Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

(1)

PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS CIPUTAT

TIMUR TAHUN 2014

Skripsi

Diajukan sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar

Sarjana Keperawatan (S. Kep)

OLEH:

RUSTIANA

NIM: 1110104000040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M/1435 H


(2)

(3)

ii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014

Rustiana, NIM: 1110104000040

Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

xvii+ 63 halaman, 15 tabel, 2 bagan, 7 lampiran ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular di seluruh dunia. Secara global, tingginya tekanan darah diperkirakan menjadi penyebab 7,1 juta kematian atau sekitar 13% total kematian. Prevalensi hipertensi diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia menederita hipertensi, prevalensi di Indonesia sebesar 31,7%.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif untuk mengetahui gambaran faktor risiko pada penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas Ciputat Timur tahun 2014. Responden berjumlah 122 orang yang diambil secara convenience. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 8,73%. Dan beberapa faktor resiko pada penderita hipertensi didapatkan adalah jenis kelamin perempuan yang lebih dominan sejumlah 82 (67,2%), umur pada rentang 57-76 sejumlah 90 (72,8%), riwayat keluarga dengan hipertensi sejumlah 71 (58,2%), konsumsi makanan asin sejumlah 82 (69,7%), tidak melakukan olahraga sejumlah 96 (78,7%), stres sejumlah 68 (55,7%).

Kata Kunci : Hipertensi, Faktor Resiko Daftar Bacaan : 52 (2000-2014)


(4)

iii

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDATULLAH JAKARTA Undergraduated Thesis, July 2014

Rustiana, NIM: 1110104000040

The Description of the Risk Factors to Hypertension Patients in Health Center East Ciputat in year 2014

xvii+ 63 pages, 15 tabels, 2 charts, 7 attachments

ABSTRACT

Hypertension was a major cause of cardiovascular disease in over the world. Globally, high blood pressure was estimated to be the cause of 7,1 million deaths or about 13% of total deaths. Prevalence of hypertension in 2025 was predicted as many as 29% of adult worldwide suffered from hypertension. Prevalence in Indonesia gained 31,7%.

This study was in the form of descriptive qualitative research, With the purpose to see the description of the risk factors to hypertension patients in health center east Ciputat in year 2014. There were 122 respondents who were taken conveniently. The data were taken on May – June 2014.

The result of this study showed that prevalence hypertension gained 8,73% and women were more dominant as a hypertension sufferer. The percentage was 82 (67,2%), the age in interval 57-76 was 90 (72,8%), family history with hypertension was 71 (58,2%), salty food consuming was 82 (67,7%), exercising habit was 96 (78,8%), stressful was 68 (55,7%).

Key words: hypertension, risk factor Reference: 52 (2000-2014)


(5)

(6)

(7)

(8)

vii

Nama : Ruatiana

Tempat/Tanggal Lahir : Kayu Agung, 27 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Tanjung Raja, Lk IV RT. 007/RW - , Kel Tanjung Raja Utara Kec. Tanjung Raja , Kab. OI , Prov. SUMSEL

Email : Rustiana2710@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK ABA Tanjung Raja (1997-1998)

2. SD Negeri 05 Tanjung Raja (1998-2004)

3. Mts Negeri Tanjung Raja (2004-2007)

4. MAN Sakatiga (2007-2010)

5. S-1 Keperawatan Fakultas Kedokteran (2010-sekarang) dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam


(9)

viii

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa dihanturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Faktor Resiko Pada Penderita Hipertensi Di

Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 “.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik moril maupun materiil, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi

dan Ibu Eni Nur’aini Agustini selaku Sekertaris Program Studi Ilmu


(10)

ix

Keperawatan. Sekaligus menjadi Dosen pembimbing 1 yang telah memberikan waktu dan arahan, dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Karyadi, Ph. D sebagai pembimbing II yang telah memberikan waktu dan arahan, dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak/ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah

memberikan ilmu yang sangat berguna dan telah membantu penyelesaian skripsi ini melalui ilmu yang diberikan selama perkuliahan.

7. Seluruh staf karyawan Program Studi Ilmu keperawanan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh pihak dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah membantu dan memberikan izin tempat penelitian.

9. Seluruh pihak dari Puskesmas Ciputat Timur yang telah membantu peneliti selama penelitian ini.

10.Seluruh responden yang telah membantu penelitian ini.

11.Seluruh Pihak dari Dinas Pendidikan Kota Palembang SUMSEL yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Ayahanda (H. Maskadir (Alm)), Ibunda (Masriah) serta kakak-kakakku

tercinta yang telah memberikan kekuatan, kasih sayang, do’a serta tak


(11)

x

13.Seorang terkasih Dhany Indra Pradhanayang telah memberikan kekuatan,

semangat, kasih sayang, bimbingan serta do’a selama proses penyelesaian skripsi ini.

14.Sahabat-sahabatku di SJD-SS seperjuangan, selalu bersama-sama dan

senantiasa saling memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

15.Sahabat-sahabat terbaikku Harun, Bayu, Rosi, Ayu, Zata, Ana, Lulu, Meli, Choyin, Yoga, Galuh, Adel, Fidah, Hilma, Maryam, Naila, Fitri Farhani, Nina, Desi, dan Febti yang selalu bersama-sama dan senantiasa

memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

16.Teman-temanku di PSIK 2010 seperjuangan, selalu bersama-sama dan

senantiasa saling memberikan semangat dan do’anya agar penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

17.Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini baik dalam persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.


(12)

xi menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juli 2014

Penulis


(13)

xii

Hal

LEMBAR PERNYATAAN... i

ABSTRACK... ii

ABSTRAK... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

LEMBAR PENGESAHAN... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR lAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah……….. 8

C. Pertanyaan Penelitian………. 8

D. Tujuan Penelitian... 9

1 Tujuan Umum... 9

2 Tujuan Khusus... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat untuk instansi pelayanan kesehatan... 10

2. Manfaat untuk Masyarakat... 10


(14)

xiii

B. Penyebab Hipertensi... 14

C. Faktor Resiko Hipertensi ... 15

1. Faktor Resiko yang tidak dapat diubah... 15

2. Faktor Resiko yang dapat diubah ... 19

D. Kerangka Teori...………... 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 31

A. Kerangka Konsep... 31

B. Definisi Operasional... 33

BAB IV METODE PENELITIAN ... 37

A. Desain Penelitian... 37

B. Lokasi dan Waktu……….. 37

C. Populasi dan Sampel... 37

1. Populasi... 37

2. Sampel... 37

D. Pengumpulan Data... 38

1. Sumber Data... 38

2. Instrumen Penelitian... 39

E. Pengolahan Data………... 40

1. Pemerikasaan Data (editing)... 40

2. Pemeriksaan kode (coding)... 40

3. Penyuntingan data (data editing)... 40

4. Pemasukan data ... 41

5. Pembersihan data... 41


(15)

xiv

1. Latar belakang... 42

42 2. Visi, Misi, Motto Puskesmas Ciputat Timur... 3. Gambaran Umum... 43

46 4. Program Kesehatan Puskesmas Ciputat Timur... 5. Data Sumber Daya... 47

B. Analisis Univariat... 48

1. Gambaran Jenis Kelamin... 48

2. Gambaran Umur... 48

3. Gambaran Riwayat keluarga... 49

4. Gambaran Obesitas………... 49

5. Gambaran Merokok... 50

6. Gambaran Konsumsi Makanan Asin... 50

7. Gambaran Olahraga... 51

8 Gambaran Stress... 51

BAB VI PEMBAHASAN ... 53

A. Keterbatasan Penelitian... 53

B. Analisis Univariat... 54

1. Gambaran Jenis Kelamin responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 54

2. Gambaran Umur responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 55

3. Gambaran Riwayat Keluarga responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 56

4. Gambaran Obesitas responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 56

5. Gambaran Merokok responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 57

6. Gambaran Konsumsi Makanan Asin responden di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014... 58


(16)

xv

8. Gambaran stress responden di wilayah kerja Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2014... 59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan... 61

B. Saran... 62

1. Kepada Pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan... 62

2. Kepada Pihak Puskesmas Ciputat Timur... 63

3. Kepada Masyarakat Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur... 63

4. Kepada Peneliti Lain... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

xvi

Halaman 2.1 Kerangka Teori

3.1 Kerangka Konsep

30 32


(18)

xvii

Nomor Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik menurut kriteria JNC-VI 1997

14

2.2 Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT 20

3.1 Definisi Operasional 33

5.1 Data Kependudukan di Wilayah Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013

44

5.2 Perbandingan KK Miskin 45

5.3 Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013 47

5.4 Peran Serta Masyarakat Ciputat Timur Tahun 2013 47 5.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Penderita

Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

48

5.6 Distribusi Frekuensi umur Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

48

6.7 Distribusi Frekuensi Obesitas Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

49

5.8 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

49

5.9 Distribusi Frekuensi Merokok Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

50

5.10 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Asin Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

50

5.11 Distribusi Frekuensi Olahraga Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

51

5.12 Distribusi Frekuensi Stress Pada Penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014


(19)

xviii

1. Lampiran 1 : Surat Pemberian Izin Studi Pendahuluan 2. Lampiran 2 : Surat Pemberian Izin Penelitian

3. Lampiran 3 : Surat Pemeberian Izin Pengambilan Data

4. Lampiran 4 : Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian 5. Lampiran 5 : Lembar Inform Consent

6. Lampiran 6 : Lembar Kuisoner 7. Lampiran 7 : Hasil Uji Statistik


(20)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang besar dan serius bagi dunia. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang, hipertensi juga merupakan penyebab kematian (Kodim, 2001). Menurut World Health Organization (WHO) (2005), hipertensi merupakan faktor risiko dari tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di seluruh dunia akibat meningkatnya prevalensi dari faktor-faktor yang berkotribusi.

Secara global, tingginya tekanan darah diperkirakan menjadi penyebab 7,1 juta kematian atau sekitar 13% total kematian. Sekitar 62% penyakit serebrovaskular dan 49% penyakit jantung iskhemik disebabkan oleh tingginya tekanan darah (>115) (Tasfaye et al., 2007). Bahkan di dunia, hipertensi menjadi beban finansial yang cukup besar, baik bagi masyarakat maupun sistem sistem kesehatan dan menghabiskan banyak sumber daya (Adediran et al., 2009)

Saat ini, secara umum prevalensi hipertensi di dunia cukup tinggi dan semakin dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, sekitar 26,4% masyarakat dunia menderita hipertensi. Pada tahun 2003 tingkat prevalensi menjadi 28% (crude) dan 27,3% (age-standarized) (Amoah AG, 2003).

Menurut catatan WHO (2011) ada satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Prevalensi hipertensi


(21)

diperkirakan akan terus meningkat dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita hipertensi, sedangkan di Indonesia angkanya mencapai 31,7%. Laporan statistik kesehatan Dunia 2012 menyebutkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di seluruh dunia menderita tekanan darah tinggi. Suatu kondisi yang merupakan penyebab sekitar setengah dari semua kematian akibat stroke dan serangan jantung. Di Dunia prevalensi hipertensi tertinggi berada dibeberapa Negara yang berpendapatan rendah di Afrika. Diperkirakan lebih dari 40% orang dewasa di Negara tersebut terkena hipertensi (Kemenkes, 2013).

Di Indonesia pada tahun 1995 satu dari sepuluh orang berusia 18 tahun keatas menderita hipertensi, kemudian kondisi ini meningkat menjadi satu dari tiga orang menderita hipertensi pada tahun 2007. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% atau satu dari tiga orang dewasa mengalami hipertensi, dan 76,1% diantaranya tidak menyadari sudah terkena hipertensi (Kemenkes, 2013).

Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8,3% (InfoKes Depkes RI, 2007). Sedangkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKR7T) 2001, prevalensi hipertensi di indonesia pada daerah urban dan rural berkisar 17-21% (Puskom Depkes RI, 2008) dengan proporsi hipertensi pada pria 27% dan wanita 29%, sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang

yang berusia diatas 35 tahun ≥ 15,6% dengan proporsi pria 12,2% dan


(22)

disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%) (Depkes RI, 2008).

Kejadian penyakit hipertensi ini, pemerintah Indonesia sudah banyak melakukan upaya untuk mengatasi kejadian hipertensi diantaranya adalah mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining), meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan posbindu Penyakit tidak Menular (PTM), meningkatkan akses pasien terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM (Kemenkes, 2012)

Upaya menurunkan konsekuensi timbulnya penyakit hipertensi di butuhkan deteksi awal dan manajemen kesehatan yang efektif. Kegiatan identifikasi faktor risiko diharapkan mampu mendeteksi kasus hipertensi secara efektif. Identifikasi faktor risiko dapat dilakukan melalui analisis gambaran berdasarkan karakteristik tertentu seperti karakteristik individu (Anggraini, dkk., 2008).

Black dan Hawks (2005) menyatakan bahwa ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi. Faktor risiko ini diklasifikasikan menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diuba. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, genetik, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah yaitu olahraga, obesitas, stress, kebiasaan merokok, pola


(23)

makan makanan asin/garam, konsumsi alcohol, konsumsi kalium, konsumsi lemak dan konsumsi kafein.

Faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah sebagai berikut, Seseorang dengan riwayat kelurga hipertensi, beberapa gennya akan berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan yang akan meningkatkan tekanan darah. Sesorang yang orang tuanya menderita hipertensi akan mempunyai risiko lebih besar mengalami hipertensi diusia muda. Jenis kelamin dapat mempengaruhi kejadian hipertensi. Tingkat kejadian hipertensi lebih tinggi pada pria daripada wanita pada usia dibawah 55 tahun, akan menjadi sebanding pada usia 55-75 tahun akan tetapi pada usia diatas 74 tahun wanita akan lebih rentan mengalami hipertensi disbanding pria. Etnis yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi. Alasan tingginya kejadian hipertensi pada ras kulit hitam belum diketahui secara jelas, tetapi peingkatan ini dipengaruhi oleh kadar renin yang rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin yang lebih tinggi, masukan garam yang lebih banyak dan stress lingkungan yang lebih tinggi (Black & Hawks, 2005).

Kejadian hipertensi akan muncul sejak seseorang berumur 20 tahun pada laki-laki dan perempuan, dan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur (Black & Hawks, 2005). Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Tretment of High Blood Pressure

(JNC) tahun 2003 menyatakan bahwa seorang yang mempunyai tekanan darah normal pun mempunyai risiko hipertensi sejak berusia 55 tahun ( Lueckenotte & Meiner, 2006).


(24)

Faktor yang dapat diubah adalah orang yang obesitas, dimana orang yang mempunyai berat badan lebih akan terjadi hiperinsulinemia dan peningkatan resistensi insulin yang pada gilirannya kan terjadi hipertrofi tunika media pembuluh darah perifer dan hasil akhirnya kan menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi (Kaplan, 2002). kebiasaan merokok, rokok mengandung nikotin yang dapat meningkatkan hormone

epinefrin/adrenaline yang bersifat memacu jantung untuk berkontraksi yang dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah yaitu berupah plak/penebalan sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan lairan darah keotak akan terhambat yang akan lambat laun merusak jaringan otak karena kurangnya suplai oksigen, hasil pembakaran rokok berupa karbonmonoksida (CO) yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen keorgan tubuh sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen jantung bekerja lebih cepat untuk menggantikan oksigen yang akan disuplai ke jaringan tubuh sehingga dapat menigkatkan tekanan darah (Lili dan Tantan, 2007).

Pola konsumsi makanan asin/garam, kebiasaan olahraga, komsumsi alkohol, konsumsi lemak, konsumsi kafein dan strees juga dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. American Heart Association

(2004) menyatakan bahwa hipertensi dapat dikontrol dengan gaya hidup sehat dan pengendalian faktor risiko. Menteri kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih dalam acara The 4thScientific Meeting on Hypertension pada bulan Februari 2010 mengatakan bahwa hipertensi dan komplikasinya


(25)

dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko seperti yang telah dinyatakan oleh American Heart Association.

Berbagai penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya menyebutkan faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang tidak dapat diubah seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik (Anggraini, dkk., 2008). Dalam penelitian sebelumnya telah banyak membuktikan bahwa hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor-faktor. Dalam penelitian Agnesia tahun 2012 melaporkan bahwa faktor yang menyebabkan hipetensi adalah umur karena semakin lanjut usia semakin berisiko terkena hipertensi, faktor genetik memiliki risiko lebih besar daripada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga, seorang perokok dan orang yang obesitas. Sedangkan dalam penelitian Ade dkk (2009) melaporkan hasil penelitiannya bahwa hipertensi terjadi karena oleh berbagai faktor antara lain dapat disebabkan oleh usia >45 tahun (89,1%), berjenis kelamin wanita (56,5%), genetik (65,2%), merokok (56,5%) dan pola asupan garam (65,2%). Kenyataan yang didapatkan angka kejadian hipertensi masih cukup tinggi.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan tahun 2013, di Wilayah Kota Tangerang Selatan pasien hipertensi sebanyak 20.891 orang dan didapatkan hasil distribusi kejadian hipertensi berdasarkan kelurahan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2013


(26)

sebagai berikut : (1) Kelurahan kampung Sawah sebesar 29%, (2) Kelurahan Sawah Baru sebesar 32,4%, (3) Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur sebesar 41,9%, (4) Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang sebesar 32,5% (Rinawang, 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fahad, dkk. (2011) serta didukung oleh hasil distribusi kejadian hipertensi kelurahan di Kota Tangerang Selatan tahun 2012-2013 didapatkan bahwa salah satu wilayah di kota Tangerang Selatan yaitu wilayah Puskesmas Ciputat Timur memiliki masalah hipertensi yang cukup serius, kejadiannya masih tinggi yaitu sebesar 41,9% dan diperlukannya manajemen program untuk intervensi lebih lanjut.

Berdasarkan studi pendahuluan pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, peneliti melakukan wawancara kepada sepuluh pasien hipertensi dengan memperoleh hasil 7 pasien hipertensi dari 10 pasien hipertensi, terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor risiko diantaranya adalah berat badan yang lebih yaitu memiliki IMT >27,0 (obesitas), kebiasaan pasien hipertensi yang suka dan sangat sulit meninggalkan kebiasaan konsumsi makanan asin seperti ikan asin, makanan daging kaleng, dan gorengan serta didukung oleh riwayat keluarga yang memiliki hipertensi dan kurangnya berolahraga dengan alasan tidak mempunyai waktu untuk melakukan olahraga. Dua orang dari sepuluh pasien hipertensi mengatakan sulit tidur karena banyak pikiran dan merasa ada banyak beban (stress).


(27)

Berdasarkan fenomena uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Faktor Risiko pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan tahun 2013 di Wilayah Kota Tangerang Selatan pasien hipertensi sebanyak 20.891 orang dan didapatkan hasil distribusi kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan lebih dominan dengan jumlah sebesar 41,9% dibandingkan dengan distribusi kejadian hipertensi dari kelurahan puskesmas lainnya ( Kelurahan kampung Sawah sebesar 29%, Kelurahan Sawah Baru sebesar 32,4%, Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang sebesar 32,5% (Rinawang, 2011). Dengan pertimbangan tersebut maka rumusan masalah ini adalah peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran faktor risiko pada pasien hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

3. Bagaimana gambaran riwayat keluarga pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

4. Bagaimana gambaran obesitas pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?


(28)

5. Bagaimana gambaran pola konsumsi makanan asin/garam pada penederita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

6. Bagaimana gambaran kebiasaan merokok pada penerita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

7. Bagaimana gambaran Olahraga pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

8. Bagaimana gambaran stress pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor risiko pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran usia pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

b. Mengetahui gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

c. Mengetahui gambaran riwayat keluarga pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

d. Mengetahui gambaran obesitas pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.


(29)

e. Mengetahui gambaran makan makanan asin/garam pada penederita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

f. Mengetahui gambaran kebiasaan merokok pada penerita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014. g. Mengetahui gambaran olahraga pada pasien hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

h. Mengetahui gambaran stress pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian

1.Manfaat untuk Instansi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau masukan mengenai gambaran hasil faktor risiko hipertensi yang nantinya dapat diterapkan sebagai cara untuk pencegahan primer dan meminimalkan risiko komplikasi dari kejadian hipertensi. Dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam upaya preventif untuk mengendalikan faktor risiko demi menurukan angka kejadian hipertensi melalui edukasi dan promosi kesehatan.

2. Manfaat untuk Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunanakan sebagai masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terutama responden dalam mengetahui angka kejadian hipertensi dan faktor risiko yang mempengaruhinya. Selanjutnya masyarakat serta


(30)

responden sadar dan termotivasi untuk melakukan tindakan pengendalian faktor risiko demi menghindari komplikasi yang akan terjadi .

3. Manfaat untuk Peneliti

Diharapkan dari penelitian ini, peneliti selanjutnya melakukan penelitian tentang faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dan/atau motivasi masyarakat terhadap pengendalian faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.


(31)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik sesorang 140 mmHg atau lebih dan tekan diastoliknya 90 mmHg atau lebih dan tidak menggunakan pengobatan antihipertensi (Lewis et al.,

2007). Hipertensi menurut diagnosis WHO di Amerika Serikat ialah tekan sistolik > 140 mmHg dan tekan diastoliknya > 90 mmHg (Wu El et al, 2012). Hipertensi bukan penyakit kronis, tetapi secara independen terkait dengan penyakit kardiovaskular pada orang tua. Meskipun merupakan salah satu penyakit serebrovaskular, hal itu bisa berkembang menjadi faktor modifikasi (Ellekjaer et al., 2001; Menotti et al., 2004).

Hipetensi mempengaruhi lebih dari 70 juta orang di Amerika Serikat dan merupakan faktor risiko terbesar untuk perkembangan penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal. (Carter et al., 2008; Chobanian, 2009). Menurut Elmer dkk, 2006 menjelaskan kira-kira 20% kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tidak beraktivitas pisik, kurang optimalnya diet, dan gaya hidup lainya yang dapat menyebabkan ketidaksehetan.Hipertensi adalah suatu pertimbangan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovakular (CVD) (Whitworth, 2005 & Ezzati, et al., 2008).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mahal dan dapat melemahkan masalah kesehatan di seluruh dunia, prevalensi saat ini kian naik. Populasi prevalensi angka kejadiannya >20% telah dilaporkan di


(32)

Negara Amerika Serikat, Venezuela, Afrika Selatan dan telah mendekati 50% yang dilaporkan di Negara Germani dan Spanyol ( Arnaout et al., 2011; Hernandez-Hernandez et al., 2000). Meningkatnya prevalensi hipertensi umumnya menunjukkan suatu perubahan pada diketahuinya pencegahan faktor risiko dan perubahan demografi disuatu populasi.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting diseluruh dunia karena prevalensinya yang masih tinggi dan terus meningkat serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskular, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. Hipertensi juga menjadi risiko ketiga terbesar penyebab kematian dini.

The third National Health and Nutrition Examination Survey

mengungkapkan bahwa hipertensi mampu meningkatkan risiko penyakit jantung coroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24% (Tjotonegoro et a.l, 2001).

Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kausa. Berbagai penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya menyebutkan faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, usia, dan etnis. serta faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan yang mengandung natrium, lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik (Anggraini et al., 2009).


(33)

Tabel 2.1

Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Menurut Kriteria JNC-VI 1997

Sumber: Kaplan, 2002 (JNC-VI, 1997)

Klasifikasi di atas berlaku untuk dewasa usia diatas 18 tahun yang tidak sedang dalam keadaan minum obat anti hipertensi dan tidak sedang dalam keadaan menderita penyakit akut. Apabila besar sistolik maupun doastolik jatuh pada kategori yang berbeda untuk menentukan kategorinya maka yang dipakai tekanan darah yang lebih besar (Kaplan, 2002: 12)

B. Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :

1. Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi jenis ini cenderung genetik yang kuat dan dipengaruhi oleh faktor kontribusi seperti obesitas, stress, merokok, dan konsumsi garam yang berlebih (Sherwood, 2001). 90% sampai 95% pasien yang mengalami hipertensi disebabkan oleh hipertensi primer (Hahn & Payne, 2003).

No Klasifikasi Tekanan Darah

Sistolik Diastolik

1 Optimal <120 <80

2 Normal <130 <85

3 Normal tinggi 130-139 85-89

4 Hipertensi ringan 140-159 90-99

5 Hipertensi sedang 160-179 100-109


(34)

2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Penyebab hipertensi sekunder adalah sebagai berikut : (1) Penyempitan kongenital aorta; (2) Penyakit ginjal seperti stenosis arteri ginjal; (3) Gangguan endokrin seperti sindrom Chusing dan hiperaldesteron; (4) Gangguan neurologi seperti tumor otak atau cidera kepala; (5) Sleep apnea; (6) Pengobatan jenis stimulan simpatetik misalnya kokain, terapi penggantian esterogen, obat kontrasepsi oral. Dan obat anti inflamasi non steroid; (7) Kehamilan yang menstimulasi hipertensi ( Dirksen et al.,

2000).

C. Faktor Risiko Hipertensi

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi: 1. Faktor Risiko yang tidak dapat Diubah

a. Faktor Riwayat Keluarga

Penderita hipertensi didapatkan riwayat faktor hipertensi dalam keluarganya sebesar 70-80%. Apabila riwayat keluarga hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka terjadi hipertensi akan lebih besar (Kodim, 2001). Berbagai penelitian dan study kasus menguatkan bahwa faktor keturunan merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi, dimana jika dlam keluarga/orang tua ada yang menderita hipertensi 25-60% akan terjadi pada anaknya (Lili & Tantan, 2007).

Menurut Sheps (2005) menyatakan bahwa jika seorang dari orang tua mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25% untuk berisiko mempunyai hipertensi pula. Dan jika


(35)

kedua orang kita mempunyai hipertensi risikonya meningkat menjadi tiga banding lima atau sekita 60% untuk mengalaminya.

Menurut penelitian yang dilakukan Anggraini, dkk (2008) menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara riwayat keluarga terhadap hipertensi dengan probabilitas terjadinya hipertensi pada riwayat keluarga hipertensi sekitar 8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi. Sedangkan menurut hasil penelitian Hasurungan (2002) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi berisiko sebesar 2,035 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang tidak memiliki keluarga hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Riyadina (2002) menyatakan faktor riwayat keluarga hipertensi mempunyai peran sebesar 1,25 kali lebih tinggi untuk terjadinya hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai riwayat keluarga hipertensi.

b. Genetik

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30 - 50 tahun akan timbul tanda dan gejala (Chunfang Qiu et al., 2003).


(36)

c. Umur

Black dan Hawks (2005) menyatakan bahwa seseorang rentan mengalami hipertensi primer. 50 - 60% pasien yang berumur di atas 60 tahun mempunyai tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya usia, disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sehingga akibat tersebut adalah meningkatnya tekanan darah darah sistolik (Depkes RI, 2006). Dan disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormone (Gunawan, 2011). Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut kucup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun (Nurkhalida, 2003).

Penelitian yang dilakukan Kamso (2004) di 6 kota besar seperti Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, dan Makasar terhadap usia lanjut (55 - 85 tahun) didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 52,5%. Batasan penggolongan usia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah <15 tahun, 15 - 24 tahun, 25 - 34 tahun, 35 - 44 tahun, 45 - 54 tahun, 55 - 64 tahun, >60 tahun.

d. Jenis kelamin

Hasil pengamatan Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III memperlihatkan bahwa prevalensi


(37)

hipertensi lebih tinggi pada populasi laki-laki dibandingkan populasi perempuan pada kelompok sebelum menopause. Pada masa setalah menopause atau mendekati usia 60 tahun maka prevalensi hipertensi kedua kelompok hamper sama. Latar belakang ini disebabkan bahwa pada masa perempuan mengalami siklus menstruasi maka terdapat kehilangan voleme darah secara teratur setiap bulan sehingga terjadi pengurangan volume intravaskuler secara berkala yang akan berhenti setelah menopause. Dengan bertambahnya usia, pada kelompok 65 tahun keatas prevalensi hipertensi akan lebih tinggi terjadi pada perempun diandingkan laki-laki (Kaplan, 2002).

Penelitian di Indonesia prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada wanita (Depkes RI, 2006c). Hal ini terbukti dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Sugiri (2004) di Jawa Tengah mendapatkan prevalensi hipertensi sebesar 6,0% pada pria dan 11, 6% pada wanita. Laporan dari Semarang, didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita (Suyono, dkk., 2001). Sedangkan laporan dari Setiawan (2006) menunjukkan prevalensi hipertensi di pulau Jawa sebesar 36,7% pada pria dan 47,1% pada wanita.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti (2007) menyatakan ada hubungan bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan hipertensi. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Hesti Rahayu (2012) menunjukkan bahwa kejadian hipertensi lebih tinggi terjadi pada perempuan sebesar 68,3% dibandingkan laki-laki sebesar


(38)

31,7% dan menjelaskan juga ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi.

e. Etnis

Menurut data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III, 1988-1991) dalam Sheps (2005) menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi berkulit hitam 40% akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang berkulit putih. Hal ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang berkulit hitam ditemukan kadar rennin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar (Amirlawaty, dkk, 2007 dalam Anggraini, dkk, 2008).

2. Faktor Risiko yang dapat Diubah a. Obesitas

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional).

Risiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada orang yang mempunyai berat badan lebih ialah 2 - 6 kali lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal. Diperkirakan 20 - 30% kasus hipertensi disebabkan oleh kelebihan berat badan. Beberapa penelitian


(39)

mendapatkan penurunan tekanan darah dapat terjadi dengan menurunkan tekanan darah, baik pada individu dengan hipertensi maupun normotensi. Diperkirakan penurunan rata - rata berat badan 9,2 kg dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing 6,3 dan 3,1 mmHg (Panduan PBL, 2003).

Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT

Klasifikasi IMT(kg/m2)

 Kurus

- Kekurangan berat badan tingkat berat

- Kekurangan berat badan tingkat ringan

 Berat badan normal

 Gemuk

- Kelebihan berat badan ringan

- Kelebihan berat badan tingkat berat (obesitas)

<27,0 17,0-18,5 18,5-24,9 25,0-24,9

>27,0

Menurut Kaplan dan Stamler (1991) dalam Depkes RI (2006c) menyatakan bahwa kegemukan (obesitas) adalah presentasi abnormalitas lemak uang dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik (Depkes RI, 2006c).

Menurut hasil penelitian Yuliarti (2007) menyatakan bahwa orang yang obesitas memiliki risiko 4.053 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas, sedangkan menurut


(40)

hasil penelitian Asdie, dkk (2009) menyatakan bahwa orang yang obesitas memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 2.653 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas. Dan hasil penelitian oleh Hesti Rahayu (2012) menjelaskan bahwa orang dengan obesitas 8.449 kali lebih berisiko daripada orang yang tidak obesitas.

Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi orang - orang yang obesitas bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi (Khomsan, 2003).

b. Konsumsi Makanan Asin

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal (Gunawan, 2005). Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5 - 15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15 - 20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Nurkhalida, 2003)


(41)

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7 - 8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Thomas, 2005)

Contoh jenis makanan asin yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi adalah telor asin, ikan asin, sayur asin, kecap asin, kripik kentang, keju, daging kaleng, saos tomat dan saos cabe. Hipertensi dapat terjadi jika sesorang mengkonsumsi makan makanan asin minimal 1 kali perhari atau >1 kali perhari (Kemenkes, 2012). c. Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol harus diwaspadai karena dapat menjadi penyebab sekitar 20 - 50 % dari semua kejadian hipertensi (Sheps, 2005). Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga peningkatan kadar kartisol, dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan tekanan darah (Depkes RI, 2006c).

Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman beralkohol perhari dapat meningkatkan risiko hipertensi dua kali lebih tinggi (Sheps, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Wirakusumah (2001) menyatakan bahwa tekanan darah orang yang mengkonsumsi alkohol


(42)

sebanyak dua kali sampai tiga kali sehari akan naik sekitar 40% dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi alkohol. Menurut Savero (2004) menyatakan bahwa peminum alkohol mempunyai risiko 2,31 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan yang tidak minum alkohol.

d. Konsumsi Kalium

Kalium adalah mineral yang membantu mengimbangi jumlah natrium dalam cairan sel. Kalium membebaskan kelebihan natrium dalam sel-sel melalui filtrasi lewat ginjal dan dikeluarkan bersama urine. Jika makanan kita tidak cukup kandungan kaliumnya atau tubuh tidak bisa mempertahnkan jumlah yang cukup maka jumlah natrium akan menumpuk. Keadaan ini yang akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Kadar kalium yang rendah akan merangsang pelepasan hormon aldesteron yang meningkatkan retensi natrium dan air sehingga risiko hipertensi meningkat (Sheps, 2005).

Sumber kalium adalah beras, beras ketan, roti, biscuit, jagung, kentang, singkong, ayam, daging sapi, hati, ikan (sardine, mas dan tongkol), telor bebek, kacang hijau, kacang kedelai, kacang mete, kacang merah, pepaya, kembang kol, ketimu, alpukat, tomat,apel merah, pisang, jeruk, susu kambing, susu cokelat, susu kental manis, susu bubuk, kelapa, santan, gula merah, madu ,dan teh (Almatsier, 2006 & Soehardi, 2004).

Menurut Recommended Daily Allowance (RDA) edisi ke 9 NRC-National Academy of Science menyatakan bahwa kebutuhan


(43)

kalium yang diperkirakan cukup dan aman untuk kelompok dewasa dalam waktu satu tahun adalah 684,375 - 2053,125 gram.

e. Konsumsi Lemak

Lemak berfungsi untuk sumber energi, sumber asam lemak essensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, member rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, memelihara suhu tubuh, dan pelindung organ tubuh (Almatsier, 2003).

Kebutuhan lemak untuk lanjut usia (masa manopause) tidak melebihi 20-50% dari kebutuhan (Wirakusumah, 2004). Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Menurut penelitian Dr.J.M. Lacono dalam Siauw (1994) menyatakan bahwa dengan mengurangi lemak hewan dalam makanan dapat menurunkan tekanan darah karena dengan mengurangi lemak akan menigkatkan hormon

protatgladin dalam tubuh dan hormon ini sifatnya menurunkan tekanan darah.

f. Konsumsi Kafein

Kafein adalah zat yang dapat mengatasi kelelahan dan meingkatkan kosentrasi dan menggembirakan suasana hati. Sumber kafein adalah kopi, the, soft drink, dan cokelat (Sheps, 2005). Beberapa peneliti menyatakan bahwa kafein dapat membuat pembuluh darah menyempit karena kafein dapat meblokir efek

adenosine yaitu hormon yang menjaga agar pembuluh darah tetap lebar. Kafein juga merangsang kelenjar adrenal untuk melepas lebih


(44)

banyak kartisol dan adrenalin yang dapat memicu tekanan darah menjadi meningkat (Sheps, 2005).

Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang yang mengkonsumsi kafein secara teratur sepanjang hari mempunyai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak emngkonsumsi sam sekali. Hal ini terbukti dengan mengkonsumsi kafein didalam dua sampai tiga cangkir kopi (200 - 250 mg) terbukti meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 3-14 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 4 - 13 mmHg pada orang yang tidak mempunyai hipertensi (Sheps, 2005).

g. Merokok

Penelitian Bowman yang dilakukan terhadap 28.236 wanita di Massachussets yang pada awalnya tidak menderita hipertensi, setelah pengamatan selama 9,8 tahun diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap kenaikan tekanan darah pada wanita yang meroko pada wanita yang merokok lebih dari 15 batang per hari. Kandungan dalam rokok terdapat nikotin yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi perifer yang akan meningkatkan tekanan darah arteri pada jangka waktu yang pendek, selama dan setelah merokok (Black & Hawks, 2005).

Menurut Bustan (1997) dalam Suheni (2007) jenis perokok menurut banyaknya jumlah rokok yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu perokok ringan jika merokok < 10 batang/ hari, perokok sedang


(45)

jika merokok 10-20 batang/ hari dan perokok berat jika merokok > 20 batang/ hari.

Menurut Marvyn (1887) menyatakan dalam kasus hipertensi, seorang perokok sigaret mempunyai risiko lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok. Perokok yang tidak menghisap asap tembakau, yaitu peroko cerutu dan pipa, mungkin mempunyai risiko lebih kecil daripada perokok segaret, tetapi harus diingat bahwa penyerapan zat berbahaya tetap bisa terjadi secara langsung melalui mulut. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Suheni (2007) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara jenis rokok dengan hipertensi.

Dengan menghentikan rokok, maka kemungkinan terjadinya hipertensi, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya akan menurun (Windarti, 2008). Berdasarkan penelitian Suryati (2005) menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara merokok dengan hipertensi.

h. Olahraga

Aktivitas fisik yang dapat menurunkan tekanan darah adalah aktivitas fisik sedang yang teratur (konsumsi oksigen maksimum 40-60%), aktivitas ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit, dua kali sampai tiga kali dalam satu minggu (Bonow et al., 2008).

Menurut Beevers (2002) dalam Suheni (2007) menyatakan meskipun tekanan darah meningkat tajam ketika sedang melakukan aktivitas fisik/ olahraga, namun jika ativitas fisik dilakukan secara


(46)

teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah lebih rendah daripada mereka yang tidak melakukan aktifitas. Dalam pedoman Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan di Amerika Serikat menyarankan minimal melakukan aktifitas intensitas sedang selama 30-60 menit yang dilakukan sedikitnya 5 hari dalam seminggu dan aktifitas fisik intensitas berat selama 20 menit yang dilakukan sedikitnya 3 kali dalam seminggu. Dengan melalukan aktifitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 20-10 mmHg (Sheps, 2005).

Aktivitas fisik yang mengangkat beban sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan tekanan darah secara mendadak sebagai respon vagal yang terjadi selama kontraksi otot isometrik ketika mengangkat beban (Black & Hawks, 2005).

Contoh aktivitas fisik (olahraga) yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah jalan pagi,jalan kaki, sebam, bersepeda dan berenang. Kegiatan aktiviats ini disarankan

agar dilakukan ≥30 menit per hari dan ≥3hari per minggu

(Kemenkes, 2012)

Menurut ACSM pada tahun 2004 menyatakan hubungan antara aktifitas fisik dengan hipertensi yaitu individu yang kurang aktif mempunyai risiko menderita hipertensi 30-50% daripada individu yang aktif bergerak (Dalimartha dkk, 2008). Berdasarkan penelitian Hasurungan (2002) menyatakan bahwa tidak melakukan aktifitas fisik mempunyai risiko sebesar 2,899 kali lebih tinggi


(47)

dibandingkan yang melakukan aktifitas fisik. Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan Yuliarti (2007) menyatakan bahwa responden yang tidak melakukan aktifitas fisik berisiko 0,306 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang melakukan aktifitas fisik.

i. Stres

Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial (takanan mental atau beban hidup) (Striati, 2008). Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingg timbul kelanian organis atau perubahan psikologis (Depkes RI, 2006c).

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi (Ferketich et al., 2000).

Menurut penelitian Suheni (2007) didapatkan bahwa responden yang mengalami stres memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 9,333 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki stres. Stres sulit untuk diberi batasan dan diukur, karena peristiwa yang menimbulkan stress pada seseorang belum tentu menimbulkan stress pada orang lain (Sempel, 1991). Menurut


(48)

penelitian Framinghan dalam Yusida tahun 2001, ada beberapa orang yang mengalami stres mereka beralih pada merokok, alkohol, atau makan terlalu banyak untuk mengilangkan stress. Karena dari kebiasaa-kebiasaan buruk yang terbukti malah akan meningkatkan risiko hipertensi. Center for Epidemiology Studies Depression Scale

(CES-D), mendefinisikan stress (depresi), apabila nilai score pertanyaan > 6 sesuai data CES-D (AMA, 2001).

D. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman tinjauan pustaka, khususnya hubungan antara faktor risiko dengan tingkat kejadian hipertensi. Faktor yang berpengaruh pada angka kejadian hipertensi diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat diubah adalah riwayat keluarga dengan hipertensi, genetik, umur, jenis kelamin dan etnis sedangkan faktor yang dapat diubah adalah Obesitas, konsumsi asin/garam, konsumsi alkohol, konsumsi kalium, konsumsi lemak, konsumsi kafien, merokok, olahraga, dan stress.


(49)

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Modifikasi (Gunawan , 2005 & Sheps, 2005) - Riwayat

Keluarga

- Umur

- Jenis Kelamin - Genetik - Etnis

Hipertensi

Konsumsi alkohol Obesitas

Konsumsi makanan asin/garam

Olahraga Merokok

Strees

Konsumsi kafein Konsumsi lemak Konsumsi kalium


(50)

31

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Dari banyak faktor risiko hipertensi yang telah dijabarkan pada sub bab sebelumnya, peneliti hanya mengambil delapan variabel independen yaitu riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, obesitas, pola konsumsi makanan asin/garam, merokok, stress, dan olahraga. Alasan peniliti mengambil variable-variabel tersebut karena peneliti ingin lebih fokus melihat faktor-faktor yang sesuai dengan hasil dari studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa variabel-variabel diatas yang banyak menyebabakan terjadinya hipertensi.

Untuk variabel yang tidak diteliti peneleti mempunyai alasan sebagai berikut; untuk genetik, faktor ini kurang fesibel untuk dilakukan dalam penelitian ini karena membutuhkan pemeriksaan biomolekul yang cukup kompleks dan biaya yang relatif mahal. Untuk etnis, merupakan faktor risiko yang kurang tepat untuk diteliti karena lokasi penelitian mayoritas penduduknya mempunyai ras yang sama. Untuk konsumsi alkohol, konsumsi kalium, konsumsi lemak, dan konsumsi kafein, variabel ini sulit dilakukan untuk pengukuran pola konsumsinya.


(51)

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Riwayat keluarga

Umur

Jenis kelamin Obesitas

konsumsi makanan asin/garam

Merokok Olahraga Stress


(52)

B. Definisi Operasional

3.1 Tabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

1. Riwayat keluarga dengan hipertensi

Adanya riwayat

keluarga yang

mengalami hipertensi

Wawancara Kuisoner Nominal 1. Iya : jika ada riwayat keluarga dengan hipertensi

2. Tidak : jika tidak ada riwayat hipertensi

2. Umur Lamanya hidup yang

dihitung berdasarkan tanggal lahir hingga sekarang

Wawancara Kuisoner Interval 1. 47-56

2. 57-66 3. 67-76 4. 77-87 3. Jenis kelamin Identitas subyek

penelitian sesuai biologis atau fisiknya

Wawancara Kuisoner Nominal 1. laki-laki

2. perempuan 4. Konsumsi makanan

asin/garam

Kebiasaan makan dalam

mengkonsusmsi makanan asin

Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Iya : jika makan makanan asin

(telor asin, ikan asin, sayur asin, kecap asin, kripik kentang, keju, daging

kaleng, saos tomat, saos cabe) >1x / hari atau 1x/hari

2. Tidak : jika makan makanan asin (telor asin, ikan asin, sayur asin, kecap asin, kripik kentang, keju, daging kaleng, saos tomat, saos cabe) 3-6x/minggu atau 1-2x/minggu


(53)

5. Merokok Kegiatan membakar tembakau kemudian dihisap asapnya

Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Iya: jika seseorang merokok

setiap hari

2. Tidak: jika seseorang tidak pernah merokok

6. Obesitas Kondisi berat badan

yang menyebabkan indeks massa tubuh (IMT) melebihi nilai normal, dimana nilai IMT normal adalah 18,5-24,9 Kondisi obesitas diukur dengan menghitung IMT dengan rumus sebagai berikut : IMT=B (kg)/ TB2

(m)

Timbangan Meteran

Nominal 1. Gemuk : jika IMT >27

2. Tidak gemuk : jika IMT 18,5-24,9

3. Malnutrisi: jika IMT <17,0

8. Olahraga Serangkaian gerak

raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup)dan

meningkatkan

kemampuan gerak

Wawancara Kuisoner Nominal 1. Iya : ≥30 menit/hari dan ≥

3 hari/minggu

2. Tidak : <30 menit/hari dan/atau < 3hari/minggu


(54)

(meningkatkan kualitas hidup)

9 Stress Suatu keadaan

kondisi kejiwaan seseorang yang sedang tertekan

Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Stress: jika hasil nilai

scor jawaban >16 2. Tidak stress: jika hasil


(55)

37

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah suatu metode penelitian sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran suatu kelas peritiwa pada masa sekarang (M.Nazir dalam Konaah, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor resiko hipertensi pada penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan tahun 2014.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur pada bulan April sampai Juni 2014.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan tahun 2014.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berkunjung dan berobat di Puskesmas Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan di bulan April sampai Juni tahun 2014.


(56)

Tehnik sampling yang digunakan yaitu convenience, karena peneliti mendapatkan respon ditempat dimana penderita hipertensi melakukan pengobatan. Adapun pengambilan sampel minimum pada penelitian ini menggunakan rumus besar sampel deskriptif kategorik (Dahlan, 2010) :

n=

Keterangan :

n = besar sampel penelitian deskriptif kategorik p = proporsi kategori variabel yang diteliti Za = deviat baku alfa

d = tingkat ketetapan absolut yang dikehendaki (95%) q = 1- p

n=

= =

= 122 Sampel D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data mengenai faktor resiko hipertensi pada penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan tahun 2014 yang diperoleh menggunakan kuisoner dan melakukan


(57)

pengukuran langsung terhadap tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan.

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini istrumen yang digunakan bermacam-macam, sebagai berikut :

a. Alat sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop yang sebelumnya telah dilakukan kalibrasi alat. Alat sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah sesuai prosedur, mengukur tekanan darah akan dilakukan 2 kali dengan posisi pengukuran yang sama dan hasil rata-rata pengukuran terakhir yang akan diambil.

b. Timbangan berat badan dan meteran tinggi badan yang digunakan sebelumnya telah dilakukan kalibrasi alat. Timbangan berat badan untuk mengukur berat badan dan Meteran untuk mengukur tinggi badan sehingga peneliti dapat mengukur IMT tubuh responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

IMT =

c. Kuisoner untuk mengetahui variabel karakteristik faktor resiko (umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, kebiasaan makan makanan asin/garam, olahraga).

d. Uji realibilitas kuisoner dan kalibrasi alat

- Kuisoner yang digunakan adalah kuisoner baku yang sebelumya sudah dilakukan uji realibilitas dengan nilai Cronbach's Alpha


(58)

0,85 dan dilakukan uji reabilitas kembali pada 30 responden mendapatkan nilai Cronbach's Alpha 0,786

- Kalibrasi alat (sphygnmomanometer air raksa dan stetoskop) dan (timbangan berat badan dan meteran tinggi badan) telah dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada tiga orang responden dengan menggunakan alat yang sama.

E. Pengolahan Data

1. Pemeriksaan Data (Edittng)

Data yang telah dikumpulkan baik berupa pertanyaan atau hasil pengukuran diperiksa terlebih dahulu kelengkapannya.

2.Pemeriksaan Kode (Coding)

Untuk memudahkan dalam pengolahan data yang telah terkumpul setiap variabel dilakukan pemberian kode sebelum dimasukkan dalam program komputer.

3. Penyuntingan Data (Data Editing)

Penyuntingan data yaitu untuk mmemeriksa kelengkapan dan kejelasan jawaban responden dalam pengisian kuisoner untuk memastikan semua pertanyaan telah dijawab oleh responden. Penyuntingan data dilakukan sebelum proses pemasukan data dan dilakukan dilapangan, agar data yang slah dan meragukan masih bisa ditelusuri kembali kepada responden yang bersangkutan.


(59)

4.Pemasukan Data

Pemasukan data yaitu memasukan data kedalam komputer dengan aplikasi SPSS untuk kemudian dianalisi

5. Pembersihan Data

Pembersihan data adalah membersihkan data dari kesalahan memasukan data dan kesalahan dalam membaca kode.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis univariat digunakan untuk melihat frekuensi kejadian dalam bentuk presentasi ataupun proporsi yang disajikan dalam bentuk tabel. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang akan diteliti.


(60)

42

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian 1. Latar Belakang

Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Untuk menunjang keberhasilan upaya kesehatan Puskesmas, telah dikembangkan aspek manajemen tingkat Puskesmas. Diantaranya adalah Laporan Tahunan untuk melihat sejauh mana Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan, ataupun hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. UPT Puskesmas Ciputat Timur menyusun Laporan Tahunan 2013 ( Januarai - Desember 2013) sebagai pelaporan proses mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tujuannya agar UPT Puskesmas Ciputat Timur dapat mewujudkan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu derajat kesehatan setinggi-tingginya sesuai dengan tujuan pembangunan menuju Indonesia sehat 2010.

2. Visi, Misi, Motto Puskesmas Ciputat Timur a. Visi

Menjadi Puskesmas yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan prima yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

b. Misi

1) Memberikan pelayanan prima yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.


(61)

2) Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

3) Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas.

4) Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat bidang kesehatan. 5) Mengembangkan kemitraan lintas sektor dan swasta.

6) Mengembangkan sistem manajemen Puskesmas. c. Motto

Bersih, Santun, Harmonis, Barokah dan Tertib 3. Gambaran Umum

Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu dari empat puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Letaknya berbatasan dengan :

 Sebelah utara : DKI jakarta

 Sebelah selatan : wilayah kerja Puskesmas Ciputat

 Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Rengas dan DKI jakarta

 Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

Puskesmas Ciputat Timur terletak di jalan Rempoa No.1 Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten. Dibangun di atas tanah seluas 600 M2 dengan luas bangunan lebih kurang 1000 m2 terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan di pusatkan di lantai 1 sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai ruang pemimpin, staff, data, dan ruang rapat. Serta dilantai 2 juga terdapat ruang pelayanan


(62)

pengobatan TB paru, kelas ibu hamil, ruang perawatan umum dan laboratorium.

Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2 kelurahan yaitu kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih.

1. Kependudukan

Puskesmas Ciputat Timur mempunyai 2 kelurahan binaan dengan total jumlah penduduk 58.411 jiwa yang terdiri dari 29.445 jiwa laki-laki dan 28.966 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 128 jiwa per km2. Tingkat kepadatan penduduk lebih banyak di kelurahan Rempoa yaitu 156 jiwa/km2 dibandingkan dengan kelurahan Cempaka Putih yaitu 99 jiwa/km2. Jumlah KK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 16.981 KK dengan jumlah rumah sebanyak 11.383 rumah terdiri dari 139 TR dan 23 RW.

Tabel 5.1

Data Kependudukan di Wilayah Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013

No Kelurahan Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Jumlah Rumah

RW RT

1 Rempoa 34.444 10.964 6.196 12 84

2 Cempaka Putih

23.967 6.017 5.187 11 55

Total 58.411 16.981 11.383 23 139

Sumber: laporan kependudukan Kelurahan Rempoa tahun 2013, dan laporan Keluruhan Cempaka Putih Tahun 2013

2. Sosial Ekonomi

a. Tingkat pendidikan

Perkembangan perekonomian Kecamatan Ciputat Timur tahun 2013 tercermin salah satunyadari peningkatan Produk Domesrik


(63)

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di tahun 2013. Adapun data dari BPS belum tersedia untuk tingkat Kecamatan Ciputat Timur sehingga belumdapat ditampilkan data akurat. Selain itu data tidak ada dalam tabel profil yang harus di isi sehingga kami sulit untuk menganalisanya.

b. Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin Tabel 5.2

Perbandingan KK Miskin

No Tahun Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa

Gakin

1 2011 60.094 10.061

2 2012 60.144 10.061

3 2013 58.411 3.840

Jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2013 sebanyak 58.411 jiwa dan jumlah KK yang ada sebanyak 16.981. penduduk yang sudah mempunyai kartu Jamkesmas sebanyak 3748 dari total kuota jamkesmas yaitu sebanyak 3840. Hampir seluruh penduduk miskin yang memiliki kartu jamkesmas maupun yang tidak memiliki kartu Jamkesmas terlayani dengan baik untuk mendapat pelayanan kesehatan.

c. Tingkat pendidikan

Buta huruf/ tidak sekolah : 41 orang Tidak tamat SD/MI : 280 orang

SD/MI : 5309 orang

SMP/MTS : 6163 orang

SMA/MA : 11061 orang


(64)

Diploma I/ Diploma II : 7183 orang Akademi/ Diploma III : 4884 orang Universitas/ Diploma IV : 3962 orang S2 / S3 (Master / Doktor) : 828 orang

Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari Angka Melek Huruf sebagai salah satu indikator tingkat pendidikan, yang diukur dengan presentase penduduk usia 10 tahun ke atasyang dapat membaca dan menulis. Adapun rata-rata Angka Melek Huruf di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur adalah 99,81 % dengan rincian 99,73% pada jenis kelamin dan 99,89% pada jenis kelamin perempuan. 4. Program Kesehatan Puskesmas Ciputat Timur

a. Program Kegiatan Pokok 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan Ibu dan Anak 3. Perbaikan Gizi

4. Pecegahan dan Pemberantasan Penyakit 5. Penyehatan Lingkungan

6. Pelayanan Pengobatan b. Program Pengembangan Wajib

1. Program Lansia 2. Program UKS/UKGS 3. Program NAPZA


(65)

5. Data Sumber Daya a. Tenaga Puskesmas

Tabel 5.3

Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013

No Jenis Ketenagaan Jumlah Tenaga

1. Kepala Puskesmas 1

2 Subbag TU 1

3 Dokter Umum (DU) 3

4 Dokter Gigi (DRG) 2

5 Kesehatan Masyarakat (SKM) 2

6 Bidan 9

7 Perawat 6

8 Perawat Big 1

9 Analis Laboratorium 1

10 Tenaga Pelaksanaan Gizi 1

11 Fisioterapis 1

12 Petugas Loket 2

13 Juru Masak 1

14 Supir Ambulance 1

15 Security 4

16 Cleaning Service 4

Sumber : Data Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013

b. Peran Serta Masyarakat (PSM)

Peran Serta Masyarakat (PSM) adalah salah satu bentuk dari Upaya Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang merupakan sarana penyediaan data dan untuk melakukan evaluasi atas program yang telah dilaksanakan. Sumber daya ini dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan petugas Puskesmas, lintas sektoral dan lembaga terkait.

Tabel 5.4

Peran Serta Masyarakat Ciputat Timur Tahun 2013 No Jumlah Peran Serta Masyarakat Jumlah

1 Jumlah Kader Aktif 332

2 Jumlah Posyandu Aktif 43

3 Jumlah Psoyandu dengan UKGMD 43


(66)

B. Analisis Univariat

1. Gambaran Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data Jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014 yang disajikan dalam bentuk tabel 5.5 berikut ini.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

Jenis Kelamin N %

Laki-Laki 40 32,8

Perempuan 82 67,2

Total 122 100

Pada variabel jenis kelamin terdiri dari 1 pertanyaan, terdapat pada data responden. Variabel jenis kelamin diklasifikasikan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil analisa data jenis kelamin yang lebih dominan adalah jenis kelamin perempuan dengan jumlah 82 (67,2%) sedangkan jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 40 (32,8%). 2. Gambaran Umur

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data umur pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014 yang disajikan dalam bentuk tabel 5.6 berikut ini.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi umur pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014

Umur N %

47-56 29 23,8

57-66 56 45,9

67-76 34 27,9

77-87 3 2,5

Total 122 100

Pada variabel umur terdiri dari 1 pertanyaan, terdapat pada data responden. Berdasarkan hasil analisa data umur didapatkan lebih dominan rentang umur


(67)

57-66 dengan jumlah 56 (45,9%) sedangkan rentang umur 67-76 dengan jumlah 34 (27,9%), rentang umur 47-56 dengan jumlah 29 (23,8%), dan rentang umur 77-87 dengan jumlah 3 (2,5%).

3. Gambaran Riwayat Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data riwayat keluarga pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014 yang disajikan dalam bentuk tabel 5.8 berikut ini.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 Riwayat Keluarga dengan

Hipertensi

N %

Ya 71 58,2

Tidak 51 41,8

Total 122 100

Berdasarkan hasil analisa data riwayat keluarga yang lebih dominan adalah riwayat keluarga dengan hipertensi sejumlah 71 (58,2%) sedangkan riwayat keluarga dengan tidak hipertensi sejumlah 51 (41,8%).

4. Gambaran Obesitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data obesitas pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014 yang disajikan dalam bentuk tabel 5.7 berikut ini.

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Obesitas Pada Pasien Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

Obesitas N %

Obesitas 18 14,8

Tidak Obesitas 104 85,2


(68)

Berdasarkan hasil analisa data obesitas didapatkan bahwa pasien hipertensi dengan obesitas sebesar 18 (14,8%) tetapi sebagian besar penderita hipertensi memiliki berat badan yang tidak obesitas sebesar 104 (85,2%).

5. Gambaran Merokok

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data perokok pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014 yang disajikan dalam bentuk tabel 5.9 berikut ini.

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Merokok Pada Pasien Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

Perokok N %

Ya 27 22,1

Tidak 92 77,9

Total 122 100

Berdasarkan hasil analisa data merokok didapatkan bahwa penderita hipertensi dengan merokok sejumlah 27 (22,1%) dan penderita hipertensi yang tidak merokok sejumlah 92 (77,9%).

6. Gambaran Konsumsi Makanan Asin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan sebaran data konsumsi Makanan Asin pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014 yang disajikan dalam bentuk tabel 5.10 berikut ini.

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Asin Pada Pasien Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur tahun 2014

Konsumsi Makanan Asin

N %

Ya 85 69,7

Tidak 37 30,3


(1)

8.

TINGKAT_STRESS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STRES 68 55.7 55.7 55.7

TIDAK STRESS 54 44.3 44.3 100.0


(2)

NO Jenis kelamin

umur TB BB IMT TD

sistolik

TD diastolik

Riwayat keluarga

perokok Konsumsi makanan asin

olahraga stress

1 2.0 68.0 166.0 67.0 24.0 150.0 90.0 1.0 1.0 1.0 2.0 13.0

2 2.0 59.0 149.0 73.0 32.0 140.0 90.0 2.0 2.0 1.0 2.0 23.0

3 2.0 70.0 151.0 71.0 31.0 150.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 25.0

4 2.0 81.0 150.0 57.0 25.0 180.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 12.0

5 2.0 57.0 155.0 79.0 32.0 120.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 19.0

6 1.0 78.0 157.0 80.0 33.0 120.0 80.0 2.0 1.0 1.0 1.0 15.0

7 1.0 53.0 176.0 80.0 28.0 150.0 90.0 1.0 1.0 1.0 2.0 28.0

8 2.0 68.0 157.0 55.0 22.0 160.0 10.0 1.0 2.0 1.0 2.0 6.0

9 2.0 69.0 154.0 60.0 25.0 165.0 80.0 1.0 2.0 1.0 2.0 12.0

10 2.0 64.0 155.0 78.0 32.0 130.0 90.0 1.0 2.0 2.0 2.0 18.0

11 2.0 64.0 158.0 68.0 27.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 1.0 24.0

12 2.0 78.0 148.0 49.0 22.0 160.0 90.0 1.0 2.0 2.0 2.0 14.0

13 1.0 60.0 165.0 58.0 21.0 150.0 90.0 1.0 2.0 2.0 1.0 6.0

14 2.0 63.0 155.0 59.0 26.0 180.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 17.0

15 2.0 56.0 146.0 55.0 24.0 160.0 110.0 2.0 2.0 1.0 1.0 10.0

16 2.0 59.0 146.0 51.0 23.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 17.0

17 1.0 68.0 159.0 49.0 19.0 150.0 80.0 1.0 1.0 2.0 1.0 24.0

18 2.0 63.0 149.0 45.0 20.0 130.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 31.0

19 1.0 59.0 167.0 54.0 19.0 140.0 100.0 1.0 1.0 1.0 1.0 29.0

20 2.0 60.0 151.0 59.0 25.0 140.0 90.0 1.0 2.0 2.0 2.0 32.0

21 2.0 59.0 162.0 65.0 24.0 130.0 90.0 1.0 2.0 1.0 1.0 35.0

22 1.0 60.0 162.0 78.0 29.0 200.0 130.0 2.0 2.0 1.0 1.0 19.0

23 2.0 47.0 150.0 70.0 31.0 140.0 90.0 2.0 2.0 1.0 1.0 34.0

24 1.0 50.0 164.0 72.0 26.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 1.0 21.0

25 2.0 47.0 151.0 64.0 28.0 150.0 100.0 1.0 2.0 1.0 1.0 12.0

26 1.0 70.0 162.0 63.0 24.0 145.0 90.0 1.0 1.0 2.0 2.0 30.0

27 2.0 49.0 151.0 49.0 21.0 160.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 32.0

28 2.0 55.0 154.0 45.0 18.0 130.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 31.0


(3)

30 2.0 48.0 145.0 45.0 18.0 160.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 31.0

31 1.0 62.0 163.0 64.0 24.0 140.0 79.0 1.0 1.0 1.0 1.0 20.0

32 1.0 52.0 166.0 60.0 21.0 160.0 90.0 2.0 2.0 2.0 2.0 29.0

34 2.0 60.0 152.0 45.0 19.0 140.0 90.0 2.0 2.0 1.0 2.0 24.0

35 2.0 51.0 154.0 68.0 28.0 130.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 18.0

36 2.0 65.0 147.0 45.0 20.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 32.0

37 2.0 51.0 154.0 68.0 28.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 22.0

38 1.0 48.0 167.0 51.0 18.0 130.0 80.0 1.0 1.0 1.0 2.0 18.0

39 2.0 52.0 160.0 70.0 27.0 140.0 90.0 2.0 2.0 1.0 2.0 24.0

40 2.0 68.0 147.0 38.0 17.0 130.0 80.0 1.0 2.0 1.0 2.0 24.0

41 1.0 62.0 177.0 71.0 22.0 170.0 100.0 2.0 1.0 1.0 1.0 21.0

42 2.0 60.0 160.0 41.0 16.0 150.0 100.0 1.0 2.0 2.0 1.0 22.0

43 1.0 65.0 160.0 65.0 25.0 170.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 25.0

44 2.0 51.0 154.0 68.0 28.0 130.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 18.0

45 2.0 60.0 140.0 50.0 25.0 130.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 15.0

46 2.0 70.0 150.0 55.0 24.0 220.0 110.0 2.0 2.0 1.0 2.0 33.0

47 2.0 70.0 149.0 52.0 23.0 170.0 100.0 2.0 2.0 1.0 1.0 17.0

48 2.0 57.0 160.0 66.0 25.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 1.0 19.0

49 2.0 66.0 160.0 69.0 26.0 180.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 16.0

50 2.0 59.0 161.0 69.0 26.0 150.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 12.0

51 1.0 52.0 166.0 60.0 21.0 160.0 90.0 2.0 2.0 2.0 2.0 29.0

52 2.0 71.0 178.0 74.0 23.0 170.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 13.0

53 2.0 60.0 159.0 64.0 25.0 160.0 100.0 2.0 2.0 2.0 2.0 11.0

54 2.0 68.0 157.0 55.0 22.0 160.0 10.0 1.0 2.0 1.0 2.0 6.0

55 2.0 68.0 157.0 55.0 22.0 160.0 10.0 1.0 2.0 1.0 2.0 6.0

56 1.0 65.0 160.0 65.0 25.0 170.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 25.0

57 2.0 59.0 146.0 51.0 23.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 17.0

58 1.0 68.0 159.0 49.0 19.0 150.0 80.0 1.0 1.0 2.0 1.0 24.0

59 2.0 70.0 149.0 52.0 23.0 170.0 100.0 2.0 2.0 1.0 1.0 17.0

60 1.0 63.0 161.0 61.0 23.0 140.0 90.0 2.0 1.0 2.0 2.0 7.0


(4)

62 2.0 68.0 157.0 55.0 22.0 160.0 10.0 1.0 2.0 1.0 2.0 6.0

63 1.0 65.0 160.0 65.0 25.0 170.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 25.0

64 2.0 70.0 149.0 52.0 23.0 170.0 100.0 2.0 2.0 1.0 1.0 17.0

65 2.0 62.0 150.0 60.0 26.0 140.0 80.0 2.0 2.0 2.0 2.0 16.0

66 1.0 65.0 160.0 65.0 25.0 170.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 25.0

67 1.0 63.0 161.0 61.0 23.0 140.0 90.0 2.0 1.0 2.0 2.0 7.0

68 2.0 71.0 178.0 74.0 23.0 170.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 13.0

69 2.0 60.0 159.0 64.0 25.0 160.0 100.0 2.0 2.0 2.0 2.0 11.0

70 1.0 57.0 160.0 65.0 25.0 140.0 90.0 1.0 1.0 1.0 2.0 20.0

71 2.0 70.0 149.0 52.0 24.0 170.0 100.0 2.0 2.0 1.0 1.0 17.0

72 2.0 66.0 160.0 69.0 26.0 180.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 16.0

73 1.0 55.0 159.0 81.0 32.0 140.0 90.0 2.0 1.0 1.0 2.0 14.0

74 2.0 68.0 157.0 55.0 22.0 160.0 10.0 1.0 2.0 1.0 2.0 6.0

75 1.0 52.0 166.0 60.0 21.0 160.0 90.0 2.0 2.0 2.0 2.0 29.0

76 2.0 71.0 178.0 74.0 23.0 170.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 13.0

78 1.0 63.0 161.0 61.0 23.0 140.0 90.0 2.0 1.0 2.0 2.0 7.0

79 2.0 66.0 160.0 69.0 26.0 180.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 16.0

80 2.0 59.0 161.0 69.0 26.0 150.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 12.0

81 2.0 59.0 146.0 51.0 23.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 17.0

82 1.0 68.0 159.0 49.0 19.0 150.0 80.0 1.0 1.0 2.0 1.0 24.0

83 2.0 68.0 157.0 55.0 22.0 160.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 6.0

84 2.0 68.0 157.0 55.0 22.0 160.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 6.0

85 1.0 55.0 159.0 81.0 32.0 140.0 90.0 2.0 1.0 1.0 2.0 14.0

86 2.0 71.0 178.0 74.0 23.0 170.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 13.0

87 2.0 60.0 159.0 64.0 25.0 160.0 100.0 2.0 2.0 2.0 2.0 11.0

88 1.0 48.0 167.0 51.0 18.0 130.0 80.0 1.0 1.0 1.0 2.0 18.0

89 2.0 52.0 160.0 70.0 27.0 140.0 90.0 2.0 2.0 1.0 2.0 24.0

90 2.0 68.0 147.0 38.0 22.0 130.0 80.0 1.0 2.0 1.0 2.0 24.0

91 2.0 49.0 151.0 49.0 21.0 160.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 32.0

92 2.0 70.0 149.0 52.0 23.0 170.0 100.0 2.0 2.0 1.0 1.0 17.0


(5)

94 2.0 59.0 161.0 69.0 26.0 150.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 12.0

95 1.0 63.0 161.0 61.0 23.0 140.0 90.0 2.0 1.0 2.0 2.0 7.0

96 1.0 52.0 166.0 60.0 21.0 160.0 90.0 2.0 2.0 2.0 2.0 29.0

97 2.0 71.0 178.0 74.0 23.0 170.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 13.0

98 2.0 60.0 140.0 50.0 25.0 130.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 15.0

99 2.0 70.0 150.0 55.0 24.0 220.0 110.0 2.0 2.0 1.0 2.0 33.0

100 2.0 49.0 151.0 49.0 21.0 160.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 32.0

101 1.0 65.0 160.0 65.0 25.0 170.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 25.0

102 2.0 70.0 149.0 52.0 23.0 170.0 100.0 2.0 2.0 1.0 1.0 17.0

103 2.0 62.0 150.0 60.0 26.0 140.0 80.0 2.0 2.0 2.0 2.0 16.0

104 2.0 61.0 152.0 65.0 28.0 130.0 80.0 2.0 2.0 1.0 2.0 27.0

105 1.0 76.0 160.0 54.0 21.0 140.0 90.0 1.0 1.0 2.0 2.0 10.0

106 1.0 72.0 168.0 54.0 19.0 140.0 70.0 2.0 2.0 1.0 1.0 18.0

107 1.0 63.0 170.0 60.0 20.0 150.0 100.0 1.0 1.0 1.0 2.0 21.0

108 1.0 61.0 170.0 63.0 21.0 160.0 100.0 1.0 1.0 1.0 2.0 6.0

109 2.0 57.0 147.0 64.0 29.0 150.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 34.0

110 2.0 63.0 150.0 62.0 27.0 100.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 23.0

111 2.0 60.0 152.0 69.0 29.0 180.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 15.0

112 1.0 55.0 159.0 81.0 32.0 140.0 90.0 2.0 1.0 1.0 2.0 14.0

113 1.0 63.0 161.0 61.0 23.0 140.0 90.0 2.0 1.0 2.0 2.0 7.0

114 2.0 71.0 178.0 74.0 23.0 170.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 13.0

115 2.0 60.0 159.0 64.0 25.0 160.0 100.0 2.0 2.0 2.0 2.0 11.0

116 2.0 66.0 160.0 69.0 26.0 180.0 100.0 2.0 2.0 1.0 2.0 16.0

117 2.0 59.0 161.0 69.0 26.0 150.0 100.0 1.0 2.0 2.0 2.0 12.0

118 2.0 53.0 158.0 58.0 23.0 140.0 90.0 1.0 2.0 2.0 2.0 14.0

119 2.0 60.0 155.0 56.0 24.0 140.0 90.0 1.0 2.0 1.0 2.0 24.0

120 1.0 48.0 167.0 51.0 18.0 130.0 80.0 1.0 1.0 1.0 2.0 18.0

121 1.0 65.0 160.0 65.0 25.0 170.0 100.0 1.0 2.0 1.0 2.0 25.0


(6)

KETERANGAN

*Jenis kelamin : 1 = laki-laki 2 = perempuan

*Riwayat keluarga, Perokok, Konsumsi Makanan Asin, Olahraga : 1 = Ya 2 = Tidak *Stress : > 16 = Stres