Pupuk N, P, dan K

merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air higroskopis, karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun chlorophyl yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa, Mempercepat pertumbuhan tanaman tinggi, jumlah anakan, cabang, dan menambah kandungan protein tanaman menurut Palimbani, 2007 dalam Lia 2015. Phospor P terkandung dalam SP-36 dalam bentuk P 2 O 5 dengan jumlah 36 . Pupuk ini berasal dari fosfat alam batuan. Berbentuk non peletdan berwarna abu-abu. Unsur hara phospor P mempunyai peranan memacu pertumbuhan akar perkembangan akar, memacu pembentukan bunga dan masaknya buahbiji, mempercepat panen, dan memperbesar presentase terbentuknya bunga menjadi buahbiji, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan daun berubah warna menjadi tua dan tampak mengkilat kemerahan: tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah ungu lalu berubah menjadi kuning. Ukuran buah atau biji kecil, buruk, dan cepat matang, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah Hakim dkk, 1986. Kalium K terkandung dalam pupuk KCl dengan jumlah 60 melalui proses ekstraksi bahan baku deposit K yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Pupuk Kalium KCl berfungsi mengurangi efek negatif dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar magnesium daun dapat menurun kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu Mutmainna, 2012 dalam Lia 2015. Menurut hasil penelitian Susantidiana 2011 kombinasi perlakuan tanah, pukan kambing + Urea 1,8 gtanaman, SP36 1,3 gtanaman, KCl 1,5 gtanaman mengasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman terbaik. Kombinasi perlakuan Tanah, pukan kambing + Urea 1,8 gtanaman, SP36 1,3 gtanaman, KCl 1,5 gtanaman mengasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman terbaik. Kasniari dan Nyoman 2007 perlakuan kombinasi dosis pupuk Urea 300 kg ; SP.36 75 Kg ; KCl 50 kg per hektar dengan pupuk alternatif Dekorgen 3 liter per hektar memberikan berat gabah kering giling tertinggi 65,69 gpot atau lebih tinggi 59,99 dibandingkan perlakuan kombinasi antara pupuk Urea 150 kg ; SP.36 0 kg ; KCl 0 kg per hektar dengan pupuk Dekorgan 3 liter per hektar.

E. Pupuk pelet

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pupuk organik. Salah satunya yaitu dengan mengubah pupuk organik curah ke pupuk organik granul atau pelet. Hal tersebut dikarenakan pupuk granul atau pelet tidak menimbulkan debu, dapat mencegah terjadinya segresi, mencegah overdosisnya tanaman terhadap pelepasan nutrisi yang mendadak, serta memperbaiki penampilan dan kemasan produk Menurut Ni Wayan, 2015. Selain itu kompos yang berbentuk pelet memiliki beberapa kelebihan yang mampu menutupi kekurangan dari kompos berbasis kotoran sapi yang berbentuk curah, yaitu: a. Efektif dalam model transportasi jarak jauh dan penyimpanan. Hal ini dikarenakan terjadinya pengurangan volum yang signifikan setelah proses pelletizing. Volum pelet berukuran 5 mm menjadi 50-80 dari volume awal. b. Dapat diaplikasikan di dekat pemukiman penduduk karena kompos berbentuk pelet tidak menghasilkan atau menimbulkan debu. c. Proses peluruhan kompos pelet lebih lama dibandingkan dengan kompos curah slow release. Oleh karena itu, jika kompos yang digunakan belum matang maka efek terhadap tanaman akibat dari dekomposisi material organik yang mudah terdekomposisi akan terbatasi. Proses peluruhan yang lebih lama atau bertahap ini juga mencegah over dosisnya tanaman terhadap pelepasan nutrisi yang mendadak fertilizer burn. d. Kompos pelet mengalami peluruhan dan melepaskan nitrogen nitrat beberapa minggu setelah kompos curah. Hal ini membuat kondisi anaerobik dipertahankan dalam pelet sehingga nitrifikasi meningkat. Agar pupuk organik granul atau pelet tidak mudah larut dan hancur maka perlu ditambah bahan perekat. Penggunaan bahan perekat bertujuan untuk meningkatkan kekompakan granul sehingga granul tidak mudah hancur dan keras.