yang berbeda dengan instrumen yang berbeda-beda pula. Beberapa teknik seperti penilaian tebal lipatan kulit adalah untuk mengestimasi komposisi tubuh atau lemak tubuh, sementara teknik lain seperti IMT adalah penilaian untuk body build ACSM, 2008; Thang et al., 2006. Dalam penelitian Thang et al. 2006, berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai antropometri, yaitu tabel tinggi badan dan berat badan, indeks massa tubuh, rasio pinggang-pinggul waist-to-hip ratio, lingkar, tebal lipatan kulit, Bioelectrical Impedance Analysis, dan Hydrostatic weighing. Penggunaan IMT sebagai parameter dalam menentukan total lemak tubuh seseorang memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan dibanding cara yang lain. Pengukuran IMT dapat memperkirakan total lemak tubuh dengan perhitungan yang sederhana, cepat, dan murah dalam populasi tertentu. Pengukuran IMT rutin dilakukan dan sering digunakan dalam studi-studi epidemiologi. Namun kelemahannya, IMT tidak dapat menjelaskan tentang distribusi lemak dalam tubuh seperti pada obesitas sentral maupun obesitas abdominal maupun menggambarkan jaringan lemak viseral. Nilai IMT yang Universitas Sumatera Utara tinggi belum tentu karena jaringan lemak tapi dapat juga karena jaringan otot Thang et al., 2006. Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tabel 2.1. Klasifikasi IMT menurut Kriteria Asia Pasifik Kategori IMT Kgm 2 Berat Badan Kurang 18,5 Normal 18,5 - 22,9 Berat Badan Lebih ≥23 Berisiko 23 - 24,9 Obese I 25-29,9 Obese II ≥ 30 Sumber: Sugondo, 2009. Ilmu Penyakit dalam Ed. V Jilid III

2.1.3. Cara mengukur Indeks Massa Tubuh

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

12 86 95

Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012

5 25 66

Hubungan Olahraga Dan Aktivitas Harian Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011, 2012 Dan 2013

0 3 96

Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012

0 0 10

Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012

0 0 2

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Indeks Massa Tubuh - Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 18

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010, 2011, dan 2012

0 0 12

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

1 1 44

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Indeks Massa Tubuh (IMT) - Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

0 0 16