11 FIV : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala dengan KOH 12,8 g  : Asam stearat 0,125g
Berdasarkan  tabel  2,  menunjukkan  bahwa  warna  sediaan  setelah  ditambahkan  minyak  atsiri pala  pada  formula  1,  2  dan  3  menunjukkan  warna  putih  kekuningan,  sedangkan  pada  formula  4
warna  yang  dihasilkan  yaitu  kuning  keemasan.  Uji  bau  sediaan    menunjukkan  bahwa  semua formula memiliki bau khas minyak atsiri pala. Tidak terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase
air pada sediaan pada minggu ke- 0 hingga minggu ke- 4, namun pada minggu ke-6 hingga minggu 8 terjadi pemisahan berupa endapan pada semua formula.
3.2 Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Sabun Cair
Sifat  fisik  sediaan  diamati  pada  minggu  ke-0  untuk  mengetahui  pengaruh  KOH  dan  asam stearat pada masing-masing sediaan. Uji sifat fisik juga bertujuan untuk mengetahui apakah hasil uji
sifat fisik memenuhi persyaratan SNI untuk  sabun mandi cair. Pada tabel 3 terdapat hasil rata-rata sediaan dan SD masing-masing formula pada tiap uji sifat fisik.
Tabel 3. Hasil uji derajat keasaman pH sediaan sabun cair minyak atsiri pala
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
pH
11,3 ±  0,6
12,3 ±
1,2 12,7
± 0,6
13 ±  0,6
Viskositas
20 ±  0,0
1,0 ±
0,0 0,3
± 0,0
0,4 ±  0,1
Tinggi Busa
10,3 ±  0,6
10,3 ±
1,5 7,7
± 0,6
7,0 ±  1,7
Bobot Jenis
0,9 ±  0,04
0,99 ±
0,01 1,02
± 0,02
1,07 ±  0,01
Kadar  Alkali Bebas
±  0 ±
± 0,08
±  0,01
3.2.1 Hasil Uji Derajat Keasaman pH
Besarnya  pH  sediaan  sabun  cair  dipengaruhi  oleh  banyak  KOH  yang  digunakan.  Berdasarkan grafik hasil uji pH pada tiap formula Gambar 1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan pH yang
berbanding lurus dengan peningkatan jumlah KOH yang digunakan. Hasil analisis statistika uji pH menunjukkan nilai
p-value
0,05
p-value
= 0,093 menunjukkan variasi peningkatan jumlah KOH pada tiap formula berpengaruh terhadap peningkatan pH dari formula I hingga formula IV namun
tidak  signifikan  sehingga  secara  statistika  penambahan  KOH  tidak  bermakna  pada  perubahan  pH sediaan  sabun  cair.  Merujuk  pada  tabel  3  maka  tidak  ada  pH  formula  sabun  yang  masuk  dalam
range persyaratan SNI 1996 sebagai syarat sabun mandi yaitu 8-11.
12
Gambar 1. Grafik hasil uji perbandingan pH
Keterangan: FI  : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala dengan KOH 1,6     g  : Asam stearat  1      g
FII  : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala dengan KOH 3,2     g  : Asam stearat 0,5    g FIII : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala  dengan KOH 6,4  g  : Asam stearat 0,25  g
FIV : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala dengan KOH 12,8 g  : Asam stearat 0,125g
3.2.2 Uji Viskositas
Semakin    banyak  asam  stearat  yang  digunakan  maka  viskositas  sediaan  sabun  cair  akan semakin tinggi.  Hasil analisis statistik menunjukkan hasil yang signifikan dengan
p-value
= 0,000
p-value
0,05 menunjukkan variasi asam stearat pada formula mempengaruhi viskositas sediaan secara signifikan. Terjadi penurunan viskositas secara signifikan dari F1 hingga F4 gambar 7. Hal
ini  karena  pada  asam  stearat  pada  dalam  jumlah    paling  banyak  1  gram  dibandingkan  formula yang lain. Berdasarkan grafik hubungan formula dengan viskositas menunjukkan bahwa penurunan
asam stearat berbanding lurus dengan penurunan viskositas sediaan sabun cair.
.
Gambar 2. Grafik hasil uji perbandingan viskositas
Keterangan: FI  : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala dengan KOH 1,6     g  : Asam stearat  1      g
FII  : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala dengan KOH 3,2     g  : Asam stearat 0,5    g FIII : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala  dengan KOH 6,4  g  : Asam stearat 0,25  g
FIV : Formula sabun mandi cair minyak atsiri pala dengan KOH 12,8 g  : Asam stearat 0,125g
3.2.3 Hasil Uji Tinggi Busa