Paritas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal

2.4.7 T7 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara antara lain: merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat; melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan; meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan; meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan; memberikan asuhan antenatal selama masa kehamilan; perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah; menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana proses kelahiran; persiapan dan biaya persalinan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal

Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal adalah sebagai berikut:

3.1 Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas dibedakan menjadi nuligravida, primigravida, multigravida. Nuligravida adalah seorang wanita yang belum pernah hamil. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Multigravida adalah seorang wanita yang sudah hamil dua kali atau lebih Bobak, 2004. Paritas merupakan faktor penting dalam menentukan nasib dan kesejahteraan ibu dan janin, baik selama kehamilan maupun pada saat persalinan. Universitas Sumatera utara Paritas tinggi atau ibu multigravida yang sudah mempunyai pengalaman mengalami kehamilan lebih cenderung untuk tidak melakukan kunjungan antenatal sedangkan ibu primigravida kurang mempunyai motivasi yang kuat untuk mendapatkan pertolongan Depkes RI, 2008. Hasil penelitian Prasasti 2011 yang dilakukan di Puskesmas Bandarharjo Semarang menyatakan bahwa Ibu multipara dan grandemultipara cenderung tidak melakukan kunjungan antenatal care dibandingkan dengan ibu primipara. 3.2 Usia Usia adalah waktu hidup individu mulai saat berulang tahun Nursalam, 2001. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa Mochtar, 1998. Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan Depkes RI, 2008. Menurut Manuaba 2001 usia yang berisiko masa kehamilan kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Berdasarkan hasil penelitian Tungkup 2008 yang dilakukan di Rumah Sakit Kota Medan menyebutkan responden berusia 20-35 tahun lebih rendah melakukan kunjungan dibandingkan usia diatas 35 tahun. Kemungkinan disebabkan berada pada rentang usia yang masih belum memasuki kehamilan risiko tinggi. Penelitian Amir uddin 2005 dalam Tungkup 2008 yang dilakukan di Puskesmas Ulaweng Jawa Timur juga menyebutkan bahwa fasilitas antenatal lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok risiko tinggi, salah satunya usia di atas 35 tahun. Universitas Sumatera utara

3.3 Pendidikan