11
2.4. Metode ELECTRE
Metode ELECTRE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep perangkingan dengan menggunakan perbandingan
berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada kondisi dimana alternatif yang kurang sesuai dengan
kriteria dieliminasi, dan alternatif yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata lain, ELECTRE digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif namun hanya
sedikit kriteria yang dilibatkan. Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya melebihi dibandingkan dengan kriteria dari
alternatif yang lain dan sama dengan kriteria lain yang tersisa Putra, 2015.
Metode ELECTRE berasal dari Eropa pada tahun 1960an. ELECTRE adalah akronim dari Eliminated Et Choix Traduistant la Realite atau dalam bahasa Inggris
berarti Elimination and Choice Expressing Reality. Menurut Janko dan Bernoider 2005:1, ELECTRE merupakan salah satu
metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan
setiap kriteria yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada kondisi dimana alternatif yang kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi dan alternatif yang sesuai
dapat dihasilkan. Dengan kata lain ELECTRE digunakan untuk kasu-kasus dengan banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan. Akshareari, 2013.
2.4.1 Teknik Metode ELECTRE Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode
ELECTRE adalah sebagai berikut: a.
Normalisasi matrik keputusan. Pertama yang dilakukan dalam metode ELECTRE adalah membentuk
perbandingan berpasangan setiap alternatif pada setiap kriteria a
ij
. Nilai tersebut harus dinormalisasikan ke dalam suatu skala yang dapat diperbandingkanx
ij
: X
ij=
�
� =
; untuk i=1,2,3…,m dan j=1,2,3,..,n 4
b. Menentukan Tabel
Setelah dinormalisasi, langkah yang dilakukan oleh pengambil keputusan adalah memberikan
bobot faktor
kepentingan pada
setiap kriteria
yang
Universitas Sumatera Utara
12
mengekspresikan kepentingan relatifnya w
i
dengan cara setiap kolom dari matriks X dikalikan dengan bobot-bobot yang ditentukan oleh pembuat
keputusan. c.
Menentukan Matriks Concordance dan Discordance Index Langkah yang ketiga adalah menentukan himpunan dari concordance dan
Discordance, untuk setiap pasang dari alternatif k dan l k.l =1,2,3,…,m dan k≠l
kumpulan kriteria j dibagi menjadi dua himpunan bagian, yaitu concordance dan Discordance. Bilamana sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk
concordance adalah:
C
kl
={j| ≥ }; untuk j=1,2,3,…,N 5
Sebaliknya, komplementer dari himpunan bagian ini adalah Discordance, yaitu bila:
D
kl
={j| };
untuk j=1,2,3,…,N 6
d. Menetukan matriks concordance dan Discordance.
Langkah yang ke-empat adalah menetukan matriks concordance dan Discordance. Untuk menetukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah
dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam himpunan bagian concordance, secara matematisnya adalah sebagai berikut:
C
kl
= ∑
j€
C
kl
w
j
, untuk j=1,2,3…,N 7
Untuk menetukan nilai dari elemen-elemen pada matriks Discordance adalah dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam himpunan
bagian Discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara matematisnya adalah :
d
kl
=
� − �
� {| − |}∀
8
e. Menetukan matriks dominan concordance dan Discordance.
Selanjutnya adalah menetukan matriks dominan concordance dan Discordance. Dominasi matriks concordance dibangun dengan menggunakan nilai threshold
Universitas Sumatera Utara
13
untuk indeks concordance, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai threshold hanya akan memiliki kesempatan
untuk mendominasi jika indeks concordance yang sesuai melebihi setidaknya pada nilai threshold tertentu yaitu :
C
kl
=c 9
Nilai threshold dapat ditentukan sebagai rata-rata indeks concordance, dengan nilai threshold adalah :
c
=
��− �
= �
=
10
Berdasarkan nilai threshold, nilai setiap element matrik F sebagai matrik dominan concordance ditentukan sebagai berikut:
F
kl
=1, jika C
kl
≥ c F
kl
=0, jika C
kl
≥ c 11
demikian pula, dominasi matriks Discordance didefinisikan dengan menggunakan nilai threshold dimana didefinisikan sebagai berikut:
d =
��−
�
� =
� =
12
di mana nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan Discordance ditentukan sebagai berikut:
g
kl
=1, jika C
kl
≥ c g
kl
=0, jika C
kl
≥ c 13
f. Menentukan matrik dominan agregat sebagai matrik E
Selanjutnya adalah menentukan matrik dominan agregat sebagai matrik E, yang setiap elemennya merupakan perkalian antara element matrik F dengan element
matrik G , sebagai berikut :
e
kl
= f
kl
x g
kl
14
g. Mengeleminasi alternatif.
Matrik E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila ek
l
=1 maka alternatif A
k
merupakan pilihan yang lebih baik daripada A
l
. sehingga baris dalam
Universitas Sumatera Utara
14
matrik E yang memiliki jumlah ek
l
=1 paling sedikit dapat dieliminasi, dengan demikian alternatif terbaik adalah yang mendominasi alternatif lainnya Veryana,
2014.
2.5. Partai