Efektifitas Penurunan Parameter BOD Hubungan Volume dengan Parameter BOD

28 Perhitungan efisiensi penggolahan air limbah rumah tangga di Instalasi pengelolaan air limbah Yogyakarta. Yang meliputi efisien penurunan nilai BOD, COD, SS dari air limbah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Dan efisiensi peningkata nilai DO, Suhu, pH dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Keterangan : Ki = Nilai rata- rata Parameter Inlet Ke = Nilai rata- rata Parameter Onlet Perhitungan efisiensi pengelolaan air limbah rumah tangga di Instalasi pengelolaan air Limbah Yogyakarta. Menggunakan rumus efisiensi penurunan maka dapat diuraikan sebagai berikut Efisiensi = 87,7 Tabel 5.1 Efektifitas Penurunan Parameter BOD Tahun BOD inlet BOD outlet Efektifitas Penurunan 2007 153.79 15.06 90.20 2008 109.10 12.83 88.24 2009 116.75 12.83 89.01 2010 112.40 17.13 84.76 2011 130.82 14.43 88.97 2012 154.17 16.50 89.30 2013 111.77 15.62 86.02 2014 131.28 20.38 84.47 rata-rata 127.5 15.597 87.77 sumber: Perhitungan 29 Untuk Grafik nilai penurunan Efektifitas BOD dapat dilihat pa Gambar 5.2 di bawah ini: Gambar 5.2 Grafik Penurunan Efektifitas BOD dari Tahun 2007-2014

5.1.3. Hubungan Volume dengan Parameter BOD

Analisa pengaruh BOD dengan volume dari tahun 2007-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Gambar 5.3 Pengaruh Hubungan BOD dengan Volume Dari gambar diatas nilai BOD tidak berpengaruh sangat besar terlihat bahwa titik-titik grafik tidak beraturan tetapi cenderung menurun secara tidak beraturan akibat debit volume yang masuk. 30 Perhitungan regresi untuk hubungan volume debit yang masuk dengan nilai BOD dapat dilihat pada tabel: Tabel 5.2 Perhitungan regresi untuk nilai BOD dengan Volume Tahun BOD inlet X Volume Y X² Y² XY 2007 153.79 5852.7 23649.83 34254097.29 900,057.47 2008 109.10 7314.4 11902.99 53500447.36 798,007.14 2009 116.75 8164.63 13631.15 66661183.04 953,240.96 2010 112.40 9776.3 12633.76 95576041.69 1,098,856.12 2011 130.82 11080.92 17113.00 122786788 1,449,569.02 2012 154.17 12250.56 23767.36 150076220.3 1,888,628.00 2013 111.77 15121.98 12492.68 228674279.1 1,690,193.79 2014 131.28 11415.65 17233.91 130317064.9 1,498,623.70 Total 1020.07 80977.14 132424.68 881846121.8 82602378,19 sumber: Perhitungan Dapat dihitung metode regresi dengan koefisien korelasi r dengan rumus seperti berikut : 31 Jadi, terdapat hubungan linier antara nilai rata-rata BOD inlet dan dan volume debit air limbah yang masuk dimana hubungan linier yang terjadi dapat dikatakan kuat dan positif. Dengan demikian, kenaikan nilai rata-rata BOD terjadi bersama – sama dengan volume debit air limbah. Begitu juga sebaliknya, penurunan nilai rata-rata BOD terjadi berasama - sama dengan penurunan volume debit air limbah yang masuk.

5.1.4. Pembahasan BOD

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata BOD inlet dan BOD outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata BOD inlet 127,5 mglt sedang nilai rata-rata BODoutlet sebesar 15,6 mglt. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.  nilai rata-rata BOD inlet : 127,5 mglt.  nilai rata-rata BOD outlet : 15,6 mglt. BODinlet dan BODoutlet relatif tidak aman karena kadar BOD maksimal Kelas IV kualitas air adalah 12 mgl, sehingga untuk mencapai kualitas air Kelas III sampai dengan Kelas I diharuskan diolah terlebih dahulu. Menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214KPTSI1991 tentang Baku Mutu Lingkungan 32 Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, BODoutlet 15,6 mglt. relatif aman karena kadar BOD maksimal Kelas I kualitas air adalah 30 mgl. Untuk Efektifitas BOD terjadi penurunan secara linier selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami mengalami penurunan kinerja aerator sehingga efektifitas penurunan BOD dapat terjadi tiap tahun secara terus menerus. Penurunan nilai BOD juga dipengaruhi oleh Volume yang masuk seperti pada Gambar 5.4 5.2. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah DO 5.2.1. Parameter DO Oksigen terlarut diperlukan untuk pemurnian air dan pengolahan air limbah, yaitu menguranggi bahan pencemar sebelum masuk kesungai. Proses pengolahan dilakukan oleh jasad renik aerob dan anaerob. Jasa renik aerob memerlukan oksigen bebas untuk mengoksidsi bahan organik dan anorganik sehingga diperoleh hasil yang tidak membahayakan. Data kualitas air limbah berdasarkan kualitas parameter DO, yang meliputi rata-rata DO inlet dan DO outlet selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut ini.