7
2.3 Uji Sifat Fisik Minyak Atsiri Pala
Uji sifat fisik minyak atsiri pala berupa uji indeks bias, berat jenis minyak atsiri, warna, bentuk dan aroma. Uji dilakukan oleh PT. Eteris Nusantara di Yogyakarta.
2.4 Identifikasi Bakteri
Staphylococcus aureus
Secara aseptis diambil biakkan bakteri
Staphylococcus aureus
lalu diletakkan diatas objek glass yang telah disterilkan, ratakan lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Objek glass
dipanaskan diatas nyala api spiritus hingga kering lalu ditetesi 3 tetes larutan Gram A pada preparat, diamkan selama 1 menit . Preparat dicuci menggunakan air mengalir hingga warna tepat hilang lalu
dikeringkan. Cat Gram B diteteskan diatas objek glass lalu didiamkan selama 1 menit kemudian dicuci menggunakan air mengalir kemudian dikeingkan dengan cara diangin-anginkan. Preparat
kemudian ditetesi cat Gram D hingga warna tepat hilang kemudian digenangi dengan cat Gram D selama 1 menit kemudian preparat dicuci menggunakan air mengalir lalu dikeringkan. Hasil
pengecatan Gram kemudian diamati menggunakan mikroskop perbesaran kuat 1000x.
2.5 Uji Aktivitas Minyak Atsiri Pala
Myristica fragrans
Houtt.
2.5.1 Sterilisasi Alat Peralatan gelas berupa tabung reaksi, Erlenmeyer dan cawan petri yang bersih dan kering dibungkus
menggunakan kertas kemudian dimasukkan dalam oven dan disterilkan pada suhu 170˚c selama 1
jam. Alat dan bahan lain yang tidak tahan terhadap pemanasan kering yaitu
yellow tips
,
blue tips
, tabung eppendorf, media MH, media BHI dan salin, disterilkan menggunakan pada autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
2.5.2 Pembuatan media Mueller Hinton MH
Serbuk media MH ditimbang sebanyak 9,54 gram dalam Erlenmeyer 250 mL kemudian ditambahkan akuades hingga 250 mL diaduk dan dipanaskan agar media terlarut. Media yang telah
terlarut kemudian disterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121˚C. Media yang telah selesai disterilkan kemudian disimpan dalam lemari pendingin.
2.5.3 Pembuatan Media Brain Heart Infussion BHI
Media BHI ditimbang sebanyak 7,4 gram kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 200 mL. Media dilarutkan menggunakan akuades hingga tepat 200 mL. Media yang telah larut kemudian
disterilakan menggunakan auto klaf selama 15 menit pada suhu 121˚C. Media kemudian disimpan
dalam lemari pendingin.
8
2.5.4 Streak plate bakteri
Stok bakteri
Staphylococcus aureus
diambil menggunakan ose steril kemudian digoreskan diatas media MH padat di dalam cawan petri. Bakteri kemudian
diinkubasi pada suhu 37˚C selama 20 jam.
2.5.5 Pembuatan suspensi bakteri
Kultur bakteri
Staphylococcus aureus
yang telah ditumbuhkan dalam streak plate diambil 5 koloni tunggal lalu dimasukkan dalam tabung berisi 5 mL media BHI kemudian diberi perlakuan
shaker incubator
selama 120 menit pada suhu 37˚C. Bakteri yang telah diberi perlakuan
shaker incubator
kemudian disamakan kekeruhannya menggunakan standar Mc Farland. Jika terlalu keruh maka dilakukan pengenceran menggunakan larutan Salin 0,9.
2.5.6 Uji antibakteri minyak atsiri pala
Media MH yang telah disterilkan dituang ke dalam cawan petri, ditunggu hingga media memadat. Diinokulasikan 150 µ L bakteri
S.aureus
diatas media MH yang telah memadat, kemudian diratakan menggunakan
spreader glass
. Pada media dibuat sumuran menggunakan
cock borer
no. 3. Dimasukkan minyak atsiri seri konsentrasi 50, 25, 12,5 dan 6,25 pala ke dalam sumuran
kemudian diinkubasi selama 20 jam pada suhu 37˚C.
2.6 Pembuatan Sabun Cair Minyak Atsiri Pala