129
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembuatan skripsi ini merupakan suatu upaya akedemik untuk menjawab tiga permasalahan sebagaimana dirumuskan dalam Bab I hasil
pembahasan mengungkapkan kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pengaturan kegiatan usaha bancassurance di Indonesia belum ada diatur di dalam peraturan perundang-undangan, namun diatur secara umum di dalam
Surat Edaran BI No.1235DPNP Tahun 2010 tentang Penerapan Prinsip Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama
Pemasaran dengan Perusahaan Asuransi sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Bank Indonesia No. 5 8PBI 2003 jo. Peraturan Bank Indonesia No.
1125PBI2009 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Pada prinsipnya, bancassurance merupakan sistem penjualan produk asuransi
melalui saluran distribusi bank, dengan tujuan utama untuk memberikan kemudahan bagi nasabah yang juga ingin mendapat dan menggunakan produk
asuransi. Bagi pihak bank dan perusahaan asuransi dapat memperkuat produk masing-masing dan meningkatkan pangsa pasar, dan pihak bank dalam hal ini
tidak menanggung risiko yang timbul dalam produk asuransi yang ditawarkan kepada nasabah. Kewenangan dalam mengawasi kegiatan bancassurance ini
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK sesuai dengan amanat dari UU OJK untuk mengawasi segala kegiatan baik oleh lembaga keuangan bank
ataupun non-bank.
Universitas Sumatera Utara
2. Kegiatan bancassurance dalam perspektif hukum persaingan usaha adalah
bahwa dalam perjanjian kerjasama kegiatan bancassurance oleh bank dan perusahaan asuransi yang merupakan sebuah perjanjian keagenan adalah
perjanjian yang tidak dilarang atau dikecualikan dalam UU Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 50 huruf d. Dalam kegiatan bancassurance dimana pihak bank dalam memasarkan produk dari perusahaan asuransi bertindak sebagai agen
bukanlah sebagai distributor, karena kegiatan dalam bancassurance bukanlah pasok-memasok seperti yang disyaratkan oleh ketentuan unsur-unsur dalam
perjanjian tertutup sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat 2. 3.
Penerapan prinsip transparansi dalam kegiatan bancassurance terkait adanya perjanjian tertutup dilakukan dengan terbukanya pihak bank dalam menjalin
kerjasama dengan seluruh calon rekanan perusahaan asuransi tanpa ketentuan dan syarat yang menyulitkan para calon rekanan tersebut dalam menjalin
kerjasama kegiatan bancassurance terkhusus pada kegiatan referensi dalam rangka produk bank dan integrasi produk yang sering dikaitkan dengan
perjanjian tertutup. Sehingga dapat bersaing dengan sehat dan pihak bank juga tidak bersikap diskriminatif dalam memilih calon rekanan untuk
perjanjian kerjasama bancassurance tersebut demi mewujudkan penerapan prinsip tranparansi dalam kerjasama kegiatan bancassurance. Dan dalam
mengawasi penerapan prinsip transparansi ini, perlunya koordinasi yang kuat antara OJK dan KPPU. Prinsip transparansi ini dilakukan sebagai perwujudan
dari good corporate governance.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran