TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Romantic Yang Berjudul "Aku" Dengan Menggunakan Kamera iPhone.

(1)

PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE ROMANTIC

YANG BERJUDUL “AKU” DENGAN MENGGUNAKAN

KAMERA IPHONE.

Oleh:

Nama : Bagus Ardianto

NIM : 09.51016.0029

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA &

TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

SURABAYA

2013


(2)

aktifitasnya.Handphone sudah tidak lagi sebagai alat komunikasi bahkan

handphone sekarang berevolusi menjadi smartphone. Smartphone yang beredar dewasa ini dikembangkan dengan kelebihan yaitu dengan ada nya digital camera yang terletak di smartphone tersebut contohnya adalah smartphone iPhone.

Iphone dibekali kamera perekam video HD 720p untuk iphone 4 dan Full HD 1080p yang memang menghasilkan gambar yang jernih dan aplikasi-aplikasi yang dapat mendukung untuk membuat film berbagai genre. Dengan ini kamera yang terdapat pada iphone sudah layak untuk membuat suatu produksi film pendek dengan berbagai genre. Penggunaan kamera iphone dalam produksi film selain untuk film bergenre horor dapat juga digunakan untuk produksi film bergenre romantic.

Film pendekmerupakan film yang durasinyapendek, tetapidengandurasi yang pendektersebutparapembuat film dapatlebihselektifmengungkapkanmateri yang ditampilkanmelaluisetiapshoot akanmemilikimakna yang cukupbesaruntukditafsirkanolehpenontonnnya. Perkembangan di duniaindustriperfilmansekaranginitidakhanya di

produksimelaluirumah-rumahproduksisaja.Melainkanbanyak pula karya-karya film yang dihasilkanolehsineas-sineasmuda yang dapatmenghasilkansebuahkarya yang berupamoving picture secaraindependent.Dalampembuatan film dapatmenggunakanbeberapateknik yang menjadifokusdayatarikaudienkepada film yang ditontonnya.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1LatarBelakangMasalah ... 1

1.2PerumusanMasalah ... 5

1.3PembatasanMasalah ... 5

1.4Tujuan ... 5

1.5Manfaat ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Multimedia ... 7

2.2.1Kategori Multimedia ... 9

2.2Jenis - Jenis Film ... 10

2.3Macam - Macam Film ... 12

2.4Remaja... 13

2.5PsikologiRemaja ... 14

2.6MekanismeProduksiKarya Film... 15

2.7 Perkembangan Film Romantis ... 15

2.8 SejarahFilemPendek ... 16

2.9 Film Pendek ... 17

2.10 SudutPengambilanGambar ... 22

2.10.1 Short Sizes ... 23


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teknologi dimasa sekarang sudah berkembang pesat. Keadaan seperti ini memudahkan kelangsungan hidup manusia untuk melakukan segala aktifitasnya. Dalam Tugas Akhir ini tujuan yang ingin dicapai adalah membuat film pendek bergenre romantis dengan menggunakan kamera iphone.

Teknologi sudah menjadi komponen penting yang dibutuhkan oleh manusia. Usia pun menentukan kebutuhan teknologi apa saja yang diperlukan, Berangkat dari hal ini akhirnya terciptalah berbagai penemuan-penemuan terbaru teknologi yang membantu manusia dalam mempermudah kebutuhannya. peningkatan manusia disegala bidang, khususnya teknologi menciptakan beragam fitur digital yang memungkinkan manusia memiliki akses multimedia sebanyak mungkin. Diantaranya yang paling terlihat sekarang adalah perangkat telepon genggam yang memiliki fitur mengenai multimedia. Telepon genggam atau

handphone bukan lagi hal yang mewah namun sudah menjadi kebutuhan primer dimasyarakat untuk mempermudah kebutuhan informasi dan komunikasi dan tidak luput dari peran multimedia yang sangat canggih di masyarakat (Ahira, 2012).


(5)

Handphone sudah tidak lagi sebagai alat komunikasi bahkan handphone

sekarang berevolusi menjadi smartphone. Seiring berkembangnya jaman

smartphone tidak hanya menawarkan sebuah teknologi komunikasi tapi

smartphone menawarkan kemampuan komputasi yang lebih maju. Smartphone

mampu menjalankan aplikasi yang berbasis java ME atau BREW. Smartphone

yang beredar dewasa ini dikembangkan dengan kelebihan yaitu dengan ada nya digital camera yang terletak di smartphone tersebut contohnya adalah smartphone

iPhone. iPhone merupakan salah satu smartphone ciptaan produk apple yang sangat diminati didunia pertama kali muncul pada tahun 2007. Pada tahun 2008 iPhone yang di ciptakan oleh steve jobs tersebut merilis produk iPhone 3G. Pada tahun 2010 steve jobs merilis produk apple yg bernama iPhone 4 yang memiliki resolusi kamera 1080 x 720 HD yang sudah bisa dinikmati oleh para pencinta

photography tanpa harus membawa kamera digital. Pada tahun 2011 Steve jobs memperkenalkan produk terbarunya yaitu dengan merilis iphone 4. iPhone 4S dibekali banyak teknologi terkini seperti kamera 5 lensa beresolusi 8 megapixel, chip A5 yang memiliki kecepatan hingga 2x chip A4 dan proses grafis yang lebih ngebut hingga 9x (Kompasiana, 2011).

Salah satu kelebihan utama dari iPhone terletak pada fitur kameranya, khususnya kamera iPhone 4/4s dengan kelebihan tersebut ada beberapa orang menggunakan iPhone 4/4s sebagai produksi sebuah film salah satunya seperti yang dilakukan oleh sutradara dari korea selatan bernama park chan-wook. Sutradara ini mempunyai kreativitas yaitu dengan menggunakan iphone sebagai produksi sebuah film dan sudah beberapa kali park chan-wook memenangkan


(6)

penghargaan bergengsi. Sutradara tersebut membuat film horor yang berjudul paranmanjang. Iphone memang dibekali kamera perekam video HD 720p untuk iphone 4 dan Full HD 1080p yang memang menghasilkan gambar yang jernih dan aplikasi-aplikasi yang dapat mendukung untuk membuat film berbagai genre. Dengan ini kamera yang terdapat pada iphone sudah layak untuk membuat suatu produksi film dengan berbagai genre (Detikinet, 2011).

Penggunaan kamera iphone dalam produksi film selain untuk film bergenre horor sebagaimana yang diproduksi oleh park chan-wook, dapat juga digunakan untuk produksi film bergenre romantic. Genre romantic tersebut berawal dari film drama yang dibagi menjadi dua jenis yaitu: film drama romantic dan drama keluarga. Film drama romantic itu berhubungan dengan percintaan seperti film romeo and juliet yang dirilis tahun 1968 dan film drama keluarga seperti halnya film keluarga cemara ataupun film laskar pelangi (Ahira, 2011).

Minat penonton di Indonesia memang besar, namun terjadi penurunan jumlah penonton dari tahun ke tahunnya (Paradiso, 2012). Pada tahun 2010 jumlah penonton film lokal mencapai 16 juta orang, dan pada tahun 2011 jumlah penonton film lokal hanya mencapai 14 juta orang dan film yang paling banyak

diminati selama kurun waktu tersebut adalah film yang bergenre romantis (Indrarto, 2012).


(7)

Hingga tahun akhir tahun 2011 lalu, tercatat film yang paling diminati adalah film bergenre romantis. Film romantis dinimati sebanyak 28% dari jumlah total penonton film, sedangkan film komedi memiliki 26% peminat. Data yang ada juga menuslikan bahwa remaja adalah pangsa pasar dari film bergenre romantis (Andre, 2012).

Remaja memiliki fase yang romantis dibanding dengan masa-masa lainya (Nugroho, 2006). Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari film bergenre romantis. Remaja masih rentan dalam hal mencari jati diri, oleh karena itu beberapa orang menggunakan film sebagai kiblat jati diri mereka. Permasalahan yang muncul pada remaja adalah kebosanan yang mudah dialami, sebab remaja memiliki sifat dinamis dan tidak ingin berlama-lama di satu titik. Dari permasalahan tersebut muncul film dengan format film pendek di berbagai media tayang

Film drama romantic bercerita tentang percintaan yang dieksplore agar para audience bisa masuk pada cerita tersebut. keharuan akan bertambah di pengambilan gambar yang jernih dan alam yang indah, dengan musik yang utuh, dan editing yang bagus, sehingga bisa memberikan nilai lebih kepada audience atau penonton (Plus, 2011).

Kelebihan kamera iPhone yang sesuai dengan film bergenre apapun termasuk film bergenre romantic, menjadikan iPhone sebagai alat yang dapat digunakan dalam proses produksi sebuah film. Dalam kesesuaian tersebut, maka judul tugas akhir ini adalah Pembuatan film pendek bergenre romantic yang berjudul aku dengan menggunakan kamera iPhone.


(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut bagaimana cara membuat film pendek dengan bergenre romantic dengan menggunakan kamera iPhone ?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, batasan masalahnya adalah sebagai berikut

1. Teknik penggunaan dan pengambilan gambar melalui kamera iphone 2. Film pendek yang bergenre drama romantic

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara membuat film pendek dengan bergenre romantic dengan menggunakan kamera iPhone

1.5 Manfaat

1. Tugas akhir ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang menggunakan kamera iphone.

2. Sebagai salah satu sumber refrensi untuk memperluas perbendaharaan ilmu yang bisa digunakan untuk akademik mahasiswa


(9)

7

Untuk mendukung pembuatan karya film yang berjudul “pembuatan film pendek bergenre romantic yang berjudul “aku” dengan menggunakan kamera iPhone, maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain teknologi, multimedia, mekanisme produksi karya film, dan film pendek.

2.1 Multimedia

Panduan untuk mengetahui multimedia harus dimulai dengan definisi atau pengertian multimedia. Dalam industri elektronika, multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu, suara, gambar dan teks (Mc Cormick, 1996) atau multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat berupa audio (suara,musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau multimedia merupakan alat yang menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, ani-masi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001).

Definisi lain dari multimedia yaitu dengan menempatkannya dalam konteks, seperti yang dilakukan oleh Hoftsteter (2001), multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video dan ani-masi dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai


(10)

mela-kukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terkandung empat komponen penting multimedia;

1. Harus ada komputer yang mengkoordinasi apa yang dilihat dan didengar yang berinteraksi dengan kita.

2. Harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi.

3. Harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung.

4. Multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri.

Jika salah satu komponen tidak ada, maka bukan multimedia dalam arti luas namanya. Misalnya jika tidak ada komputer untuk berinteraksi maka itu namanya media campuran, bukan multimedia. Jika tidak ada link yang menghadirkan sebuah struktur dan dimensi, maka namanya rak buku, bukan multimedia. Kalau tidak ada navigasi yang memungkinkan kita memilih jalannya suatu tindakan maka itu namanya film, bukan multimedia. Demikian juga jika kita tidak mempunyai ruang untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka namanya televisi, bukan multimedia. Dari definisi diatas, maka multimedia ada yang online (internet) dan multimedia yang offline (tradisional).


(11)

2.1.1 Kategori Multimedia

Multimedia dapat di definisikan menjadi 2 kategori, yaitu Multimedia Content Production dan Multimedia Communication.

1. Multimedia Content Production adalah penggunaan beberapa media (teks, audio, graphics, animation, video dan interactivity) yang berbeda dalam menyampaikan suatu informasi atau menghasilkan pr dll. Bisa juga dikatakan sebagai penggunaan beberapa teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media (teks, audio, graphics, animation, video, dan interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah : a.Media teks/tulisan

b.Media audio/suara c.Media video d.Media animasi e.Media gambar f.Media interaktif g. Media special effect

2. Multimedia Communication adalah penggunaan media (massa), seperti televisi, radio, media cetak dan internet untuk mempublikasikan / menyiarkan / mengkomunikasikan material periklanan, publikasi, entertaintment, berita, pendidikan, dll. Dalam kategori ini media yang digunakan adalah :


(12)

a. TV b. Radio c. Film

d. Media Cetak e. Musik f. Game

g. Entertainment h. Tutorial i. Internet

Dengan penggunaan multimedia, penyampaian informasi akan menjadi lebih menarik dan mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi tersebut. Seperti yang disebutkan dalam laporan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Computer Technology Research (Hofstetter, p4) bahwa seseorang hanya akan mendapatkan 20% dari apa yang mereka lihat dan 30% dari yang mereka dengar. Sedangkan melalui mereka lihat dan dengar, sampai 80% dari apa yang mereka lihat, dengar dan berinteraksi dengan pada waktu yang sama.

2.2 Jenis-jenis Film

Jenis film bermacam-macam, pembuatan sebuah film dikategorikan menurut sub jenis film yang akan dibuat hal tersebut dijelaskan oleh Guru dalam artikelnya dalam jenis-jenis film (http://www.perpuskita.com). Hal tersebut guna membantu


(13)

penontonnya dalam menonton sebuah film yang akan ditonton. Jenis-jenis film adalah sebagai berikut:

1. Film Dokumenter

Film yang menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berba-gai macam tujuan. Film dokumenter digunakan untuk penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.

2. Film Cerita Pendek

Film cerita pendek adalah film yang berdurasi di bawah 60menit. Film pen-dek merupakan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk ke-mudian memperoduksi sebuah film cerita panjang. Jenis film bercerita pen-dek sering dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau kelompok yang menyukai dunia film dan berlatih untuk membuat sebuah film dengan baik.. 3. Profil Perusahaan

Pembuatan film ini dikhususkan tentang perusahaan. Lebih tepatnya men-giklakan perusahaan tersebut.

4. Iklan Televisi

Iklan televisi bertujuan untuk merasang pembeli yang menonton iklan terse-but.

5. Video Klip

Video klip adalah potongan-potongan cerita pendek yang digabungkan den-gan alunan musik.


(14)

Menurut Anneahira dala artikelnya tentang Mengenal Macam-macam Film, dijelaskan bahwa macam-macam film memiliki berbagai tema dan ide cerita. Jenis dan genre film dibagi menjadi berbagai jenis, tergantung jenis dan tema yang di-angkat. Berikut berbagai macam film adalah:

1. Film Kartun

Film kartun merupakan film yang pemeran-pemerannya adalah kar-tun/animasi gambar bergerak. Film ini dibuat dari gambar-gambar yang di-kumpulkan, kemudian disatukan dengan media komputer dan program ani-masi sehingga menjadi sebuah film.

2. Film Romantis

Film cinta atau romantis adalah film yang banyak digemari oleh remaja / kaum muda di Indonesia, terutama wanita. Film cinta menceritakan kisah cin-ta dua insane yang menjalani sebuah perjalanan percincin-taan.

3. Film Kolosal / Musikal

Film ini dibekali dengan unsur-unsur musik didalamnya berupa nyanyian-nyayian, lagu, dan sebagainya.

4. Film Thriller

Film thriller dapat diartikan sebagai petualangan yang mendebarkan. Film thriller juga sejenis dengan film horror.

5. Film Komedi

Film komedi merupakan cerita lucu, lawakan, adegan konyol dan hal-hal yang dapat membuat penontonnya tertawa yang disusun dalam sebuah film. 6. Film Horor


(15)

Film misteri adalah film yang menyeramkan, mendebarkan, dan memuncul-kan rasa takut dan penasaran data menontonnya. Film horror biasanya berce-rita tentang hantu, vampire, dan sejenisnya.

7. Film Action/Laga

Film ini biasanya bercerita tentag hal-hal yang berhubungan dengan tembak-tembakan, balapan, perkelahian, penjahat, detektif, dan lain-lain yang sejenis. Film action juga ada yang berbentuk serial atau satu cerita selesai.

2.4 Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (Kristiono, 2008). Perkembangan manusia memiliki tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demi-kian pula dengan remaja. Remaja sewajarnya menyadari akan pentingnya sebuah pergaulan. Masa yang dilalui remaja ini adalah mampu bergaul dengan kedua je-nis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin. Pada umunya remaja dibagi dalam dua periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

Masa ini adalah masa dimana masa peralihan dari akhir kanak-kanak ke masa awal puberstas. Pada masa akhir pubertas remaja akan mengalami masa pera-lihan dari masa pubertas ke masa adolesen.


(16)

Masa ini adalah masa akhir remaja. Dimana remaja akan mengalami masa pe-ralihan ke masa dewasa.

2.5 Psikologi Remaja

Remaja dewasa atau remaja akhir ini adalah remaja yang menuju ke ambang kedewasaan. Remaja akhir dapat berumur mulai dari 17-21 tahun. Dalam usia remaja ini, seseorang mulai merasa nyaman dengan hubungan dan keputusan mengenai seksualitas dan preferensi. Hubungan individual menjadi lebih penting daripada kelompok teman sebayanya. Pada remaja akhir ini memiliki sifat yang lebih terbuka terhadap pertanyaan spesifik tentang perilaku. Idealisme dapat mengarah pada konflik dengan keluarga dan figur autoritas lainnya. Dalam umur dewasa ini remaja lebih sadar tentang konsekuensi tindakan seseorang. Kebanyakan mampu mengerti pilihan secara menyeluruh untuk masalah kesehatan.

Kaum remaja cenderung untuk lebih memperhatikan perubahan fisis pada tubuhnya dan menunjukkan perhatian kepada proses maturasi. Remaja dalam usia

adolesen (lanjut) merupakan periode terbentuknya identitas personal, dengan hubungan yang akrab dan suatu fungsi dalam masyarakat. Remaja pada usia

adolesen dapat bersifat alturistik atau mementingkan kepentingan orang lain.

2.6 Mekanisme Produksi Karya Film

Mekanisme produksi film adalah sebuah proses yang lazim diterapkan da-lam proses pengerjaan film pada umumnya (Mabruri, 2010). Mekanisme tersebut


(17)

meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi. Persentase pembagian pen-gerjaan karya film adalah 70% di bagian pra produksi, 20% dalam tahap produksi sedangkan 10% tahap pasca produksi.

Pengerjaan sebuah film tidak lepas dari kerja sama 3 pihak yaitu penulis scenario, sutradara dan produser. Penulis skenario adalah orang yang menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan yng sesuai dengan kaidah penulisan naskah. Sutradara adalah orang yang mewujudkan gagasan yang tertuang dalam sebuah skenario menjadi rekaman audio visual. Sedangkan produser adalah orang yang membantu sutradara dalam mengelola proses pembuatan film (Tino, 2008) Pada umumnya tim kerja produksi film terdiri dari beberapa bagian yaitu manajer produksi, asisten sutradara, sinematografer, perekan suara, pengarah artistic, pe-nyunting gambar.

2.7 Perkembangan Film Romantis

Hingga tahun akhir tahun 2011 lalu, tercatat film yang paling diminati ada-lah film bergenre romantis (Andre, 2012). Film romantis dinimati sebanyak 28% dari jumlah total penonton film, sedangkan film komedi memiliki 26% peminat.

Data yang ada juga menuliskan bahwa remaja adalah pangsa pasar dari film bergenre romantis. Sehingga film romantis memiliki potensi besar untuk diperton-tokan kepada penontonnya.

2.8 Sejarah Film Pendek

Film pendek adalah salah satu bentuk film yang paling diminati, diminati dalam hal digarap maupun ditonton. Awal mulanya film pendek dianggap sebagai


(18)

film yang murahan dan hanya digunakan oleh sutradara-sutradara pemula. Tetapi dalam hal yang sebenarnya, film pendek merupaka sebuah bentuk film yang pal-ing sulit untuk digarap, tetapi palpal-ing mudah untuk diminati.

Di Amerika film pendek berdurasi sekitar 20-40 menit. Bahkan di Eropa dan Australia film pendek hanya berdurasi 1-15 menit saja. Membuat film pendek merupakan tantangan tersendiri bagi para pembuatnya. Pesan yang harus disam-paikan dalam film pendek harus benar-benar dapat dipahami oleh penontonnya hanya dalam waktu yang singkat.

Tantangan dalam membuat film pendek mengharuskan pembuatnya mem-buat sebuah film yang membuahkan kreativitas dan orisinalitas dalam penggara-pan film-film pendek. Sehingga para penonton dalam menikmati film pendek ter-sebut dan penonton dapat memiliki pengalaman berbeda dari menyaksikan film berdurasi panjang.

Film pendek sendiri lahir pada tahun 1910 di Amerika. Pada era tersebut, feature film sedang populer, dan pada akhirnya muncul ide untuk membuat fea-ture yang memuat satu atau beberapa subjek pendek. Genre yang muncul pertama kali dalam pembuatan film pendek adalah komedi. Dalam era itu film pendek ma-sih merupakan film bisu. Komedian seperti Charlie Chaplin, Buster Keaton, serta Laurel dan Hardy adalah artis-artis yang terkenal lewat film pendek.

Selanjutnya, film kartun jug mulai merambah film pendek dan disusul oleh genre film lainnya. Film pendek menjadi sangat populer hingga perusahaan film raksasa pun memiliki film spesial untuk menggarap film pendek. Bahkan sudah


(19)

ada perusahaan yang berdiri yang dikhususkan untuk membuat film pendek.

Di Indonesia, film pendek baru populer pada tahun 1970-an. Munculnya film pendek di Indonesia ditandai Pendidikan Sinematografi di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Kesenian Jakarta mulai mengadakan Festival Film Mini sejak 1974. Akan tetapi Festival ini sempat terhenti dikarenakan kekurangan dana (log.viva.co.id/news/read/371178).

2.9 Film Pendek (Short Movie)

Film pendek merupakan film yang durasinya pendek yaitu dibawah 60 me-nit dan didukung oleh cerita yang pendek (Mabruri, 2010). Dengan durasi film yang pendek, para pembuat film dapat lebih selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan melalui setiap shot akan memiliki makna yang cukup besar untuk di-tafsirkan oleh penontonnnya. Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya di produksi melalui rumah-rumah produksi saja. Melainkan ba-nyak pula karya-karya film yang dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat menghasilkan sebuah karya yang berupa moving picture secara independent. Menurut H. Misbach Yusa Biran dalam bukunya yang berjudul Teknik menulis skenario film cerita, secara fisik dari bahasa film adalah media gambar (visual) dan media suara (audio). Bahasa film ini menguraikan makna dan kemampuannya dikaitkan dengan berbagai unsur lain, seperti gabungan dalam komposisi, kaitan dengan sudut pandang kamera, dengan adanya deep of field (Biran, 2006). Penggunaan bahasa film secara naluriah terkadang dapat berfungsi efektif namun


(20)

terkadang tidak. Beberapa hal yang berhubungan dengan bahasa film adalah sebagai berikut:

1. Media Visual

Media visual atau media gambar adalah segala sesuatu yang diinformasikan untuk mata. Unsur-unsur media visual dalam rangka penyajian cerita adalah pelaku (actor) set (tempat kerjadian), properti dan cahaya. Informasi cerita yang akan disampaikan kepada mata penonton adalah dengan penampilan

acting pelaku dihubungkan dengan set atau pelaku dengan cahaya dan menurut penataan tertentu (Biran, 2006).

Kelemahan media visual adalah terbatasnya pengalaman setiap audien terhadap konsep cerita yang ditampilkan dalam bentuk visual yang menjadikan setiap audien akan menangkap informasi yang berbeda dan dikaitkan dengan persepsi setiap audian namun dalam film yang sama. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan bahasa gambar maka penggunaannya akan lebih tepat, lebih efektif, dan perlu melakukan penambahan agar unsur gambar yang belum dikenal menjadi bisa dipahami (Kristanto, 2005).

2. Pelaku (Aktor)

Kedudukan pelaku dalam cerita adalah hal yang terpenting. Karena tokoh utama dan para tokoh pendukunglah sebuah cerita dapat dituturkan. Cerita


(21)

adalah kisah perjuangan protagonis dalam menyingkirkan problema utama dan mencapai satu tujuan. Pokok terpenting dari pelaku adalah sesuatu yang menarik, unik dan bukan tokoh yang tanpa arti. Pelaku adalah salah satu media didalam cerita sebuah film yang dapat memberikan informasi kepada audien. Informasi yang akan diterima audien mengenai karakter, watak, gangguan yang dialami, akhlak, falsafah, serta perubahan yang terjadi karena faktor lingkungan (Bare, 1971)

Audien dapat menerima informasi secara baik dengan cara memberikan tekanan pada ciri khas tokoh pelaku yang akan memunculkan tokoh yang baru tetapi bukan tokoh yang fiktif. Dalam peran pelaku dalam sebuah film yang perlu ditekankan adalah menciptakan daya tarik dari pelaku disertai dengan adegan yang manusiawi (Biran, 2006).

3. Set (Venue)

Pengertian set dalam film akan dapat bermakna sebagai kamar, ruang duduk, lapangan, geladak kapal, ruang kabin pesawat, dan sebagainya. Set akan berfungsi seperti pelaku yang akan memberikan informasi karakteristik pelaku. Selain dapat menjelaskan karakteristik pelaku, unsur set juga dapat menjelaskan tentang kepemilikan atau yang berdomisili di set tersebut, tentang tingkat ekonomi, sosial budaya, suasana lingkungan, dan sebagainya (Biran, 2006).

4. Status Ekonomi

Status ekonomi dapat diperlihatkan dalam film jika pelaku atau pun set menggunakan benda-benda yang terkesan harganya mahal. Dengan keadaan


(22)

status ekonomi tertentu maka karakteristik pelaku dapat dipahami oleh audien. Karakter penonton berdasarkan status ekonomi dapat dikelompokan menjadi 5 kelas yakni A, B, C, D, E (Mabruri, 2010).

Tabel 2.1 Karakter Penonton Berdasarkan Status Ekonomi

Kelas A Penonton yang mempunyai tingkat pendapatan sangat tinggi dengan pengeluaran yang tinggi juga, kelas ini disebut kelas menengah ke atas.

Kelas B Penonton yang mempunyai pekerjaan yang cukup mapan, berpendapatan di atas rata-rata dan cukup konsumtif dalam mengeluarkan anggaran belanja, ke-las ini disebut keke-las menengah.

Kelas C dan D

Penonton yang bekerja disektor informal dengan pen-dapatan yang dibawah rata-rata, kelas ini disebut ke-las menengah kebawah.

Kelas E Penonton yang berada dibawah garis kemiskinan dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

5. Status Lingkungan dan Sosial Budaya

Dengan memperlihatkan tanda-tanda tertentu dari waktu, tempat, audien akan segera mengetahui pesan yang ingin disampaikan dalam cerita film.


(23)

Pengamatan diperlukan sebagai ciri khas dari sebuah lingkungan dan kondisi sosial budaya di sebuah daerah. Dengan menggunakan tanda-tanda budaya yang unik sebuah daerah dapat menjadikan daya tarik yang unik dari audien (Mabruri, 2010).

6. Atmosfer (Mood)

Suasana jiwa atau mood dapat dikesankan oleh set lokasi yang disiapkan dengan menggunakan shot tertentu. Daya kreatifitas sutradara akan mempengaruhi situasi mood audien terhadap film yang ditonton (Biran, 2006).

7. Properti

Kata properti dalam dunia film terbatas pengertiannya hanya pada segala macam perlengkapan yang ditambahkan pada pelaku atau tempat. Perlengkapan untuk shoting tidak dianggap sebagai properti (Biran, 2006). 8. Waktu

Sebuah zaman atau waktu dapat ditunjukan dengan menggunakan properti yang mendukung waktu dengan ditampilkannya benda atau set lokasi tersebut. Penggunaan properti akan memeperngaruhi waktu dan zaman film tersebut dibuat dan dapat memperngaruhi kondisi mood audien (Biran, 2006).

9. Cahaya (Lighting)

Cahaya adalah unsur media visual, karena cahayalah sebuah informasi dapat dilihat. Cahaya pada mulanya adalah unsur teknis yang membuat benda


(24)

dapat dilihat maka penyajian film pada mulanya disebut sebagai “painting with light”, melukis dengan cahaya. Cahaya dalam perkembangan waktu dapat menjadi informasi waktu, menunjang mood atau atmosphere, set dan bisa menunjang dramatik adegan (Ross, 1999)

10. Media Audio

Media Audio adalah media informasi yang berbentuk suara yang diterima oleh audien dengan menggunakan indra telinga. Media ini berfungsi sebagai penunjang informasi visual. Kreatifitas menggunakan audio juga dapat memperngaruhi dramatik sebuah film. Bahkan dalam penuturan dialog dapat mencerminkan karakter pelaku (Biran, 2006).

11. Informasi (Massage)

Informasi dari ucapan pelaku adalah sarana paling efektif dari unsur informasi audio. Terutama dalam menjelaskan pikiran atau perasaan pelaku. Informasi didalam dialog dapat berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara langsung atau pun hanya sekedar tersirat. Di dalam dialog dapat menghasilkan pengertian tersirat dan mengandung pengertian filosofik (Edmonds, 1978).

2.10 Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)

Di dalam pembuatan film terdapat beberapa sudut pandang kamera yang digunakan dalam shoting, beberapa sudut pandang kamera, kontinuitas, komposisi dan editing. Sudut pandang kamera (Angle Camera) adalah sudut pandang penon-ton. Mata kamera adalah mata penonpenon-ton. Sudut pandang kamera mewakili sudut


(25)

pandang penonton. Dengan demikian penempatan kamera ikut menentukan sudut pandang penonton dan wilayah yang dilihat oleh penonton atau oleh kamera pada suatu shot. Pemilihan sudut pandang kamera yang tepat akan mempertinggi visua-lisasi dramatik dari suatu cerita (Biran, 2006).

Penempatan sudut pandang kamera dilakukan tanpa motivasi tertentu ma-ka makna gambar yang telah di-shot bisa jadi tidak tertangkap atau sulit dipahami penonton. Oleh karena itu penempatan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan. Dalam buku

The Making of 3D Animation Movie (Zaharuddin, 2006) diterangkan beberapa hal mengenai kamera. Diantaranya adalah karakteristik shot, dan berbagai macam perpindahan kamera.

2.10.1 Shot Sizes

Dalam dunia pertelevisian dan perfilman terdapat beberapa ukuran shot

yang dikenal sebagai komposisi dasar dari sebuah pembingkaian gambar. Beberapa shot sizes itu adalah:

1. Extreme Long Shot (ELS) Komposisi:

Sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar. Tujuan:

Memperkenalkan seluruh lokasi adegan dan isi cerita, menampilkan keindahan suatu tempat.


(26)

Komposisi:

Panjang, jauh dan luas tetapi lebih kecil daripada ELS. Tujuan:

Untuk menggambarkan adegan kolosal atau obyek yang banyak. 3. Long Shot (LS)

Komposisi:

Total, dari ujung kepala hingga ujung kaki, gambaran manusia seutuhnya. Tujuan:

Memperkenalkan tokoh utama atau seorang pembawa acara lengkap dengan

setting latarnya yang menggambarkan di mana dia berada dan suasana. LS biasanya digunakan sebagai opening shot, dilanjutkan dengan zoom in

hingga ke medium shot yang menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan secara lebih detail.

4. Medium Long Shot (MLS)

Dengan menarik garis imajiner dari posisi LS lalu zoom-in hingga gambar menjadi lebih padat, maka kita akan memasuki wilayah Medium Long Shot

(MLS). Komposisi seperti ini sering dipakai untuk memperkaya keindahan gambar.

5. Medium Shot (MS) Komposisi:

Memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas kepala sehinggapenonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya.


(27)

Tujuan:

Untuk shoting wawancara. 6. Medium Close Up (MCU)

MS dikategorikan sebagai komposisi “potret setengah badan” dengan background yang masih bisa dinikmati, MCU justru memperdalam gambar dengan dengan lebih menunjukkan profil dari obyek yang direkam. Latar belakang itu nomer dua, yang penting adalah profil, bahasa tubuh, dan emosi obyek bisa terlihat lebih jelas.

7. Close Up (CU) Komposisi:

Obyek (seseorang) direkam gambarnya penuh dari leher hingga ke ujung batas kepala. Fokus kepada wajah.

Tujuan:

Menggambarkan emosi atau reaksi seseorang dalam sebuah adegan (marah, kesal, senang, sedih, kagum kaget, jatuh cinta). Dengan eksplorasi CU, kita bisa mendapatkan angle terbaik untuk menciptakan gambar yang berbicara. Ketajaman mata, ekspresi, kedipan mata, reaksi, emosi hingga ke bahasa tu-buh akan tercermin dalam raut wajah sang narasumber dengan jelas. Kom-posisi CU juga

8. Big Close Up (BCU) Komposisi:

Lebih tajam daripada Close up.


(28)

Menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah, emosi, keharuan. Untuk penyutradaraan non drama , BCU adalah tata baha-sa yang berlaku untuk produksi talk show dan kuis, terutama untuk meng-gambarkan rekasi dari penonton yang sedang larut dalam pembicaraan. Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU sudah mewujud-kan semuanya itu. BCU dapat juga digunamewujud-kan untuk objek berupa benda se-perti: wayang, batu cincin ataupun makanan.

9. Extreme Close Up (ECU)

ECU adalah pengambilan gambar close up secara lebih berani dengan menampilkan salah satu bagian tubuh/ wajah (mata, bibir, hidung) dengan

frame yang sungguh-sungguh padat. Kekuatan ECU adalah pada kedekatan dan ketajaman yang hanya fokus pada satu bagian objek saja. Komposisi macam ini banyak dibutuhkan dalam video musik dan kerapkali digunakan sebagai transisi gambar menuju shot berikutnya dengan komposisi dan

angle yang berbeda. 10. Over Shoulder Shot (OSS)

Over Shoulder Shot adalah pengambilan gambar subject/object yang diambil dari punggung/bahu seseorang. Orang yang digunakan bahunya menempati frame kurang lebih sebesar 1/3 bagian. Komposisi shot semacam ini membantu kita untuk menentukan posisi setiap orang dalam frame, dan mendapatkan „feel’ saat menatap seseorang dari sudut pandang orang lain. OSS sangat dianjurkan saat ada percakapan atau dialog antara dua orang.


(29)

Ada beberapa variasi untuk Two Shot, tetapi ide dasarnya adalah untuk mendapatkan pengambilan gambar yang pas untuk dua subject. Biasa digunakan dalam wawancara atau ketika presenter sedang melakukan show.

Two-shot sangat dianjurkan untuk menetapkan relasi antara kedua subject yang diambil. Komposisi two-shot dapat juga disertai gerakan atau atau aksi. Ini adalah cara yang bagus untuk mengikuti interaksi antara kedua orang yang bersangkutan tanpa merasa terganggu dengan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

Gambar 2.1 Camera Shots, Angles and Movement

2.10.2 Penempatan Kamera dari Sudut Pandang Obyek

1. High Angle

Kamera ditempatkan lebih tinggi daripada subjek untuk mendapatkan kesan bahwa subjek yang diambil gambarnya memiliki status social yang rendah, kecil, terabaikan, lemah dan berbeban berat.


(30)

Kamera ditempatkan sejajar sejajar dengan mata subjek. Pengambilan gambar dari sudut eye level hendak menunjukkan bahwa kedudukan subjek dengan penonton sejajar.

3. Low Angle

Kamera ditempatkan lebih rendah daripada subjek,untuk kan kedudukan subjek yang lebih tinggi daripada penonton, dan menampil-kan bahwa si subjek memiliki kekuasaan, jabatan, kekuatan, dan seba-gainya.

2.10.3 Penempatan Kamera dari Sudut Pandang Subyek

1. Objective Camera Angle

Angle ini menempatkan kamera dari sudut pandang penonton yang tersembunyi. Kamera melihat dari sudut pandang penonton dan tidak dari sudut pandang pemain tertentu. Camera Angle Obyektif tidak mewakili siapa pun. Penonton tidak dilibatkan, dan pemain tidak merasa ada kamera yang sedang mengambil gambar tentang dirinya atau dengan kata lain pe-main tidak merasa bahwa apa yang dilakukannya ada yang melihat.

2. Subyective Camera Angle

Kamera ditempatkan dari sudut pandang penonton yang dilibatkan, misalnya pemain melihat ke arah penonton. Kamera dapat juga ditempatkan dari sudut pandang pemain yang memperhatikan pemain lainnya dalam suatu adegan.


(31)

2.10.4 Point of View Camera Angle

Point of View Camera Angle adalah gabungan antara obyektif dengan subyektif yang merekam adegan dari titik pandang pemain tertentu (Marner, 1972).

Cara pengambilannya dengan meletakkan kamera sedekat mungkin dengan pemain yang titik pandangnya digunakan sehingga mendapat kesan kamera me-nempel di pipinya. Dalam hal ini penonton menyaksikan peristiwa yang terjadi dari sisi pemain tersebut.

2.11 Kontinuitas Film (Continuity)

Film adalah sebuah Continuity. Sebuah film harus menampilkan urutan gambar yang berkesinambungan, lancar dan mengalir secara logis (Mabruri, 2010). Itulah yang disebut aspek continuity pada sebuah film. Film, baik berupa rekaman kenyataan ataupun fiksi, harus mampu memberikan kepada penontonnya sebuah realitas kehidupan yang nyata. Film harus bisa menyajikan suatu realita atau suatu dunia realita yang nyata, sebuah reproduksi kehidupan yang sesung-guhnya. Oleh karena itu film sering dinilai sebagai “dunia pura-pura” yang meya-kinkan . Hal itu bisa terwujud jika apabila kesinambungan dan logikanya terjaga dengan baik dan diterima secara wajar oleh penonton.

Membuat film harus direncanakan dengan baik dan detail. Hanya dengan cara itu continuity bisa terjaga dengan baik. Di dalam tahap perencanaan (pra-produksi) baik berupa catatan-catatan ide, corat-coret outline, design story board, ataupun shoting script, pertimbangan continuity ini harus dimasukkan (Mabruri,


(32)

2010). Jika tidak, film yang kita buat hanya merupakan kumpulan shot-shot yang tidak jelas. Continuity adalah logika sebuah film yang membuat film tersebut terkesan realistis dan meyakinkan sehingga membuat penonton bertahan dan hanyut dalam penuturan film dari awal sampai akhir.

2.12 Komposisi Gambar

Komposisi berarti pengaturan (aransemen) unsur-unsur yang terdapat dalam gambar untuk membentuk satu kesatuan yang serasi (harmonis) di dalam sebuah bingkai. Seorang sutradara atau cameramen harus bisa memutuskan apa yang masuk dan apa yang tidak perlu masuk ke dalam bingkai (frame) (Lesie, 2000). Batas bingkai pada gambar yang terlihat pada viewfinder atau LCD kamera, itulah yang disebut dengan framing.

Dalam mengatur komposisi, seorang kameramen harus mempertimbangkan di mana dia harus menempatkan obyek yang diharapkan akan menjadi POI (Point of Interest/ obyek utama yang menjadi pusat perhatian) dan seberapa besar ukurannya dalam frame. Komposisi shot atau biasa disebut dengan shot size

adalah pengukuran sebuah gambar yang ditentukan berdasarkan objek, pengaturan besar dan posisi objek dalam frame (bingkai), dan posisi kamera yang diinginkan. Unsur-unsur pendukung komposisi sebagai berikut:

1. Wujud (Shape)

Tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis lurus, poligon (garis lurus ma-jemuk/terbuka/tertutup), dan garis lengkung (terbuka, tertutup, lingkaran). 2. Bentuk (Form)


(33)

Tatanan yang memberikan kesan tiga dimensional, seperti kubus, balok, pris-ma, dan bola.

3. Pola (Pattern)

Tatanan dari kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam bingkai foto, sehingga memberikan kesan adanya keseragaman.

4. Tekstur (texture)

Tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda (ha-lus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut, dan seterusnya).

5. Kontras (contrast)

Kesan gelap atau terang yang menentukan suasana (atmosphere/mood), emosi, dan penafsiran sebuah citra.

6. Warna (Colour)

Unsur warna yang dapat membedakan objek, menentukan mood daripada foto kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik.

2.13 Editing Gambar

Editing adalah jiwa dari sebuah film/ video. Editing adalah suatu proses MEMILIH, MENGATUR dan MENYUSUN shot-shot menjadi satu scene; menyusun dan mengatur scene-scene menjadi satu sequence, hingga akhirnya menjadi rangkaian shot-shot yang bertutur tentang suatu cerita yang utuh. Editing yaitu suatu proses memilih atau menyunting gambar dari hasil shoting dengan


(34)

cara memotong gambar ke gambar cut to cut atau dengan menggabungkan gambar-gambar dengan menyisipkan sebuah transisi (Biran, 2006).

2.14 Genre Film

Film memiliki beberapa genre yang akan memberikan karakteristik dalam sebuah film. Segmentasi audien dalam sebuah film akan memperhatikan jenis ge-nrenya. Penggunaan genre dalam sebuah film akan membuat daya tarik tersediri bagi setiap audien yang menontonya. Setiap film pendek memiliki teknik yang menjadi point di setiap film.


(35)

2.15 Iphone

IPhone adalah jajaran telepon pintar yang dirancang dan dipasarkan oleh Apple Inc. iPhone menggunakan sistem operasi telepon genggam iOS Apple yang dikenal dengan nama "iPhone OS" sampai pertengahan 2010, sesaat setelah pe-luncuran iPad. iPhone pertama diluncurkan tanggal 29 Juni 2007.

iPhone 4S adalah sebuah telepon pintar berbasis layar sentuh yang dikem-bangkan oleh Apple Inc. Ini adalah iPhone generasi kelima, menggantikan iPhone 4, dan diperkenalkan pada tanggal 4 Oktober 2011. Telepon genggam ini dapat dipesan duluan pada 7 Oktober 2011 di tujuh negara (Amerika Serikat, Kanada, Australia, Britania Raya, Perancis, Jerman, dan Jepang) dengan pengiriman per-tamanya pada 14 Oktober 2011, serta tersedia pada hari itu juga di Apple Store negara tersebut. iPhone 4S dirilis di 22 negara lainnya, termasuk Irlandia, Meksi-ko, dan Singapura, pada 28 Oktober

iPhone dapat merekam video (meski tidak dijadikan fitur standar sampai iPhone 3GS), mengambil foto, memutar musik, mengirim dan menerima surel, menjelajah web, mengirim SMS, dan menerima surat suara visual. Sejumlah fungsi lain—permainan, referensi, navigasi GPS, jejaring sosial, dll.—dapat diak-tifkan dengan mengunduh aplikasi; pada 2012, App Store menawarkan lebih dari 700.000 aplikasi buatan Apple dan pengembang pihak ketiga.

Ada enam generasi model iPhone, masing-masing dilengkapi satu dari enam versi iOS yang terseida. iPhone pertama berupa telepon Pita frekuensi GSM dan menjadi perintis desain produk-produk selanjutnya; ukuran layar dan penempatan


(36)

tombolnya tidak berubah di seluruh jajaran produknya. iPhone 3G dilengkapi ke-mampuan jaringan seluler 3G dan lokasi A-GPS. iPhone 3GS dilengkapi prosesor yang lebih cepat dan kamera beresolusi tinggi yang dapat merekam video bereso-lusi 480p. iPhone 4 dilengkapi "retina display" 960 × 640, sebuah kamera bela-kang beresolusi tinggi dan sebuah kamera depan beresolusi rendah untuk panggi-lan video dan aplikasi lain. iPhone 4S dilengkapi kamera 8-megapiksel dengan kemampuan merekam video beresolusi 1080p, prosesor inti ganda, dan sistem kendali suara bahasa alami bernama Siri. iPhone 5 dilengkapi prosesor A6 baru, layar Retina 4-inci yang lebih besar daripada layar 3,5-inci di iPhone versi sebe-lumnya, dan menggantikan konektor 30 pin dengan konektor digital Lightning.

Selama beberapa tahun, Apple dan pabrik kontrakannya, Foxconn, menuai banyak kritik akibat kondisi kerja yang buruk di pabrik perakitannya di Cina Speseifikasi Iphone 4S

GENERAL

Network 2G GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 3G HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100

DIMENSI

Ukuran/Berat 115.2 x 58.6 x 9.3 mm / 140 g LAYAR

Tipe LED-backlit IPS TFT, capacitive touchscreen, 16M colors Ukuran 640 x 960 pixels, 3.5 inches (~330 ppi pixel density) - Scratch-resistant oleophobic surface


(37)

- Accelerometer sensor for auto-rotate - Three-axis gyro sensor

- Proximity sensor for auto turn-off AUDIO

Fitur Vibration, MP3 ringtones Jack 3,5mm Jack Audio

Speakerphone Ya Messaging

iMessage, SMS (threaded view), MMS, Email, Push Em Java Tidak

KAMERA

Primer 8 MP, 3264x2448 pixels, autofocus, LED flash, check quality, Fitur: Touch focus, geo-tagging, face detection, HDR

Sekunder Ya, VGA, 480p@30fps, videocalling over Wi-Fi only Video Record Ya, 1080p@30fps, LED video light, video stabilizat BATERAI

Tipe Standard battery, Li-Po 1432 mAh

Standby Up to 200 h (2G) / Up to 200 h (3G) Talk Time Up to 14 h (2G) / Up to 8 h (3G) Browser

HTML (Safari)

GPS Ya, with A-GPS support and GLONASS MEMORI


(38)

Internal 16 GB storage, 512 MB RAM Eksternal Tidak

FITUR OS iOS 5

CPU 1 GHz dual-core ARM Cortex-A9 processor, PowerVR SGX543MP2 GPU, Apple A5 chipset

FITUR LAIN

Multiple SIM Micro SIM Video Player Ya

MP3 Player Ya Audio Record Ya TV Tidak

v- MicroSIM card support only - Scratch

-resistant glass back panel

- Active noise cancellation with dedicated mic - Siri natural language commands and dictation - iCloud cloud service

- Twitter integration - Digital compass - Google Maps


(39)

39

BAB III

METODOLOGIPENELITIAN

DalampembuatanTugasAkhiriniakandibuatsebuahfilmpendek.Filmpendekad alah film yang berdurasi antara 15-20 menit. Film pendekmenceritakan sebuah film dengan sesingkat mungkin dan jelas apa arti film tersebut,makadalambabiniakandijelaskanmengenaiteknik pengambilan gambar menggunakan iphone.

3.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti karyanya. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang memerlukan jawaban (Bambang Sudibyo Samad, 2012).

Menurut Soehartono (1995: 9) metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam pembuatan film pendek berjudul Rahasia Hatiini diperlukan suatu metode.

Metode penelitian digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.Dalam Tugas Akhir ini metode yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif.Metode kualitatif bertujuan mengumpulkan data deskriptif yang mendeskripsikan obyek penelitian secara rinci dan mendalam pada suatu gejala. Pada dasarnya, penelitian


(40)

kualitatif merupakan penjajagan dalam mencari keterangan sedalam mungkin tentang apa yang akan dicari (Dr. B. Sandjaja, 2006). Yang dimaksud dengan metode kualitatif adalah metode penelitian yang yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pen-dekatan induktif. Sedangkan penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi apa yang ada (Sumanto, 1995: 77). W. Gulo (2002: 19).

Dalam metodologi kualitatif diatas maka akan digunakan beberapa macam teknik dalam pengumpulan data.

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Setelah menentukan desain penelitian, langkah selanjutnya dalam penelitian adalah menetapkan instrumen penelitian.Instrumen merupakan variable yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif instrumen digunakan untuk mengukur variable dengan skala nominal dan ordinal (Dr. B. Sandjaja, 2006). Dan secara garis besar, teknik pengumpulan data yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Observasi

Notoadmojo dalam buku panduan penelitian mengatakan bahwa observasi sebagai perbuatan jiwan secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan.Yang dimaksud adalah dalam melakukan penelitian observasi dibutuhkan kepekaan dan perhatian yang lebih sehingga mudah untuk menemukan data yang diinginkan.


(41)

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan cara dokumentasi yaitu peneliti diminta untuk menelusuri berbagai macam dokumen antara lain buku, majalah, koran, notulen, peraturan-peraturan dan sumber informasi lain. Untuk melakuka penulusuran dengan dokumentasi diperlukan suatu pedoman tentang apa yang hendak ditelusuri.

3. Studi Literatur atau Data

Peneliti melakukan pencarian data melalui sumber-sumber tertulis untuk memperoleh informasi dan menguatkan data mengenai objek dari penelitian ini, sebagai data sekunder.Diantaranya, studi literatur untuk mendapatkan kerangka teoritis dan memperkaya latar penelitian melalui jurnal-jurnal yang berlaitan dengan penelitian, kliping dari berbagai media cetak, buku, dan 4.mengunjungi situs-situs web di internet yang mendukung penelitian

4. Studi Kompetitor

StudikompetitordalampembuatanTugasAkhiriniadadua.Kompetitoryangpert amadiambilbagianatausceneyangmenunjukkansebuahsisiceritayang

romantis.Kompetitoryangkeduadiambilberdasarkanteknikyangdigunakanyangakan

dijadikanacuandalampembuatanteknikshooting film menggunakan iPhone.Kompetitoryangdigunakansebagaiberikut


(42)

a. Film One day

Gambar 3.1 Screen Shoot Filem One Day

Film ini menceritakan bahwa ada seorang remaja yang bernama Emma Morley dan Dexter Mayhew. Mereka bertemu setelah mereka lulus dari University of Edinburgh pada tanggal 15 Juli 1988. Mereka menghabiskan malam bersama-sama dan setuju untuk menjadi teman.Mereka bersahabat elama 23 tahun. Kemudian satu tahun kemudian, Emma bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah restoran Meksiko di London dan Dexter menjalani dunianya, minum dan promiscuously dengan beberapa pacar. Akhirnya Dexter menjadi presenter televisi yang sangat kaya.

Suatu malam Dexter mabuk, Emma menggoda mengabaikan dia. Setelah bertengkar, mereka memutuskan persahabatan mereka sepenuhnya.Beberapa tahun kemudian, Emma menikah dan dia dan Dexter diundang ke pesta pernikahan.


(43)

Disana ia menemukan bahwa Dexter sekarang memiliki tunangan baru, Sylvie (Romola Garai), dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi seorang ayah. Dia mencoba untuk menyembunyikan fakta bahwa dia marah dan mereka berbagi ciuman sebentar.Dexter belajar bahwa Sylvie sebenarnya berselingkuh dengan seorang teman lama nya.Mereka bercerai.

Emma menjadi seorang penulis diterbitkan. Emma bergerak ke Paris, dimana kunjungan dexter pada tanggal 15 Juli 2003, dengan harapan bahwa mereka akan mendapatkan bersama-sama lagi. Emma sekarang memiliki pacar baru (S bastien Dupuis), yang bermain piano di jazz band.Memukul dan terkejut oleh pengetahuan ini, Dexter mulai meninggalkan.Emma, memiliki pikiran kedua, mengejar dia, mengakibatkan mereka berbagi ciuman penuh gairah.Selama beberapa tahun berikutnya, mereka menjadi terlibat dan menikah, Dexter berjalan café sendiri di Inggris yang terbukti sangat menguntungkan, dan mereka mulai mencoba untuk punya bayi mereka sendiri. Mereka akan gagal. Sementara naik sepedanya dari jalan buntu pada tanggal 15 Juli 2006, Emma dipukul oleh sebuah truk dan mati.

Dexter menjadi sedih, menjadi sangat sunyi pada setiap 15 Juli. Selama bertahun-tahun ia mendapat dukungan dari mantan istrinya Sylvie, putri mereka Jasmine, ayahnya, dan bahkan dari pacar lama Emma, Ian. Dexter ingat rincian 15 Juli 1988 dan pertemuan mereka asli di Arthur's Seat, Edinburgh, sementara kembali ada on 15 Juli 2011 dengan putrinya, Jasmine.


(44)

b. FilmParanmanjang / Night fishing

Gambar 3.2 Screen Shoot Film Night Fishing

Film ini bercerita tentang Seorang pria santai set up untuk memancing di tepi air. Malam datang dan tug on line nya mempersembahkan dirinya dengan tubuh wanita. Sementara ia mencoba untuk menguraikan dirinya dari garis Memancing, dia datang hidup. Perubahan adegan dan wanita kini dukun imam di sebuah ritual pemakaman bagi seorang pria yang tenggelam di sungai.Dia berbicara melalui dirinya kepada keluarganya, meminta pengampunan.

Dalamfilmparanmanjanginiadeganatauscene semuanya diambil menggunakan kamera iPhone. Dengan teknik atau efek warna yang terdapat pada kamera iPhone. oleh karena itu, kedua film ini dijadikan sebagai competitor. Dimana filem one day diambil dari segi cerita dan film night fishing diambil dari segi teknik pengambilan gambar.


(45)

3.2 Analisis Data

Analisa data diperlukan untuk memproses data yang dimulai dengan memilah-milah data dalam kategori (Dr. B. Sandjaja, 2006). Dalam penelitian ini analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis dan pengolahan data sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang didapat. Semua data yang didapat merupaka hasil yang terkait denga tema romantis, wide, dan dual kamera movie.

2. Analisis Studi Kompetitor

Setelah melakukan studi kompetitor, maka ada beberapa data yag diperoleh. Dalam film bergenre romantis cerita yang didapat adalah bahwa kedua pasangan yang tidak berani dalam mengutarakan perasaannya. Dalam studi kompetitor ini ada pada film flipped. Dalam flipped alur cerita juga digunakan dalam Tugas Akhir.Dalam film Limitless data yang diambil adalah beberapa scene yang menampilkan luas atau lebar pada film tersebut.

3. Analisis Data Literatur

Beberapa data yang didapat adalah remaja pada usia lanjut atau disebut dengan remaja akhir ini cenderung memiliki rasa individualis.

Pada masa remaja akhir memiliki rasa ketertarikan pada lawan jenisnya dan suka malu-malu dalam bertindak.


(46)

4. Verifikasi Data

Pada langkah ini dilakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan inilah yang akan digunakan dalam merancang konsep dalam Tugas Akhir ini.

3.2.1 SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Strenght :

Film ini dibuat sebagai sarana informasi yang memberikan edukasi kepada para pembuat filem pendek dengan menggunakan kamera iPhone juga bisa menghasilkan gambar yang bagus dan jernih.

Weakness:

Keterbatasan dalam pengambilan angel gambar karena tidak bias dengan angel pengambilan yang ekstrem yang bisa dilakukan oleh kamera DSLR atau kamera HDV.

Opportunity:

Beberapa film pendek yang ada di Indonesia adalah dengan menggunakan kamera DSLR yang biayat produksinya lebih mahal dan masih kurang simple dibandingkan dengan menggunakan iPhone

Threat:

Adanya sutradara film nasional yang akan membuat karya film dengan mengangkat tema yang sama dengan pengemasan yang lebih menarik


(47)

3.2.2 STP (Segmentating, Targeting, Positioning)

Segmentasi, Targeting dan Positioning karya film ini adalah: •Demografi : Kota Besar (ibu kota provinsi) •Umur : 20 - 25 tahun

•Status Ekonomi : Menengah •Pendidikan : Sarjana •Pekerjaan : Mahasiswa

•Positioning : Film ini ditujukan kepada mahasiswa yang mengejar impian melalui kuliahnya yang aktif, energik, kreatif.


(48)

3.2.3 Keyword

Untuk menentukan konsep karya maka akan dilakukan penelitian terdahulu untuk merujuk ke satu point kunci (keyword)

Tabel 3.1 Analisis Keyword Mencari Jati Diri

Kepribadian Anak Muda Persahabatan Romantica Having Fun Tidak tergantung dengan orang lain

Masa peralihan Persahabatan

Sosialita Percintaan

Suka hal baru Sosialita Kehidupan yang Cepat Kota Besar Budaya Sosialitan Tertata Ramai Tekanan Hidup Konsumtif Ekonomi Menengah keatas Pekerjaan Mapan Pendapatan Rata-rata UMR kota

Dari analisa keyword pada tabel 3.2 maka hasilnya adalah menggunakan


(49)

Romantica yang dimaksud dialam keyword adalah cerita dari suatu kejadian yang terjadi pada seseorang atau riwayat terdahulu. Menurut kamus bahasa Indonesia romantica adalah cerita tentang kejadian (riwayat dsb) dl kehidupan seseorang dsb; kejadian (riwayat.dsb) Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/romantica#ixzz2cWVbIllZ

3.3 Metode Pembuatan

Bidang kajian multimedia, boleh dikatakan sebagai disiplin ilmu baru, jika dibanding dengan ilmu-ilmu senilainya. Oleh karena itu metode yang dilakukan dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini, menggunakan gabungan dari metode-metode yang sudah ada pada ilmu lain.


(50)

3.3.1 Perancangan Konsep Cerita

Film pendek merupakan film paling simple dan paling kompleks. Di dalam sebuah film juga akan tersirat sebuah pesan yang dapat diterima oleh penonton atau audiens agar dapat memahami maksud dari film tersebut.

Didalam analisa konsep yang terkait dengan keyword maka menghasilkan beberapa pemikiran mengenai konsep yang dapat saling terkait dengan pengambilan tema romanticacinta. Beberapa perpaduan konsep yaitu:

1. Film pendek yang menggunakan dua aktor yang terlibat mengalami persahabatan dan akhirnya tumbuh rasa cinta.

2. Film pendek yang memadukan antara adegan percintaan anak muda dan disertai dengan kehidupan yang hura-hura.

3. Film pendek yang memperlihatkan akibat dari hubungan singkat dikarenakan efek dari persahabatan yang lama yang akhrinya berujung kekacauan pada kehidupan.

Dari beberapa alternatif konsep cerita film pendek dengan tema persahabatan sehingga menghasilkan analisis konsep cerita pada tabel 3.3.

Dari hasil analisis konsep maka film pendek ini akan menjalankan konsep yang berkaitan dengan anak muda, lingkungan sosial aktor utama yang telah ditinjau dari berbagai faktor yang mendukung film pendek ini.


(51)

3.4 Perancangan Skenario 3.4.1 Karakter

Dalam Film Pendek ini ada 2 karakter dengan 1 karakter utama dan 1 karakter pembantu.

1. Karakter Utama

Seorang wanita berperan sebagai tokoh utama, dimana dia memilii korakter seseorang yang sukar mengutarakan perasaannya akan tetapi memiliki jiwa yang kuat untuk menjalani hidupnya dan mempertahankan cintanya

2. Karakter Pria

Seorang pria berperan sebagai kekasih dari cintiara yang memiliki karakter baik hati akan tetapi disini dia diceritakan benny sebagai sahabat baik cintiaran akan tetapi mencintai orang lain

Didalam skenario film pendek ini, terdapat beberapa analisa, salah satunya adalah analisa aktor utama yang digunakan dalam film pendek dengan tema romantica percintaan. Analisis nama dari aktor utama adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Analisis Nama Aktor Utama

Nama Watak Psikis Ekonomi Keluarga TOTAL

Cintiara 3 2 3 10

Susi 1 1 2 1 5

Yayuk 2 1 1 1 5

Dalam analisis nama dilakukan dengan cara diskusi dengan beberapa mahasiswa dari berbagai jenjang disiplin ilmu yang berbeda .Tahap analisis terbagi menjadi beberapa bagian yaitu watak, psikis, ekonomi dan keluarga. Dari


(52)

hasil tabel 3.2 di atas maka dapat disimpulkan penggunaan namaCintiara dalam pelaku utama telah memenuhi aspek untuk mendukung kearah konsep yang mempunyai romantica cinta yang manis.

Selain terdapat analisis nama aktor utama, akan dilakukan analisis juga terhadap struktur tangga dramatik dalam sebuah skenario yang ditinjau dari segi audien. Beberapa analisa tangga dramatik dalam sebuah skenario adalah:

Tabel 3.3 Analisis Tangga Dramatik Skenario Tangga Dramatik Tingkat

Kebosanan

Durasi Cerita

Tingkat Dramatik

Tingkat Kelelahan Penonton

TOTAL

Durasi 60 menit

3 2 3 2 1p

Durasi 30 menit

2 2 1 3 8

Durasi 10 menit

1 1 3 2 7

Dari data anilisa tangga dramatik pada tabel 3.3 maka film pendek iniakan dibuat dengan durasi 10 menit dengan tingkat tangga dramatik cerita yang


(53)

meningkat namun tetap memiliki anti klimaks dengan bobot ¼ dari keseluruhan cerita.

3.5 Perancangan Storyboard

Didalam analisa storyboard lebih ditekankan pada teknik pengambilan gambar pada setiap scene atau setiap shoot yang dapat bercerita mengenai jalan cerita sebuah film pendek pada saat pra produksi. Beberapa analisa bentuk storyboard adalah:

Tabel 3.4 Analisis Jenis Storyboard

Jenis Storyboard Detail Shoot Detail

Cerita

Detail Gambar

TOTAL

A

1 1 3 5


(54)

B

C

3 2 3 8

Dari beberapa analisis dalam pemilihan storyboard maka yang terpilih untuk detail storyboar adalah sotoryboard type C sesuai dengan hasil analisis tabel 3.6.

3.6 Perancangan Teknik Pengambilan

Teknik penelitian pengambilan gambar dalam pembuatan film ini menggunakan lensa dslr pada kamera iphone adalah dengan menggunakan alat tambahan yang di aplikasikan di iphone 4s tersebut agar lensa dslr bisa digunakan pada kamera iphone dengan menggunakan alat tersebut.


(55)

Dalam pembuatan film ini digunakan alat yang disebut steadycam. Steady tersebut dibuat secara manual. Dibuat dari pipa pvc dan diberi pemberat agar stabil dalam penggunaan nya. Kegunaan dari steadycam itu sendiri adalah untuk memperhalus hasil gambar pada saat syuting pembuatan film ini.

Software yang akan digunakan pada kamera iphone dengan menggunakan lensa dslr ini adalah almost dslr. Software ini bisa mengatur mulai dari white balance, exposure, focus lens yang tidak ada pada aplikasi software kamera iphone biasanya. Aplikasi tersebut bisa didapatkan mudah di App store

Teknik pengambilan gambar menggunakan kamera iPhone dibantu dengan lensa DSLR adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Pengambilan gambar dibantu dengan lensa kamera DSLR. Karena lensa kamera DSLR sangat membantu dalam hal kualitas pengambilan gambar. Selain bisa untuk zoom in dan zoom out, dengan fitur lensa yang lebih tajam mampu membuat kualitas gambar yang sangat bagus. Cara menggabungkan kamera iPhone dengan lensa DSLR adalah dengan menggunakan converter lensa DSLR dengan iphone, dimana converter tersebut berfungsi sebagai alat penghubung kamera iphone dengan lensa DSLR agar gambar yang diambil bisa menjadi lebih bagus. Lensa yang digunakan adalah lensa berukuran 18-135. Berikut adalah tampilan converter kamera iPhone dengan lensa DSLR.


(56)

Gambar 3.4 Konverter kamera iPhone dengan lensa DSLR

2. Steady Cam

Digunakan Steady Cam untuk mempermudah dalam pengambilan gambar dan membantu lebih stabil tidak goyang.Selain berfungsi sebagai alat pada saat pengambilan gambar agar gambar tidak goyang dan dapat fokus serta mempermudah dalam teknik pengambilan gambar.Berikut adalah tampilan gambar dari steady cam untuk pengambilan gambar agar lebih mudah dan lebih stabil dalam hal kegoyangan.


(57)

Gambar 3.5 Steady Cam 3. Lighting

Lighting merupakan alat yang sangat berperan dalam pengambilan gambar saat malam hari. Karena lighting akan membantu pencahayaan yang sempurna pada saat malam hari. Dengan pencahayaan yang bagus tentunya akan mendapatkan gambar yang lebih bagus disaat pengambilan gambar dilakukan pada malam hari.


(58)

Lighting yang digunakan adalah jenis lighting continuous, beriku adalah gambar lighting continuous yang diagunakan


(59)

(60)

3.7 Coloring Film

Dalam coloring atau pewarnaan sebuah film dapat menimbulkan cirri khas sebuah film.Analisis coloring dalam film pendek ini sesuai pada analisis keyword

yaitu ketakutan atau paranoid. Beberapa analisis warna yang digunakan untuk menggambarkan suasana ketakutan atau paranoid adalah:

Tabel 3.5 Analisis Coloring Film

Warna Muda Drama Romantis TOTAL

Merah muda 2 3 1 6

Kuning muda 3 2 2 6

Biru muda 3 1 3 7

Berdasarakan pemilihan pewarnaan atau colloring pada tabel 3.9 maka didapatkan colloring atau pewarnaan adalah warna biru muda yang akan mendominasi hasil karya film pendek yang bertema cinta.

3.8 Sinopsis

Film mini bercerita tentang sebuah romantica dari seorang wanita tentang kehidupannya yang dialaminya sekarang merupakan akibat dari perbuatan yang dilakukan masa lampau dengan seorang sahabata. Diceritakan sebenarnya wanita ini mempunyai perasaan suka kepada laki-laki yang menjadi sahabatnya sudah 23 tahun akan tetapi wanitanya tidak berani mengukapkan.

Pada suatu hari, keduanya bertemu saat acara pesta reuni.Saat selesai pulang pesta, laki-laki mengantarkan seorang wanita untuk pulang kerumah.Akan


(61)

tetapi tidak langsung pulang melainkan mereka terbawa suasana dan melakukan hubungan.

Pada pagi harinya, laki-laki tidak dapat berkata apa-apa dan langsung pulang.Setelah tidak bertemu selama dua tahun, si laki-laki menghubunginya kembali.Akan tetapi wanita tersebut sudah mempunyai anak.Dikiranya oleh laki-laki sahabatnya tersebut sudah menikah, melainkan anaknya tadi adalah hasil hubungan semalam yang dilakukan 2 tahun yang lalu.

Wanita tersebut tidak mau mengungkapkannya bahwa itu adalah anak dari hasil hubungan dia dua tahun yang lalu, karena dia takut akan mengganggu kehidupan si laki-laki tersebut.

Akhirnya wanita tersebut mengungkapkan perasaannya kepada sebuah radio online.Secara tidak sengaja, laki0laki tersebut mengungkapkan dan akhirnya mengetahui bahwa anaka dari sahabtnya tersebut merupakan anaknya.

Di akhir cerita, wanita tersebut tetap tidak mau menerima sahabatnya tersebut menjadi suami. Karena dia tau, sahabatnya masih bersama wanita lain


(62)

61

BAB IV

IMPLEMENTASI KARYA

Padabab 4 iniakandijelaskanmengenaiimplementasikaryasesuaidenganpermasalahan yang

telahdikemukakansebelumnya. Untuklebihjelasmakaakandiuraikantentang proses produksidanpascaproduksidalam film pendek yang berjudul “Aku”, sebagaiberikut:

4.1 Pra-produksi

Dalam proses pra-produksi yang dilakukanadalahpenyusunantempatataulokasiuntukpengambilangambar. Hal

tersebutdilakukanuntukmeminimkanwaktudanmenghindaripembengkakandana

yang terbuangpercuma. Ketikaskenariotelahdibuatmakajadwalsyutingdapatdisusun agar proses

syutingdapatberjalanteratur. Informasi yang dibutuhkanadalahuntuk setting lokasi, waktu, dan talent.Pengambilangambarbisasajatidaksesuaidenganskenario.Hal tersebutgunauntukmenghematwaktudanbiaya.

4.1.1 Crew Produksi

• PRODUSER : BagusArdianto

• SUTRADARA : BagusArdianto


(63)

• SKENARIO : BagusArdianto

• CAMERAMEN : AlifRaharja

• MAKE-UP : Sri Wulandari

4.1.2AnggaranProduksi Tabel 4.1AnggaranProduksi

Uraian QTY HargaSatuan Total Sub Total

TALLENT / ARTIST

Rp 1,100,000.00

1 Vina 4 day

Rp

200,000.00 Rp800,000.00

2 Joni 3 day Rp100,000.00

Rp 300,000.00

CREW PRODUKSI Rp 820,000.00

1 Produser 0 day

Rp

200,000.00 Rp -

2 Sutradara 0 day

Rp

200,000.00 Rp -

3 Lighting 4 day Rp50,000.00 Rp200,000.00

4 Make Up 4 day

Rp

100,000.00 Rp400,000.00

5 Editor 1 paket Rp 100,000.00

Rp 100,000.00

6 Transportasi 4 day Rp 20,000.00

Rp 120,000.00

EQUIPMENT Rp10,000,000.00

1 Iphone Rp5,000,000.00

2 Converter

Rp 2,000,000.00 3

Lighting 1000 Watt : 1

unit 4 day Rp 1,000,000.00 Rp3,000,000.00

4 Lighting 800 Watt : 2 unit 5 Tripot Lighting : 3 unit

6 KabelListrik : 1 unit

9 Mic Boomer : 1 unit

PERIJINAN LOKASI Rp400,000.00

1 RumahVina 4 day Rp100,000.00 Rp400,000.00

RENTAL / BAHAN BAKAR

Rp 950,000.00


(64)

1 Mobil 1 unit Rp 150,000.00

Rp 150,000.00

2 BahanBakar PREMIUM 1 paket Rp 500,000.00

Rp 500,000.00

KONSUMSI Rp395,000.00

1 Makan Crew 30 pak Rp10,000.00 Rp300,000.00

2 MakanTallent 8 pak Rp10,000.00 Rp80,000.00

3 Air Mineral Gelas 1 dos Rp 15,000.00 Rp15,000.00

GRAND TOTAL Rp13,665,000.00

4.2 Produksi

Sebelummelakukan proses pengambilangambar,

terlebihdahulumempersiapkandanmengecekperalatan yang diperlukanterlebihdahulu agar padasaatproduksiberlangsungtidakadakendalaalat

yang tertinggalataurusak.

Dalampembuatan film pendekberjudul “Aku” inimenggunakanberbagaimacamperalatansinematografisederhanayaitu:

1. Iphone

2. Lensa DSLR 18-55mm

3. Concerter iPhone to lensa DSLR 4. Lighting

5. Stady Cam

6. Komputer Editing

Dalampembuatan film initidakadavariasi shot yang khusus, karenadifokuskanpadapembuatan film menggunakankmamera iPhone.


(65)

4.3 Proses PascaProduksi

Padatahapanpascaproduksiinidilakukan proses editing denganbeberapalangkah yang dilakukanyaitu:

1. Proses Pemilihan Video

Proses awaldimanasetelahmelakukanpengambilangambar, video dipilihuntuk proses editing. Karenatidaksemua video dapatdimasukkandalam proses editing. Hanyabagian-bagiantertentusaja.

2. Proses Penataan Stock Shoot

Proses penataan shoot iniberguna agar video yang di edit sesuaidenganalurnya. Penataan video mengacupadaskenario yang

telahdibuat, sehinggacerita yang ingindisampaikandapattersampaikandenganbaik.

Gambar 4.2 Proses Penataan Stock Shoot

Proses penataan scene menghubungkan shot yang satudengan shot yang lainnya. Penataan shoot inidilakukansesuaidenganskenario yang ada.


(66)

Gambar 4.3Penataangambar 3. Proses Penataan

Pada proses penataangambardilakukandengansangatteliti agar gambar yang tersusunsesuaidengan storyboard yang telahdibuat.


(67)

4. Rendering

Proses rendering adalahproses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam film pendek berjudul “RahasiaHati”menggunakan format media AVI.

Gambar 4.5 Proses Rendering 5. Mastering

Mastering merupakan proses dimana file yang telah

di-renderdipindahkankedalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film pendekinimenggunakan media VCD.


(68)

6. Publikasi

Setelahselesaidenganmengolahseluruhhasil film, makapenulismelakukanpublikasi.Dalammepublikasikan film inipenulismenggunakan poster.

Poster menggunakansebuah symbol satubungamawar yang di dalamfilmnyamenveritakansebuahkisahdimulaidarisetangkaimawarmerah yang

diberikankepadacintiara.Disertaidengantulisanworkd with iphonedenganmaksudmenunjukkanbahwapembuatanfilemtersebutmengunakaniph


(69)

(70)

65 5.1 Kesimpulan

Dari laporanperancangan film pendek ini dapat disimpulkanbahwa:

1. Dalampembuatanfilempendek, tidakharusmenggunakankamerabesar. Akan tetapimenggunakankameradari gadget pun bisamendapatkanhasil yang ba-gus.

2. Beragamnya genre dan tema film pendek di Indonesia dapat dilakukan oleh para sineas perfilman dengan cara menggali cerita-cerita baru. Salah satunya adalah dengan mengangkat tema persahabatan dengan konflik yang jarang digunakan di perfilman Indonesia.

3. Dalam pembuatan film pendek, cerita menjadi lebih konkret dengan adanya data yang sudahdidapatkan.

4. Pembuatan film pendekinidilakukandalamtigatahap, yaitutahappraproduksi, tahapproduksi, dantahappascaproduksi. Dalam proses pengerjaanketigata-haptersebut, diperlukansuatuperencanaanalurkerjaterlebihdahulu, agar tidak-terjadikesalahanketikamelakukan proses pembuatan.

5. Tahapyang dilakukan dalam proses produksi adalah membuat perancangan konsep dan ide. Lalu dituangkan oleh penulis dalam bentuk sinopsis yang lalu dikembangkan menjadi skenario dan storyboard.


(71)

6. Supaya pada saat produksi, waktu yang digunakan efisien maka dibuat

script breakdown. Script breakdown ini harus dipatuhi oleh kru dan pemain film.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapatdibangundaripembuatan film pendekiniyaitu: 1. Adanyaketelitiandalampembuatan film pendekini.

2. Alurceritadapatdiperjelaslagi.

3. Diperlukanketelitianpenuhdalam proses editing film ini.

4. Film


(72)

66

Bernard, S. C. (2004). Documentary storytelling for film and videomakers. Focal press.

Bouvier, H. (2002). Seni musik dan pertunjukan dalam masyarakat madura.

Madura.

Bare, Richard. (1970). “The Film Director”, New York, Coolier Book.

Biran, Yusa, Misbach, (2006). Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya dan PT. Demi Gisela Citra Pro.

Brooks, J. G. (1993). The case for constructivist classrooms. Alexandria: VA:ASCD.

Edmonds, Robert, Script-Writing fo Audio Visual Media, Radio, Film, Television, Strip, Slidefilm, New York, Teachers College Press, 1978.

Efendi, H. (2009). Mari Membuat Film. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fenner, D. E. (2008). Art in Context. Ohio: Ohio University.

Javandalasta, P. (2011). Lima Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: MUMTAZ Media.

Kristanto, J, (2005).Katalog Film Indonesia, 1926-2005, Jakarta, PT.Grafiasari Mukti.

Makarim, R. (2003). Rumah ke-7. Michigan: Metafor Pub.

Mabruri, Anton, (2010). Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Depok: Mind 8 Publising House.

Marner, Terence St.John. Directing Motion Picture, New York, A.S, Barnes & Co. 1972.

NTB, D. K. (1996). Naskah rekaman gambar dan suara TARI RUDAT. Mataram: DIKBUD KANWIL NTB.


(73)

(1)

6. Publikasi

Setelahselesaidenganmengolahseluruhhasil film, makapenulismelakukanpublikasi.Dalammepublikasikan film inipenulismenggunakan poster.

Poster menggunakansebuah symbol satubungamawar yang di dalamfilmnyamenveritakansebuahkisahdimulaidarisetangkaimawarmerah yang

diberikankepadacintiara.Disertaidengantulisanworkd with iphonedenganmaksudmenunjukkanbahwapembuatanfilemtersebutmengunakaniph


(2)

66


(3)

65 5.1 Kesimpulan

Dari laporanperancangan film pendek ini dapat disimpulkanbahwa:

1. Dalampembuatanfilempendek, tidakharusmenggunakankamerabesar. Akan tetapimenggunakankameradari gadget pun bisamendapatkanhasil yang ba-gus.

2. Beragamnya genre dan tema film pendek di Indonesia dapat dilakukan oleh para sineas perfilman dengan cara menggali cerita-cerita baru. Salah satunya adalah dengan mengangkat tema persahabatan dengan konflik yang jarang digunakan di perfilman Indonesia.

3. Dalam pembuatan film pendek, cerita menjadi lebih konkret dengan adanya data yang sudahdidapatkan.

4. Pembuatan film pendekinidilakukandalamtigatahap, yaitutahappraproduksi, tahapproduksi, dantahappascaproduksi. Dalam proses pengerjaanketigata-haptersebut, diperlukansuatuperencanaanalurkerjaterlebihdahulu, agar tidak-terjadikesalahanketikamelakukan proses pembuatan.

5. Tahapyang dilakukan dalam proses produksi adalah membuat perancangan konsep dan ide. Lalu dituangkan oleh penulis dalam bentuk sinopsis yang lalu dikembangkan menjadi skenario dan storyboard.


(4)

64

6. Supaya pada saat produksi, waktu yang digunakan efisien maka dibuat script breakdown. Script breakdown ini harus dipatuhi oleh kru dan pemain film.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapatdibangundaripembuatan film pendekiniyaitu: 1. Adanyaketelitiandalampembuatan film pendekini.

2. Alurceritadapatdiperjelaslagi.

3. Diperlukanketelitianpenuhdalam proses editing film ini.

4. Film pendekinidapatdikembangkandenganteknik-teknikmenggunakankamera iPhone yang baru.


(5)

66

Bernard, S. C. (2004). Documentary storytelling for film and videomakers. Focal press.

Bouvier, H. (2002). Seni musik dan pertunjukan dalam masyarakat madura. Madura.

Bare, Richard. (1970). “The Film Director”, New York, Coolier Book.

Biran, Yusa, Misbach, (2006). Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya dan PT. Demi Gisela Citra Pro.

Brooks, J. G. (1993). The case for constructivist classrooms. Alexandria: VA:ASCD.

Edmonds, Robert, Script-Writing fo Audio Visual Media, Radio, Film, Television, Strip, Slidefilm, New York, Teachers College Press, 1978.

Efendi, H. (2009). Mari Membuat Film. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fenner, D. E. (2008). Art in Context. Ohio: Ohio University.

Javandalasta, P. (2011). Lima Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: MUMTAZ Media.

Kristanto, J, (2005).Katalog Film Indonesia, 1926-2005, Jakarta, PT.Grafiasari Mukti.

Makarim, R. (2003). Rumah ke-7. Michigan: Metafor Pub.

Mabruri, Anton, (2010). Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Depok: Mind 8 Publising House.

Marner, Terence St.John. Directing Motion Picture, New York, A.S, Barnes & Co. 1972.

NTB, D. K. (1996). Naskah rekaman gambar dan suara TARI RUDAT. Mataram: DIKBUD KANWIL NTB.


(6)

67

Neale, S. (1981). Genre and Cinema. In B.-B. S. Bennett, Popular Television and Film (pp. 6-25). London: BFI Publishing.