BAB 3
RANCANGAN SISTEM
3.1 Diagram Blok Rangkaian
Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1. berikut ini:
CATU DAYA
SENSOR JARAK
SR-04 KANAN
SPREYER
LCD PENGUAT
MIKROKONTRO LER ATMEGA
8535
DRIVER MOTOR
DC SENSOR
API
BLUETOOTH
MOTOR DC
MOTOR DC
DRIVER MOTOR
DC RODA
PENGGERAK RODA
PENGGERAK SENSOR JARAK
SR-04 DEPAN
SENSOR JARAK
SR-04 KIRI
Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian
Fungsi dari sensor ultrasonik tersebut adalah sebagai alat navigasi pada robot. Dimana dengan sensor ultrasonik inilah robot akan berjalan dan mampu
Universitas Sumatera Utara
menghindari halangan yang menghalangi laju robot sehingga robot tidak menabrak.
Prinsipnya yakni, fotodioda sebagai sensor api berfungsi sebagai pendeteksi api. Transceiver sensor ultrasonik depan, samping kiri dan samping
kanan memancarkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi adanya halangan yang dapat menghambat laju robot, gelombang ultrasonik tersebut kemudian
ditangkap oleh bagian receiver pada sensor ultrasonik, setelah receiver pada sensor ultrasonik menangkap pancaran gelombang yang mendeteksi adanya
halangan selanjutnya semua sensor ultrasonik baik samping kiri dan samping kanan memberikan data kepada mikrokontroller untuk memerintahkan logika apa
dan apa yang harus dilakukan oleh robot apakah belok kiri, jalan lurus atau belok kanan.
Driver motor DC berfungsi sebagai driver untuk mengendalikan perputaran motor DC yang akan mengendalikan putaran roda. Spreyer sebagai
penyemprot air untuk memadamkan api. Display LCD akan menampilkan jarak yang diukur oleh sensor ultrasonik. Bluetooth akan mengirimkan jarak halangan
yang dibaca sensor ultrasonik ke komputerPC. Mikrokontroller ATMEGA8535 berfungsi sebagai otak dari system, yang akan mengendalikan proses kerja alat.
3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA8535
Pada perancangan alat ini akan digunakan mikrokontroller ATMEGA8535 yang berfungsi untuk membaca data jarak dari sensor ultrasonic SR04 dan
menampilkannya pada display LCD. Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari LCD, sensor dan motor. Komponen utama dari rangkaian ini adalah
IC mikrokontroler ATMEGA8535. Pada IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam
menjalankan chip IC mikrokontroler ATMEGA8535 memerlukan komponen elektronika pendukung lainnya. Suatu rangkaian yang paling sederhana dan
minim komponen pendukungnya disebut sebagai suatu rangkaian sistem minimum. Sistem minimum ini berfungsi untuk membuat rangkaian
Universitas Sumatera Utara
mikrokontroller dapat bekerja, jika ada komponen yang kurang, maka mikrokontroller tidak akan bekerja. Dalam perancangan alat ini, sistem minimum
mikrokontroler ATMEGA8535 terdiri dari:
1. Chip IC mikrokontroler ATMEGA8535 2. Kristal 12 MHz
3. Kapasitor 4. Resistor
Rangkaian mikrokontroler ATMEGA8535 ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Gambar 3.2 Rangkaian mikrokontroller ATMEGA8535
Mikrokontroler ini memiliki 32 port IO, yaitu port A, port B, port C dan port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port ini dapat
menerima data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22 sampai 29 adalah port C. Dan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber tegangan
5 volt. Dan pin 11 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini
Universitas Sumatera Utara
menggunakan komponen kristal sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah
tertentu. Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang
dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktip. Lamanya waktu
antara aktipnya power pada IC mikrokontroler dan aktipnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut.
3. 3 Rangkaian Driver Motor DC
Mobil pada perancangan ini menggunakan sebuah motor DC yang berfungsi untuk menggerakkan roda belakangnya. Motor DC akan berputar searah
berlawanan arah dengan jarum jam jika salah satu kutubnya diberi tegangan positip dan kutub yang lainnya dihubungkan dengan ground. Dan motor DC akan
berputar kearah sebaliknya jika polaritasnya dibalik. Dengan sifat yang demikian maka dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat membalikkan polaritas yang
diberikan ke motor DC tersebut, sehingga perputaran motor DC dapat dikendalikan oleh rangkaian tersebut. Dan jika rangkaian tersebut dihubungkan
dengan mikrokontroler ATMEGA8535, maka pergerakan motor dapat dikendalikan oleh mikrokontroler melalui program yang diisikan pada
mikrokontroler tersebut. Rangkaian untuk mengendalikan perputaran motor DC tersebut adalah
sebuah rangkaian yang dikenal dengan driver motor DC atau lebih dikenal dengan jembatan H. Jembatan H ini terdiri dari 4 buah transistor, dimana 2 buah transistor
bertipe NPN dan 2 buah transistor lagi bertipe PNP. Ke-4 transistor ini dirangkai sedemikian rupa sehingga dengan memberikan sinyal low atau high pada
rangkaian maka perputaran motor dapat diatur. Rangkaian jembatan H, ditunjukkan pada gambar 3.3 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Rangkaian driver motor DC
Pada rangkaian di atas, jika Input1 diset high yang berarti input2 mendapat tegangan 6,2 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 yang disebelah atas akan
saturasi dimana Ic mendekati maksimum. Hal ini akan membuat kolektor kedua transistor C945 itu akan mendapat tegangan 0 volt dari ground.
volt volt
volt x
mA volt
xR I
V V
V V
C C
CC C
CC CE
2 ,
6 2
, 6
1000 062
, 2
, 6
= −
= Ω
− =
− =
− =
; dimana Ic ≈ maksimum ≈ 0,062 mA
Kolektor transistor C945 yang berada di sebelah atas bagian atas diumpankan ke basis transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis transistor TIP 127 mendapatkan
tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini aktip Ic ≈ maksimum dan R
transistor ≈ minimum. Aktipnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
kolektornya terhubung ke emiter sehingga kolektor mendapatkan tegangan 6,2 volt dari Vcc.
volt volt
volt x
mA volt
xR I
V V
V V
transistor transistor
CC CE
CC C
2 ,
6 2
, 6
062 ,
2 ,
6 =
− =
− =
− =
− =
; dimana R
transistor
≈ minimum ≈ 0 ohm
Sedangkan kolektor transistor C945 yang berada di sebelah atas bagian bawah diumpankan ke basis transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis transistor
TIP 122 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini tidak aktip cut off dimana Ic
≈ 0 . Karena transistor TIP 122 ini tidak aktip, maka kolektornya tidak terhubung ke emiter, sehingga kolektor tidak mendapatkan
tegangan 0 volt dari ground.
volt volt
volt x
mA volt
xR I
V V
V V
C C
CC C
CC CE
2 ,
6 2
, 6
1000 2
, 6
= −
= Ω
− =
− =
− =
; dimana Ic ≈ 0
Karena kolektor TIP 122 dihubungkan dengan kolektor TIP 127 yang mendapatkan teganagan 6,2 volt dari Vcc, maka kolektor TIP 122 juga
mendapatkan tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan kaki motor sebelah kiri mendapatkan tegangan 6,2 volt polaritas positip.
Agar motor dapat berputar ke satu arah maka kaki sebelah kanan motor harus mendapatkan tegangan 0 volt polaritas negatip. Hal ini diperoleh dengan
memberikan logika low 0 pada input2 mikrokontroler ATMEGA8535. Pada rangkaian di atas, jika input2 diset low yang berarti input2 mendapat
tegangan 0 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 yang disebelah bawah tidak akan aktip. Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 itu
akan mendapat tegangan 6,2 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah bawah bagian atas diumpankan ke basis transistor tipe PNP TIP
127 sehingga basis transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 6,2 volt yang menyebabkan transistor ini tidak aktip Karena transistor PNP TIP 127 tidak aktip
maka kolektornya tidak terhubung ke emiter sehingga kolektor tidak
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan tegangan 6,2 volt dari Vcc, tetapi mendapatkan tegangan yang berasal dari transistor TIP 122 yang berada di bawahnya.
Sedangkan kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah bawah bagian bawah diumpankan ke basis transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis
transistor TIP 122 mendapatkan tegangan 6,2 volt yang menyebabkan transistor ini menjadi aktip. Karena transistor TIP 122 ini menjadi aktip, menyebabkan
kolektornya terhubung ke emiter, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt dari ground.
Karena kolektor TIP 122 yang mendapatkan teganagan 0 volt dari ground dihubungkan dengan kolektor TIP 127, maka kolektor dari TIP 127 juga
mendapatkan tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan kaki motor sebelah kanan mendapatkan tegangan 0 volt polaritas negatip. Hal ini akan
menyebabkan motor akan berputar ke satu arah tertentu. Sedangkan untuk memutar motor kearah sebaliknya, maka logika yang
diberikan ke input1 adalah low 0 dan logika yang diberikan ke input2 adalah high 1.
3.4 Rangkaian LCD Liquid Crystal Display