Latar Belakang Masalah Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa muda adalah suatu fase dalam siklus kehidupan manusia yang berproses kearah perkembangan dan perubahan yang bersifat tradisional kebentuk-bentuk atau fase-fase berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat 1997:120 yang menyebutnya sebagai “daur hidup” yang memiliki makna sebagai beberapa bentuk kehidupan yang akan dilalui oleh setiap individu. Contohnya masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa puber, masa sesudah menikah, masa kehamilan, masa lanjut usia dan lain-lain. Sebagaimana dikatakan oleh Taufik Abdullah 1974 bahwa kehadiran generasi muda bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga gejala sosiologis dan histories yang memandang generasi muda tidak hanya mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat, tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan pada komunitas itu sendiri. Kabupaten Simalungun merupakan berpenduduk heterogen, memiliki sifat pluralisme entitas masyarakatnya dan memiliki sejumlah organisasi kepemudaan yang berada secara formal memiliki legalitas keberadaannya. Salah satu diantaranya adalah Organisasi Pemuda Pancasila PP. Persepsi masyarakat sangat ditentukan oleh motif, sistem nilai, pengalaman dan kemampuan berpikir sehingga Organisasi Kepemudaan OKP sangat penting eksistensinya. Besarnya tingkat antusias masyarakat menerima keberadaan generasi muda dilatar belakangi oleh masalah beberapa hal yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Peranan pemuda mempunyai makna dan nilai-nilai yang strategis serta signifikan dalam menentukan masa depan bangsa. 2. Pemuda merupakan prototipe ideal sebagai generasi penerus karena mempunyai semangat, keteguhan cita-cita, ketegasan sikap, visi yang konsisten dan jelas. 3. Eksistensi pemuda selalu menjadi simbol progresifitas, pelopor dan penentu arah dinamika suatu bangsa. Perbedaan antara kedua tipologi pemuda dan masyarakat adalah pergeseran dari homogenitas masyarakat rural yang tradisional kepada masyarakat urban perkotaan yang cenderung floral. Keberadaan para pemuda pada bentuk masyarakat kota yang modern umumnya memilki jumlah yang sangat banyak dan memiliki sifat eksklusifitas antara yang satu dengan yang lainnya. Para pemuda yang terorganisir pada bentuk masyarakat perkotaan inilah yang dikenal sebagai gerakan-gerakan pemuda, himpunan pemuda, kesatuan muda-mudi dan lain-lain yang istilah populernya adalah Organisasi Kepemudaan OKP. Sebagai bagian dari masyarakat, generasi muda merupakan sebuah entitas yang tentunya terkontruksi dari kebudayaan masyarakat. Bentuk kontruksi ini merupakan pemahaman yang dibangun secara ideologis kolektif yang kemudian mengacu kepada praktek sosiologis para pemuda, kontruksi yang dibangun ini didasarkan atas kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat berdasarkan tipologi masyarakat itu sendiri. Pada bentuk masyarakat tradisional peseant umumnya gerakan-gerakan para pemuda terorganisir dalam bentuk yang implisit. Pada bentuk masyarakat yang lebih maju modern, pergerakan dan keberadaan para pemuda berada dalam bentuk yang eksplisit di mana pada bentuk masyarakat ini Universitas Sumatera Utara para pemuda terorganisir kedalam lembaga-lembaga atau badan-badan kepemudaan yang sifatnya formal dan dilegitimasi oleh pemerintah. Formalitas dan legalitas ini terlihat dengan adanya penggunaan atribut, simbol-simbol, otoritasi wilayah, struktur keanggotaan dan lain-lain. Sebagai salah satu bentuk organisasi yang terdapat di Kabupaten Simalungun yang berkarakter masyarakat perkotaan, tentunya eksistensi Organisasi Pemuda Pancasila sebagai organisasi Kepemudaan tidak terlepas dengan bentuk interaksinya dengan masyarakat. Bentuk interaksi disini dapat diterjemahkan sebagai bentuk- bentuk hubungan yang muncul antara Organisasi Pemuda Pancasila sebagai sebuah organisasi dengan ekslusifitas komunalnya dengan masyarakat yang notabenenya adalah kesatuan kebudayaan dari teritorial Kabupaten Simalungun secara keseluruhan. Merupakan sebentuk gejala atau fenomena sosial yang cukup menarik untuk dapat diterjemahkan secara Antropologis, karena tidak dapat dipungkiri bahwa variasi kuantitas Organisasi Kepemudaan OKP yang terdapat didalam struktur masyarakat Simalungun tentunya saling mempengaruhi sebagai bentuk keseluruhan yang disebut seorang Ahli Antropolog Levi Strauss yang mengatakan “….a whole structure” yang mengacu kepada teori struktural fungsional mengenai keberadaan dan keterkaitan setiap aspek yang ada pada suatu Masyarakat. Dilihat dari aspek generasi, maka pembinaan dan pengembangan pemuda menjadi lebih penting, karena pemuda merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa untuk mengisi kemerdekaan dan menjalankan pembangunan nasional. Salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yaitu Universitas Sumatera Utara melalui Organisasi Pemuda. Seiring dengan perkembangan jaman Organisasi Pemuda juga mengalami perkembangan, hal ini dapat dilihat dengan berdirinya organisasi- organisasi pemuda khususnya yang ada di Kabupaten Simalungun, seperti: Organisasi pemuda pancasila PP, Organisasi Ikatan Pemuda Karya IPK, Organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia AMPI, Organisasi Remaja Mesjid, Organisasi Karang Taruna dan lain-lain. Pada dasarnya keberadaan organisasi-organisasi pemuda tersebut dimaksudkan untuk menjadi wadah penempatan diri para pemuda dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya ditengah-tengah masyarakat dan juga sebagai wadah komunikasi dan pemersatu generasi muda, namun dalam beberapa hal mereka kadang-kadang mengabaikan tugas dan kewajibannya. Organisasi Pemuda itu jarang digunakan sebagai wadah penempaan diri dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya di tengah-tengah masyarakat dan juga tidak digunakan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan pemuda. Tetapi organisasi pemuda itu seolah-olah digunakan sebagai wadah untuk memamerkan kekuatan. Sehingga antara organisasi pemuda yang satu dengan organisasi pemuda yang lain seolah-olah tidak menyatu, tetapi mereka saling bersaing. Hal ini terjadi karena emosi pemuda-pemuda ini masih kurang stabil masih mudah terombang-ambing dan mungkin juga akibat pengaruh modernisasi sehingga mereka mau melakukan hal-hal yang mencemaskan keluarga dan masyarakat yang terjadinya perkelahian antar organisasi pemuda yang satu dengan organisasi pemuda yang lainnya yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Hal inilah yang terjadi di Kabupaten Simalungun sehingga penulis tertarik mengadakan penelitian dengan Universitas Sumatera Utara judul ”Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan OKP” Studi Deskriptif Organisasi pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun. B. Perumusan Masalah Perumusan Masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto 1992 : 7 yang mengatakan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga penulis merumuskan masalah dengan jelas. Berdasarkan defenisi di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji bagaimana keberadaan organisasi kepemudaan Pemuda Pancasila PP di Kabupaten Simalungun hal ini tentunya hubungan kondisi yang tercipta antara Organisasi Pemuda Pancasila dengan masyarakat Kabupaten Simalungun. 2. Bagaimana dampak dari Organisasi Pemuda Pancasila di Simalungun itu sendiri terhadap lingkungan didalam Internal organisasi sesama Anggota Pemuda Pancasila dan diluar Eksternal organisasi lainnya yaitu Masyarakat. 3. Bagaimana Latar Belakang sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun dan aspek apa saja yang dimiliki organisasi tersebut.

C. Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

4 96 149

Persepsi Masyarakat Terhadap Acara “Tukar Nasib“ (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan Terhadap Acara Reality Show “Tukar Nasib“ di SCTV).

2 52 132

Hubungan kredibilitas Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Jawa Barat Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila terhadap loyalitas dikalangan anggota Pemuda Pancasila Kota Bandung :(studi korelasi kredibilitas Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Jawa Barat Organisasi M

0 12 63

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA TERHADAP ORGANISASI PEMUDA PANCASILA DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI.

0 0 20

PERANAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA : Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

0 13 27

PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM ORGANISASI PIMPINAN CABANG IPNU KABUPATEN SEMARANG -

0 3 61

B. Daftar Pertanyaan - Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

1 1 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Organisasi Kepemudaan - Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

1 1 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

1 1 9

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

0 1 10