2.1.4. Akurasi Pap smear
Sensitivitas Pap smear untuk mendeteksi Cervical Intraepithel Neoplasm CIN berkisar antara 50-98 dan spesifitasnya adalah 91,3. Angka negatif
palsu diperkirakan berkisar antara 5-50 dengan kesalahan terbanyak disebabkan oleh pengambilan sediaan yang tidak adekuat 62, kegagalan skrining 15,
dan kesalahan interpretasi 23. Angka positif palsu untuk pap smear adalah 3- 15.
7
2.1.5. Petunjuk Pemeriksaan Pap smear
a. Skrining sebaiknya dilakukan pertama kali 3 tahun setelah seorang
perempuan melakukan hubungan seksual, atau saat berusia 21 tahun. Pap smear dilakukan setiap tahun.
b. Setelah usia 30 tahun, perempuan yang telah memiliki 3 kali berturutan
hasil pap smear normal dapat melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun. c.
Perempuan berusia 70 tahun atau lebih yang telah memiliki 3 kali berturutan hasil pap smear normal atau tidak ada hasil abnormal dalam 10
tahun terakhir dapat berhenti menjalani tes Pap.
12
Pap smear sebaiknya tidak dilakukan saat wanita sedang haid menstruasi. Waktu yang tepat untuk melaksanakan Pap smear adalah 10-20 hari setelah hari
pertama haid terakhir. Wanita sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum melaksanakan pemeriksaan Pap smear. Setelah
melaksanakan Pap smear, pasien dapat langsung kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari.
8
2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pap smear
a. Umur
Pada usia 35-55 tahun sering ditemukan terjadinya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim dan beresiko 2-3 kali lipat terjadinya kanker
serviks. Semakin tua umur seseorang, maka akan terjadi proses kemunduran pada seluruh organ tubuh, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh
sakit.
Universitas Sumatera Utara
b. Paritas
Paritas merupakan seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas dengan jarak persalinan terlampau dekat atau memiliki
jumlah anak lebih dari 2 orang memiliki resiko terhadap terjadinya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim.
c. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini terjadi karena ketidakmampuan melakukan
pemeriksaan pap smear secara rutin. d.
Usia wanita saat menikah Usia menikah dibawah 20 tahun memiliki resiko lebih besar terjadinya
perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini disebabkan karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang, maka sel tersebut tidak rentan
terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya, jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang
tumbuh tidak seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini dapat merubah sifat menjadi sel kanker.
11
2.1.7. Kegagalan Pemeriksaan Pap smear
Kegagalan dari pemeriksaan Pap smear adalah sebagai berikut:
a Penderita : Menstruasi, obat vaginal, pasca persalinan abortus kurang 6
minggu b
Klinisi : Lokasi pengambilan tidak tepat, ketipisan atau ketebalan, objek glass kotor berminyak, telat fiksasi mengeringkan.
c Fiksasi : Tidak memakai alkohol 95, tidak segera di masukkan.
d Teknisi : Tidak menguasai teknik, pengecatan tidak standar.
11
Universitas Sumatera Utara
2.1.8. Kelebihan dan Kekurangan pada Pemeriksaan Pap smear
Kelebihan dari Pemeriksaan Pap smear: sudah lama digunakan, diterima
secara umum, terdapat dokumentasi hasil yang permanen, pelatihan dan quality control yang jelas, spesifisitas tinggi.
13
Kekurangan dari Pemeriksaan Pap smear: hasil tidak langsung tersedia, dibutuhkan transportasi spesimen ke laboratorium, memerlukan quality assurance
laboratorium, sensitivitas sedang.
13
2.2.
Kanker serviks 2.2.1.
Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks adalah hasil akhir perubahan progresif epitel serviks, paling sering kira-kira 90 terjadi pada sambungan skuamokolumner. Insiden kanker
serviks sangat menurun selama 50 tahun terakhir ini dan sekarang merupakan kanker wanita nomor enam. Penurunan ini hasil skrining sitologi serviks, apusan
Papanicolaou dan pencegahan terapi untuk penyakit preinvasif. Namun demikian, 1-2 wanita berumur lebih dari 40 tahun akan mengalami kanker
serviks. Umur rata-rata saat ditegakkan diagnosis adalah 45-47 tahun tetapi penyakit ini dapat muncul jauh lebih awal.
14
Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan perempuan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Data patologi dan data rumah
sakit di beberapa senter di Indonesia menunjukkan bahwa kejadian kanker serviks berada di peringkat pertama. Di beberapa negara maju, skrining kanker serviks
dengan tes pap secara luas terbukti mampu menurunkan angka kejadian kanker serviks invasif hingga 90 dan menurunkan mortalitas hingga 70-80.
Keberhasilan ini diraih berkat kemampuan pemeriksaan skrining tes pap yang mengenali adanya lesi prakanker serviks.
15
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Anatomi Serviks