Upah Pekerja Labour Wages

29 investasi sedangkan Keynes menekankan uang sebagai aktiva likuid untuk memperoleh keuntungan di pasar uang. Yang pertama menekankan bahwa tingkat bunga benar-benar merupakan tingkat bunga keseimbangan equilibrium interest rate bagi suatu perekonomian adalah apabila tingkat bunga memenuhi keseimbangan di pasar dana investasi loanable funds dan sekaligus keseimbangan di pasar uang. Hal ini dikemukakan oleh Sir John Hicks dari Inggris Boediono, 1990, yang dikenal dengan sintesa Hicks dengan menggunakan pendekatan IS-LM. Keunggulan sintesa Hicks ini adalah berhasil dalam mengintegralkan keempat faktor seperti tabungan, investasi, permintaan uang untuk spekulasi dan penawaran uang.

4. Upah Pekerja Labour Wages

Pengertian upah secara umum yaitu adalah pembayaran yang diperoleh tenaga kerja sebagai bentuk balas jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Menurut peraturan pemerintah No. 8 tahun 1981 upah dapat diartikan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, yang dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan berdasarkan suatu persetujuan atau peraturan perundang- undangan, dan dibayarkan atas dasar perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya. Dalam teori ekonomi upah diartikan sebagai pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Upah dibedakan menjadi upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang commit to users 30 diterima para pekerja dan para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental maupun fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan upah riil adalah tingkat upah para pekerja di ukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja Sukirno, 1996: 350. Rendahnya upah pekerja di sector industry sangat berkaitan dengan rendahnya tingkat keuntungan yang diperoileh perusahaan. Keadaan ini disebabkan antara lain oleh tingkat daya saing hasil produksi yang juga relative rendah. Komoditas Indonesia yang mempunyai daya saing layak baru sekitar 42 1995, 33 1992, 38 1994 dan 47 1995 Pradiptyo, 1996. Hal ini menunjukkan tidak adanya perkembangan yang berarti pada peningkatan daya saing industry Indonesia dari tahun ke tahun, meskipun pemerintah telah menggulirkan deregulasi sector riil sejak 1983. Kurang berkembangnya tingkat daya saing ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan yang diterima para produsen, yaitu tentu saja kemudian akan menyebabkan kesulitan meningkatkan tingkat upah kerja. Kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, maka upah pekerja di sektor industri Indonesia secara absolute masih relative rendah, yaitu U 676 1980 dan meningkat menjadi U 1.065 1990 meskipun tingkat pertumbuhannya cukup tinggi, yaitu 4,55. Namun angka ini masih merupakan yang terendah diantara Negara- negara NICs dan ASEAN. Apalagi jika dibandingkan dengan upah pekerja di sector yang sama di Jepang yang mencapai U 21.780 1990. Untuk lingkungan Negara- negara NICs dan ASEAN, Singapura merupakan pemeganmg rekor tertinggi tingkat commit to users 31 upah pekerja sektor industri manufaktur dengan U 7.892 1999 disusul Hong Kong dengan U 6.264 dan Taiwan sebesar U 5.963 Passay, 1995. Melihat perbedaan yang cukup tinggi, tidak mengherankan kalau para investor asing banyak tertarik untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.

5. Krisis Ekonomi