PENGGUNAAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE) DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENU MAKANAN SEHAT

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENU

MAKANAN SEHAT

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh

Tri Puji Prakoso NIM.5302411193

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

(3)

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.


(4)

berusaha akan mendapatkan apa yang diusahakan, siapa yang menanam akan menuai hasilnya, dan siapa yang bersungguh-sungguh akan memperoleh kejayaan.

PERSEMBAHAN

Rasa syukur atas karya sederhana ini, Penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua yang senantiasa medoakan, merawat, membimbing dan mendukung baik dalam keadaan apapun.

2. Kakak dan Adik yang selalu memberi motivasinya selama mengerjakan karya ini.

3. Bapak Drs. Slamet Seno Adi,M.Pd, M.T terima kasih atas bimbingannya. 4. Dosen Jurusan Teknik Elektro UNNES terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang diberikan, semoga Allah SWT menjadikan berkah dan manfaat ilmunya. 5. Teman-teman rombel 4 terima kasih atas dukungan dan motivasinya. 6. Teman-teman tim futsal Pitik yang telah bermain hampir 4 tahun ini.

7. Untuk gunung sumbing, gunung ungaran dan gunung merbabu yang memberi inspirasi selama mengerjakan karya tulis ini.


(5)

Menu Makanan Sehat. Skripsi, Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Drs. Slament Seno Adi, M.Pd.M.T.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnnya pemenuhan kebutuhan energi bagi setiap individu. Maka untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan aplikasi yang dapat membantu individu dalam proses pemilihan menu makanan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem pendukung keputusan yang dapat merekomendasikan paket menu makanan sesuai dengan kebutuhan energi.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka dirancang dan dibangun sistem pendukung keputusan menu makanan dengan menggunakan model

waterfall atau air terjun. Berdasarkan landasan pengembangan aplikasi model waterfall maka penelitian diawali dengan analisis perencanaan sistem. Setelah melakukan analisis sistem dilanjutkan dengan mendesain sistem, dilanjutkan dengan pengkodean dan diakhiri dengan proses pengujian.

Hasil penelitian menunjukkan sistem pendukung keputusan dapat merekomendasikan paket menu makanan sesuai dengan kebutuhan energi. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian blackbox, pengujian kelayakan aspek materi dengan skor presentase 75% atau dengan kriteria “Layak” dan pengujian kelayakan aspek perangkat lunak dengan skor presentase 77,5% atau dengan kriteria “sangat layak”.


(6)

dan karunia-Nya serta telah memberi kekuatan, kesabaran serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bantuan baik yang berupa dorongan maupun bimbingan dari pihak lain, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Slamet Seno Adi,M.Pd,M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unversitas Negeri Semarang.

3. Drs. Suryono, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Unversitas Negeri Semarang.

4. Feddy Setio Pribadi, M.T, selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Semarang.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 6. Rekan – rekan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer angaktan 2011 yang telah membantu dari awal hingga penyelesaian skripsi ini. 7. Semua pihak yang membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang bersifat


(7)

Semarang,12 Agustus 2015 Penulis

Tri Puji Prakoso NIM 5302411193


(8)

LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 2

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 4


(9)

2.1.1 Menu Makanan Sehat ... 5

2.1.2 Kebutuhan Energi... 6

2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.1.3.1Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite) ... 9

2.1.4 Sistem Basis Data ... 13

2.1.4.1 SQL ... 15

2.1.4.2 SQLite ... 16

2.1.5 Java Application ... 17

2.1.6 Pemodelan Perangkat Lunak ... 23

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 25

2.3 Kerangka Berfikir... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.2 Populasi dan Sampel ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29


(10)

3.5.1.1 Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Pengguna ... 32

3.5.1.2 Kebutuhan Perangkat dalam Pembuatan Aplikasi ... 33

3.5.1.3 Model Analisis ... 34

3.5.1.3.1 Scenario-Based Modelling ... 34

3.5.1.3.2 Flow-Oriented Modelling ... 42

3.5.1.3.3 Behavioral Modelling ... 44

3.5.1.3.4Class-Based Enviroment ... 46

3.5.2 Desain Perangkat Lunak ... 47

3.5.2.1 Desain Data ... 47

3.5.2.2 Desain Arsitektur ... 50

3.5.2.3 Desain Interface ... 51

3.5.3 Pengkodean ... 59

3.5.4 Pengujian ... 59

3.6 Prosedur Penelitian... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63


(11)

4.1.2.1 Hasil Desain Data ... 64

4.1.2.2 Hasil Desain Arsitektur ... 65

4.1.2.3 Hasil Desain Interface ... 66

4.1.3 Pengkodean ... 66

4.1.4.1 Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box ... 67

4.1.4.2 Pengujian Aspek Materi Gizi ... 71

4.1.4.3 Pengujian Aspek Perangkat Lunak ... 72

4.2 Pembahasan ... 74

4.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Perencanaan Sistem ... 74

4.2.2 Pembahasan Hasil Pengujian ... 88

4.2.2.1 Pembahasan Hasil Pengujian Aspek Materi ... 88

4.2.2.2 Pembahasan Hasil Pengujian Aspek Perangkat Lunak ... 89

BAB V PENUTUPAN ... 90

5.1 Simpulan ... 90

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(12)

laki dan perempuan (almatsier:146). ... 8

Tabel 3. 1 Range Presentase Skor dan Kriteria Kualitatif ... 31

Tabel 3. 2 Perangkat Keras (Hardware) ... 33

Tabel 3. 3 Perangkat Lunak (Software) ... 34

Tabel 4. 1 Tabulasi Data Pengujian Ahli Materi Gizi ... 71


(13)

Gambar 3. 2 Use-Case Diagram ... 35

Gambar 3. 3 ActivityDiagram Menu User ... 37

Gambar 3. 4 ActivityDiagram Menu Admin ... 39

Gambar 3. 5Activity Diagram Menu About ... 41

Gambar 3. 6 Diagram Konteks ... 42

Gambar 3. 7 Diagram Level 1 ... 43

Gambar 3. 8 Sequence Diagram Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat ... 45

Gambar 3. 9 Analysis System ... 46

Gambar 3. 10 Data Tabel HasilPerbandingan ... 47

Gambar 3. 11 Data Tabel Login... 48

Gambar 3. 12 Data Tabel HasilPerbandingan ... 48

Gambar 3. 13 Data Tabel Snack ... 49

Gambar 3. 14 Data Tabel makanan ... 49

Gambar 3. 15 Desain Arsitektur Menu User ... 50

Gambar 3. 16 Desain Arsitektur Menu Admin ... 51

Gambar 3. 17 Desain Interface Halaman Awal ... 51

Gambar 3. 18Desain Interface Halaman Perhitungan Energi ... 52

Gambar 3. 19 Desain Interface Halaman Pemilihan Paket Menu Makanan ... 53

Gambar 3. 20Desain Interface Halaman Resep Masakan ... 54

Gambar 3. 21Desain Interface Halaman Rekomendasi Paket Menu Makanan ... 55

Gambar 3. 22Desain Interface Halaman Menu Admin ... 56

Gambar 3. 23 Desain Interface Halaman Admin Menu Resep ... 57

Gambar 3. 24 Desain Interface Halaman Admin Menu Makanan ... 58

Gambar 3. 25Desain Halaman Admin Menu Snack ... 59


(14)

Lampiran 1.Usulan Topik Skripsi ... 94

Lampiran 2. Surat Usulan Dosen Pembimbing ... 95

Lampiran 3.Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 96

Lampiran 4.Angket Penelitian untuk Ahli Materi Gizi ... 97

Lampiran 5. Angket Penelitian untuk Pengguna ... 100

Lampiran 6. Dokumentasi ... 104

Lampiran 7. Gambar Hasil Desain Interface ... 105

Lampiran 8. Pengkodean ... 111


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan sumber energi bagi manusia. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan menjaga pola makan yang teratur dapat membantu manusia untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Salah satu zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh adalah energi. Energi merupakan sumber tenaga untuk mempertahankan proses kerja tubuh, pertumbuhan, pengaturan suhu tubuh dan menjalankan kegiatan sehari-hari. Kelebihan ataupun kekurangan energi memberi dampak bagi kesehatan tubuh. Misalkan seseorang yang kelebihan energi akan mengalami kegemukan (obesitas), sebaliknya bila kekurangan energi maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. Dalam artikel penelitian yang ditulis oleh Winne dan zarfiel masalah kelebihan gizi atau kegemukan pada akhirnya akan memacu penyakit degeneratif (kencing manis atau diabetes mellitus tipe 2 penyakit jantung dan kanker). Sedangkan kurang energi mengakibatkan gizi buruk dengan gejala yang muncul hampir tidak terlihat (Depkes 2003).

Oleh karena itu diperlukan proses pemilihan menu makanan yang dapat memenuhi kebutuhan energi setiap individu dengan pola makan yang teratur. Namun bagi masyarakat umum untuk memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan


(16)

energi sangatlah tidak mudah, hal ini terjadi karena masyarakat umum tidak mengetahui jumlah kebutuhan energi yang harus dipenuhi dan jumlah kandungan energi dalam menu makanan yang dipilih.

Dengan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis akan membuat sebuah software sistem pendukung keputusan untuk membantu proses pemilihan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi. Sistem ini akan menggunakan metode electre yang merupakan metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai (Janco dan Bernoider,2005:11).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di komunitas senam Indonesia sehat teridentifikasi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jumlah energi yang dibutuhkan perhari, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kandungan energi pada setiap makanan yang akan dijadikan menu makanan dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menyusun menu makanan sehat yang sesuai kebutuhan energi perhari dengan pola makan yang teratur.


(17)

Dalam perencanaan pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat diperlukan batasan masalah untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap aplikasi yang dibangun, berikut beberapa masalah yang dibatasi :

1. Perhitungan kebutuhan energi dalam sistem pendukung keputusan menggunakan data antropometri dari setiap pengguna.

2. Hasil rekomendasi paket menu makanan hanya untuk masyarakat tanpa gangguan kesehatan apapun.

3. Sistem pendukung keputusan menggunakan metode electre untuk merekomendasikan paket menu makanan dari yang terbaik.

4. Sistem pendukung keputusan dapat menghitung minimal 2 pilihan paket menu makanan sampai 5 pilihan paket menu makanan yang telah dipilih oleh user. 5. Rekomendasi paket menu makanan didapat dari perbandingan kandungan

energi pada setiap paket menu makanan yang telah dipilih.

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan yang dapat

merekomendasikan paket menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi?

2. Bagaimana uji kelayakan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat berdasarkan pengujian aplikasi dengan pengujian blackbox, pengujian aspek materi dan pengujian aspek perangkat lunak?


(18)

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka didapat tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membangun sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan rekomendasi paket menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi perhari.

2. Mengetahui kelayakan aplikasi sistem pendukung keputusan dengan pengujian yang dilakukan.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami tentang cara merancang dan membangun sistem pendukung keputusan yang dapat memberi rekomendasi paket menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi

2. Masyarakat

Aplikasi dapat membantu masyarakat dalam memilih paket menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi, sehingga dapat menunjang kesehatan bagi masyarakat.


(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian diantaranya menu makanan sehat, kebutuhan energi, sistem pendukung keputusan, sistem basis data, java application dan pemodelan perangkat lunak.

2.1.1 Menu Makanan Sehat

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat dibuah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukan kedalam tubuh (Almatsier,2002:1)

Dalam artikel yang ditulis oleh Dr.Suparyanto,M.Kes seorang dosen di STIKES Jombang menerangkan bahwa makanan sehat adalah dengan meramu barbagai jenis makanan seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono,2009). Pada tahun 1950 Bapak Ilmu Gizi Prof.Dr.Poorwo Soedarmo melalui lembaga makanan rakyat Depkes memperkenalkan pola menu empat sehat lima sempurna dalam rangka gerakan “sadar gizi”. Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu empat sehat lima sempurna sebagai berikut : makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein dan lemak), sayuran( sumber vitamin


(20)

dan mineral), buah-buahan (sumber vitamin), dan air susu (sumber protein,vitamin dan mineral).

Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier,2002:1).

Selanjutnya menurut Almatsier (2002:8) kebutuhan gizi berkaitan dengan proses tubuh antara lain :

1. Memberi energi, zat-zat gizi yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi,ketiga zat ini disebut zat pembakar.

2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

Protein,mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat ini disebut zat pembangun.

3. Mengatur Proses Tubuh

Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air didalam sel,sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan antibodi. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi termasuk proses menua. Air diperlukan untuk mengatur suhu tubuh,peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dalam proses tubuh. Dalam fungsi ini protein,mineral,air dan vitamin dinamakan zat pangantar.

2.1.2 Kebutuhan Energi

Manusia sebagai mahluk hidup membutuhkan energi untuk melakukan segala aktifitas. Energi yang didapat dari manusia berasal dari asupan makanan yang dimakan. Penting untuk manusia dapat menyusun hidangan agar sesuai dengan kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh. Tentu dalam menyusun dan


(21)

menilai hidangan antara seorang ahli gizi dan orang awam akan terdapat perbedaan (Sediaoetama,1998:1).

Cara menilai hidangan seorang awam hanya sekedar memenuhi kepuasan jiwa. Maksudnya bila seorang awam makan hanya untuk menjadi kenyang dan untuk hidup (Sediaoetama,1998:1-2). Namun untuk seorang ahli dalam menyusun hidangan akan mempertimbangkan aspek ilmiah. Mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, menyusun program, melaksanakna program dan menilai hasil konsumsi (Sediaoetama,1998:19-23).

Ada alternatif menyusun hidangan secara ahli dengan menggunakan porsi standar bagi berbagai kelompok komponen makanan menu tersebut, ialah untuk makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah (Sediaoetama,1998:24).

Kebutuhan energi menurut WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi. Kebutuhan energi untuk metabolisme basal atau angka metabolism basal merupakan kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Cara menghitung kebutuhan basal dengan memperhitungkan berat badan (BB), tinggi badan(TB) dan umur (U) , Harris dan Benedict pada tahun 1909 dengan rumus:

AMB laki-laki=66,5+13,7BB+ 5,0TB-6,8U AMB perempuan=665+9,6BB+1,8TB-4,7U

Dalam menaksir kebutuhan energi, untuk aktifitas fisik dikelompokkan menurut berat ringannya aktivitas : ringan,sedang dan berat. Untuk tiap kelompok aktifitas fisik kemudian ditetapkan suatu faktor aktifitas.


(22)

Tabel 2. 1 Angka kecukupan energi untuk tiga tingkat aktivitas fisik untuk laki-laki dan perempuan (almatsier:146).

Kelompok Aktivitas (x AMB) Jenis Kegiatan

Faktor Aktifitas

Ringan:

Laki-laki

1,56

Perempuan

1,55

Sedang :

Laki-laki

1,76

Perempuan

1,70

Berat:

Laki-laki

2,10

Perempuan

2,00

75% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 25 % waktu untuk

berdiri atau bergerak

25% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 75 % waktu untuk

aktifitas pekerjaan tertentu

40% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 60% waktu untuk

aktifitas pekerjaan tertentu

Dari hasil perhitungan angka minimal basal (AMB) digunakan untuk menentukan energi total dengan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan Energi = AMB * Aktifitas Fisik

Keseimbangan energi dapat dicapai bila energi yang masuk kedalam tubuh sama dengan energi yang dikeluarkan.

2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan

Dalam penelitian yang dilakukan Anita Devi Setiyawati dkk yang berjudul sistem pendukung keputusan pembelian barang menggunakan metode electre, sistem pendukung keputusan memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan (Keen oleh Nitzetic et.al.(2006:1). Kemudian menurut Alter dalam Kusrini (2007:15-16) sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem itu


(23)

digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

Sistem pendukung keputusan dibangun untuk mendukung solusi atas sesuatu masalah atau mengevaluasi suatu peluang. Sistem pendukung keputusan tidak dimasukan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia (Kusrini,2007:16).

Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah suatu bentuk pemilihan berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih. Yang prosesnya melalui suatu mekanisme tertentu dengan harapan dapat menghasilkan keputusan terbaik sesuai kriteria yang digunakan. Salah satu metode pengambilan keputusan adalah metode electre.

2.1.3.1Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite)

Menurut Janko dan Bernoider (2005:11), Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outrangking dengan membandingkan pasangan alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode electre adalah sebagai berikut:


(24)

1. Normalisasi matriks keputusan.

Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap normalisasi dari nilai xij dapat dilakukan dengan rumus

untuk i=1,2,3,…,m dan j=1,2,3,…,n.

Sehingga didapat matrik R Hasil normalisasi

R adalah matriks yang telah dinormalisasi, dimana m menyatakan alternatif, n menyatakan kriteria dan r adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke-j.

2. Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi

Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot (w) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized matrix adalah yang ditulis sebagai:

V = W.R


(25)

Dimana W adalah matriks pembobotan, R matriks yang telah dinormalisasi dan V matriks hasil perkalian antara matriks pembobotan dan matriks yang telah dinormalisasi.

3. Menentukan himpunan concordance dan discordance index.

Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l (k, l= 1,2,3, …, m dan kl) kumpulan J kriteria dibagi menjadi dua himpunan bagian, yaitu concordance dan

discordance. Sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance jika:

Sebaliknya, komplementer dari himpunan bagian concordance adalah himpunan discordance, yaitu bila:

4. Menghitung matriks concordance dan discordance.

Menghitung matriks concordance, untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk pada himpunan concordance, secara matematisnya adalah sebagai berikut:


(26)

pada matriks disordance adalah dengan membagi maksimum selisih kriteria yang termasuk ke dalam himpunan bagian disordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara matematisnya adalah sebagai berikut:

5. Menentukan matriks dominan concordance dan disordance

Menghitung matriks dominan concordance, matriks F sebagai matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai

threshold.

Dengan nilai threshold ( c ) adalah :

Sehingga elemen matriks F ditentukan sebagai berikut :

Menghitung matriks dominan discordance, matriks G sebagai matriks dominan disordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold d:


(27)

Dan elemen matriks G ditentukan sebagai berikut:

6. Menentukan aggregate dominance matrix

Matriks E sebagai aggregate dominance matriks adalah matriks yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G yang bersesuaian, secara matematis dapat dinyatakan sebagai:

7. Eliminasi alternatif yang less favourable

Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif , yaitu bila

maka alternatif merupakan alternatif yang lebih baik daripada Al. Sehingga, baris dalam matriks E yang memiliki jumlah paling sedikit dapat di eliminasi. Dengan demikian, alternatif terbaik adalah alternatif yang mendominasi alternatif lainnya .

2.1.4 Sistem Basis Data

Sutanta (2004:21) sistem basis data dapat didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang terdiri atas basis data dengan para pemakai yang menggunakan basis data secara bersama-sama, personal-personal yang merancang dan mengelola basis data, teknik-teknik untuk merancang dan mengelola basis data, serta sistem komputer untuk mendukungnya.


(28)

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem basis data mempunyai beberapa elemen penting, yaitu (Sutanta, 2004:21) :

1. Basis data sebagai inti dari sistem basis data.

2. Perangkat lunak (software) untuk perancangan dan pengelolaan basis data. 3. Perangkat keras (hardware) sebagai pendukung operasi pengolahan data. 4. Manusia (brainware) yang mempunyai peran penting dalam sistem tersebut,

yaitu sebagai pemakai atau para spesialis informasi yang mempunyai fungsi sebagai perancang atau pengelola.

Basis data adalah kumpulan data (elementer) yang secara logic berkaitan dalam merepresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta-fakta yang terdapat diorganisasi (Hariyanto,2004:4)

Menurut James Martin (1975) pengertian dan definisi tentang istilah basis data sebagai berikut:

“A database may e defined as a collection of interrelated data stored together without harmful or unnescessry redundancy to serve one oe more applications in an optimal fashion; the data are store so that they are independent of program with use the data; a common and controlled approach its used in adding new data and in modifying and retrieving existing data within the database”.

Yang diartikan oleh Sutanta (2004:18) pengertian dan definisi tentang istilah basis data sebagai berikut :

“Suatu kumpulan data yang terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangka kapan data(kalaupun ada maka kerangkapan data tersebut harus seminimal mungkin dan terkontrol(controlled redundancy )), data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk digunakan/atau ditampilkan


(29)

kembali;data dapat digunakan oleh satu atau lebih program-program aplikasi secara optimal;data disimpan tanpa mengalami ketergantungan dengan program yang akan menggunakannya;data disimpan sedemikian rupa dan modifikasi data dapat di proses penambahan,pengambilan,dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol”.

Dalam penelitian sistem basis data akan menggunakan bahasa SQL sebagai bahasa query dan SQLite sebagai perangkat lunak untuk sistem basis data.

2.1.4.1SQL

SQL merupakan bahasa non-prosedural dan pada dasarnya memiliki sintaks yang bebas. Meskipun SQL dirujuk sebagai "bahasa query," ia bisa melakukan lebih dari sekedar query basis data. SQL dapat menentukan struktur data, memodifikasi data dalam basis data, dan menentukan kendala keamanan. (Silberschatz, Korth dan Sudarshan, 2011)

Sebagai bahasa basis data, SQL memiliki tujuan ideal yang memungkinkan user untuk melakukan aktivitas berikut (Indrajani, 2009):

Membuat struktur relasi dan basis data, melakukan operasi penyisipan, perubahan, dan penghapusan data dari table, dan melakukan query sederhana dan kompleks.

SQL terdiri atas bahasa Inggris standar seperti CREATE, INSERT, SELECT dan FROM. Statemen SQL terdiri atas reserved word dan user defined word. Reserved word nerupakan bagian yang telah ditetapkan pada SQL, penulisannya harus sesuai dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Sedangkan user defined word dibuat oleh user dan merepresentasikan nama-nama berbagai objek basis data, seperti relasi, kolom dan baris. (Indrajani, 2009 : 179)


(30)

2.1.4.2SQLite

SQLite merupakan perangkat lunak yang menyediakan sistem basis data relasional. Sistem basis data relasional digunakan untuk menyimpan catatan yang dibuat oleh user dalam suatu tabel. Selain penyimpanan dan pengelolaan data, mesin basis data dapat memproses perintah query yang kompleks yang menggabungkan data dari beberapa tabel untuk menghasilkan laporan dan ringkasan data. (Kreibich, 2010:1)

SQLite pertama kali diluncurkan pada tahun 2000, dirancang untuk menyediakan kenyamanan pengelolaan data untuk aplikasi tanpa overhead. SQLite mudah digunakan, kompak, efisien, dan dapat diandalkan. (Allen dan Owens, 2010:1).

Kreibich (2010) menyebutkan keistimewaan SQLite seperti berikut: a. Serverless; SQLite tidak memerlukan proses server yang terpisah atau sistem untuk beroperasi. Library SQLite mengakses file storage secara langsung.

b. Zero Configuration; Tidak ada server berarti tidak ada setup. Membuat database SQLite semudah membuka file.

c. Cross-Platform; Seluruh database contoh berada dalam file cross-platform tunggal, tidak memerlukan pengaturan.

d. Serba lengkap; Sebuah library tunggal berisi sistem basis data secara keseluruhan, yang mengintegrasikan langsung ke aplikasi.

e. Small Runtime Footprint; Secara default, kurang dari satu megabyte kode dan hanya memerlukan beberapa megabyte memori. Beberapa penyesuaian, baik ukuran library dan penggunaan memori dapat berkurang secara signifikan.


(31)

f. Transaksional; Transaksi SQLite sepenuhnya ACID-compliant, yang memungkinkan akses yang aman dari beberapa proses atau benang.

g. Fitur Lengkap; SQLite mendukung sebagian besar fitur bahasa query yang ada di standar SQL92 (SQL2).

h. Sangat Handal; Tim pengembangan SQLite mengambil kode pengujian dan verifikasi dengan sangat serius.

Secara keseluruhan, SQLite menyediakan lingkungan basis data relasional sangat fungsional dan fleksibel yang mengkonsumsi sumber daya minimal dan menciptakan kerumitan minimal untuk pengembang dan pengguna (Kreibich, 2010).

2.1.5 Java Application

Bahasa Java merupakan bahasa akhir abad 20, diciptakan Sun Microsystem pada tahun 1995. Bahasa java adalah bahasa modern yang diterima masyarakat komputasi dunia. Java tidak memiliki syarat untuk platform tertentu sehingga aplikasi dapat dijalankan di beragam platform termasuk platform Microsoft (Haryanto,2004:553). Menurut Bill Joy (Haryanto,2004:560) java adalah bahasa pemrograman berorientasi objek yang kecil, sederhana, aman diimpresentasikan atau secara dinamis dioptimasi, ber-bytecode, netral terhadap arsitektur,mempunyai garbage-collector, multhithreading mempunyai mekanisme penanganan kekecualian (exception handling), berbasis tipe untuk penulisan program mudah diperluas secara dinamis serta diperuntukan sistem tersebar.


(32)

Berdasarkan white paper resmi dari SUN, Java memiliki karakteristik seperti berikut (JENI, 2007):

1. Sederhana

Bahasa pemrograman Java menggunakan sintaks mirip dengan C++ namun sintaks pada Java telah banyak diperbaiki terutama menghilangkan penggunaan pointer yang rumit dan multiple inheritance. Java juga menggunakan automatic memory allocation dan memory garbage collection.

2. Berorientasi objek (Object Oriented)

Java mengunakan pemrograman berorientasi objek yang membuat program dapat dibuat secara modular dan dapat dipergunakan kembali. Pemrograman berorientasi objek memodelkan dunia nyata kedalam objek dan melakukan interaksi antar objek-objek tersebut.

3. Dapat didistribusi dengan mudah

Java dibuat untuk membuat aplikasi terdistribusi secara mudah dengan adanya

libraries networking yang terintegrasi pada Java. 4. Interpreter

Program Java dijalankan menggunakan interpreter yaitu Java Virtual Machine

(JVM). Hal ini menyebabkan source code Java yang telah dikompilasi menjadi Java bytecodes dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda.

5. Robust

Java mempuyai reliabilitas yang tinggi. Compiler pada Java mempunyai kemampuan mendeteksi error secara lebih teliti dibandingkan bahasa


(33)

pemrograman lain. Java mempunyai runtime-Exception handling untuk membantu mengatasi error pada pemrograman.

6. Aman

Sebagai bahasa pemrograman untuk aplikasi internet dan terdistribusi, Java memiliki beberapa mekanisme keamanan untuk menjaga aplikasi tidak digunakan untuk merusak sistem komputer yang menjalankan aplikasi tersebut.

7. Architecture Neutral

Program Java merupakan platform independent. Program cukup mempunyai satu buah versi yang dapat dijalankan pada platform yang berbeda dengan Java Virtual Machine.

8. Portabel

Source code maupun program Java dapat dengan mudah dibawa ke platform

yang berbeda-beda tanpa harus dikompilasi ulang. 9. Performance

Performance pada Java sering dikatakan kurang tinggi. Namun performance

Java dapat ditingkatkan menggunakan kompilasi Java lain seperti buatan Inprise, Microsoft ataupun Symantec yang menggunakan Just In Time Compilers (JIT).

10.Multithreaded

Java mempunyai kemampuan untuk membuat suatu program yang dapat melakukan beberapa pekerjaan secara sekaligus dan simultan.


(34)

11.Dinamis

Java didesain untuk dapat dijalankan pada lingkungan yang dinamis. Perubahan pada suatu class dengan menambahkan properties ataupun method dapat dilakukan tanpa menggangu program yang menggunakan class tersebut.

Pemrograman berorientasi objek merupakan model pemrograman, yang komponen-komponen penyusun program secara konseptual akan dipecah menjadi bagian-bagian tersendiri yang disebut dengan objek (raharjo dkk.2012:4). Objek akan memiliki data (sifat,berupa variable maupun konstanta) dan method(perilaku atau kemampuan melakukan sesuatu,berupa fungsi). Keuntungan dalam menggunakan pemrogram berorientasi objek antara lain:

a. Objek –objeknya dapat digunakan ulang (reusable) untuk program-program lain.

b. Programnya lebih terstruktur dan lebih mudah untuk dikembangkan

c. Bersifat natural atau alami, karena perilaku dan sifat-sifat objek didalam program akan disesuaikan dengan objek-obejk nyata yang ada dialam sekitar (raharjo dkk.2012:6).

Pemrograman berorientasi objek adalah inti dari pemrograman java. Beberapa ciri-ciri dari pemrograman berbasis objek adalah abstraksi (abstraction), pembungkusan (encapsulation), pewarisan (inheritance), dan polimorfisme (polymorphism) (raharjo dkk.2012:35).

a. Abstraksi adalah penyembuyian kerumitan dari suatu proses. Contohnya programmer tidak perlu tahu secara detail pembuatan tombol. Yang perlu


(35)

diketahui programmer bagaimana menggunakan objek tombol yang sudah ada (baik data/property maupun method-nya).

b. Pembungkusan merupakan cara atau mekanisme untuk melakukan abstraksi. Dalam pembungkusan kode dan data di dalam java terdapat tiga tingkat akses yang perlu diketahui,yaitu private,protected dan public.

c. Pewarisan dimana sebuah kelas dapat diturunkan menjadi kelas-kelas baru lainnya yang akan mewarisi beberapa sifat atau perilaku dari kelas induknya. Sebagai contoh, apabila kita memiliki kelas A dalam program yang kita buat maka kita dapat membentuk kelas-kelas turunan dari kelas A misalnya kelas B yang mewarisi sifat-sifat yang terkandung dalam kelas A. Kemudian dalam kelas turunan kita dapat menambahkan sifat dan perilaku ke dalam kelas B yang sebelumnya tidak dimiliki oleh kelas A. Dalam pemrograman java kelas induk disebut dengan superclass dan kelas turunannya disebut subclass.

d. Polimerfosme adalah kemampuan untuk suatu objek untuk mengungkap banyak hal melalui satu cara yang sama (raharjo dkk.2012:35-38).

Setiap program java merupakan kelas, artinya setiap konsep atau kasus pemrograman yang diinginkan dimplementasikan ke dalam java, haruslah dibungkus kedalam sebuah kelas. Kelas dapat didefinisikan sebagai prototype yang mendefinisikan variabel-variabel (data) dan method-method (perilaku) umum dari sebuah objek tertentu (raharjo dkk.2012:126).


(36)

Mendefinsikan kelas dalam java dengan menggunakan kata kunci class, berikut bentuk umum yang digunakan untuk mendefinisikan kelas.

Class NamaKelas{ tipedata1; tipedata2; … tipedataN; tipe mehtod1(daftar-parameter){ //kode untuk methode1

}

tipe mehtod2(daftar-parameter){ //kode untuk methode2

} …

tipe mehtodN(daftar-parameter){ //kode untuk methodeN

}

}(raharjo dkk.2012:127).

Pada saat kita telah mendefinisikan sebuah kelas, kita hanya membuat tipe data baru, bukan membuat objek baru. Untuk membuat objek baru dari tipe kelas yang telah didefinisikan kita akan melakukan dua tahap. Pertama kita perlu mendeklarasikan variable yang digunakan sebagai referensi ke objek dari kelas bersangkutan, kedua kita perlu menginstansiasi kelas dengan menggunakan operator new dan memasukkan instance-nya kedalam variable referensi yang baru saja dideklarasikan.

//Mendeklarasikan variable k bertipe Kotak Kotak k;

.//Melakukan instansiasi dan memasukan referensi ke variable K=new Kotak();(raharjo dkk.2012:131-132).

Method merupakan perilaku objek, yakni apa yang terjadi ketika objek itu dibuat serta berbagai operasi yang dapat dilakukan objek. Metode memiliki 4 (empat) bagian dasar:


(37)

1. Nama metode

2. Tipe objek atau tipe primitive yang dikembalikan metode 3. Daftar parameter

4. Badan atau isi metode

Define method dalam program

Tipe namaMethod(daftar-parameter){ //kode yang akan dituliskan

}

2.1.6 Pemodelan Perangkat Lunak

Untuk merancang sebuah sistem maka diperlukan cara untuk mempresentasikan sistem yang akan dibuat, maka diperlukan UML (Unified Modeling Language).

UML (Unified Modeling Language) adalah „bahasa‟ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma „berorientasi objek‟ (Nugroho, 2010 :6).

Rekayasa sistem merupakan sebuah proses pemodelan. UML (Unified Modelling Language) digunakan untuk pemodelan sistem. UML (Unified Modelling Language) menyediakan beragam diagram yang dapat digunakan untuk analisis dan desain pada sistem dan perangkat lunak (Pressman, 2005). UML memuat beberapa diagram sebagai berikut :

a. Use Case Diagram

Merupakan diagram yang menggambarkan secara sederhana fungsi-fungsi utama dari sistem dan berbagai user yang akan berinteraksi dengan sistem tersebut (Dennis, et al. (2010) dalam Desanti, et al. (2010)).


(38)

b. Activity Diagram

Activity Diagram digunakan untuk memodelkan perilaku. Activity Diagram dapat dilihat sebagai sebuah sophisticated data flow diagram (DFD) yang digunakan dalam analisis struktural. Namun berbeda dengan DFD, activity diagram mempunyai notasi untuk memodelkan aktivitas yang berlangsung secara paralel, bersamaan, dan juga proses pengambilan keputusan yang kompleks (Dennis, et al. (2010) dalam Desanti, et al. (2010)).

c. Class Diagram

Class Diagram merupakan notasi yang paling mendasar pada UML. Class Diagram berupa notasi untuk merepresentasikan suatu class beserta atribut dan operasinya (Haviluddin, 2011:6).

d. Sequence Diagram

Sequence Diagram merupakan diagram yang menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasar urutan waktu. Sequence Diagram menggambarkan tahapan termasuk urutan perubahan yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan use case diagram (Haviluddin, 2011:5).


(39)

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pernah dilakukan Awang Hendrianto Pratomo (2008) dalam judul Pengembangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Makanan Sehat Berbasis Sms menghasilkan kesimpulan bahwa menggunakan sistem pendukung keputusan user atau pengguna dapat memilih menu makanan sesuai dengan kondisi tubuh, kemudian dengan dukungan komputer dan perangkat sistem seluler maka sistem pendukug keputusan dapat berfungsi sebagai ahli gizi digital sehingga tanpa harus berkonsultasi dengan ahli gizi pun user dapat mengirim sms untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengatur pola makan yang sehat dan dengan mengirim sms dapat memudahkan melakukan pemilihan komposisi makanan yang dapat dimakan serta dapat melakukan perhitungan terhadap kebutuhan energi dan kandungan zat lain yang ada dalam makanan ataupun dalam resep.

Syeril Akshareari, Rini Marwati dan Utari Wijayanti dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Produksi Sepatu dan Sandal Dengan Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite) menghasilkan kesimpulan metode electre dapat diterapkan dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam pemilihan sepatu atau sandal yang akan diproduksi, Sepatu atau sandal dipilih dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu harga penjualan, minat pelanggan dan hasil penjualan sebelumya.

Dengan dua penelitian diatas, penulis akan mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat menggunakan Metode Electre dengan tujuan untuk mempermudah user atau pengguna dapat memilih menu


(40)

makanan sesuai dengan kebutuhan dan menerapkan metode electre untuk membantu pemilihan paket menu makan yang dapat direkomendaiskan kepada masyarakat.

2.3 Kerangka Berfikir

Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2011:60) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.

Kerangka berfikir dalam pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dimulai dari analisis kebutuhan perangkat lunak. Analisis kebutuhan perangkat lunak meliputi studi pendahuluan, konsep dan prinsip analisis, dan model analisis. Setelah proses analisis kebutuhan perangkat lunak dilanjutkan dengan proses desain perangkat lunak, yang meliputi desain data, desain arsitektur dan desain interface. Proses selanjutnya merupakan proses pengkodean. Kemudian diakhiri dengan proses pengujian perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak meliputi pengujian blackbox, pengujian aspek materi dan pengujian aspek perangkat lunak.

Kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian digambarkan sebagai berikut :


(41)

Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Studi Pustaka Studi Pendahuluan

Identifikasi masalah dan Kebutuhan pengguna

Prinsip dan Konsep Analisis Perangkat lunak Perangkat Keras Model Analisis Scenario-Based Modelling Flow-Oriented Modelling Class-Oriented Modelling Behavioral Modelling Desain Perangkat

Lunak Desain Data

Desain Arsitektur Desain Interface Pengkodean Pengujian Perangkat Lunak Pengujian Blackbox Pengujian Aspek Materi Pengujian Aspek Perangkat Lunak Pengujian Sistem


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 4 Juni 2015 - 9 Juni 2015. Tempat pelaksanaan penelitian di Ruang Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Negeri Semarang dan Rumah Anggota Komunitas Senam Indonesia Sehat Kabupaten Batang.

3.2Populasi dan Sampel

Sugiyono (2011:85) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam artikel yang ditulis oleh forum ilmu ekonomi dan statistik menyatakan untuk mengukur aspek-aspek dalam intrusmen penelitian dapat dikonsultasikan dengan minimal 3 orang. Dari uraian tersebut maka ditentukan populasi penelitian untuk aspek materi gizi adalah dosen jurusan ilmu kesehatan masyarakat (IKM) Universitas Negeri Semarang dengan 3 orang dosen sebagai sampel penelitian. Dan penelitian untuk aspek perangkat lunak adalah anggota komunitas senam Indonesia sehat kabupaten batang dengan 3 orang anggota sebagai sampel penelitian.


(43)

3.3Teknik Pengumpulan Data

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab (Sugiyono, 2011 :142). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode angket. Angket digunakan untuk mengetahui kelayakan aplikasi sistem pendukung keputusan dalam aspek materi dan aspek perangkat lunak.

3.4Teknik Analisis Data

Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk mengelola data dari hasil penelitian ahli materi gizi dan pengguna. Teknik ini dilakukan dengan cara mengelompokan informasi-informasi data dari angket yang telah diberikan kepada responden. Ada 4 langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian. Adapu langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa kelengkapan jawaban dari angket yang telah diisi oleh responden.

b. Membuat tabulasi data.

c. Sebelum menentukan predikat terhadap responden yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju, menentukan kriteria terlebih dahulu sebagai tolak ukur yang akan dijadikan patokan penilaian selanjutnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :


(44)

c.1 Menentukan skor minimum yang mungkin akan diperoleh yaitu 1. Menunjukkan tingkatan yang paling rendah dalam kusioner yang digunakan.

c.2 Menentukan skor maksimum yang mungkin akan diperoleh yaitu 4. Menunjukkan tingkatan yang paling tinggi dalam kusioner yang digunakan.

c.3 Menentukan rentang dengan penilaian 4 kategori yaitu “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” sesuai dengan pengelompokan skor.

d. Menghitung skor maksimum. Perhitungan skor maksimum menggunakan rumus sebagai berikut :

e. Kemudian dilakukan perhitungan skor maksimal keseluruhan, maka dicari presentase dari skor maksimal keseluruhan dengan rumus sebagai berikut :

f. Pehitungan range penskoran dan kriteria kualitatis. Berdasarkan perhitungan skor maksimal tiap aspek dan presentase skor, maka range penskoran dan kriteria kualitatis untuk setiap aspeknya tergantung pada jumlah butir soal aspeknya. Dalam penelitian ini terdapat 2 angket yang digunakan yaitu angket pengguna (user) dan angket ahli materi gizi.

Skor maksimum tiap aspek =

Jumlah butir soal tiap aspek x Skor maksimal tiap butir soal x Jumlah responden

Presentase skor = Total Nilai Jawaban secara keseluruhan X 100% Skor Maksimal Keseluruhan


(45)

Tabel 3. 1 Range Presentase Skor dan Kriteria Kualitatif

Range Skor (%) Kriteria

75 ≤ Skor ≤ 100 Sangat Setuju

50 ≤ Skor < 75 Setuju

25 ≤ Skor < 50 Tidak Setuju

0 ≤ Skor < 25 Sangat Tidak Setuju

Penelitian dikatakan berhasil apabila dari angket diperoleh hasil kriteria “Sangat Setuju ” atau “Setuju”, menunjukkan bahwa aplikasi “Sangat Layak” atau “Layak” untuk digunakan.

3.5 Perencanaan Sistem

Perencanaan sistem dalam skripsi ini menggunakan “model air terjun” atau “model sekuensial linier”. Dalam “model air terjun” terdapat beberapa alur yang

harus dilakukan untuk proses perencanaan sistem yaitu sesuai pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Analisis Desain Kode Tes

Gambar 3. 1Model “Air Terjun” atau “Sekuensial Linear


(46)

3.5.1Analisis Perencanaan Sistem

Analisis Perencanaan merupakan tahap pengumpulan kebutuhan yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi. Dalam analisis perencanaan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat terdapat 3 langkah yang dilakukan yaitu (3.6.1.1) Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Pengguna, (3.6.1.2) Spesifikasi Perangkat dalam Pembuatan Aplikasi dan (3.6.1.3) Model Analisis. Dari 3 langkah tersebut diuraikan sebagai berikut :

3.5.1.1Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Pengguna

Dalam pengembangan atau pembuatan sistem dibutuhkan analisis untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan – kebutuhan pengguna saat pembuatan aplikasi. Pada tahap analisis, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang perhitungan kebutuhan jumlah energi per hari dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemilihan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi perhari. Dari permasalahan tersebut menyebabkan masyarakat tidak bisa menyusun menu makanan sehat sesuai dengan kebutuhan energi dan pola makan yang teratur.

Dari hasil identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka pengguna membutuhkan suatu aplikasi untuk menghitung kebutuhan energi perhari, aplikasi yang dapat memberi informasi tentang kandungan energi pada makanan dan aplikasi


(47)

yang dapat membantu pengguna untuk memilih paket menu makanan harian yang sesuai dengan kebutuhan energi perhari

3.5.1.2Kebutuhan Perangkat dalam Pembuatan Aplikasi

Dalam pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dibutuhkan dua perangkat yang digunakan yaitu (a.) Perangkat Keras dan (b.) Perangkat Lunak.

a. Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Perangkat Keras (Hardware) No. Nama Perangkat Keras

(Hardware) Spesifikasi

1. Processor AMD E-350 Processor (2

CPUs), 1.6 GHz

2. Memori (RAM) 2048 MB

3. Harddisk 500 GB

4. Monitor 14”

b. Perangkat Lunak

Proses pembutan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat menggunakan spesifikasi perangkat lunak sebagai berikut :


(48)

Tabel 3. 3Perangkat Lunak (Software) No. Nama Perangkat Lunak

(Software)

Spesifikasi

1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32-bit 2. Desain Aplikasi Netbeans IDE 7.4

3. Database SQLite Database

4. Desain Grafis Adobe Illustrator CS5.1

3.5.1.3Model Analisis

Model analisis harus dapat mencapai tiga tujuan utama yaitu untuk menggambarkan kebutuhan pelanggan, untuk membangun dasar bagi pembuatan desain perangkat lunak, dan untuk membatasi serangkaian persyaratan yang dapat divalidasi ketika perangkat lunak dibangun (Pressman, 1997:353). Sehingga model analisis terstruktur terdiri mulai dari (3.6.1.3.1) Scenario-Based Modelling, (3.6.1.3.2) Flow-Oriented Modelling, (3.6.1.3.3) Behavioral Modelling dan (3.6.1.3.4) Class-Based Enviroment yang akan diuraikan sebagai berikut :

3.5.1.3.1 Scenario-Based Modelling

Pemodelan skenario merupakan pemodelan yang digunakan untuk mengetahui interaksi antar user dengan sistem ataupun alur interaksi sistem dengan lebih spesifik. Pemodelan skenario untuk sistem pendukung keputusan menu makanan sehat menggunakan (a.) Use-Case Diagram dan (b.) Activity Diagram.


(49)

a. Use-Case Diagram

Use-Case Diagram digunakan untuk mengambarkan interaksi antara user dengan sistem.

Admin Pengguna

Gambar 3. 2 Use-Case Diagram

Use-Case Diagram aplikasi pada gambar 3.2 menjelaskan tentang proses yang dapat dilakukan oleh admin dan pengguna. Dalam aplikasi admin dapat mengelola database resep masakan, mengelola database makanan dan mengelola database snack. Sedangkan pengguna dapat melakukan perhitungan kebutuhan energi perhari, memilih paket menu makanan, melihat dan meyimpan hasil rekomendasi paket menu makanan dan mencari resep masakan yang ada didalam aplikasi.


(50)

b. ActivityDiagram

Activity Diagram merupakan bentuk dari variasi dari activity diagram yang digunakan untuk menggambarkan alur interaksi sistem dengan skenario yang lebih spesifik. Dalam aplikasi sistem pendukung keputusan Activity Diagram dibuat menjadi 3 yaitu (b.1) Activitydiagram menu user, (b.2) Activitydiagram menu admin dan (b.3) Activity diagram menu about.


(51)

b.1 Activity Diagram Menu User


(52)

Activity Diagram pada gambar 3.3 menggambarkan alur untuk masuk ke dalam menu user. Dalam menu user tersebut pengguna dapat mengisi form data user dan menghitung kebutuhan energi. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan paket menu makanan harian. Menu makanan yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan energi pada setiap pola makannya. Pada sistem pendukung keputusan menu makanan sehat pola makan diatur dari makan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore, makan malam dan snack malam.

Selanjutnya pengguna dapat memilih untuk mencari resep masakan atau melanjutkan aplikasi untuk melihat hasil rekomendasi paket menu makanan dari sistem pendukung keputusan yang menggunakan metode electre. Terakhir pengguna dapat menyimpan hasil rekomendasi dari sistem pendukung menu makanan sehat.


(53)

b.2 ActivityDiagram Menu Admin


(54)

Activity Diagram pada gambar 3.4 menggambarkan alur untuk masuk ke dalam menu admin. Dalam menu admin tersebut admin dapat melakukan pengolahan data untuk sistem pendukung keputusan menu makanan sehat namun sebelumnya admin harus melakukan proses login dengan memasukan username dan password. Apabila proses login berhasil maka admin dapat melakukan pengolahan data resep masakan, data makanan dan data snack.

Kemudian apabila admin memilih menu resep admin akan masuk kedalam halaman pengolahan data resep masakan. Dalam menu ini admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data resep masakan. Sedangkan apabila admin memilih menu makanan admin akan masuk kedalam halaman pengolahan makanan. Dalam menu ini admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data makanan pada sistem pendukung keputusan menu makanan sehat. Dan menu snack dapat digunakan admin untuk mengolah data snack. Dalam menu ini admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data snack pada sistem pendukung keputusan menu makanan sehat.


(55)

b.3 ActivityDiagram Menu Abuot

Gambar 3. 5Activity Diagram Menu About

Activity Diagram pada gambar 3.5 menggambarkan alur untuk masuk ke dalam menu about. Pengguna dapat melihat deskripsi tentang sistem pendukung keputusan menu makanan sehat.


(56)

3.5.1.3.2 Flow-Oriented Modelling

Pemodelan aliran data digunakan untuk mengetahui bagaimana data mengalir melalui serangkaian langkah pemrosesan. DFD (Data Flow Diagram) digunakan untuk melengkapi diagram UML. Untuk DFD dimulai dengan pembuatan diagram konteks dan dilanjutkan dengan diagram level 1. Kemudian diuraikan sebagai berikut:

a. Diagram Konteks

User Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat Admin 1. Data diri

3.Rekomendasi menu makanan 2. Pemilihan menu

makanan

1. Login

2. Pengolahan Data resep,makanan dan snack 3.Data resep ,makanan dan snack

Gambar 3. 6 Diagram Konteks

Diagram kontesk pada gambar 3.6 memiliki 2 buah entitas yaitu (a.1) User dan (a.2) Admin. Keterangan :

a.1 User dapat menghitung kebutuhan energi dengan memasukan data diri. Dilanjutkan dengan memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi. Dan user akan mendapatkan rekomendasi paket menu makanan harian.

a.2 Admin dapat mengelola data tentang resep,makanan dan snack dengan melakukan login terlebih dahulu.


(57)

b. Diagram Level 1 User 2. Perhitugan Kebutuhan Energi 3.Pemilihan paket menu makanan Rekomendasi Paket Menu Makanan 4.Lihat Resep masakan Admin 8 Pengolahan Data Resep 9.Pengolahan Data Makanan 10 Pengolahan Data Snack Resep Masakan Makanan Snack 11 Lihat Resep masakan

12 Lihat data makanan

13 Lihat data snack 7.Login Data diri 1.Pengisian Data Diri Data menu makanan Username dan Pasword Data resep masakan

Data resep masakan

Data makanan

Data snack

Data resep masakan

Data makanan Data snack Data rekomendasi paket menu makanan 6.Lihat Rekomendasi Paket Menu Makanan 5.Hasil Rekomendasi Username dan pasword Data Makanan Dan Snack


(58)

Proses dalam diagram Level 1 pada gambar 3.7 menggambarkan aliran data pada jalannya sistem pendukung keputusan menu makanan sehat. Untuk user pertama melakukan pengisian data diri untuk melakukan perhitungan kebutuhan energi perhari. Pemilihan menu makanan untuk memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi dan pola makan teratur. Lihat rekomendasi paket menu makanan digunakan user untuk melihat hasil rekomendasi paket menu makanan dan lihat resep masakan digunakan user untuk melihat resep masakan yang ada dalam sistem pendukung keputusan menu makanan sehat. Login digunakan admin untuk mengelola data resep, makanan dan snack dalam sistem pendukung keputusan menu makanan sehat.

3.5.1.3.3 Behavioral Modelling

Behavioral Modelling adalah pemodelan tingkah laku yang menunjukan interaksi antara user dan sistem namun lebih menekankan pada urutan. Pemodelan Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat dengan menggunakan Sequence Diagram, yang digunakan untuk menjelaskan proses jalannya program yang dilakukan oleh user mulai dari perhitungan kebutuhan energi, memilih menu makanan, mencari resep masakan hingga mendapatkan rekomendasi paket menu makanan.


(59)

Menjalankan Program

Menampilkan Halaman Awal Tampil Menu

Klik Menu User

Menampilkan Form data user

Mengisi Form data user

Klik Hitung

Menampilkan Kebutuhan energi

Klik Lanjut

Tampilan Halaman Pemilihan Menu Makanan Menampilkan daftar menu makanan Memilih menu makanan MenampilkanDaftar Tabel Paket Menu

Makanan

Klik Lanjut Hasil RekomendasiTampil Halaman

Menampilkan Hasil Rekomendasi Paket Menu Makanan Klik Resep Masakan

Tampil Halaman Resep Masakan Mencari resep masakan Menampilkan Resep Masakan

Klik Exit untuk keluar dari Sistem Pendukung

Keputusan


(60)

3.5.1.3.4 Class-Based Enviroment

Salah satu bentuk Class-Based Enviroment adalah Analysis Package. Bagian terpenting dalam pemodelan analisis adalah categorization. Berbagai elemen pada pemodelan analisis dikategorisasikan ke dalam packages sehingga diperlukan analisis terhadap package. Dalam setiap package terdapat analisis dari nama class

yang dapat menunjukkan hubungan antar package yaitu suatu package dapat diakses oleh packages yang lain atau tidak.

+Button +ButtonDatabase +ButtonDatabaseResep +ButtonDatabaseSnack +ButtonElectre +ButtonLogin +ButtonPemilihanMakanan +ButtonSearch +ButtonDatabase +ButtonDatabaseMakanan Controller +Koneksidb Koneksi +DBMakanan +DBResep +DBSnack +Electre +FormDataBase +Login +PemilihanMakanan +Search +About +Perhitungan_Energi View +Main Main


(61)

3.5.2Desain Perangkat Lunak

Proses desain untuk sistem pendukung keputusan menu makanan sehat meliputi (3.7.2.1) Desain Data (3.7.2.2) Desain Arsitektur dan (3.7.2.3) Desain Interface.

3.5.2.1 Desain Data

Desain data sistem pendukung keputusan menu makanan sehat sebagai berikut :

a. Data Tabel HasilPerbandingan

Fungsi : Meyimpan rekomendais paket menu makanan sehat


(62)

b. Data Tabel Login

Fungsi : Menyimpan username dan password dari admin

Gambar 3. 11 Data Tabel Login c. Data Tabel ResepMasakan

Fungsi : Menyimpan data resep masakan


(63)

d. Data Tabel Snack

Fungsi : Menyimpan data snack

Gambar 3. 13 Data Tabel Snack e. Data Tabel makanan

Fungsi : Menyimpan data makanan


(64)

3.5.2.2 Desain Arsitektur

Dalam pengembangan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat ada beberapa desain arsitektur yang direncanakan, antara lain sebagai berikut :

a. Desain Arsitektur Menu User

Desain arsitektur menu user digunakan untuk menunjukkan alur penggunaan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dalam menghitung kebutuhan energi, pemilihan menu makanan sampai mendapatkan hasil rekomendasi.

Pengguna Menjalankan

aplikasi Menu User

Perhitungan Energi

Pemilihan Menu makanan

Rekomendasi Paket menu

makanan

Resep

masakan Selesai

Gambar 3. 15 Desain Arsitektur Menu User b. Desain Arsitektur Menu Admin

Desain arsitektur menu admin digunakan untuk menunjukan alur pengelola sistem pendukung keputusan menu makanan sehat mulai dari login hingga mengelola database sistem.


(65)

Admin Menjalankan aplikasi

Menu

Admin Login

Pemilihan Menu makanan

Resep Menu snack

Selesai Pemilihan

Menu resep

Gambar 3. 16 Desain Arsitektur Menu Admin 3.5.2.3 Desain Interface

Desain interface untuk sistem pendukung keputusan menu makanan sehat digambarkan sebagai berikut:

a. Desain Interface Halaman Utama

Header

Menu Utama Pengantar


(66)

b. Desain Interface Halaman Perhitungan Energi

Header

Form Data User Keterangan Cara Perhitungan Energi

Tombol Exit

Tombol Kembali

Tombol Lanjut


(67)

c. Desain Interface Halaman Pemilihan Paket Menu Makanan Header Tombol Reset Tombol Kembali Tombol Lanjut Tombol Resep Masakan Tombol Exit Daftar Menu Makan Pagi Daftar Menu Makan Siang Daftar Menu Makan Malam Daftar Menu Snack Pagi Daftar Menu Snack Sore Daftar Menu Snack Malam

Tabel Pemilihan Paket Menu Makanan


(68)

d. Desain Interface Halaman Resep Masakan

Header

Tombol Kembali

Nama Masakan

Resep


(69)

e. Desain Interface Halaman Rekomendasi Paket Menu Makanan

Header

Tombol Kembali

Tabel Rekomendasi Paket Menu Makanan Harian

Tombol Simpan


(70)

f. Desain Interface Halaman Menu Admin

Header

Petunjuk Halaman Admin Tombol

Exit Tombol

Resep

Tombol Makanan

Tombol Snack

Tombol Logout


(71)

g. Desain Interface Halaman Admin Menu Resep

Header

Petunjuk Halaman Admin Menu Resep

Tombol Back

Nama Masakan

Bahan Masakan

Tombol Exit Tombol

Save

Tombol Edit

Tombol Hapus

Tombol Exit

Data Resep Masakan


(72)

h. Desain Interface Halaman Admin Menu Makanan

Header

Petunjuk Halaman Admin Menu Snack

Tombol Back

Nama Makanan

Energi

Tombol Exit Tombol

Save

Tombol Edit

Tombol Hapus

Tombol Exit

Data Nama Makanan


(73)

i. Desain Halaman Admin Menu Snack

Header

Petunjuk Halaman Admin Menu Snack Tombol Back Nama Snack Energi Tombol Exit Tombol Save Tombol Edit Tombol Hapus Tombol Exit

Data Nama Snack

Gambar 3. 25Desain Halaman Admin Menu Snack

3.5.3 Pengkodean

Pembuatan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat menggunakan software IDE Netbeans 7.4 , untuk bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat adalah java. Untuk mengelola database sistem pendukung keputusan menu makanan sehat menggunakan SQLite versi 3.0. SQLite. Dalam sistem ini terdapat report atau laporan hasil rekomendasi paket menu makanan menggunakan plugin JasperReport 3.5.2.

3.5.4 Pengujian

Dalam pengujian terhadap aplikasi yang dibuat dilakukan dengan model pengujian black box, pengujian ahli materi dan pengujian perangkat lunak. Metode


(74)

pengumpulan data dengan menggunakan angket (kuesioner). Dalam pengujian menggunakan 2 angket yaitu angket untuk uji meteri dan angket untuk uji perangkat lunak. Proses pengujian kelayakan materi respoden penelitian yaitu Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Dan proses pengujian perangkat lunak respoden penelitian yaitu anggota komunitas senam Indonesia sehat.

3.6Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam membangun aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat adalah sebagai berikut :

Studi Pustaka Identifikasi masalah Penyusunan kebutuhan perangkat lunak Mendesain perangkat lunak Pengkodean Menentukan populasi, sampel dan teknik pengumpulan data Pengujian kelayakan Analisis data pengujian kelayakan Kesimpulan penelitian

1. Tahap Pendahuluan 2. Tahap Perencanaan

3.Tahap Pengembangan

4.Tahap Pengujian

Gambar 3. 26Prosedur Penelitian


(75)

Dalam prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap pendahuluan, tahap perencanaan, tahap pengembangan dan tahap penelitian.

1. Tahap Pendahuluan

Dalam tahap pendahuluan terdapat studi pustaka dan indentifikasi masalah. Studi pustaka merupakan suatu proses untuk mengumpulkan teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian. Kemudian dilakukan identifikasi masalah yang ada dan menentukan potensi untuk menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi.

2. Tahap Perencanaan

Pada tahapan perencanaan terdapat penyusunan kebutuhan perangkat lunak dan mendesain perangkat lunak. Penyusunan kebutuhan perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan aplikasi untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi. Dilanjutkan dengan tahapan mendesain perangkat lunak dengan desain data, desain arsitektur dan desain interface.

3. Tahap Pengembangan

Peneliti mengimplementasikan desain yang telah dibuat menjadi perangkat lunak melalui pengkodean. Pengkodean dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman java. Perangkat lunak yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat.


(76)

Tahapan pengujian terdiri dari menentukan populasi, sampel dan teknik pengumpulan data, kemudian pengujian kelayakan, analisis data pengujian kelayakan dan kesimpulan penelitian. Pengujian kelayakan aplikasi dilakukan dengan pengujian blackbox, pengujian aspek materi dan pengujian aspek perangkat lunak. Setelah melakukan tahapan pengujian maka dilakukan analisis data pengujian kelayakan. Hasil dari anilisis data pengujian menjadi landasan dalam menentukan kesimpulan penelitian yang dilakukan.


(77)

BAB V PENUTUPAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa:

Untuk merancang dan membangun aplikasi sistem pendukung keputusan berawal dari tahapan analisis perencanaan sistem kemudian dilanjutkan dengan tahapan desain perangkat lunak yang meliputi desain data,desain arsitektur dan desain interface. Selanjutnya adalah pengkodean dan pengujian yang meliputi pengujian black box, pengujian ahli materi gizi serta pengujian aplikasi.

Dalam pengujian yang dilakukan aplikasi layak digunakan untuk diterapkan dalam pemilihan paket menu makanan harian. Dari hasil pengujian, pengguna merasa terbantu dalam memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi dan dari pengujian ahli materi gizi bahwa aplikasi dapat digunakan untuk memilih menu makanan sesuai dengan kebutuhan energi namun ahli materi gizi memberi komentar bahwa aplikasi ini hanya digunakan untuk masyarakat umum yang sehat tidak menderita penyakit apapun.


(78)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran bagi pengembangan aplikasi selanjutnya diantarannya adalah:

1. Aplikasi perlu dikembangkan tidak hanya menghitung kebutuhan energi umum namun juga ditambah dengan perhitungan kebutuhan energi khusus. Misalnya perhitungan kebutuhan energi untuk atlet, ibu hamil bahkan kebutuhan energi untuk masyarakat yang memiliki gangguan kesehatan tertentu.

2. Dalam mengimplementasikan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan energi bagi kesehatan tubuh.


(79)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Arikunto S.2003.Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Gunawan G.P.2010.Analisis Proses Bisnis Sistem Penggajian Dan Pinjaman Pegawai Studi Kasus Perusahaan Industri Kertas PT UNIPA Daya. Yogyakarta.

Haryanto S.2004. Sistem Manajemen Basis Data. Informatika. Bandung.

Indrajani.2009.Sistem Basis Data Dalam Paket Five In One.Kompas Gramedia.Jakarta.

Islamiyah, N. Jafar, dan V. Hadju. 2013. Gaya Hidup,Status Gizi dan Kualitas Hidup Manusia Lanjut Usia Yang Masih Bekerja Dirumah Sakit Stella Maris Makasar. Makasar.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta

Maulana Y,M.Hartati J.S, dan Setiyawati A.D.2008. Sistem Pendukung Keputsan Pembelian Barang Menggunakan Metode Electre.Surabaya.

Mustamin.2010.Asupan Natrium, Status Gizi dan Tekanan Darah Usia Lanjut Di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru. Jurnal Media Gizi Pangan. IX(1):20-26.

Pressman R.S.1997. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. The McGraw-Hill Companies, Inc. English. L.N Harnaningrum. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak.Andi. Cetakan 1. Andi. Yogyakarta.

Pressman R.S.2005. Software Engineering: A Practitioner’s Approach Sixth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. America.

Raharjo B, I. Heryanto, dan A. Haryono. 2012. Mudah Belajar Java. Edisi Kedua. Informatika. Bandung.

Sediaoetama A. D. 1988. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid Dua. Dian Rakyat. Jakarta.

Solichin A. 2008. Pemrograman Web dengan PHP dan Mysql v1.0. Universitas Budi Luhur.Jakarta.


(80)

Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..Alfabeta. Bandung.

Sutanta E. 2004. Sistem Basis Data. Edisi Pertama.Graha Ilmu. Yogyakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Makanan Sehat dan Makanan Tidak Sehat. Program PG PAUD Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Indonesia. Bandung.


(81)

(82)

(83)

(84)

Lampiran 4.Angket Penelitian untuk Ahli Materi Gizi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Gedung E6 Lt.2.Kampus Sekaran,Gunungpati,Semarang50229 Telepon 8508104

Nama :

Nama Instansi : Petunjuk :

1. Isilah Nama, Nama Instansi, dan Jabatan Anda pada kolom yang telah disediakan.

2. Silahkan mengisi angket di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda. 3. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

pernyataan yang diberikan.

4. Jika terdapat saran/komentar tulislah pada kolom saran/komentar yang telah disediakan.

5. Terimakasih atas kesediaannya mengisi angket ini.

6. Keterangan “SS”= Sangat Setuju, “S”=Setuju, “TS”=Tidak Setuju, “STS”= Sangat Tidak Setuju.


(85)

A. Aspek Penilaian

No. Kriteria

Penilaian

SS S TS STS

1.

Sistem menaksir kebutuhan kalori dengan menghitung angka metabolisme basal (Harris dan Benedict)

dikalikan dengan aktivitas fisik (FAO/WHO.UNU) Saran/komentar :

2.

Data referensi makanan yang diperoleh dari buku Jurus Jitu Jajan Sehat di Luar Rumah Agar Tetap Langsing dan Fit, Tabloid Nakita.com dan DKBM

Saran/komentar :

3. Sistem dapat memberikan hasil rekomendasi paket menu makanan sesuai dengan kebutuhan kalori. Saran/komentar :

4..

Pengaturan pola makan dalam sistem menggunakan pola makan pagi,snack pagi,makan siang, snack sore,makan malam dan snack malam

Saran/komentar :

5. Sistem mampu membantu pemilihan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori untuk dikonsumsi Saran/komentar :


(86)

B. Komentar dan Saran

--- --- --- ---

Semarang, Juni 2015 Praktisi Ahli Materi Gizi

NIP.


(87)

Lampiran 5. Angket Penelitian untuk Pengguna

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Gedung E6 Lt.2.Kampus Sekaran,Gunungpati, Semarang 50229 Telepon 8508104

Nama :

Nama Instansi : Komunitas Senam Indonesia Sehat Kabupaten Batang Petunjuk :

1. Isilah Nama dan Nama Instansi Anda pada kolom yang telah disediakan. 2. Silahkan mengisi angket di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda.

3. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pernyataan yang diberikan.

4. Jika terdapat saran/komentar tulislah pada kolom saran/komentar yang telah disediakan.

5. Terimakasih atas kesediaannya mengisi angket ini.

6. Keterangan “SS”= Sangat Setuju, “S”=Setuju, “TS”=Tidak Setuju, “STS”= Sangat Tidak Setuju.

B. Aspek Penilaian

No. Kriteria

Penilaian

SS S TS STS

1. Sistem Pendukung keputusan Menu Makanan Sehat memiliki tampilan yang menarik.

Saran/komentar :


(88)

2.

Semua feature sesuai dengan kebutuhan dalam perhitungan kebutuhan energi dan pemilihan menu makanan.

Saran/komentar :

3.

Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat sudah menggunakan tata bahasa yang baik dan mudah dipahami.

Saran/komentar :

4.

Petunjuk-petunjuk dalam navigasi dan perintah-perintah pada Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat jelas dan mudah dimengerti.

Saran/komentar :

5. Sistem dapat mempermudah dalam proses perhitungan kebutuhan energi dan pemilihan menu makanan.

Saran/komentar :

6. Sistem mampu memberi hasil perhitungan kebutuhan energi dengan jelas.

Saran/komentar :

7.

Sistem mampu memberi hasil rekomendasi menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi dengan jelas dan mudah dipahami.


(89)

8. Sistem dapat memberikan menyimpan, melihat dan mencetak hasil rekomendasi paket menu makanan Saran/komentar :

9.

Pengguna merasa terbantu dengan adanya sistem pendukung keputusan menu makanan sehat untuk memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi.

Saran/komentar :

10.

Sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dapat membantu pengguna dalam mengkontrol asupan makanan sesuai dengan kebutuhan energi perhari. Saran/komentar :

11.

Dengan Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat dapat mempercepat perhitungan kebutuhan energi.

Saran/komentar :

12. Dengan Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat dapat mempercepat pemilihan menu makanan Saran/komentar :

13. Pengguna merasa puas dengan sistem saat pemilihan menu makanan.


(90)

14. Sistem memberikan hasil rekomendasi menu makanan secara terperinci dan cepat

Saran/komentar :

B. Komentar dan Saran

--- --- --- ---

Semarang, Juni 2015 Anggota Komunitas Senam Indonesia Sehat


(91)

(92)

Lampiran 7. Gambar Hasil Desain Interface


(93)

2. Halaman Perhitungan Kebutuhan Energi Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat


(94)

3. Halaman Pemilihan Menu Makanan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat


(95)

4. Halaman Hasil Rekomendasi Paket Menu Makanan


(96)

5. Halaman Login Admin Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat


(97)

6. Halaman Menu Admin Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat


(1)

p[c] = (double) (Math.abs(matrix_A[a][c] - matrix_A[b][c]));

max = nilai[0]; max1 = p[0];

for (int n = 0; n < y; n++) { if (nilai[n] > max) { max = nilai[n];

}

if (p[n] > max1) { max1 = p[n];

} }

}

matrix_D[a][b] = max / max1;

// System.out.println("nilai matriksd "+matrix_D[a][b]); nilai[0] = 0;

nilai[1] = 0; nilai[2] = 0; p[0] = 0; p[1] = 0; p[2] = 0;


(2)

} }

//cetak himpunan discordance for (int i = 0; i < x; i++) { for (int j = 0; j < x; j++) {

if (matrix_D[i] == matrix_D[j]) { matrix_D[i][j] = 0;

}

// System.out.print("[" + this.df.format(matrix_C[i][j]) + "]"); System.out.print("[" + this.df.format(matrix_D[i][j]) + "]"); }

System.out.println(); }

//cetak threshold(d) double nilaid = 0; double nilaid1 = 0; int nilaid2 = 0;

for (int k = 0; k < x; k++) { for (int l = 0; l < x; l++) {

nilaid1 = nilaid1 + matrix_D[k][l]; }

}

nilaid2 = (x * (x - 1)); nilaid = nilaid1 / nilaid2;


(3)

System.out.println("nilaid1= " + nilaid1); System.out.println();

System.out.println("nilaid2= " + nilaid2); System.out.println();

System.out.println("nilaid= " + nilaid); System.out.println();

//matrik G

matrix_G = new int[x][x]; int f = 0;

for (int q = 0; q < x; q++) { for (int w = 0; w < x; w++) { if (matrix_D[q][w] >= nilaid) { matrix_G[q][w] = 1;

} else {

matrix_G[q][w] = 0; }

System.out.print("[" + this.df.format(matrix_G[q][w]) + "]"); }

System.out.println(); }

System.out.println();


(4)

public void dominMatrix() { //ekl=F x G

int x = u.getTableR().getRowCount();

int y = (u.getTableR().getColumnCount() - 1); matrix_E = new int[x][x];

for (int i = 0; i < x; i++) { for (int j = 0; j < x; j++) {

matrix_E[i][j] = matrix_F[i][j] * matrix_G[i][j];

System.out.print("dominan matriE= " + matrix_E[i][j]); }

System.out.println(""); }

System.out.println("");

int[] nilai = new int[x];

for (int n = 0; n < x; n++) { for (int m = 0; m < x; m++) {

nilai[n] += matrix_E[n][m];

}

System.out.print("nilaiE= " + nilai[n]);


(5)

int el = 0;

for (int r = 0; r < x; r++) { if (nilai[r] > el) { el = nilai[r]; posisi = r + 1; baris = r;

}

Object[] o = new Object[14];

o[0] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 0); o[1] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 1); o[2] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 2); o[3] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 3); o[4] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 4); o[5] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 5); o[6] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 6); o[7] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 7); o[8] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 8); o[9] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 9); o[10] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 10); o[11] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 11); o[12] = i.getTabelPaketMakanan().getValueAt(r, 12); o[13] = nilai[r];

model5.addRow(o); }


(6)

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) dan Metode Elimination et choix Traduisant la Realite (ELECTRE) pada Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Tabungan Syariah

2 13 145

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ (ELECTRE).

0 21 35

Implementasi Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) dan Metode Elimination et choix Traduisant la Realite (ELECTRE) pada Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Tabungan Syariah

0 0 14

Implementasi Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) dan Metode Elimination et choix Traduisant la Realite (ELECTRE) pada Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Tabungan Syariah

1 1 5

Implementasi Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) dan Metode Elimination et choix Traduisant la Realite (ELECTRE) pada Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Tabungan Syariah

1 0 14

Implementasi Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) dan Metode Elimination et choix Traduisant la Realite (ELECTRE) pada Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Tabungan Syariah

3 16 4

Implementasi Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) dan Metode Elimination et choix Traduisant la Realite (ELECTRE) pada Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Tabungan Syariah

0 0 24

IMPLEMENTASI METODE ELECTRE IV (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN KREDIT PINJAMAN PADA KOPERASI KARYA EKA WARSA PATI - UDiNus Repository

0 2 10

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)

0 1 7

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant la Realite (ELECTRE) Studi Kasus Kecamatan Borbor

0 0 13