Analisa Kadar Nitrat (NO3 -) Dan Nitrit (NO2 -) Untuk Pengujian Air Limbah Industri Dengan Metode Spektrofotometri varian/secomam pada Btklpp Kelas 1 Medan

(1)

(2)

1. SPEKTROFOTOMETER VARIAN


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad,R.2004. Kimia Lingkungan. Edisi I. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Agusnar, H. 2008. Analisa Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan. Terbitan

Pertama. Medan: USU Press.

Alexander,T. 2004. Pengantar Limnologi. Medan : USU Press.

Chandra,B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cetakan Pertama.

Effendi,H.2002. Telaah Kualitas Air.Yogyakarta : Kanisius.

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press. Kristanto,P. 2004. Ekologi Industri. Edisi ke-3.Yogyakarta : Penerbit Andi. Moore,J.2007. Kimia For Dummies. Cetakan Pertama. Bandung: Pakar Raya R. A. Day, Jr, dan A. L. Underwood. 1989. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:

Erlangga.

Suriawiria, U. 2005. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat.Bandung: P.T. Alumni.


(7)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat – alat

- Spektrofotometer varian/secomann

- Beaker gelas pyrex

- Kuvet 10 mm-cell hach

- Mikropipet Spektrofotometer gilson - Labu erlenmeyer 50 ml pyrex

- Pipet volume 50 ml pyrex

- Pipet volume 10 ml pyrex

- Kuvet 10 mm hach

- Tisu paseo

3.1.2 Bahan

- Air limbah Industri - Aquadest

- Sulfanilamid


(8)

3.1.3 Prosedur Percobaan

Penyediaan Larutan Pereaksi a. larutan sulfanilamida H2NC6H4SO2NH2

-.Ditimbang 5 gram kristal sulfanilamida

-.Dilarutkan dalam campulan 300mL aquadest dan 50 mL HCl(p)

-.Diencerkan dengan aquadest sampai 500mL b.larutan N- 1 Naptil Etilen Diamin Dihidroklorida (NEDD)

- Ditimbang 500 mg kristal NED dihidroklorida - Dilarutkan dalam 500 mL aquadest

- Disimpan dalam botol gelap dalam refrigenerator c. campuran brusin dan Asam sulfanilat

- ditimbang 1 gram brusin sulfat

- ditambahkan 0,1 gram asam sulfanilat

- ditambahkan 70 mL akuades panas didalam labu takar 100mL - ditambahkan 3 mL HCl(p)

- dikocok

Prosedur Analisa Nitrat ( NO3)

1. Disambungkan labu power.

2. Dihidupkan alat dengan menekan tombol power dibelakang alat.. 3. Ditunggu beberapa saat , alat akan melakukan insialisasi + 1 menit. 4. Dimasukkan sampel kedalam kuvet (posisi memanjang untuk

konsentrasi tinggi dan posisi melebar untuk konsentrasi rendah) 5. Dimasukkan kuvet kedalam spektrofotometer


(9)

6. Disesuaikan jenis air dengan menekan tombol berikut : Nwat : ABA , AM ,AB

Infl : AL inlet

Outb : AL Outlet biologis Outp : AL Outlet non biologis 7. Ditunggu pembacaan + 1menit. 8. Dicatat hasil konsentrasi nya.

9. Dikeluarkan kuvet dan dimatikan alat dengan menekan tombol power. 10.Dicabut kabel power.

Prosedur Analisa Nitrit (NO2-)

- Dipipet sampel sebanyak 50 mL

- Dimasukkan kedalam Labu Erlenmeyer

- Ditambahkan larutan sulfanilamida sebanyak 1 mL - Didiamkan selama 2 sampai 8 menit

- Ditambahlan sebanyak 1 mL NEDD(1-naphthy ethylene diamine dihidrokloride)

- Didiamkan selama 10 menit

- Dimasukkan sampel kedalam kuvet 10 mm cell

- Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm - Dicatat absorbansinya.


(10)

BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil analisis dengan pengujian langsung, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan.

untuk kadar nitrat dan kadar nitrityang terdapat pada air limbah industri dengan metode spektrofotometer varian/secomam ditunjukkan pada :

Tabel 1. Penentuan Analisa Nitrat pada Sampel

No Kode sampel Persyaratan Keterangan

1 751/AL <0,5

Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995

2 752/AL 16,2

3 753/AL 0,7

4 754/Al <0,1


(11)

Tabel 2. Penentuan AnalisaNitrit Pada Sampel

No KodeSampel Hasil Persyaratan 1 619 K/AL 3,3515 mg/L Tidakmemenuhisyara

t KEPMENLH No 5 tahun 2014 yaitu> 1

mg/L

2 620 K/AL 0,1915 mg/L Memenuhisyaratyaitu KEPMENLH No 5 tahun 2014 yaitu< 1

mg/L 3 621 K/AL 0,0461 mg/L

4 622 K/AL 0,2036 mg/L

Tabel 3. Standarisasi Baku Mutu

AIR LIMBAH INDUSTRI

Menurut KEPMENHLH-51/MENL/10/1995 (BTKLPP KELAS 1 MEDAN)

No PARAMETER SATUAN BAKU MUTU

1 SUHU 0C 38

E TDS Mg/l E000

3 TSS Mg/l E00

4 PH - 6 s/d 9

5 Fe Mg/l 5

6 Mn Mg/l E

7 Zn Mg/l 5

8 Cd Mg/l 0,05

9 Pb Mg/l 0,1

10 Hg Mg/l 0,00E

11 As Mg/l 0,1

1E Se Mg/l 0,05

13 Ni Mg/l 0,E

14 Co Mg/l 0,4


(12)

16 Cu Mg/l E

17 KROM VAL 6 Mg/l 0,1

18 SIANIDA Mg/l 0,05

19 SULFIDA Mg/l 0,05

E0 FLOURIDA Mg/l E

E1 KLOR BEBAS Mg/l 1

EE AMONIA BEBAS Mg/l 1

E3 NITRAT Mg/l E0

E4 NITRIT Mg/l 1

E5 BOD Mg/l 50

E6 COD Mg/l 100

4.2 Pembahasan

Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami,

yangmerupakan bagian dari siklus nitrogen.Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat.Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan.

Nitrat merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang sering ditemukan di alam,seperti dalam tanaman dan air. Senyawa ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu ion Nitrat (ion-NO3), Kalium Nitrat (KNO3), dan Nitrogen Nitrat (NO3-N). Ketiga bentuk senyawa Nitrat ini menyebabkan efek yang sama terhadap ternak meskipun pada konsentrasi yang berbeda. Nitrat dibentuk dari Asam Nitrit yang berasal dari Amonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus Nitrogen. Nitrifikasi adalahsuatu proses oksidasi enzimatik yakni perubahan senyawa amonium menjadi senyawa Nitrat yang


(13)

dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu. Proses ini berlangsung dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan oleh grup bakteri yang berbeda. Tahap pertama adalah proses oksidasi Amonium menjadi Nitrit yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrosomonas sp dan tahapkedua adalah proses oksidasi enzimatik Nitrit menjadi Nitrat yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrobacter sp.

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat

(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu,

nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada

perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari

0.06 mg/L adalahbersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit

menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang

memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Nitrit juga bersifat racun karena

dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat

mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO)

pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker.Nitrat (NO3-) dan nitrit

(NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus

nitrogen.Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang

mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian

dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat.Oleh karena nitrit dapat dengan mudah

dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering

ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan.

Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga


(14)

dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan

dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.

Dari data percobaan pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 Pada percobaan analisa parameter Nitrat (NO3) yaitupada kode sampel 751/AL=0,5mg/l ; 752/AL= 16,2 mg/l ; 753AL= 0,7mg/l ; 754/AL =0,1mg/l ; 756/AL=0,5mg/l, dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l.

Nitrat dalam jumlah tertentu dapat merusak didalam usus manusia, dapat direduksi menjadi nitrit yang menyebabkan metamoglobinemi, terutama pada bayi maupun anak-anak.SedangkanPada percobaan analisa parameter Nitrit (NO2)

dengan sampel Air Bersih dengankode sampel 619/K/AL tidak memenuhi persyaratan PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu lebih besar dari 1 mg/L, sedangkan sampel dengan kode 620/K/AL - 622/K/AL memenuhi syarat karena tidak melebihi batas maksimal yang diperbolehkan yaitu 1 mg/L.

Nitrit dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan haemoglobin dalam darah, hingga darah tidak dapat mengangkut oksigen lagi.Selain itu, NO2- juga dapat menimbulkan nitrosamine yang dapat


(15)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk kadar Nitrat (NO3) yaitupada kode sampel 751/AL=0,5mg/l ; 752/AL= 16,2 mg/l ; 753AL= 0,7mg/l ; 754/AL =0,1mg/l ; 756/AL=0,5mg/l, dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l. sedangkan untuk kadar Nitrit (NO2) yaitu pada kode sampel 619/AL= 3,3515 mg/l tidak Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dan kode sampel 620/AL= 0,1915 mg/l ; 621/AL= 0,0461 mg/l ; 622/AL= 0,2036 mg/l, dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l.

5.2. Saran

- Sebaiknya untuk pengujian selanjutnya menggunakan metode yang lain untuk menentukan kadar nitrat dan nitrit dalam campuran air limbah industri.

- Sebaiknya pengolahan air limbah industri dilakukan setiap minggunya untuk tidak mencemari lingkungan dan kesehatan manusia.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari menyiapkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas – aktivitas lainnya.

Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia.Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. Transportasi zat – zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Juga hara – hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutannya.

Kimia air (Aquatic Chemistry), merupakan ilmu yang berhubungan dengan air sungai, danau dan lautan, juga air tanah dan air permukaan, yang meliputi distribusi dan sirkulasi dari bahan – bahan kimia dalam perairan alami serta reaksi – reaksi kimia dalam air (Achmad,R.2004).


(17)

2.1.1 Sumber air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Ber dasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air tanah.

a. Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air dibumi.Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada diatmosfer.Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas.Misalnya, karbondioksida, nitrogen dan ammonia.

b. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,sampah maupun lainnya.

c. Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan kedalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah dialami air hujan tersebut, didalam perjalanannya kebawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sumber air lain. Pertama, air tanah biasanya bebas dari


(18)

kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun (Chandra, 2005).

2.1.2 Sifat air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak memiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1 Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0°C (32°F) - 100°C (132°F), air berwujud cair. Suhu 0°C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100°C merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat dilaut, sungai, danau dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan ; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi, karena sekitar 60 % - 90 % bagian sel makhluk hidup adalah air.

2 Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas atau pun dingin seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik sebagai pendingin mesin.

3 Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air


(19)

menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar.Pelepasan energi ini merupakansalah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat.Sifat ini juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara (nutrient) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan – bahan toksik yang masuk kedalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk kebadan air.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakanmemiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik. Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya sistem kapiler dan sifat pelarut yang baik, air dapat membawa nutrient dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis – jenis insekta, dapat merayap di permukaan air.


(20)

Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akanmengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau –danau didaerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah pemukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organisme akuatik tetap berlangsung.Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3 terjadinya pada suhu 3,95 °C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95 °C, densitas air lebih kecil dari satu (Effendi, 2003).

2.1.3 Pencemaran air

Defenisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1998 tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan ataupun komponen lain dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (pasal 1)

Dalam pasal 2, air pada sumber kegunaan/ peruntukkannya digolongkan menjadi :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.


(21)

3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.

Menurut defenisi pencemaran air tersebut bila suatu sumber air yang termasuk dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah tidak dapat dipergunakan langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahaan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang / tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya (Moore,J.2007).

2.4. Kualitas Air Untuk Kehidupan

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat (Departemen Kesehatan) serta ketentuan/peraturan lain yang berlaku seperti APHA (American Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat AS), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis.

2.2.1. Kualitas Air Secara Fisik

1. Kekeruhan


(22)

anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukiman tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa air dengan kekeruhan tinggi akan sulit untuk didisinfeksi, yaitu proses pembunuhan terhadap kandungan mikrobayang tidak diharapkan.

2. Temperatur

Kenaikan temperatur atau suhu di dalam badan air, dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut (DO atau Dissolved Oxygen) air. DO yang terlalu rendah, dapat menimbulkan bau yang tidak sedap akibat terjadinya degradasi atau penguraian bahan-bahan organik ataupun anorganik di dalam air secara anaerobik. Selain itu dengan adanya kadar residu/sisa yang tinggi di dalam air menyebabkan rasa yang tidak enak serta dapat mengganggu pencernaan makanan (Suriawiria, 2005).

Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut: a. Menurunnya jumlah oksigen terlarut di dalam air

b. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia

c. Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya

d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati (Kristanto, 2002).


(23)

3. Warna

Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki badan air.

4. Bau dan rasa

Bau dan rasa yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme seperti mikroalga dan bakteri. Dari segi estetika, air yang berbau, apalagi bau busuk, ataupun air yang berasa secara alami, tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan yangberlaku.

2.2.2. Kualitas Air Secara Kimia

1. pH

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5 – 7,5 (Wardhana, 1995).

2. Kandungan senyawa kimia di dalam air

Contoh : logam berat seperti Hg (air raksa) dan Pb (timbal) merupakan zat kimia berbahaya jika masuk ke dalam air.

3. Kandungan residu atau sisa

Contoh : residu pestisida, deterjen, kandungan senyawa toksin atau racun, dan sebagainya.

2.2.3. Kualitas Air Secara Biologis

1. Parameter mikroba pencemar


(24)

kalau air tersebut untuk kepentingan kehidupan manusia (rumah tangga). Untuk air minum, Escherisia.Coli harus kurang dari satu atau tidak ada sama sekali, kalau kualitas air tersebut termasuk yang betul-betul memenuhi syarat.

2. Patogen

Banyak jenis bakteri patogen (penyebab penyakit) berkembang dan menular melalui badan air, misalnya penyebab penyakit tifus (Salmonella), disentri (Shigella), kolera (Vibrio), dan difteri (Corynebacterium).

3. Penghasil toksin

Contoh : Clostridium, Pseudomonas, Vibrio (Suriawiria, 2005).

2.2 Nitrogen

Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer.Lapisan atmosfer bumi mengandung sekitar 78 % gas nitrogen.Bebatuan juga mengandung nitrogen.Pada tumbuhan dan hewan, senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun dan klorofil. Meskipun ditemukan dalam jumlah yang melimpah dilapisan atmosfer, akan tetapi nitrogen tidak dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup secara langsung. Nitrogen harus mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi NH3, NH4, dan NO3.Meskipun demikian, bakteri Azetobacter dan Clostridium

serta beberapa jenis algae hijau – biru, misalnya Anabaena, dapat memanfaatkan gas N2 secara langsung dari udara sebagai sumber nitrogen (Effendi, 2003).

Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan oleh bakteri berubah menjadi amonia.Dalam kondisi aerobik dan dalam waktutertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Nitrat


(25)

dapat digunakan oleh algae dan tumbuh – tumbuhan lain untuk membentuk protein tanaman dan oleh hewan untuk membentuk protein hewan. Perusakan protein tanaman dan hewan oleh bakteri menghasilkan amonia (Harry, 2008).

2.2.1 Nitrogen Organik dan Anorganik

Nitrogen anorganik terdiri dari gas ammonia (NH3), ammonium (NH4), nitrit

(NO2), nitrat (NO3) dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas.Nitrogen organik

berupa protein, asam amino, dan urea.Bentuk – bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai dari siklus nitrogen.Transformasi nitrogen dapat melibatkan atau pun tidak melibatkan makrobiologi dan mikrobiologi. Adapun tranformasi nitrogen mikrobiologis mencakup hal – hal sebagai berikut:

1. Asimilasi nitrogen anorganik (ammonium dan nitrat) oleh tumbuhan dan oleh mikroorganisme untuk membentuk nitrogen organik, misalnya asam amino dan protein. Diperairan, proses ini terutama dilakukan oleh bakteri autotrof dan tumbuhan.

2. Fiksasi nitrogen menjadi amoniak dan nitrogen organik oleh mikroorganisme. Fiksasi nitrogen secara langsung dapat dilakukan oleh beberapa jenis Cynophyta (blue green algae) dan bakteri.

3. Nitrifikasi, yaitu oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi dilakukan oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimal pada pH 8 dan pada pH < 7 berkurang secara nyata.Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik, menyukai suhu 30°C.


(26)

prosesdekomposisi bahan organik. Proses ini banyak dilakukan oleh mikroba dan jamur. Autolisis sel dan eksresi amonia oleh zooplankton dan ikan juga berperan sebagai pemasok amonia.

6. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit, denitrogen oksida (N2O),

dan molekul nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada

kondisi anoksik (tidak ada oksigen). Proses ini juga melibatkan bakteri dan jamur. Dinitrogen oksida adalah produk utama yang dihasilkan dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen yang sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses denitrifikasi pada perairan dengan kondisi anaerob.

Nitrogen organik merupakan bentuk nitrogen yang terikat pada senyawa organik, terutama nitrogen bervalensi tiga yang biasanya berupa partikulat yang tidak larut dalam air.Nitrogen organik biasanya disebut amino atau albuminoid nitrogen.Senyawa ini mencakup protein, polipeptida, asam amino, dan senyawa lainnya.

Sumber nitrogen organik di perairan berasal dari proses pembusukan makhluk hidup yang telah mati, karena protein dan polipeptida terdapat pada semua organisme hidup. Sumber antropogenik nitrogen organik adalah limbah industri dan limpasan dari daerah pertanian, terutama urea (Effendi, 2003).

2.2.2 Nitrat dan Nitrit

Nitrat dan nitrit merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi masing – masing + 3 dan +5. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan


(27)

merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapatterjadi pada instalasi pengolahan air buangan. Nitrit yang ditemui pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai dipabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PAM. Nitrit sendiri membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan hemoglobine dalam darah, hingga darah tersebut tidk dapat mengangkut oksigen lagi. Di samping itu, NO2 menimbulkan

nitrosamin (RR’N – NO) pada air buangan tertentu, nitrosamin tersebut dapat menyebabkan kanker.

Nitrat adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh – tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tidak terbatas, sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkana kematian ikan. Nitrat dapat berasal dari buangan industri pabrik peledak, piroteknik, pupuk, cat dan sebagainya. Kadar Nitrat secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nirat dapat menjadi tinggi sekali pada tanah di daerah – daerah yang di beri pupuk yang mengndung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg/L (di Indonesia dan A.S) atau 50 (MEE) mg NO3 mg/L. Di dalam usus manusia nitrat direduksi menjadi nitrit yang

dapat menyebabkan metamoglobin, terutama pada bayi (Alaerts.G,1987).

2.3. Limbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi.Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan


(28)

berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya.Bila ditinjau secarakimiawi, bahan – bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2.3.1 Kualitas Limbah

Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar didalam limbah.Kandungan pencemar didalam limbah terdiri dari beberapa parameter.Semakin kecil jumlah parameter dan semakin kecil konsentrasinya, hal itu menunjukkan semakin kecilnya peluang untuk terjadinya pencemaran lingkungan. Beberapa kemungkinan yang akan terjadi akibat masuknya limbah kedalam lingkungan:

- Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal ini disebabkan karena volume limbah kecil, parameter pencemar yang terdapat dalam limbah sedikit dengan konsentrasi yang kecil.

-Adanya pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran. -Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran.

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah : - Volume limbah

- Kandungan bahan pencemar - Frekuensi pembuangan limbah


(29)

2.3.2. Karakteristik Limbah Cair

Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis.Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah di mana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah non ekonimis adalah suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan.Terdapat beberapa kerancuan dalam mengidentifikasi limbah cair, yaitu buangan air yang digunakan untuk mendinginkan mesin suatu pabrik.

Limbah air bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam proses produksinya. Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel, baik yang larut maupun yang mengendap.Bahan ini ada yang kasar dan ada yang halus.Kerap kali air buangan pabrik berwarna keruh dan bersuhu tinggi.Air limbah yang telah tercemar mempunyai ciri yang dapat diidentifikasi secara visual dari kekeruhan, warna, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi lainnya.Sedangkan identifikasi secara laboratorium ditandai dengan perubahan sifat kimia air. Jenis industri yang menghasilkan limbah cair di antaranya adalah industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, besi dan baja, kertas, minyak goreng, tekstil, electroplating, polywood dan lain – lain (Kristianto, 2004).


(30)

2.4 Spektrofotometer

Spektrofotometersesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri darispektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum denganpanjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat untuk pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.Jadi spektrofotometer digunakan Untuk mengukur energi secara reaktif jika tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar – benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30 – 40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar – benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber – sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko ataupun pembanding.

2.4.1. Peralatan (instrumentasi) 1. Sumber Cahaya

Sumber cahaya yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu, i = K Vn = arus cahaya, V = tegangan, n = eksponen ( 3- 4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2 % pada suatu sumber DC, misalkan : baterai. Lampu hidrogen atau lampu deutrium digunakan untuk sumber pada daerah UV.Kebaikan


(31)

lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan transformator.

2. Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokomatis.Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating.Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah.Jika celah posisinya tetap, maka prismaatau gratingnya yang dirotasikan untuk m prisma yaitu susunan Cornu dan susunan Littrow. Secara umum tipe Cornu menggunakan sudut 60°, sedangkan tipe Littrow menggunakan prisma dimana pada sisinya tegak lurus dengan arah sinar yang berlapis aluminium serta mempunyai sudut optis 30°.

3. Sel absorpsi

Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan.Sel yang biasa yang digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder juga dapat digunakan.Kita harus menggunakan kuvet yang tertutup untuk pelarut organik.Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.


(32)

4. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang.Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan (Khopkar, 2003).

2.4.2.Kesalahan-Kesalahan Pada Spektrofotometer

Kesalahan- kesalahan dalam spektrofotometer, dapat dicegah dengan memperhatikan:

1. Sel-sel contoh harus bersih

2. Sidik jari dapat menyerap radiasi ungu

3. Penempatan sel dalam sinar harus dapat ditiru kembali 4. Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optik

5. Penerapan panjang gelombang dari alat harus diteliti kadang-kadang 6. Penyimpangan atau ketidakstabilan di dalam sirkuit harus diperbaiki 7. Ketidaktetapan contoh dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan jika

pengukuran tidak direncanakan dengan hati- hati (Day & Underwood, 1989).


(33)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemaran yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat. Pencemaran memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah, limpasan pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri, dan lain-lain.

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik maupun industri kebadan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Nitrat (NO3) adalah bentuk

utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae.Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.

Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat

sedikit, lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi).


(34)

Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anoerob.Garam- garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinyaproses korosi pada industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikat oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen.Berdasarkan analisa dan uraian diatas maka penulis merasa tertarik dan ingin membahas masalah tersebut dengan memilih judul yaitu:

ANALISA KADAR NITRAT (NO

3

) DAN NITRIT

(NO2) UNTUK PENGUJIAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI VARIAN/SECOMAM PADA

BTKLPP KELAS 1MEDAN.

1.2Permasalahan

- Berapakah kadar Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) yang diperoleh dari

limbah industri.

- Apakah kadar Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) yang diperoleh sesuai

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair.

1.3Tujuan

- Untuk mengetahui kadar nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) dari limbah industri

dalam standarisasi baku mutu air limbah menurut PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990.


(35)

I.4 Manfaat

- Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kadar nitrat (NO3) dan

nitrit (NO2) untuk Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri yakni 20 mg/L

untuk Nitrat (NO3) dan 1 mg/L untuk Nitrit (NO2) sesuai dengan Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun 1995.

- Dapat mengetahui cara analisis kadar nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) dengan


(36)

ANALISA KADAR NITRAT (NO3) DAN NITRIT (NO2) UNTUK

PENGUJIAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRIVARIAN/SECOMAMPADA

BTKLPP KELAS 1 MEDAN

ABSTRAK

Sumber pencemaran dapat berupa limbah industri atau pun limbah non industri yang berbentuk cair. Limbah cair yang dibuang kesungai, jika berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu zat kimia yang terkandung didalam air limbah adalah Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2).Nitrat (NO3) dan Nitrit

(NO2) merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan.

Pada analisis ini ditentukan kadar nitrat dan nitrit pada air limbah industri. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk kadar Nitrat (NO3) yaitu pada kode sampel 751/AL=0,5mg/l ;752/AL= 16,2 mg/l ;753AL= 0,7mg/l ; 754/AL =0,1mg/l;756/AL=0,5mg/l, dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l. Sedangkan untuk kadar Nitrit (NO2) yaitu pada kode sampel 619/AL= 3,3515mg/l tidak Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dan kode sampel 620/AL= 0,1915mg/l ; 621/AL= 0,0461 mg/l ; 622/AL= 0,2036mg/l,dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l.


(37)

ANALYSIS LEVELS NITRATE (NO3) AND NITRITE (NOE) FOR

INDUSTRIAL WASTE WATER TESTING METHOD

SPECTROFHOTOMETRIVARIAN/SECOMAMAT

BTKLPP CLASS 1 MEDAN

ABSTRACT

Sources of pollution may be industrial wastes or non-industrial waste in the form of liquid cair.Limbah dumped into the river, if excessive can cause damage lingkungan.Salah the chemical substances contained in waste water are nitrate (NO3) and nitrite (NO2). Nitrate (NO3) and nitrite (NO2) is a chemical compound that is toxic to the environment. In this analysis determined the levels of nitrate and nitrite in industrial waste water. From the analysis that has been done shows for the concentration of nitrate (NO3) yaitupada sample code 751 / AL = 0.5mg / l; 752 / AL = 16.2 mg / l; 753AL = 0.7 mg / l; 754 / AL = 0.1 mg / l; 756 / AL = 0.5mg / l, where the data obtained Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 with standarissasi quality standard that is 20 mg / l. while the levels of nitrite (NO2) is the sample code 619 / AL = 3,3515mg / l do not Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 and code samples 620 / AL = 0,1915mg / l; 621 / AL = 0.0461 mg / l; 622 / AL = 0,2036mg / l, where the data obtained Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 with standarissasi quality standard that is 20 mg / l.


(38)

ANALISA KADA

PENGUJIAN A

SPEKTROFO

P

FAKULTAS MATE

UNI

DAR NITRAT (NO

3-

) DAN NITRIT (NO

AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN M

OFOTOMETRI VARIAN/SECOMAM

BTKLPP KELAS 1 MEDAN

KARYA ILMIAH

ARJUNIUS SITANGGANG 132401131

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMENKIMIA

ATEMATIKA DN ILMU PENGETAHA

NIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

(NO

2-

) UNTUK

N METODE

M PADA


(39)

ANALISA KADA

PENGUJIAN A

SPEKTROFO

Diajukan untuk m

P

FAKULTAS MATE

UNI

DAR NITRAT (NO

3-

) DAN NITRIT (NO

AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN M

OFOTOMETRIVARIAN/SECOMAM

BTKLPP KELAS 1 MEDAN

KARYA ILMIAH

uk melengkapi tugas dan memenuhi syarat menc Ahli Madya

ARJUNIUS SITANGGANG 132401131

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DEPARTEMENKIMIA

ATEMATIKA DN ILMU PENGETAHA

NIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

(NO

2-

) UNTUK

N METODE

M PADA

encapai gelar


(40)

PERSETUJUAN

Judul : Analisa Kadar Nitrat (NO3-) Dan Nitrit (NO2-) Untuk

Pengujian Air Limbah Industri Dengan Metode Spektrofotometri varian/secomam pada Btklpp Kelas 1 Medan

Kategori : KaryaIlmiah

Nama : ArjuniusSitanggang NomorIndukMahasiswa : 132401131

Program Studi : D 3 Kimia Departeem : Kimia

Fakultas : Matematika Dan IlmuPengetahuan Alam (Fmipa) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2016

Program Studi D3 Kimia DosenPembimbing

Dra. Emma ZaidarNasution, M.Si Dr. RumondangBulan, NIP. 195512181987012001 NIP195408301985032001

Diketahui/ DisetujuiOleh:

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr. RumondangBulan, MS NIP 1954083019850320


(41)

PERNYATAAN

ANALISA KADAR NITRAT (NO

3-

) DAN NITRIT (NO

2-

) UNTUK

PENGUJIAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETER VARIAN/SECOMAM PADA

BTKLPP KELAS 1 MEDAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 20116

ARJUNIUS SITANGGANG 132401131


(42)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas Kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang diberi judul“ ANALISIS KADAR NITRAT (NO3-) DAN NITRIT (NO2-) UNTUK

PENGUJIAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER PADA BTKLPP KELAS 1 MEDAN”. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan agar dapat menyelesaikan pendidikan Diploma-III Kimia. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua orang tua penulis ayahanda Arlis Sitanggang dan ibunda Arlan.br Simanjorang yang telah memberikan kasih sayang dan doa kepada penulis serta dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikani ini. Dalam penulisan karya ilmiah ini, punulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan selama penulisan karya ilmiah ini.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan,MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

3. Ibu Drs. Emma Zaidar Nasution, Msi, selaku ketua Jurusan D-III kimia 4. Seluruh dosen dan Staff Administrasi Jurusan D-III Kimia FMIPA USU

yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

5. Kakak penulis Yohana br Sitanggang.Amd dan abang penulis Saut in pancer yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis.

6. Kawan kawan penulis Fransisko, Andri Simbolon dan seluruh D-III kimia Stambuk 2013 yang mendukung penulis selama masa perkuliahan.

7. Adik-adik penulis di D-III kimia Hijrah Berutu Stambuk 2014 dan Indra silaban Stambuk 2015 yang selalu memberikan semangat pada penulis. Atas segala dukungan, penulis hanya dapat berdoa kepadaYesus Kristus agar membalas semua kebaikan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiahini, untuk itu penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,saya ucapkan banyak terima kasih.

Medan, juli 2016 penulis


(43)

ANALISA KADAR NITRAT (NO3) DAN NITRIT (NO2) UNTUK

PENGUJIAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRIVARIAN/SECOMAMPADA

BTKLPP KELAS 1 MEDAN

ABSTRAK

Sumber pencemaran dapat berupa limbah industri atau pun limbah non industri yang berbentuk cair. Limbah cair yang dibuang kesungai, jika berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu zat kimia yang terkandung didalam air limbah adalah Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2).Nitrat (NO3) dan Nitrit

(NO2) merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan.

Pada analisis ini ditentukan kadar nitrat dan nitrit pada air limbah industri. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk kadar Nitrat (NO3) yaitu pada kode sampel 751/AL=0,5mg/l ;752/AL= 16,2 mg/l ;753AL= 0,7mg/l ; 754/AL =0,1mg/l;756/AL=0,5mg/l, dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l. Sedangkan untuk kadar Nitrit (NO2) yaitu pada kode sampel 619/AL= 3,3515mg/l tidak Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dan kode sampel 620/AL= 0,1915mg/l ; 621/AL= 0,0461 mg/l ; 622/AL= 0,2036mg/l,dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l.


(44)

ANALYSIS LEVELS NITRATE (NO3) AND NITRITE (NOE) FOR

INDUSTRIAL WASTE WATER TESTING METHOD

SPECTROFHOTOMETRIVARIAN/SECOMAMAT

BTKLPP CLASS 1 MEDAN

ABSTRACT

Sources of pollution may be industrial wastes or non-industrial waste in the form of liquid cair.Limbah dumped into the river, if excessive can cause damage lingkungan.Salah the chemical substances contained in waste water are nitrate (NO3) and nitrite (NO2). Nitrate (NO3) and nitrite (NO2) is a chemical compound that is toxic to the environment. In this analysis determined the levels of nitrate and nitrite in industrial waste water. From the analysis that has been done shows for the concentration of nitrate (NO3) yaitupada sample code 751 / AL = 0.5mg / l; 752 / AL = 16.2 mg / l; 753AL = 0.7 mg / l; 754 / AL = 0.1 mg / l; 756 / AL = 0.5mg / l, where the data obtained Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 with standarissasi quality standard that is 20 mg / l. while the levels of nitrite (NO2) is the sample code 619 / AL = 3,3515mg / l do not Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 and code samples 620 / AL = 0,1915mg / l; 621 / AL = 0.0461 mg / l; 622 / AL = 0,2036mg / l, where the data obtained Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 with standarissasi quality standard that is 20 mg / l.


(45)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Air 4

2.1.1 Sumber Air 4

2.1.2 Sifat Air 6

2.1.3 Pencemaran Air 8

2.1.4 Kualitas Air 9

2.2 Nitrogen 12

2.2.1. Nitrogen Organik dan Anorganik 13

2.2.2 NitratdanNitrit 14

2.3. Limbah 15

2.3.1. KualitasLimbah 16

2.3.2.Karakteristik LimbahCair 16

2.4 Spektrofotometer 17

2.4.1. Peralatan (instrumentasi) 18 2.4.2.Kesalahan-Kesalahan Spektrofotometer 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 21

3.1 AlatdanBahan 21

3.1.1 Alat – alat 21

3.1.2 Bahan 21

3.2 Prosedur Percobaan 22 3.2.1 Penyediaan LarutanPereaksi 22 3.2.2 Prosedur Analisa Nitrat 22 3.2.3 Prosedur Analisa Nitrit 23

BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN 24

4.1 Hasil 24

4.2 Standarisasi Baku Mutu Air Limbah 25


(46)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 29

5.2. Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30


(47)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Data Penentuan Kadar Nitrat Pada Sampel 24 Tabel 4.2 Data Penentuan Kadar Nitrit Pada Sampel 25 Tabel 4.3 Data Standarisasi Baku Mutu Air Limbah 25


(1)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas Kasih Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang diberi judul“ ANALISIS KADAR NITRAT (NO3-) DAN NITRIT (NO2-) UNTUK

PENGUJIAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETER PADA BTKLPP KELAS 1 MEDAN”. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan agar dapat menyelesaikan pendidikan Diploma-III Kimia. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua orang tua penulis ayahanda Arlis Sitanggang dan ibunda Arlan.br Simanjorang yang telah memberikan kasih sayang dan doa kepada penulis serta dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikani ini. Dalam penulisan karya ilmiah ini, punulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan selama penulisan karya ilmiah ini.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan,MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

3. Ibu Drs. Emma Zaidar Nasution, Msi, selaku ketua Jurusan D-III kimia 4. Seluruh dosen dan Staff Administrasi Jurusan D-III Kimia FMIPA USU

yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

5. Kakak penulis Yohana br Sitanggang.Amd dan abang penulis Saut in pancer yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis.

6. Kawan kawan penulis Fransisko, Andri Simbolon dan seluruh D-III kimia Stambuk 2013 yang mendukung penulis selama masa perkuliahan.

7. Adik-adik penulis di D-III kimia Hijrah Berutu Stambuk 2014 dan Indra silaban Stambuk 2015 yang selalu memberikan semangat pada penulis.

Atas segala dukungan, penulis hanya dapat berdoa kepadaYesus Kristus agar membalas semua kebaikan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiahini, untuk itu penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,saya ucapkan banyak terima kasih.

Medan, juli 2016 penulis


(2)

ANALISA KADAR NITRAT (NO3) DAN NITRIT (NO2) UNTUK

PENGUJIAN AIR LIMBAH INDUSTRI DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRIVARIAN/SECOMAMPADA

BTKLPP KELAS 1 MEDAN

ABSTRAK

Sumber pencemaran dapat berupa limbah industri atau pun limbah non industri yang berbentuk cair. Limbah cair yang dibuang kesungai, jika berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu zat kimia yang terkandung didalam air limbah adalah Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2).Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan. Pada analisis ini ditentukan kadar nitrat dan nitrit pada air limbah industri. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk kadar Nitrat (NO3) yaitu pada kode sampel 751/AL=0,5mg/l ;752/AL= 16,2 mg/l ;753AL= 0,7mg/l ; 754/AL =0,1mg/l;756/AL=0,5mg/l, dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l. Sedangkan untuk kadar Nitrit (NO2) yaitu pada kode sampel 619/AL= 3,3515mg/l tidak Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dan kode sampel 620/AL= 0,1915mg/l ; 621/AL= 0,0461 mg/l ; 622/AL= 0,2036mg/l,dimana data yang diperoleh Memenuhi persyaratan KEPMELNH-51/MENL/10/1995 dengan standarissasi baku mutu yakni 20 mg/l.


(3)

ANALYSIS LEVELS NITRATE (NO3) AND NITRITE (NOE) FOR

INDUSTRIAL WASTE WATER TESTING METHOD

SPECTROFHOTOMETRIVARIAN/SECOMAMAT

BTKLPP CLASS 1 MEDAN

ABSTRACT

Sources of pollution may be industrial wastes or non-industrial waste in the form of liquid cair.Limbah dumped into the river, if excessive can cause damage lingkungan.Salah the chemical substances contained in waste water are nitrate (NO3) and nitrite (NO2). Nitrate (NO3) and nitrite (NO2) is a chemical compound that is toxic to the environment. In this analysis determined the levels of nitrate and nitrite in industrial waste water. From the analysis that has been done shows for the concentration of nitrate (NO3) yaitupada sample code 751 / AL = 0.5mg / l; 752 / AL = 16.2 mg / l; 753AL = 0.7 mg / l; 754 / AL = 0.1 mg / l; 756 / AL = 0.5mg / l, where the data obtained Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 with standarissasi quality standard that is 20 mg / l. while the levels of nitrite (NO2) is the sample code 619 / AL = 3,3515mg / l do not Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 and code samples 620 / AL = 0,1915mg / l; 621 / AL = 0.0461 mg / l; 622 / AL = 0,2036mg / l, where the data obtained Conforms KEPMELNH-51 / menl / 10/1995 with standarissasi quality standard that is 20 mg / l.


(4)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Manfaat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Air 4

2.1.1 Sumber Air 4

2.1.2 Sifat Air 6

2.1.3 Pencemaran Air 8

2.1.4 Kualitas Air 9

2.2 Nitrogen 12

2.2.1. Nitrogen Organik dan Anorganik 13

2.2.2 NitratdanNitrit 14

2.3. Limbah 15

2.3.1. KualitasLimbah 16

2.3.2.Karakteristik LimbahCair 16

2.4 Spektrofotometer 17

2.4.1. Peralatan (instrumentasi) 18

2.4.2.Kesalahan-Kesalahan Spektrofotometer 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 21

3.1 AlatdanBahan 21

3.1.1 Alat – alat 21

3.1.2 Bahan 21

3.2 Prosedur Percobaan 22

3.2.1 Penyediaan LarutanPereaksi 22

3.2.2 Prosedur Analisa Nitrat 22

3.2.3 Prosedur Analisa Nitrit 23

BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN 24

4.1 Hasil 24

4.2 Standarisasi Baku Mutu Air Limbah 25


(5)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 27

5.1. Kesimpulan 29

5.2. Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Penentuan Kadar Nitrat Pada Sampel 24

Tabel 4.2 Data Penentuan Kadar Nitrit Pada Sampel 25