6. Faktor Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi pelayanan kesehatan merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan kesehatan ke pelayanan Notoatmodjo, 2003.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang melaksanakan antenatal
≥ 4 kali dan 4 kali kunjungan menyatakan sosial ekonomi mendukung untuk melaksanakan antenatal care. Menurut Notoatmodjo 2005 biaya
pemeriksaan antenatal care yang terlalu mahal untuk ukuran kemampuan ekonominya, cenderung tidak dilakukan meskipun itu disarankan oleh tenaga
kesehatan. Hal yang sama pada penelitian Sutanto 2009 di Kabupaten Purbalingga menyatakan ada pengaruh yang bermakna kepesertaan jaminan
persalinan dalam meningkatkan pelaksanaan antenatal. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan
konsumen untuk membayar Manauba, 2001. Sejalan dengan penelitian Siska 2001 menyebutkan bahwa ekonomi termasuk dalam karakteristik pendukung
yang mempengaruhi kemampuan individu untuk membayar dalam melaksanakan antenatal care selama kehamilan. Hal yang sama dinyatakan oleh penelitian
Sugiyanto 2001 di wilayah Puskesmas Toroh I Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan bahwa ada hubungan biaya pelayanan dengan pilihan tempat pelayanan
antenatal. 7. Faktor Kualitas Pelayanan
Indikator kualitas pelayanan antenatal adalah K4 yang memenuhi standar kriteria kunjungan ibu hamil yaitu minimal satu kali kunjungan pada trimester
satu, satu kali pada trimester dua dan dua kali pada trimester tiga Depkes, 2009.
Universitas Sumatera utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang melaksanakan antenatal
≥4 kali dan 4 kali kunjungan menyatakan kualitas pelayanan baik. Menurut Wahyuningsih 2006 kualitas berkaitan erat dengan mutu pelayanan
yang diberikan. Pelayanan yang bermutu akan menimbulkan kepuasan pada pasien dan sebaliknya pelayanan yang tidak bermutu menimbulkan ketidakpuasan
pasien. Sejalan dengan penelitian Noviana 2010 yang dilakukan di Pangarengan Sampang Madura yang menyatakan ada hubungan antara pelaksanaan antenatal
care dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Tenaga kesehatan yang ramah, sopan, bijaksana, dan suka membesarkan
hati pasiennya akan cenderung mengikuti saran-saran untuk melakukan kunjungan antenatal yang teratur Mochtar, 2009. Menurut Niven 2002 pemberian
penyuluhan tentang antenatal antara tenaga kesehatan dan pasien jika dilakukan dengan sifat kekeluargaan dan keramahan menyebabkan sebagian besar pasien
patuh dalam melakukan kunjungan antenatal.
8. Faktor Sosial Budaya