Berat kering brangkasan tanaman g Berat segar bunga g

7. Berat kering bunga g

Pengamatan berat kering bunga dilakukan saat akhir pengamatan umur 13 MST. Dengan cara di jemur pada terik matahari sampai kering. Untuk mendapatkan berat kering yang konstan maka bunga dioven pada 65 C. Hasil berat kering bunga dinyatakan dalam satuan gram g.

8. Panjang bunga cm

Pengukuran panjang bunga dilakukan saat saat akhir pengamatan umur 13 MST. Dengan cara mengukur menggunakan penggaris. Pengukuran panjang bunga mulai dari pangkal bunga hingga ujung bunga dan dinyatakan dalam satuan gram g.

9. Jumlah tangkai bunga helai

Penghitungan jumlah tangkai bunga dilakukan saat masa tanam selesai dengan cara menghitung setiap helai tangkai bunga yang ada. Hasil jumlah tangkai bunga dinyatakan dalam satuan helai.

F. Analisis Data

Hasil pengamatan yang diperoleh kemudian di sidik ragam pada taraf nyata 5. Apabila hasil sidik ragam terdapat pengaruh perlakuan yang berbeda nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan DMRT Duncan’s Multiple Range Tast pada jenjang kesalahan 5. 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Variabel Vegetatif

Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman.

1. Tinggi tanaman cm

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 lampiran 8 Hasil rerata tinggi tanaman dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Rerata tinggi tanaman cm pada umur 13 MST Perlakuan Tinggi Tanaman cm P1 = Pupuk N, P, K 60,30,15 kgha + kompos 15 tonhektar pelet P2 = Pupuk N, P, K 80,40,20 kgha + kompos 20 tonhektar pelet P3 = Pupuk N, P, K 100,50,25 kgha + kompos 25 tonhektar pelet P4 = Pupuk N, P, K 60,30,15 kgha + kompos 15 tonhektar non pelet P5 = Pupuk N, P, K 80,40,20 kgha + kompos 20 tonhektar non pelet P6 = Pupuk N, P, K 100,50,25 kgha + kompos 25 tonhektar non pelet 250,8 c 271,2 bc 258,5 bc 284,0 ab 284,1 ab 301,3 a Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pengaruh antar perlakuan berdasarkan uji Duncan pada taraf α = 5. Dari tabel 1 terdapat perbedaan nyata antar perlakuan P6 N,P,K 100,50,25 kghektar + kompos kotoran sapi 25 ton hektar bentuk non pelet dengan perlakuan P1, P2, P3 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan lain. Hal ini diduga perlakuan N,P,K 100,50,25 kghektar + kompos kotoran sapi 25 ton hektar bentuk non pelet P6, bahwa pupuk sudah lebih mudah tersedia bagi tanaman karena pupuk non pelet yang bersifat lebih remah dan mudah tersedia sehingga lebih mudah diserap tanaman.