Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Metode SMART

8 pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia Tampubolon, 2010. Tujuan adanya SPK, untuk mendukung pengambil keputusan memilih alternatif hasil pengolahan informasi dengan model-model pengambil keputusan serta untuk menyelesaikan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. SPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah. SPK dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi dan bersifat alternatif, serta SPK dirancang dengan menekankan pada aspek kemampuan adaptasi yang tinggi Putra, 2015.

2.2 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan

Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan dapat dijelaskan melalui General Block Diagram seperti pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan 2.2.1. Subsistem Manajemen Data Subsistem Manajemen Data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan kondisi. Dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Database DBMSData Management System. Universitas Sumatera Utara 9 Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini: - Data Internal - Database - Data Eksternal - Data Privat - Data Ekstraksi - SistemManajemenDatabase. 2.2.2. Subsistem Manajemen Model Subsistem dari manajemen model dari Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari elemen-elemen berikut ini: - Basis Model - Eksekusi Model - Integrasi Model - Perintah Command Processor Model. 2.2.3. Subsistem Antarmuka Pengguna Istilah antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara pengguna dan sistem. Cakupannya tidak hanya perangkat keras dan perangkat lunak, tapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan kemudahan pengunaan, kemampuan untuk dapat diakses, dan interaksi manusia-mesin. 2.2.4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen yang memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan Theorema, 2011.

2.3. Metode SMART

SMART merupakan metode pengambilan keputusan multi kriteria yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977. Teknik pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai – nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting ia dibandingkan dengan kriteria lain. Pembobotan ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. SMART menggunakan Universitas Sumatera Utara 10 linear additive model untuk meramal nilai setiap alternatif. SMART merupakan metode pengambilan keputusan yang fleksibel. SMART lebih banyak digunakan karena kesederhanaanya dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon. Analisa yang terlibat adalah transparan sehingga metode ini memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat keputusan. 2.3.1 Teknik Metode SMART Adapun langkah-langkah penyelesaian metode SMART adalah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah kriteria 2. Sistem secara default memberikan skala 0-100 berdasarkan prioritas yang telah diinputkan kemudian dilakukan normalisasi. Normalisasi = � � � � 1 Keterangan : w j : bobot suatu kriteria : total bobot semua kriteria 3. Memberikan nilai kriteria untuk setiap alternatif. 4. Hitung nilai utility untuk setiap kriteria masing-masing. u i � i = 100 � − � − 2 Keterangan : u i a i : nilai utility kriteria ke-1 untuk kriteria ke-i C max : nilai kriteria maksimal C min : nilai kriteria minimal C out i : nilai kriteria ke-i 5. Hitung nilai akhir masing-masing. u i � i = �= � 3 Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif yang mempunyai nilai fungsi terbesar Kustianingsih. 2010.  j w Universitas Sumatera Utara 11

2.4. Metode ELECTRE

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE) DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENU MAKANAN SEHAT

11 60 114

Implementasi Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) dan Metode Elimination et choix Traduisant la Realite (ELECTRE) pada Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Tabungan Syariah

2 13 145

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ (ELECTRE).

0 21 35

Perbandingan Metode Elmination Et Choix Traduisant La Realite Dengan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Calon Anggota Legislatif

0 0 12

Perbandingan Metode Elmination Et Choix Traduisant La Realite Dengan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Calon Anggota Legislatif

0 0 2

Perbandingan Metode Elmination Et Choix Traduisant La Realite Dengan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Calon Anggota Legislatif

0 0 5

Perbandingan Metode Elmination Et Choix Traduisant La Realite Dengan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Calon Anggota Legislatif

0 0 9

Perbandingan Metode Elmination Et Choix Traduisant La Realite Dengan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Calon Anggota Legislatif

0 1 1

Perbandingan Metode Elmination Et Choix Traduisant La Realite Dengan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Calon Anggota Legislatif

0 0 22

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan dengan Metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique)

0 2 5