3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan. 4.
Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.
Menurut defenisi pencemaran air tersebut bila suatu sumber air yang termasuk
dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri
maka kategori sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah tidak dapat dipergunakan langsung sebagai air
minum tanpa melalui pengolahaan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya
Moore,J.2007.
2.4. Kualitas Air Untuk Kehidupan
Sesuai dengan ketentuan badan dunia WHO maupun badan setempat Departemen Kesehatan serta ketentuanperaturan lain yang berlaku seperti
APHA American Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat AS, layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan
persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis.
2.2.1. Kualitas Air Secara Fisik
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan
Universitas Sumatera Utara
anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukiman tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan
tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan. Hal lain yang tidak
kalah pentingnya adalah bahwa air dengan kekeruhan tinggi akan sulit untuk didisinfeksi, yaitu proses pembunuhan terhadap kandungan
mikrobayang tidak diharapkan.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur atau suhu di dalam badan air, dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut DO atau Dissolved Oxygen air. DO
yang terlalu rendah, dapat menimbulkan bau yang tidak sedap akibat terjadinya degradasi atau penguraian bahan-bahan organik ataupun
anorganik di dalam air secara anaerobik. Selain itu dengan adanya kadar residusisa yang tinggi di dalam air menyebabkan rasa yang tidak enak
serta dapat mengganggu pencernaan makanan Suriawiria, 2005. Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut:
a. Menurunnya jumlah oksigen terlarut di dalam air
b. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia
c. Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya
d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air
lainnya mungkin akan mati Kristanto, 2002.
Universitas Sumatera Utara
3. Warna
Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki badan air.
4. Bau dan rasa
Bau dan rasa yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme seperti mikroalga dan bakteri. Dari segi estetika, air
yang berbau, apalagi bau busuk, ataupun air yang berasa secara alami, tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan
yangberlaku.
2.2.2. Kualitas Air Secara Kimia 1.
pH Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH
berkisar antara 6,5 – 7,5 Wardhana, 1995. 2.
Kandungan senyawa kimia di dalam air Contoh : logam berat seperti Hg air raksa dan Pb timbal merupakan zat
kimia berbahaya jika masuk ke dalam air. 3.
Kandungan residu atau sisa Contoh : residu pestisida, deterjen, kandungan senyawa toksin atau racun,
dan sebagainya.
2.2.3. Kualitas Air Secara Biologis