Analisis Spesimen Alat Uji Geser

commit to user V- 2 5.1.2 Analisis Bahan Penyusun Alat Uji Geser Material yang digunakan sebagai penyusun part alat uji geser ditentukan melalui konstruksi dan perhitungan mekanika teknik. Part penyusun fixture alat uji geser terdiri dari delapan part utama, yaitu fixed grip, movable grip, base plate, adjustable jaw movable grip fix, Adjustable jaw movable grip, stopper, rail dan bushing . Khusus pada bushing sebenarnya adalah bantalan gelinding dengan pergerakan linear , namun mempertimpangkan biaya pembelian bantalan gelinding linear yang harganya relatif mahal akhirnya diganti menggunakan bushing dengan pemilihan material kuningan. Sedangkan pada pemilihan material rail , menggunakan jenis material baja perlakuan panas yang natinya material mendapat proses heatreatment karena rail mendapat besar pembebanan paling tinggi.

5.1.3 Analisis Spesimen Alat Uji Geser

Analisis spesimen alat uji geser dilakukan dengan pertimbangan banyaknya variansi yang dihasilkan dari pengujian geser karena spesimen standar yang digunakan masih mengalami beberapa pengerjaan sebelum siap untuk dilakukan pengujian. 1. Proses pemotongan spesimen. Proses pemotongan spesimen menggunakan mesin potong yang digunakan untuk memotong material yang berbahan dasar serbuk kayu. Untuk setiap pemotongan sering didapatkan geometri atau ukuran potong spesimen yang berbeda-beda. 2. Proses pembuatan V-notch 90 o . Proses pembuatan V-notch 90 o pada tiap sisi tepi spesimen menggunakan mesin miling yang dilakukan secara konvensional. Pembuatan V-notch 90 o menggunakan jig fixture sederhana yang terbuat dari kayu yang digunakan sebagai dudukan spesimen ketika dicekam pada ragum mesin miling. 3. Proses penyimpanan spesimen. Proses penyimpanan spesimen dilakukan dengan tujuan untuk menjaga dan mempertahankan karakteristik spesimen supaya tetap sama ketika spesimen awal atau pertama kali diujikan. Namun pada penelitian ini, spesimen disimpan pada plastik hitam dan diletakkan diruang terbuka tanpa diberi silica gel. commit to user V- 3 5.1.4 Analisis Hasil Pengujian Geser Proses pengujian alat uji geser dilakukan di Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Produk P3 Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tahap-tahap yang dilalui pada saat melakukan pengujian spesimen berurutan dan terus-menerus sama untuk tiap spesimen yang diujikan, dimulai dari setting awal fixture alat uji geser, running test alat uji geser, proses pemasangan spesimen alat uji geser hingga proses pengujian spesimen. Sebelum dilakukan proses pengujian, dilakukan trial alat tanpa menggunakan spesimen pergerakan awal alat uji geser untuk menstabilkan pergerakan alat uji secara keseluruhan dan untuk mengetahui pergerakan alat uji tanpa adanya beban yang mengenai alat uji ketika alat uji dioperasikan karena alat uji bergerak secara melintang horizontal. Pengujian dilakukan menggunakan material medium density fiberbord MDF keluaran PT Sumalindo sebagai spesimen yang dapat digunakan sebagai standar untuk mengetahui tingkat kepresisian alat uji geser. Dimensi awal material MDF adalah 2440 mm × 1220 mm × 12 mm kemudian dipotong-potong menjadi persegi panjang ukuran 76 mm × 20 mm x 12 mm. Pengujian statistik diperlukan untuk mengetahui kemampuan alat uji geser apakah mampu membedakan beban yang diterima alat uji geser dari hasil pengujian terhadap spesimen komposit, dan apakah alat uji geser mampu menunjukkan hasil atau nilai kekuatan yang dihasilkan dari beberapa treatment atau perlakuan yang dikenakan pada ketebalan spesimen. Dalam pengujian statistik, peneliti menggunakan uji ANOVA untuk menganilisa dua data, yaitu shear load dan shear strength . Untuk shear load data langsung dapat ditampilkan oleh weighting indicator sedangkan untuk shear strength didapat dari pembagian nilai shear load dengan luas bidang penekanan permukaan spesimen yang akan diuji. Sebelum diuji dengan ANOVA, data-data hasil pengujian perlu dilakukan pengujian karakteristik data yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji independensi. Setelah data memenuhi kriteria pengujian karekteristik diatas maka selanjutnya dilakukan pengujian ANOVA baik shear load maupun shear strength . Hasil pengujian statistik uji normalitas beban load uji geser menghasilkan nilai pada tiap-tiap ketebalan yang berbeda-beda. Pada ketebalan 12 mm commit to user V- 4 didapatkan L hitung 0.223, ketebalan 11 mm didapatkan L hitung 0.093, pada ketebalan 9 mm didapatkan 0.153. Nilai-nilai yang diperoleh dari uji normalitas pembebanan load lebih kecil daripada L tabel 0.24 sehingga H diterima. Sedangkan pada uji normalitas kekuatan strength uji geser didapatkan L hitung 0.223 pada ketebalan 12 mm, ketebalan 11 mm didapatkan L hitung 0.098, pada ketebalan 9 mm didapatkan 0.172. Nilai-nilai yang diperoleh dari uji normalitas kekuatan strength lebih kecil daripada L tabel 0.24 sehingga H juga diterima. Pada uji homogenitas pembebanan load uji geser didapatkan nilai F hitung 1.445 dan F hitung kekuatan strength uji geser 1.988. Masing-masing F hitung lebih kecil dari F tabel yang bernilai 3.10 yang berarti data yang dihasilkan bersifat homogen. Syarat homogenitas adalah F hitung harus lebih kecil daripada F tabel . Sedangkan pada uji independensi masing-masing jenis pengolahan data pembebanan maupun kekuatan diperoleh nilai residual yang tersebar di sekitar garis nol dan tidak membentuk pola khusus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil eksperimen memenuhi syarat independensi. Pengujian independensi eksperimen juga dilakukan dengan uji run test uji deret melalui sotfware SPSS. Berdasarkan pengujian independensi yang dilakukan menggunakan software SPSS uji run test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,289 lebih besar dari taraf nyata yang dipilih yaitu a= 0,05, dengan demikian Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa data observasi bersifat acak. Pengujian analisis variansi ANOVA dilakukan terhadap pembebanan dan kekuatan geser untuk mengetahui apakah faktor ketebalan yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel respon tersebut. Dari hasil pengujian ANOVA terhadap pembebanan geser didapatkan nilai F hitung sebesar 165.35 yang berarti bahwa hasil pengujian pembebanan spesimen ditolak karena F hitung lebih besar daripada F tabel yaitu 3.101 yang kemudian bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor ketebalan berpengaruh terhadap hasil pengujian pembebanan spesimen, sedangkan hasil pengujian ANOVA terhadap kekuatan geser didapatkan nilai F hitung sebesar 2.93 yang berarti bahwa hasil pengujian kekuatan spesimen diterima karena F hitung lebih kecil daripada F tabel yaitu 3.101 yang kemudian bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor ketebalan tidak berpengaruh terhadap hasil pengujian kekuatan spesimen. commit to user V- 5

5.2 INTERPRETASI HASIL ALAT UJI GESER