TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Tentang Kepribadian Introvert Berjudul "Inilah Aku".

(1)

INTROVERT BERJUDUL “INILAH AKU”

TUGAS AKHIR

Nama : Angga Dian Firmansyah

NIM : 08.51016.0076

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER SURABAYA


(2)

xi

Angga D. Firmansyah (2008)

Pembimbing I Pembimbing II

Karsam, MA., Ph.D. Abdullah Khoirriqqoh, S.Sn

Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM

Kata Kunci: Kecewa, Film Pendek.

Kepribadian merupakan suatu susunan sistem tingkah laku dalam setiap individu sering kali diabadikan dalam sebuah frame, baik fotografi maupun kedalam sebuah film. Namun gambar film lebih memiliki soul untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang sebuah kehidupan setiap individu yang memiliki kepribadian yang unik tanpa terpotong-potong. Film pendek merupakan film yang durasinya pendek, tetapi dengan durasi yang pendek tersebut para pembuat film dapat lebih selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan melalui setiap shoot akan memiliki makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnnya. Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya di produksi melalui rumah-rumah produksi saja. Melainkan banyak pula karya-karya film yang dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat menghasilkan sebuah karya yang berupa moving picture secara independent. Dengan berlatar belakang kehidupan sosial dan para sineas muda Indonesia juga mampu membuat film independent. Pembuatan film dengan tema-tema sosial maupun budaya bisa menjadi tema dari film independent, hal ini yang mendorong penulis untuk membuat film dengan tema kehidupan sosial. Dengan mengangkat kehidupan seorang mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert yang mampu terbuka dalam hidupnya, dan mampu memberi paradigma (pola pikir) kepada masyarakat terhadap pribadi introvert tidak dari segi negatif saja. Berdasarkan ide awal tersebut, akan berkembang menjadi sebuah cerita yang menjadi klimaks dengan alur-alur yang diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.


(3)

xii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepribadian... 6

2.2 Ekstrovert... 7

2.3 Introvert... 9

2.4 Sejarah Film ... 11

2.5 Film ... 12

2.6 Film Pendek ... 15

2.7 Mekanisme Produksi Karya Film ... 15

2.7.1 Proses Produksi... 16

2.7.2 Produksi ... 18

2.7.3 Pasca Produksi ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi Penelitian... 33

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 34


(4)

xiii

3.3.3 Skenario ... 48

3.3.4 StoryBoard ... 49

3.3.5 Pemeran ... 50

3.4 Produksi ... 51

3.5 Publikasi... 51

3.6 Anggaran... 54

3.7 Jadwal ... 55

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi ... 56

4.2 Pasca produksi ... 58

1. Proses pemilihan video... 58

2. Proses Penataan Stock Shoot... 59

3. Proses Colour Grading effect... 60

4. Sound Editing... 60

5. Rendering... 62

6. Hasil Final... 63

7. Mastering ... 66

8. Publikasi ... 67

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

BIODATA PENULIS ... 71


(5)

xiv

Gambar 3.1 Pr[u]ecious... 39

Gambar 3.2 Scene 1-2 ... 48

Gambar 3.3 Scene 3-4 ... 49

Gambar 3.4 StroyBoard Scene 1-2... 49

Gambar 3.5 StoryBoard Scene 3-4... 50

Gambar 3.6 StoryBoard Scene 5-6... 50

Gambar 3.7 Poster Film... 52

Gambar 3.8 Cover DVD... 53

Gambar 3.9 Sampul Cover ... 53

Gambar 4.1 Screenshot stock video... 56

Gambar 4.2 Screenshot video sebelum editing ... 57

Gambar 4.3 Screenshot pemilihan stock shoot video... 58

Gambar 4.4 Screenshot penataan stock shoot video ... 59

Gambar 4.5 Screenshot proses colour grading effect... 60

Gambar 4.6 Screenshot editing equalizer audio... 61

Gambar 4.8 Screenshot proses sebelum rendering... 62

Gambar 4.9 Potongan adegan 1-3 ... 63

Gambar 4.10 Potongan adegan 4-6 ... 63

Gambar 4.11 Potongan adegan 7-9 ... 64

Gambar 4.12 Potongan adegan 10-13 ... 64

Gambar 4.13 Potongan adegan 14-16 ... 65

Gambar 4.14 Potongan adegan 17-19 ... 65

Gambar 4.15 Potongan adegan 20-22 ... 66

Gambar 4.16 Potongan adegan 23-26 ... 66


(6)

xv

Tabel 3.2 Analisis STP ... 40

Tabel 3.3 Analisis Keyword ... 42

Tabel 3.4 Anggaran pembuatan film ... 54


(7)

xvi


(8)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikis dan fisik yang saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku yang kompleks dan dinamis dalam setiap individu. Dalam masing-masing individu dapat menentukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain (Gordon Allport, 1937: 480). Salah satunya adalah introvert yang memiliki arti tertutup, pribadi yang mengarah pada pengalaman subjektif dan lebih memusatkan diri dari dunia dalam atau bersifat pribadi. Umumnya introvert cenderung menyendiri, pendiam, tidak ramah, anti sosial dan mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

Istilah Introvert dipopulerkan oleh seorang psikolog Carl Gustav Jung (C.G. Jung, 1960: 420) karena menurutnya introvert adalah pribadi yang unik dan mengelompokannya sebagai kaum minoritas. Pribadi introvert lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif dan orientasinya tertuju ke dunia mereka sendiri (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1978: 125). Menurut Hans Eysenck, introvert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi dengan karakteristik watak yang tenang, penyendiri, suka termenung dan cenderung menghindari suatu masalah (Lawrence A. Pervin, 1993: 302).

Menurut Carl Gustav Jung dalam (Clavin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1978: 126) orang-orang introvert selalu terampil dalam melakukan perjalan ke dunia mereka sendiri. Pribadi introvert selalu mencoba memahami diri mereka


(9)

sendiri dengan melakukan banyak perenungan dan menyendiri setiap harinya di tempat yang membuat mereka merasa tenang jauh dari dunia luar. Pada akhirnya introvert mampu menjadi orang yang bisa memahami diri mereka sendiri menjadi berpendirian keras, tidak mampu terpengaruh oleh orang lain dan mampu mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya.

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Heru Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap masa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu yang singkat dan mampu mempengaruhi audience melalui pesan-pesan dalam sebuah film.

Seiring dengan perkembangan jaman, pada saat ini film tidak hanya dapat di produksi bagi kalangan tertentu. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya para pencinta film yang mengikuti festival-festival film pada setiap tahunnya. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini yang cukup membantu bagi para pencinta film untuk membuat film mereka sendiri. Antara lain dengan membuat film panjang maupun film pendek.

Film pendek merupakan film yang mempunyai durasi yang pendek dengan waktu di bawah 50 menit, dengan kependekan waktu tersebut para pembuat film bisa selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan (Gotot Prakosa, 1997: 8-9). Film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat, sehingga bentuknya


(10)

menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja memiliki durasi 60 detik, yang penting ide dalam film dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Dengan demikian, setiap pengambilan gambar dalam film pendek akan memiliki sebuah makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnya.

Genre adalah sebuah metode untuk menentukan jenis dari film yang memiliki karakter atau pola yang sama seperti setting, isi, subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi, pertistiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Dari hal tersebut, dapat di kelompokan menjadi beberapa jenis atau genre film seperti aksi, petualangan, drama, komedi, horror, western, film noir, roman, dan sebagainya (Himawan Pratista, 2008: 27).

Berdasarkan hal tersebut, mendorong penulis untuk memproduksi sebuah film yang didalamnya terdapat pesan-pesan moral yang positif, dengan latar belakang kehidupan pribadi introvert dikemas dalam bentuk film pendek. Dengan itu penulis mengambil judul “Inilah Aku” bermaksud menyampaikan pesan bahwa jangan melihat orang lain dari sisi luarnya saja, tanpa mengetahui keadaan yang sesungguhnya, dan memberikan pandangan yang positif kepada masyarakat bahwa seorang introvert bukanlah sosok orang yang antisosial dan tidak selalu menutup diri, hanya saja mereka lebih senang menyendiri dan butuh ketenangan dalam hidupnya.

Pembuatan film ini akan mengambil tema tentang kehidupan sosial, dengan latar belakang kehidupan seorang mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert. Pembahasan utama, seorang mahasiswa memiliki kepribadian introvert yang setiap harinya selalu menyendiri ketika di dalam kampus maupun


(11)

lingkungan sekitar dan pada suatu saat hidupnya menjadi lebih terbuka disaat bertemu dengan seorang wanita yang tertarik kepadanya. Berdasarkan ide awal tersebut, akan dikembangkan menjadi cerita dengan alur-alur yang dapat menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai moral dengan baik yang terkandung dalam film pendek ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, beberapa permasalahan yang akan dikaji, diantaranya:

1. Bagaimana membuat film pendek bergenre drama dengan latar belakang seseorang yang memiliki kepribadian introvert?

2. Bagaimana memperkenalkan sosok pribadi introvert kepada masyarakat melalui film pendek?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas agar permasalahan tidak menyimpang, maka batasan masalah yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:

1. Membuat film pendek bergenre drama dengan latar belakang seseorang yang memiliki kepribadian introvert.

2. Memperkenalkan sosok kepribadian introvert kepada masyarakat melalui film pendek.


(12)

1.4 Tujuan

Tujuan pembuatan film pendek ini adalah sebagai berikut:

1. Memproduksi film pendek berjenis drama dengan latar belakang seseorang yang memiliki kepribadian introvert.

2. Memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang seseorang yang memiliki kepribadian introvert melalui film pendek.

3. Menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap film pendek di Indonesia.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui proses pembuatan suatu film, terutama film pendek

bergenre drama dengan latar belakang seorang yang memiliki kepribadian introvert.

2. Memberikan contoh yang mungkin berguna bagi masyarakat khususnya mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert.

3. Memberikan beberapa pemahaman tentang seseorang yang memiliki kepribadian introvert.


(13)

6

Untuk mendukung pembuatan karya film pendek yang berjudul “Pembuatan Film Pendek Introvert Bergenre Drama Berjudul “Inilah Aku” maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain mahasiswa, Tanggung jawab, sejarah film, film, film pendek, mekanisme produksi karya film, dan proses pembuatan film.

2.1 Kepribadian

Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikofisi yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya (G. Allport, 1937: 480). Frasa organisasi dinamik menekankan bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah, meskipun sekaligus terdapat oraganisasi atau system yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian. Istilah dalam psikofisis menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata mental dan bukan juga semata-mata neural. Organisasi mengisyaratkan beroprasinya badan dan jiwa, berpadu secara tak terpisahkan menjadi kesatuan pribadi (G. Allport, 1937: 480).

Personality atau kepribadian secara umum menunjuk pada bagaimana setiap individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya kepribadian secara umum hanya menilai perilaku-perilaku yang dapat diamati saja dan kepribadian bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya, pada dasarnya kepribadian tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat


(14)

netral. Menurut J. Feist & Gregory J. Feist (2002: 121) dalam bukunya Theories of Personality menjelaskan bahwa secara spesifik kepribadian terdiri dari sifat-sifat atau disposisi-disposisi yang mengakibatkan perbedaan individu dalam perilaku sepanjang waktu dan konsistensi perilaku dalam berbagai situasi.

Kepribadian manusia berdasarkan tujuannya dalam hidup yang dipengaruhi oleh masa lalu dan masa depan manusia. Dalam teori psikoanalisa ada dua aspek dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, Sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling,sensing dan intuiting. Menurut Carl Gustav Jung dalam Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1978 : 122) terdapat dua dimensi utama kepribadian, yaitu ekstrovert dan introvert.

Ekstrovert ditandai dengan mudah bergaul, terbuka, dan mudah mengadakan hubungan dengan orang lain. Sedangkan introvert ditandai dengan sukar bergaul, tertutup, dan sukar mengadakan hubungan dengan orang lain. Sikap terdiri dari

introvert dan ekstrovert, Sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling,sensing

dan intuiting.

2.2 Ekstrovert

Carl Gustav Jung dalam Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1978 : 125) mengatakan bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar dirinya. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Peneliti menyimpulkan bahwa ekstovert adalah suatu tipe kepribadian berdasar sikap jiwa


(15)

terhadap dunianya, yang merupakan satu ujung dari dimensi kepribadian intriversi-ekstroversi, yang dipengaruhi oleh dunia objektif.

Seorang ekstrovert memiliki sikap yang mengarahkan energi psikis keluar sehingga seseorang diorientasikan menuju sesuatu yang objektif dan menjauh dari yang subjektif. Orang-orang ekstrovert lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka daripada dunia batin mereka sendiri. Mereka cenderung focus kepada sikap objektif dan merepresi sikap subjektifnya (J. Feist & G. J. Feist, 2006).

Menurut Hedges (http://library.binus.ac.id/) yang mengembangkan teori Jung menyatakan bahwa terdapat karakteristik yang kompleks dengan seorang tipe kepribadian ekstrovert, antara lain:

1. Perhatiannya tertuju pada dunia di luar dirinya. 2. Mendapatkan energi melalui orang lain.

3. Menyaring isi pikiran, perasaan dan ide dari orang lain. 4. Cenderung berkomunikasi secar lisan.

5. Berbicara terlebih dahulu baru berpikir.

6. Ekspresif dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. 7. Terbuka dan suka berteman.

8. Tidak canggung dan ramah.

9. Suka bekerja sama dengan orang lain.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang ekstrovert adalah seorang yang lebih memandang dunia luar dari pada batinya.


(16)

2.3 Introvert

Introvert mempunyai arti tertutup, dengan istilah introvert adalah pribadi yang mengarah pada pengalaman subyektif, memusatkan diri dalam dunia dalam dan private, penyendiri, pendiam, tidak ramah dan anti sosial (Jung 1978). Pada umunya orang introvert senang intropekstif dan sibuk dengan kehidupan internal mereka sendiri. Seorang introvert juga mengamati dunia luar, tetapi melakukannya secara selektif dan memakai pandangan mereka sendiri (Hall dan Lindzey, 1978: 125). Dalam satu ujung dari dimensi kepribadian introversi dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, penyendiri, suka termenung dan seorang introvert lebih cenderung suka menghidari suatu resiko yang tidak diinginkan (Lawrence A. Pervin, 1993: 302).

Menurut Carl G. Jung (1971: 373), orang-orang introvert adalah mereka yang terampil dalam melakukan perjalanan ke “dunia dalam”, yaitu diri mereka sendiri. Individu introvert selalu mencoba memahami diri mereka sendiri dengan melakukan banyak perenungan dan berkontemplasi. Pada akhirnya menjadi orang yang bisa memahami dirinya sendiri, cenderung mempunyai sifat berpendirian keras, tidak mudah terpengaruh orang lain, dan lebih mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya. Dalam penelitiannya pribadi introvert adalah sifat bawaan dasar dari seorang yang tertutup yang lebih senang menstimulasi atau berdialog dengan dirinya sendiri. Pribadi introvert dapat dilihat dari kebiasaan dia sejak kecil, bila anak yang lain lebih aktif, senang beraktivitas, senang menceritakan semua kegiatannya, anak introvert lebih senang menyendiri


(17)

di kamar atau ruangan tertutup. Namun seorang introvert tidak sepenuhnya senang menyendiri, hanya saja mereka lebih memilih untuk memiliki segelintir teman dekat yang bisa mereka percaya untuk menceritakan tentang hal-hal yang bersifat pribadi tentang dirinya.

Konsep ini muncul dari seorang ahli psikolog (Carl G. Jung, 1971: 373), dan kini menjadi variable penting di berbagai tes kepribadian. Dengan mengelompokan introvert sebagai kaum minoritas, walau kaum minor peranan kaum introvert dalam kehidupan sosial sangat menonjol.

Menurut Hedges (http://library.binus.ac.id/) yang mengembangkan teori Jung menyatakan bahwa terdapat karakteristik yang kompleks dengan seorang tipe kepribadian introvert, antara lain:

1. Perhatiannya tertuju pada dunia dalam dirinya. 2. Mendapatkan energi dari dalam dirinya. 3. Menyaring ide dan isi pikiran dari dalam diri. 4. Cenderung berkomunikasi secara tulisan. 5. Berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.

6. Mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. 7. Mempunyai sifat tertutup.

8. Sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. 9. Lebih senang bekerja sendiri.

Berdasarkan Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang introvert lebih berfokus pada diri sendiri, cenderung selalu mendengarkan perasaan batinnya.


(18)

2.4 Sejarah Film

Pada abad ke 19 terlihat perkembangan yang pesat dari bentuk visual sebagai budaya popular. Dunia Industri banyak memproduksi lentera bergerak/diorama, buku kumpulan foto-foto, dan ilustrasi fiktif. Pada masa itu pula berkembang jenis hiburan yang dapat dinikmati secara visual.

Awalnya ilmuwan menemukan fakta bahwa manusia sangat tertarik pada sesuatu yang bergerak, namun tidak dapat jelas melihat jika pergerakan itu 16 gerakan perdetik. Pada tahun 1891 Thomas Alfa Edison dan seorang asisten W.K.L.Dickson menemukan alat yang baik untuk menampilkan rol selulosa dengan menggabungkan kinetograf (kamera) dan kinetoscope (alat untuk melihat), alat ini digunakan untuk merekam dan memproduksi gambar. Perekaman pertama kinetoscope terjadi ketika pegawai Edison yang bernama Fred Ott berpura-pura bersin. Edison membangun studio film pertama di New Jersey dan memulai pertunjukan film pertamanya pada tanggal 23 april 1896 di kota New York, Amerika Serikat. (http://www.katailmu.com/)

Antoine Lumiere dan kedua anaknya memiliki pabrik material fotografi di Lyons, Prancis. Setelah menyaksikan pertunjukan kinetoskop Edison saat, musim panas tahun 1894, Antoine tertarik dan menyarankan kepada kedua anaknya Louis dan Auguste untuk mengembangkan alat kinetoskop milik Edison tersebut (Marselli Sumarno, 1996: 3). Mereka merancang sebuah alat yang mengkombinasikan anatara kamera, alat yang mengkombinasikan antara kamera, alat memproduksi dan memproses film, serta proyektor menjadi satu dan disebut


(19)

sinematograf. Mekanisme ini memungkinkan setiap frame dari film yang diputar akan berhenti sesaat untuk disinari lampu proyektor, sehingga gambar tidak akan tampak berkedip-kedip.

2.5 Film

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Heru Effendy, 202: 134). Film juga merupakan sarana hiburan yang sangat menyenangkan bagi masyarakat. Film juga menjadi media untuk mendapatkan ilmu dan wawasan serta menjadi sarana efektif untuk proses pembelajaran.

Heru Effendy (Heru Effendy, 2002: 132) berpendapat bahwa film adalah gambaran teatrikal yang di produksi secara khusus untuk dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dan media televisi. Menurut (Wibowo, 2006: 196) bahwa film adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistic sebagai suatu alat bagi para seniman dan insane perfilman dalam rangka mengutarakan gagasan-gagasan dan ide cerita.

Menurut Peacok dalam bukunya The Art Moviemaking: Script to Screen

(2001: 1-3), film atau movie merupakan tampilan layar oleh kilatan pada layar oleh kilatan atau flicker cahaya yang muncul sebanyak 24 gambar tiap detiknya dari lampu proyektor. Kejadian itu dapat dilihat oleh mata manusia hanya saja karena kemampuan mata manusia yang terbata, maka potongan-potongan gambar


(20)

tidak terlihat sedangkan yang muncul adalah pergerakan gambar halus. Fenomena ini disebut persistence of vision.

Berdasarkan penjelasan di atas film sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual yaitu gambar dan suara. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat dan mampu mempengaruhi audien.

Adapun juga film memiliki beberapa genre atau jenis. Genre adalah sebuah metode untuk indetifikasi menentukan jenis dari film. Penggunaan genre dalam sebuah film akan membuat daya tarik tersendiri bagi audien yang menontonnya, beberapa genre-genre film antara lain:

1. Genre Aksi

Fim aksi biasanya termasuk film yang memakan banyak energi. Karena dalam film aksi lebih menampilkan adengan-adengan penuh dengan pertempuran, bela diri dan lain-lainya yang bersifat energetic.

2. Genre Drama

Film Drama lebih memiliki alur cerita tentang situasi kehidupan. Drama lebih menekankan dalam pesan-pesan yang terkandung dalam film, sehingga penonton bisa merasakan apa yang dirasakan didalam film tersebut.

3. Genre Komedi

Film komedi sengaja dirancang untuk menghibur dan membuat tawa bagi para penontonya, dengan melebih-lebihkan situasi, bahasa, tindakan, hubungan, karakter.


(21)

4. Genre Horor

Film horor dirancang untuk memberikan efek rasa takut. Film horor identik dengan mahkluk halus atau setan yang dibuat di film selalu membuat terkejut bagi para penontonya

5. Genre Perang

Film perang lebih menyajikan beberapa pertempuran atau sebuah peperangan antar negara, identik dengan tentara, tank, pesawat tempur dan biasanya cerita dibuat berdasarkan sejarah atau hanya imajinasi belaka. 6. Genre Thriller

Film thriller sendiri dapat diartikan sebagai film yang mendebarkan dan biasanya berkisah tentang petualangan hidup seseorang atau pengalaman buruk tertentu yang kadang berkaitan dengan pembunuhan.

7. Genre Fantasi

Konflik dari jenis film fantasi tidak terlalu berbeda dengan film yang lain. Film fantasi dapat dibedakan dengan setting atau latar belakang serta tokoh yang unik, yang tidak ada di dunia nyata.

8. Genre Sci Fi (Science Fiction)

Film Sci Fi mencakup tema-tema yang luas dan mempunyai unsur-unsur cerita fiksi yang mempunyai ciri khusus yaitu elemen imajinasinya berkaitan erat dan mempunyai kemungkinan untuk dijelaskan menggunakan science.


(22)

2.6 Film Pendek

Film pendek adalah film dengan durasi yang cukup pendek dengan waktu di bawah 50 menit (Gotot Prakosa, 1997: 156). Meskipun banyak batasan lain yang muncul dair berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, Film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuatnya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi.

Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung secara efektif. Dalam film pendek yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang baru tentang bentuk film secara umum dan kemudian memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

2.7 Mekanisme Produksi Karya Film

Mekanisme produksi film adalah sebuah proses yang lazim diterapkan dalam proses pengerjaan film pada umumnya (Mabruri, 2010). Mekanisme tersebut meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi. Persentase pembagian pengerjaan karya film adalah 70% di bagian pra produksi, 20% dalam tahap produksi sedangkan 10% tahap pasca produksi. Menurut Panca Javandalasta (Javandalasta, 2011: 76) tahap pembuatan film secara teknis ada tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.


(23)

2.7.1 Proses Produksi

Proses produksi adalah tahapan persiapan yang menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah film, seperti pembuatan jawdal shooting, penyusunan crew, pembentukan cerita, penulisan skenario, pembuatan story board dan casting pemeran.

Ide adalah proses awal mula dari pembuatan sebuah film, pengertian ide adalah gagasan sebuah cerita yang nantinya akan dituangkan menjadi sebuah cerita dalam skenario. Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario (2004: 46-50), dijelaskan bahwa ide didapatkan dari kisah pribadi penulis, novel, cerpen, film lain yang diambil inti cerita dan diadaptasikan, dan juga produser itu sendiri. Setelah ide mulai terbentuk, pastikan plot yang digunakan bercabang atau lurus dan juga setting yang digunakan seperti apa. Hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Elizabeth Lutters, menurut Askurifal Baksin dalam bukunya Membuat Film Indie Itu Gampang (2003: 62-65), ide dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, percakapan sehari-hari, biografi seseorang, komik, novel, music, olahraga, dan sastra.

Setelah ide kemudian naskah, naskah adalah pengembangan ide menjadi sebuah synopsis. Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario (2004: 61), synopsis bukan hanya ringkasan cerita tetapi sebuah ikhtisar yang memuat semua data dan informasi dalam skenario. Penyusunan bagan cerita dan kerangka tokoh, tokoh diberi karakteristik yang detail dari sifat, postur badan, agama, latar belakang dan lain-lain. Karakter tokoh dibuat dengan detail. Naskah tersebut berupa skenario, storyboard, dll.


(24)

Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario

(2004: 90), skenario adalah naskah cerita yang sudah lengkap dengan deskripsi dan dialog, telah matang, dan siap digarap dengan bentuk visual. Skenario berisi informasi-informasi seperti scene, nama pemeran, deskripsi visual, tokoh yang berdialog, beat, dialog dan transisi.

Menurut Heru Effendy dalam bukunya mari membuat film (2002: 150),

storyboard adalah sejumlah sketsa yang menggambarkan aksi di dalam film, atau bagian khusus film yang disusun teratur pada papan buletin dan dilengkapi dengan dialog yang sesuai waktunya atau deskripsi adegan. Storyboard adalah satu rangkaian ilustrasi-ilustrasi atau gambaran-gambaran yang dipertunjukkan di dalam urutan untuk tujuan previsualizing satu grafik gerakan atau urutan media yang interaktif. Dalam pembuatan storyboard, sutradara dapat dibantu oleh seorang ilustrasi dan harus mengerti teknik-teknik pengambilan gambar.

Menurut Elizabeth Lutters di bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario

(2004: 86), treatment adalah pengembangan cerita dari sebuah synopsis yang didalamnya berisi plot secara detail, dan cukup padat. Menurut Heru Effendy di buku Mari Membuat Film (2002: 154), treatment adalah presentasi detail dari sebuah cerita sebuah film, namun belum berbentuk naskah. Treatment adalah satu potongan dari prosa, kartu-kartu peristiwa, pemandangan dan draft pertama dari satu cerita untuk film.

Umumnya disepakati lebih panjang dan lebih terperinci dibanding satu garis besar dan lebih pendek dan lebih sedikit yang terperinci dibanding selangkah


(25)

menguraikan secara singkat tetapi mungkin meliputi rincian directorial gaya bahwa satu garis besar menghilangkan. Mereka terbaca seperti satu cerita pendek.

Setelah skenario selesai setiap scenenya dikembangkan menjadi shooting script yang menurut Heru Effendy di buku Mari Membuat Film (2002: 150), adalah pekerjaan akhir sebuah naskah film, membuat detail gambar satu persatu dan memberi nomor urutan.

2.7.2 Produksi

Tahap produksi adalah proses eksekusi semua hal yang sebelumnya telah di persiapkan pada proses pra produksi. Dalam proses ini kerja sama tim lebih di utamakan untuk mempermudah melakukan produksi (film http://www.frame-magz.com/)

Pada tahap ini sangat dibutuhkan pemahan dari ilmu sinematrografi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Pengambilan Gambar (Shot)

Di dalam pembuatan film terdapat beberapa sudut pandang kamera yang digunakan dan dibutuhkan pengambilan gambar dengan baik. Agar film terlihat nyaman ketika di tonton. Berikut adalah beberapa contoh teknik dalam pengambilan gambar atau shot, antara lain:

a. ELS (Extreme Long Shot)

Shot yang sangat jauh dengan menyajikan bidang pandangan yang sangat luas. Objek utama dan objek lainnya nampak sangat kecil dari sudut pandang kamera.


(26)

b. LS (Long Shot)

Pengambilan gambar objek utama secara keseluruhan, dari kepala sampai kaki.

c. MLS (Medium Long Shot)

Pengambilan gambar yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot, dengan objek utama biasanya di tampilkan dari atas lutut sampai di atas lutut sampai di atas kepala.

d. MS (Medium Shot)

Menampilkan objek menjadi lebih besar dan dominan, objek manusia ditampakkan dari atas pinggang sampai di atas kepala. Dengan latar belakan masih nampak sebanding dengan objek utama.

e. MCU (Medium Close Up)

Pengambilan sudut pandang objek dari bagian dada sampai atas kepala. MCU ini sering digunakan di acara televise, seperti acara berita.

f. CU (Close Up)

Pengambilan gambar dengan objek menjadi titik perhatian utama, dengan sudut antara bahu sampai di atas kepala.

g. BCU (Big Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi seluruh layar dan jelas sekali detailnya, dengan sudut pandang antara dagu sampai arah dahi.


(27)

h. ECU (Extreme Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari objek manusia. Objek begitu terlihat penuh di dalam gambar dan terlihat semakin detail, dengan sudut pandang antara mata sampai ke bibir

2. Pergerakan Kamera

Pergerakan kamera adalah suatu usaha menciptakan gambar-gambar menarik dengan disertai pergerakan kamera sebagai perkam objek dalam shot. Berikut ini adalah jenis-jenis gerakan kamera yang dikenal dalam pembuatan video atau film, yaitu: ( http://www.frame-magz.com/)

1. Panning

Teknik pengambilan gambar dengan cara menggerakkan kamera mengikuti arah objek secara horizontal dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Gerakan teknik ini memberikan kesan dramatik ketika objek melakukan gerakan lari. Misalnya ketika objek sedang berlari kamera mencoba mengikuti pergerakan objek tetapi dengan posisi kamera tetap, seperti seorang yang sedang menoleh ke kanan dan kiri.

2. Tilting

Tilt adalah teknik pengambilan gambar secara vertikal dari atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah ke atas. Sebagai contoh, Teknik ini dengan cara mengarahkan kamera ke arah awan dan kamera turun secara perlahan menuju kearah objek yang sedang dibawah. Kamera bergerak pada porosnya secara vertical ke atas dan ke bawah.


(28)

3. Zoom

Zoom adalah gerakan kamera yang memungkinkan menangkap lebih dekat subjek yang jauh. Bisa dari long shot ke medium shot, atau bahkan ke closeup shot. Dijelaskan pula bahwa Zoom dapat menampilkan gambar secara penuh atau full shot hingga close up tanpa menggerakkan kamera. Berbeda dengan shot yang menggunakan dolly, zoom diatur melalui focal length pada kamera.

4. Tracking

Teknik dengan pengambilan gambar dengan cara menggerakkan kamera kepada arah objek berada. Pergerakan kamera bisa menuju objek bidikan atau melewati disampingnya. Contoh, seorang sedang berjalan menuju suatu tempat dan pada saat itu kamera mengikuti pergerakan pemeran sampai tujuannya.

3. Pencahayaan (Lighting)

Dalam produksi suatu film, pencahayaan atau lighting mempunyai peranan yang penting dalam pengambilan gambar. Dengan pengaturan lighting yang tepat, dapat memberikan efek positif atau negative terhadap sebuah objek yang di shoot. Dalam lighting Bambang Semhedi dalam bukunya

Sinematografi-Videografi. Suatu Pengantar (Bambang Semhedi, 2011: 69-73) membaginya dalam tiga, yaitu:


(29)

1. Kualitas cahaya

Kualitas cahaya diukur dengan ketajamannya, bukan ditinjau dari intensitasnya. Oleh karena itu, para juru lampu (light engineer) membagi kualitas cahaya menjadi berikut:

a. Cahaya yang sangat tajam (hard light). Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber dahaya dengan intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Mengahasilkan kekontarasan yang tinggi dan bayangan terlihat begitu tajam.

b. Cahaya lunak (soft light). Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan halus. Biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau elemen penghalus cahaya. Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga bayangan yang dihasilkan terlihat sedikit pudar.

c. Cahaya sangat lunak (ultra soft light). Cahaya jenis ini biasanya didapatkan dengan cara meempatkan diffuser atau penggunaan reflector yang lunak (kain, dan lain-lain), dengan harapan agar gambar akan tampak lebih halus.

2. Intensitas cahaya

Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu. Dalam bidang optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya sensitive dan dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang diukur


(30)

dalam besaran pokok. Untuk itu perlu adanya teknik penempatan sumber cahaya yang dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

1. Key Light

Pencahayaan utama yang di arahkan pada objek. Key light merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Dalam pencahayaan, key light

ditempatkan pada sudut 45 derajat diatas subjek. 2. Fill Light

Fill light adalah cahaya pengisi yang digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan objek yang mempunyai jarak yang sama dengan key light.

3. Back Light

Pencahayaan dari arah belakang, berfungsi untuk memberikan dimensi agar objek tidak menyatu dengan latar belakang. Pencahayaan ini diletakan 45 derajat di belakang objek. Intensitas pencahayaan back light sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada objeknya. Misalnya, back light untuk orang beramput pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.

4. Background Light

Merupakan cahaya yang digunakan untuk menerangi latar belakang model, dengan maksud untuk menghilangkan cahaya yang jatuh di latar belakang.


(31)

2.7.3 Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan salah satu tahap akhir dari proses pembuatan film. Tahap ini dilakukan setelah produksi film selesai. Menurut Naratama dibuku

menjadi Sutradara Televisi (2004: 64), pasca produksi adalah penyelesaian akhir dari produksi. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti editing atau cut to cut proses ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan mood berdasarkan konsep cerita.

Editing adalah usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Tentunya editing film ini dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot dan unsure pendunkung seperti voice,

sound effet, dan musik. Selain itu, dalam kegiatan editing seorang editor harus betul-betul mampu menata ulang potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera. Leo Nardi berpendapat editing film adalah merencanakan dan memilih serta menyusun kembali potongan gambar yang diambil oleh juru kamera untuk disiarkan kepada masyarakat (Nardi, 1977: 47).

Selain itu, J.M. Peters menyatakan bahwa yang dimaksud dengan editing

film adalah mengkombinasikan atau memisah-misahkan rangkaian film sehingga tercapai sintesis atau analisis dari bahan yang diambil. Demikian dengan editing, film sintesis atau sutradara televisi dapat menghidupkan cerita, menjernihkan suatu gambar, dan menyatakan ide-ide dalam cerita atau dapat menimbulkan rasa haru pada penonton. (http://library.binus.ac.id/)

Seiring dengan berkembangnya teknologi, penggunaan software dalam editing film saat ini sudah menjadi kebutuhan untuk mejadikan film menjadi indah


(32)

secara tampilan gambar, dinamis dan juga menarik (Bambang Semhedi, 2011: 87). Beberapa jenis software untuk mengedit film antara lain seperti:

1. Windows Movie Maker. 2. Ulead Video Studio. 3. Pinnacle Studio. 4. EDIUS Pro.

5. Adobe Premier Pro. 6. Adobe After Effect.

Editing juga merupakan mengurutkan gambar, sehingga gambar akan mampu bercerita. Pada prinsipnya, bercerita menggunakan gambar terdapat dua hal (Bambang Semhedi, 2011: 94), yaitu:

1. Gambar yang bergerak wajar harus ditampilkan secara utuh sehingga ceritanya berjalan wajar

2. Jika terdapat gambar yang tidak bergerak, maka disitulah editor mempunyai kesempatan untuk menyingkat waktu cerita tanpa harus memutuskan alur cerita, dengan melakukan penyambungan gambar ke gambar selanjutnya melalui transisi dan lain-lain.

Dari penjelasan tersebut, bahwa disamping pentingnya penyusunan film, perlu adanya penyisipan potongan-potangan penting dalam film untuk membuat film itu bercerita. Berikut adalah jenis-jenis editing dalam film, yaitu:

1. Editing continuitas

Editing continuitas adalah menyambungkan potongan yang sesuai, dimana aksi yang berkesinambungan dan mengalir dari shot yang satu ke shot yang


(33)

lainnya, dimana aksi yang diperlihatkan bukan merupakan bagian dari shot sebelumnya. Suatu rangkain dari sambungan yang sesuai boleh terdiri berbagai angle yang berbeda, namun gambar harus memperlihatkan kesinambungan pergerakan gambar, ketika subjek berpindah posisi maupun arah harus disambung bersama.

2. Editing kompilasi

Film berita dan film jenis dokumenter mengenai survey, laporan, analisa dokumentasi, sejarah atau laporan perjalanan, umumnya menggunakan editing kompilasi karena sifat snapshot yang cukup menarik dari informasi visual, ini semua dihubungkan oleh narasi yang berkesinambungan. Narasi suara menggerakkan gambar dan akan sedikit maknanya jika gambar tanpa penjelasan suara. Editing kompilasi ini akan sedikit menemui masalah karena semua shot menggambarkan apa yang terdengar atau narasi.

Menurut Bambang Semhedi dalam bukunya Sinematografi-Videografi. Suatu Pengantar (2011: 97-100) editing terbagi menjadi beberapa pendekatan, yaitu:

1. Cut on Shot

Editor berperan sangat besar di dalam menciptakan alur cerita agar jajaran gambar yang dibuatnya bisa bercerita seperti yang diharapkan. Editor dituntut mempunyai kemampuan kreativitas yang bisa memainkan emosi penonton, sementara untuk menambah informasi, setelah gambar selesai diedit, diberikanlah narasi dan ilustrasi.


(34)

2. Cut on Sound

Editing jenis ini sangat mengandalkan shooting script dan editor bertugas untuk menyambung gambar berdasar suara yang telah direkam, seumpamanya suara dialog atau suara lain, dan mungkin termasuk suara musik. Setelah suara yang telah terekam oleh juru kamera disambung sesuai urutannya, editor tinggal memasukan stock shoot berupa insert atau cut away

untuk menghilangkan gambar-gambar jumping. Setelah itu, editor tinggal membuat transisi-transisi sesuai yang dituntut oleh alur cerita. Cut on sound

biasanya dilakukan untuk editing film/video cerita dan film/video music, khususnya klip.

3. Thematic Editing

Thematic editing adalah editing berdasarkan tema yang ada. Thematic editing

tidak mengharuskan seluruh shoot terjajar rapi tanpa jumping, namun sebaliknya, gambar boleh jumping, komposisi gambar boleh tidak sesuai dengan temanya. Cirri thematic editing ialah shoot-nya relative pendek, tidak menggambarkan suatu alur cerita, namun mengetengahkan potongan gambar sesuai temanya, dan hanya tampak mengemukakan perasaan atau ide saja. Oleh karena itu, baik iklan video, ataupun video clips banyak shoot yang

jumping, namun tetap enak ditonton dan terkadang hanya menonjolkan ilustrasi atau lagu pengiringnya.

4. Pararel Editing

Pararel editing dimaksudkan untuk menunjukkan dua peristiwa atau lebih yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Pararel editing dilakukan


(35)

dengan penyambungan dua buah peristiwa secara bolak-balik, artinya beberapa saat muncul sebuah tampilan serangkaian adegan di suatu tempat, dan tiba-tiba tersambung dengan adegan di tempat lain, dan dilakukan berkali-kali. Hal ini akan memberi kesan kepada penonton bahwa dua peristiwa yang sedang berlangsung secara bersamaan waktunya. Contohnya adalah seorang ibu sedang masak di rumah, dan tiba-tiba disambung dengan seorang anak kecil yang sedang bermain di halaman, kembali lagi ke dalam rumah dengan gambar sang ibu sedang memasak, dan kembali lagi ke anaknya yang sedang bermain. Hal itu akan memberikan kesan, selama ibu dari anak tersebut sedang memasak di dalam rumah, anaknya sedang bermain di halaman. Itulah yang disebut pararel editing, yang member kesan dua peristiwa yang berlangsung di tempat berbeda namun dalam waktu yang bersamaan.

5. Linear/Nonlinear Editing

Liniear editing adalah editing dengan menggunakan dua atau lebih cassette

berisi raw material atau bahan yang akan di edit. Biasanya menggunakan dua buah cassette. Cassette pertama disebut sebagai roll A, dan cassette kedua disebut roll B. Roll A berisi bahan baku utama seperti dialog atau shoot-shoot

pokok, sementara roll B berisi bahan gambar berupa insert atau cut away.

Pada praktiknya, editing dengan cara liniear harus selalu mengganti cassette

dari mesin editing secara bergantian sesuai kebutuhan. Sementara untuk

nonliniear editing, semua bahan baku ditempatkan ke dalam satu media, seperti computer yang lazim digunakan sekarang ini. Untuk shoot-shoot


(36)

pokok dan juga seluruh stock shoot berupa insert dan cut away sudah tersedia atau terekam didalam hard disk, sehingga pekerjaan editing menjadi lebih mudah. Jadi editing yang dilakukan menggunakan computer sekarang ini bisa disebat nonliniear editing.

6. On/Off Line Editing

Istilah on line editing dimaksud sebagai cara editing menggunakan seluruh jalur atau track yang sudah komplit (termasuk ilustrasi, narasi, efek, colour corrections, dan lain-lain) sehingga hasil editing sudah final atau langsung bisa ditayangkan. Sedangkan off line editing adalah editing untuk menyambung raw material atau bahan dasar sehingga hasilnya masih berupa bahan setengah jadi, karena masih perlu penambahan berbagai bahan lain, seperti sound effect, video effect, ilustrasi, transisi, mungkin perlu penambahan credit title dan lain-lain.

7. Cut Motivation

Terdapat beberapa cut yang ditawarkan oleh perangkat lunak (software) saat ini, namun sebagai sineas yang memahami berbagai motivasi, perlu juga mengetahui motivasi setiap cut. Hal ini sangat penting mengingat setiap cut

yang ditampilkan, akan member kesan tersendiri bagi penonton. Dari beberapa perangkat lunak (software), dikenal jenis-jenis cut, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Cut, yaitu bentuk cut yang benar-benar potongan gambar, artinya gambar tampak dipotong-potong setiap shoot.


(37)

b. Wipe, yaitu bentuk cut yang menyapu, baik secara vertikal maupun horizontal.

c. Super imposed, yaitu jenis cut yang menumpukkan gambar satu dengan lainnya. Artinya, setiap akan berakhirnya cut tertentu. Sudah menumpukkan gambar shoot berikutnya beberapa saat. Perlahan-lahan gambar shoot awal menghilang seiring dengan semakin jelasnya gambar awal shoot berikutnya.

d. Dissolve, yaitu jenis cut yang disambung dengan cara menghilangkan secara cepat akhir dari sebuah shoot, dan secara cepat pula diganti dengan awal shoot berikutnya.

e. Fade in-fade out, yaitu jenis cut yang disambung dengan cara menghilangkan secara perlahan akhir dari sebuah shoot, sampai benar-benar hilang dan layar tampak hitam, dan layar tampak hitam beberapa saat, dan disambung dengan munculnya secara perlahan awal shoot yang berikutnya.

Beberapa ini adalah beberapa motivasi dalam cut:

a. Cut to cut: untuk memberikan kesan kejadiannyaberlangsungpada waktu yang sama atau berurutan.

b. Wipe: untuk memberikan kesan kejadian yang berlangsung pada waktu yang sama, tetapi berlainan waktu atau beralih kepada topik/materi lain. c. Super imposed: untuk memberikan kesan dua kejadian berlangsung

bersamaan waktu, walaupun berbeda tempat, atau member kesan persamaan materi/topik.


(38)

d. Dissolve: untuk memberikan kesan perbedaan tempat, perbedaan waktu dan mungkin perbedaan materi/topik.

e. Fade in-fade out: untuk memberikan kesan perbedan waktu yang relative lama, biasanya setelah fade out muncul teks, misalnya: sepuluh tahun kemudian dan lain-lain.


(39)

Pada BAB III ini akan dijelaskan tentang metodologi dan perancangan karya dalam proses pembuatan film pendek introvert bergenre drama dengan menggunakan teknik live shoot. Di Indonesia, berbagai jenis film sudah mulai merebak. Film pendek merupakan salah satu jenis film yang sedang tersorot dalam beberapa tahun ini. Tidak kalah hebatnya dengan film maker profesional pada umumnya, banyak generasi muda Indonesia, khususnya kota-kota besar sudah mulai antusias dalam mencari, menyaksikan, bahkan membuat film pendek.

Dunia perfilman khususnya film pendek Indonesia, memang patut diapresiasikan oleh masyarakat lokal, karena film pendek merupakan bentuk kreasi para seniman dan pecinta film yang menghargai kultur masyarakat Indonesia yang saat ini cenderung suka dengan kultur instan. Bukti besar lagi, film pendek juga sebagai bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia saat ini mampu berkarya untuk memajukan dunia perfilman nasional melalui ajang festival yang diadakan oleh lembaga dalam maupun luar negeri. Mereka kini sudah mulai berlomba untuk bersaing dalam membuat dan mengikuti berbagai festival-festival film pendek. (http://library.umn.ac.id/)

Mengacu pada pemakaian film pendek tersebut, maka jenis penelitian ini adalah penelitian terapan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.


(40)

3.1 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan gabungan dari metode-metode yang ada.

Menurut Moh. Nazir, Ph.D (2009: 26) dalam bukunya yang berjudul Metode

Penelitian, metode penelitian dibedakan dalam 2 jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitin terapan (applied research).

Jenis penelitian yang digunakan dalan Tugas Akhir ini adalah penelitian terapan dimana penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk menyelesaikan masalah. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode kualitatif ini sesuai untuk metode pada Tugas Akhir ini karena metode ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk memecahkan masalah dari literature-literatur.

Berdasarkan dari penjelasan di atas, metode yang digunakan adalah: 1. Kepustakaan

Beberapa sumber/buku yang penulis gunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini diantaranya:

a. Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. (1978). Theories of Personality.

Psikologi Kepribadian 1 : Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta :

Kanisius.

b. Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. (1978). Theories of Personality.

Psikologi Kepribadian 3 : Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta :


(41)

c. Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dapat memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung. Sebagai data primer yang digunakan untuk metode wawancara. Prof.

Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2012: 139) dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian Kesehatan beliau menjelaskan bahwa wawancara/Interview adalah

suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

Nama: sucipto mawardi Umur: 23 thn


(42)

Berikut ini cerita yang dilontarkan oleh sucipto sebagai narasumber pada wawancara sebagai berikut:

Aku punya sepupu yang kerjanya di rumah saja. Semenjak tamat sekolah dia jadi pemurung dan tidak punya teman. Dia curhat padaku. Dia bilang, dia ga bisa hidup tanpa teman, karena semua dia ekspresikan pada teman-temanya, dan dengan teman rasanya dia bisa tertawa. dia rindu sekali dengan masa sekolahnya dulu. Tapi dia ga berani untuk memulai pertemanan baru. Karena dia merasa orang-orang tidak akan bisa berteman seperti teman sekolahnya. Dia memang sulit bergaul. Dia berusaha mengelak dengan mensugesti diri "ah buat apa saling berinteraksi dengan manusia". Dia punya jejaring sosial, dia kadang envy melihat teman sekolahnya (yang tidak dekat) sudah menemukan teman baru. Mereka berinteraksi lewat fb/twitter. Dia envy sekali, kadang itu membuat dia ingin mencari teman baru, tapi lagi-lagi rasa pesimis itu datang. Itu membuatnya jadi serba salah, sekarang dia kesepian, tapi juga cemas memikirkan bagaimana kalau dia mulai bergaul. Ohiya, ada juga teman yang dia ingin sekali menjadi sepertinya. Pintar, pintar, dan pintar. Selain pintar temannya juga punya banyak sahabat. Itu membuat dia envy dan ingin merasakan seperti temannya yang bahagia itu. Sementara posisinya sekarang bukanlah apa-apa. Dia sadar itu membuatnya terlihat tidak bersyukur, dia mencoba untuk bersyukur, ikhlas, dia sholat, tapi tetap saja merasa sedih karena merindukan masa-masa sekolahnya. Karena jujur saja dia tidak punya teman di rumah. Kadang aku juga menghiburnya tapi rasanya sia-sia. Padahal dulu dia orang yang berambisi, ingin jadi ini, itu. Entah apa yang ada di pikirannya. Lama


(43)

kelamaan, ada sesuatu dlm pikirannya yang entah dtg darimana katanya. "Kenapa saya harus bahagia dengan membahagiakan orang lain? Kenapa saya harus merasa bangga jika saya berhasil? Kenapa saya harus tertawa?" Yang dia sendiri juga takut akan pemikiran itu. Dia jadi sulit menghibur diri karena "kenapa saya harus tertawa?" Hidupnya jadi datar, sedikit saja dia ingin tertawa pemikiran itu datang membuatnya terdiam seketika. Dia juga jadi sulit berkonsentrasi, pelupa, stress, dll. Dia pernah hang out pergi memancing, ke salon, jalan2 (bersama orang tua dan sepupu) tapi perasaan itu ga hilang2. Semuanya terasa hambar. Aku kaget saat dia cerita seperti itu, karena dilihat dari luar dia tampak baik2 saja. dulu ceria sekali, walaupun tdk banyak bicara. Dalam cerita pada wawancara di atas bisa diartikan penyebab atau masalah yang terjadi oleh orang introvert.

Bisa dijelaskan pada pengertian Eysenck yang membahas tentang tingkah laku yang dihubungkan dengan perbedaan-perbedaan individual dan rangkaian kesatuan ekstrovert dan introvert. Jadi berdasarkan atas jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu:

a. Tipe kepribadian ektrovert

Eysenck (Atkinson, 1993: 370) mengemukakan bahwa seseoarang yang memiliki tipe kecenderungan ektrovert akan memiliki karateristik sabagai berikut: Mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul, menyukai pesta, memiliki banyak teman, selalu membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara, dan menyukai segala bentuk kerja sama. Mereka tidak jarang selalu mengambil kesempatan yang datang pada mereka, tidak jarang menonjolkan diri, dan sering kali bertindak tanpa berfikir terlebih dahulu, secara umum termasuk individu yang


(44)

meledak-ledak. Individu ekstrovert menyukai lelucon, mereka cepat tanggap dalam menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya serta menyukai perubahan. Mereka individu yang periang dan tidak terlalu memusingkan suatu masalah, optimis dan ceria. Mereka lebih suka melakukan kegiatan dari pada berdiam diri, cenderung agresif, mudah hilang kesabaran, kadangkadang kurang dapat mengontrol perasaannya dengan baik, kadang-kadang mereka juga tidakl dapat dipercaya. Menurut Jung, orang ektrovert dipenggaruhi oleh dunia obyektif, diluar dirinya. Orientasi tertuju pada: pikiran, perasaan terdasarnya terutama ditentukan oleh lingkungan. Baik lingkungan sosial atau non sosial. (Suryabrata, 2003: 292) b. Tipe kepribadian introvert

Sebaliknya, sesorang yang memiliki kecenderungan introvert akan memilikikarateristik antara lain: mereka tidak banyak bicara, malu-malu, mawas diri, suka membaca dibanding bergaul dengan orang lain. Mereka cenderung menjaga jarakkecuali dengan teman dekat mereka. Memiliki rencana sebelum melakukan sesuatu serta tidak percaya faktor kebetulan. Mereka juga tidak menyukai suasana keramaian, selalu memikirkan maslah sehari-hari secara serius serta menyukai keteraturan dalam kehidupan. Individu introvert dapat mengontrol perasaan mereka dengan baik, jarang berperilaku agresif, tidak mudah hilang kesabaran. Mereka merupakan orang bisa dipercaya, sedikt pesimistis, dan menetapkan standar etis yang tinggi dalam hidup. Eysenck (Atkinson, 1993: 371) Sedangkan orang introvert menurut Jung tidak dipenggaruhi oleh dunia obyektif, tetapi cenderung dari dalam dirinya. Oerientasi tertuju kedalam: pikiran, perasaan


(45)

terdasarnya terutama ditentukan dari dalam dirinya sendiri bukan ditentukan oleh lingkungan. (Suryabrata, 2003: 292).

2. Studi Literatur

Merupakan beberapa buku dan website internet yang digunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yaitu:

1. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Sifat Dan Behavioristik oleh Calvin

S. Hall & Gardner Lindzey. Berisi tentang definisi kepribadian.

2. Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta : Homerian

Pustaka.

3. The Art of Moviemaking : Script to Screen 2001 oleh Richard Beck

Peacock yang secara garis besar berisi tentang etika dan estetika pembuatan film atau cerita dalam video.

3. Studi Eksisting

Untuk memperdalam ide dan konsep diwujudkan dalam bentuk karya di Tugas Akhir ini, penulis telah melakukan kajian terhadap beberapa karya film diantaranya:

1. Pr[u]ecious

Pr[u]ecious adalah sebuah film pendek karya dari Tuan Nona Production, dan disutradarai oleh Aradea Adisudarma. Pr[u]ecious menyajikan film drama tentang seorang yang memiliki kepribadian introvert. Dimana karakter, latar belakang dan alur cerita yang terdapat dalam film pendek Pr[u]ecious ini dapat teraplikasikan dengan baik sebagai sebuah karya film. Dengan akhir cerita yang cukup menarik, film ini sangatlah inspiratif karena mengandung


(46)

pesan-pesan moral bagaimana seorang yang memiliki kepribadian introvert sesungguhnya tidak bisa dipandang sebelah mata hanya karena mereka terlihat seperti orang aneh.

Gambar 3.1 Pr[u]ecious (Sumber: google.co.id) Tabel 3.1 Analisis Kekurangan dan kelebihan film “Pr[u]ecious

Kekurangan Kelebihan

• Pergerakan kamera yang kurang

begitu fokus dan perpindahan setiap scene terlalu berlebihan.

• Tokoh pemeran utama mampu

memerankan sosok introvert dengan baik.

• Dari segi cerita serta penokohan dapat

teraplikasikan dengan baik dan warna dalam film ini begitu cocok dengan apa yang terjadi.


(47)

Berdasarkan studi eksisting dari film Pr[U]ecious dan cerita yang digunakan untuk pembuatan film pendek bergenre drama berjudul “Inilah Aku” dengan penggabungan unsur liveshoot dan pewarnaan yang dramatis ini dapat diketahui melalui STP. STP dari kedua film dijelaskan dalam tabel 3.2 analisis STP.

Tabel 3.2 Analisis STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

STP Pr[U]ecious

Segmentasi & Targeting

Geografis - Ukuran kota: kota besar

- Letak kota: Tengah kota

Demografis

- usia: 18 – 30 tahun

- Gender:

laki-laki, perempuan

- Pendidikan:

Pelajar, Mahasiswa, Sarjana

Psikografis

- Kelas sosial:

menengah

- Gaya hidup:

hidup sederhana

Positioning

Film pendek Pr[u]ecious diposisikan sebagai film drama dengan contoh seseorang yang memiliki kepribadian introvert

Dari analisis STP film Pr[u]ecious dapat disimpulkan bahwa pembuatan film diperlukan beberapa hal yang berkaitan dengan jenis atau bentuk film itu sendiri. Film yang baik mempunyai ciri dimana konsep yang dituju dapat diterima penonton sehingga cerita yang dibuat dapat dimengerti. Selain itu dapat disimpulkan bahwa suatu film harus mampu mempresentasikan isi pesan dengan semiotika cerita. Selain teknik yang dilakukan, penggabungan


(48)

antar keduanya seimbang agar terlihat nyata dan tidak kaku. Dengan jelasnya target pasar serta penempatan film maka konsep tersebut dapat diterima oleh penikmatnya sesuai dengan tujuan film itu dibuat.

3.2.1 Metodologi Perancangan

Pengerjaan tugas akhir ini berawal dari ide dan konsep yang telah tersusun rapi sejak dari ide yang bertemu dengan hasil studi literatur dan studi eksisting. Kemudian diolah menjadi treatment dan storyboard yang menjadi acuan dalam pembuatan film ini.

Setelah selesai, dilakukan casting pemeran dilanjutkan pemilihan kostum. Selain itu pencarian setting lokasi. Setelah itu maka dilakukan syuting dan pengambilan audio.

Saat rangkaian syuting selesai maka tiba ke proses editing. Proses editing melewati beberapa tahap mulai dari pemberian pewarnaan gambar/tone dan penambahan sound di dalamnya.

3.2.2 Keyword

Dalam analisis ini dilakukan analisa dari target pasar dan tujuan film berjudul “Inilah Aku” ini dibuat. Untuk menentukan konsep karya maka akan dilakukan penelitian terdahulu untuk merujuk ke satu point kunci (keyword), analisis ini berguna untuk mencari keyword yang kemudian akan diterapkan dalam film.


(49)

Tabel 3.3 Analisis Keyword

•Mencari Jati Diri

Kepribadian

Terlantar

Kecewa

•Penyendiri

•Masa Peralihan

•Telalu sensitif

Ketakutan Introvert

•Kurangnya

Perhatian

•Tertekan

•Kehidupan yang

Cepat

Kota Besar

Budaya Konsumtif

•Tekanan hidup

•Ramai

•Konsumtif

Ekonomi Menengah

•Mahasiswa

Dari analisa keyword pada tabel 3.3 maka hasilnya adalah menggunakan keyword Ketakutan. Analisa ini sesuai dengan kelas sosial yang akan menjadi landasan tema dalam film ini yaitu kehidupan Introvert. Dalam pewarnaan sebuah film dapat menimbulkan ciri khas sebuah film. Analisis pewarnaan dalam film pendek “Inilah Aku” ini sesuai pada analisis keyword yaitu kesengsaraan. Berdasarkan pemilihan pewarnaan pada analisis keyword tabel 3.3 didapatkan pewarnaan dramatis warna soft yang akan mendominasi hasil karya film pendek Ini.


(50)

3.3 Pra Produksi

Dalam tahapan pra produksi disiapkan berbagai perencanaan dan peralatan shooting diantaranya:

1. Anggaran

Pada tahapan budgeting/anggaran dilakukan untuk merumuskan dan merencanakan pengeluaran yang terjadi pada tahap produksi.

2. Crew

Pemilihan crew dilakukan untuk membantu pelancaran proses produksi

3. Penyusunan Materi

Tahap ini dilakukan untuk mematangkan konsep dan ide. Sehingga membantu dalam proses produksi dan pasca produksi. Yang didalamnya terdapat study literatur dan study perbandingan.

4. Persiapan peralatan

Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan peralatan shooting dan

mempermudah dalam pengambilan gambar.

3.3.1 Ide dan Konsep Cerita

Berawal dari penulis melihat kehidupan saat ini banyaknya realita sosial yang ada didalam kehidupan sehari-hari, Latar belakang kepribadian salah satu kelas sosial yang akan penulis ambil, maka timbul keinginan penulis untuk membuat sebuah karya film pendek bertemakan kehidupan seorang yang memiliki kepribadian introvert.


(51)

Ide muncul berawal dari realita kehidupan seorang yang memiliki kepribadian introvert, yaitu banyaknya masyarakat yang tidak begitu paham tentang sosok pribadi introvert, pribadi introvert bahkan selalu dikucilkan dari lingkungannya, banyak yang menganggap mereka sebagai orang yang aneh dan bahkan mereka dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai tujuan hidup. Maka film pendek yang berjudul “inilah Aku” ini akan di produksi untuk memberikan contoh positif kehidupan orang yang memiliki kepribadian introvert yang disalah pahami banyak orang, arti judul film pendek ini di ibaratkan jangan melihat pribadi orang dari luarnya saja tetapi lihat pribadi orang dari dalamnya juga dan jangan pernah selalu meremehkan orang lain. Yang dimaksudkan oleh penulis adalah perjuangan seorang introvert yang ingin menunjukan bahwa dirinya mampu berguna di mata orang lain dan tidak ingin diremehkan lagi. Dan penulis berharap mampu menyampaikan pesan berupa kesabaran dan keinginan yang kuat.

Menggunakan 1 tokoh utama seorang mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert bernama Fikri, agar penjiwaan peran muncul pada film ini. Dalam pembuatan film pendek berjudul Inilah Aku, ada beberapa pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada masyarakat nantinya, antara lain:

1. Jangan memandang rendah seseorang dengan mudahnya, pandang seseorang

dari hatinya.

2. Kesabaran adalah kunci utama dalam hidup, tetap semangat meskipun selalu


(52)

3. Berbuatlah yang baik dan hindarilah yang buruk, itu sudah menjadi sosok laki-laki.

Penulis disini membuat karya film pendek dengan pengambilan gambar teknik liveshot, karena film pendek dengan teknik liveshot dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam nilai-nilai pesan moral yang akan disampaikan daripada dengan media animasi. Penulis ingin membuktikan bahwa para sineas lokal tidak kalah dan mampu menghasilkan karya yang baik dan layak dinikmati masyarakat Indonesia.

Pada proses syuting berlangsung untuk mengambil adegan karakter yang akan dimainkan dalam film, penulis dalam melakukan liveshot tidak menggunakan kamera video pada umumnya, tapi penulis menggunakan kamera DSLR dalam pengambilan gambar.

Keuntungan dari pengambilan video shooting dengan menggunakan kamera DSLR adalah:

1. Fitur video dapat merekam hingga kualitas HD, sehingga menghindari

gambar yang pecah karena resolusi yang kecil.

2. Fokus kamera DSLR dapat dirubah sesuai keinginan penulis.

3. Lensa kamera DSLR lebih variatif dan mudah di dapat.

4. ISO yang tinggi antara 100-6400, menjadikan kamera DSLR lebih sensitif


(53)

3.3.2 Sinopsis

Sinopsis merupakan pengembangan ide cerita. Susunan sinopsis merupakan acuan dalam pembuatan skenario. Pada sinopsis, mulai terdapat pengembangan cerita, tokoh utama dan setting. Sinopsis Tugas Akhir film pendek berjudul “Inilah Aku” ini adalah:

Bercerita tentang seorang yang memiliki kepribadian introvert, dan dia adalah seorang mahasiswa STIKOM yang bernama Fikri. Setiap perkuliahan berlangsung Fikri selalu menyendiri di dalam kelas, dia terlihat sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak memperdulikan keramaian disekitarnya. Setiap harinya pun seperti itu, Fikiri selalu menyendiri dan sibuk dengan apa yang dilakukannya sendiri di dalam kelas. Meskipun beberapa temannya menyapanya, Fikiri hanya terlihat biasa saja dan hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Dalam setiap perkuliahan selesai Fikri langsung pulang begitu saja dan tidak pernah berkumpul dengan teman-temannya. Fikri cenderung suka menyendiri di dalam kamarnya dan sibuk dengan apa yang dia lakukan.

Pada suatu saat dalam perkuliahan ada seorang wanita yang bernama Linda sedang menulis resume pelajaran. Pada saat itu tinta bolpoin Linda habis dan dia dalam kebingungan karena tidak bisa menulis resume pelajaran. Seketika itu Fikri terlihat kasihan dengan Linda yang sedang kebingungan dan akhirnya Fikri meminjamkan bolpoinnya secara tiba-tiba kepada Linda. Hal tersebut membuat Linda begitu takjub dan beterima kasih kepada Fikri, karena Fikri yang dikenal selama ini adalah orang yang pendiam dan cuek dengan sekelilingnya. Sejak saat itu Linda dan Fikri terlihat begitu akrab, dan Linda mengajak Fikri untuk hidup


(54)

lebih terbuka dengan orang lain. Setiap harinya mereka selalu menghabiskan waktu bersama, dan selalu membuka diri tentang hidupnya satu sama lain. Pada akhirnya Fikri terlihat begitu suka dengan Linda yang mau berteman dengannya dan menerima Fikri dengan apa adannya. Beberapa hari setelah mereka selalu bersama, seketika itu Fikri terlihat jatuh cinta dengan Linda, tetapi Fikri malu untuk menyatakan cintannya dengan Linda.

Pada suatu saat tanpa disengaja Fikri melihat Linda sedang berbincang-bincang dengan seorang laki-laki lain dan pada akhirnya Fikri terlihat begitu cemburu karena orang yang dicintainnya begitu mengecewakannya. Pada akhirnnya Fikri jarang masuk kuliah, setiap sms maupun telepon dari Linda tidak pernah dihiraukannya sedikit pun. Fikri dengan perasaan kecewanya mematikan handphonenya agar Linda tidak dapat mengubunginya lagi dan setelah kejadian itu Firkri kembali dengan kehidupannya yang cuek dan pendiam seperti dulunya. Akhrinya sekian lama berselang Fikri kembali masuk kuliah dan saat itu dia tidak melihat Linda di dalam kelas. Beberapa hari kemudian di saat perkuliahan, Fikri tidak pernah melihat Linda sama sekali dan pada akhirnya Fikri memberanikan diri untuk bertanya kepada temannnya mengenai Linda yang tidak pernah masuk kuliah. Saat itu Fikri begitu terkejut dengan apa yang disampaikan oleh temannya, bahwa Linda telah meninggal dunia karena bermasalah dengan penyakit yang di deritannya. Saat itu pula Fikri begitu sangat menyesal, akhirnya saat itu juga Fikri menyalakan handphonenya yang selama beberapa hari dia matikan karena masih kecewa dengan Linda dan Fikri begitu terkejut setelah mendapati pesan-pesan yang menunjukkan bahwa Linda menjelaskan semuanya tentang dirinya yang


(55)

Fikri tidak ketahui. Dengan menyesal Fikri datang ke makam Linda dan meminta maaf tentang apa yang Fikri lakukan selama ini. Fikri terlihat begitu murung dan bersedih setiap harinya, suatu ketika Fikri membaca pesan-pesan dari Linda dan ada satu pesan yang belum dibaca oleh Fikri. Fikri terkejut dengan pesan tersebut bahwa sampai detik-detik akhir dalam pesannya, Linda mampu memberikan semangat kepada Fikri. Pada akhirnya Fikri terlihat begitu gembira dan senang dengan kehidupannya saat ini.

3.3.3 Skenario

Berikut skenario film pendek “Inilah Aku” dan selebihnya disertakan dalam lampiran:

Gambar 3.2: Scene 1-2 (Sumber: Olahan peneliti)

Scenario Film Pendek Inilah Aku dengan scene 1 menjelaskan kepada aktor untuk berjalan dari luar dan masuk kedalam gedung, untuk selanjutnya scene 2 menjelaskan untuk berjalan menuju kelas.


(56)

Gambar 3.3: Scene 3-4 (Sumber: Olahan peneliti)

Scene 3 menjelaskan kepada aktor untuk masuk kedalam kelas dan langsung menuju bangku bagian paling belakang dan scene 4 aktor menuju keluar kelas lalu menuju ke tempat parkir motor.

3.3.4 StoryBoard

Berikut storyboard film pendek “inilah Aku” dan selebihnya disertakan dalam lapiran:

Gambar 3.4: Storyboard Scene 1-2 (Sumber: Olahan peneliti)

Scene 1-2 menjelaskan bagaimana pergerakan untuk pemeran. Scene 1 pemeran utama berjalan menuju ke dalam kelas. Scene 2 pemeran utama melakukan adegan mulai dari luar kelas lalu masuk ke dalam kelas.


(57)

Gambar 3.5: Storyboard Scene 3-4 (Sumber: Olahan peneliti)

Dari gambar scene 3-4 melaukan aktifitas menggambar dan berjalan pulang menuju ke tempat kos. Pemeran harus melakukan adegan sesuai dalam storyboad tersebut.

Gambar 3.6: Storyboard Scene 5-6 (Sumber: Olahan peneliti)

Scene 5 menjelaskan pemeran sedang bersantai di dalam kamar kos dan beberapa saat kemudian scene 6 pemeran melakukan aktifitas menggambar sesuai dengan cerita.

3.3.5 Pemeran

Karakter yang digunakan di film pendek berjudul “Inilah Aku” antara lain:

1. Pemeran utama Laki-Laki sebagai seorang Mahasiswa adalah Fikri berusia 22


(58)

2. Pemeran kedua Perempuan sebagai seorang Mahasiswi adalah Linda berusia 21 tahun.

3.4 Produksi

Untuk meminimalkan dana dan waktu, produksi dilakukan selama 12 hari di 4 tempat yang berbeda. Proses syuting pertama dilakukan di kampus STIKOM Surabaya, kemudian dilanjutkan syuting di Kedung Baruk Utara Surabaya untuk pengambilan adegan Fikri kembali ke kosnya, lalu di warung dekat STIKOM Surabaya untuk pengambilan Fikri menyediri dengan kesibukannya, dan yang terakhir di STIKOM Surabaya untuk pengambilan adegan-adegan akhir film.

3.5 Publikasi

Setelah selesai mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Media yang digunakan penulis untuk publikasi adalah poster dan DVD. Kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk cetak berupa poster dan DVD. Poster disebar lewat sosial media dan forum-forum mahasiswa sehingga dirasa bisa menarik simpati publik. Berikut konsep dan sketsa dari desain publikasi dari film pendek ini:


(59)

1. Poster

Gambar 3.7: Poster Film Inilah Aku (Gambar: Olahan Peneliti)

a. Konsep poster

Penulis menggunakan konsep pada poster dengan menampilkan peran utama dan pewarnaan yang sesuai dengan analisis keyword, serta pemberian background yang mampu menjelaskan sosok introvert. Hal ini dimaksudkan agar poster dapat mewakili film dan penonton menjadi tertarik untuk melihatnya.

2. Cover DVD


(60)

Gambar 3.8: Cover DVD Film Inilah Aku (Gambar: Olahan Peneliti)

3. Sampul cover DVD

a. Sampul cover DVD

Gambar 3.9: Sapul cover DVD (Gambar: Olahan Peneliti)


(61)

3.6 Anggaran

Tabel 3.4 Anggaran pembuatan film pendek drama “Inilah Aku” Pembelian Tripod. 2 buah Rp. 700.000,- Pembelian Memory SDHC. 2 buah Rp. 400.000,- Penyewaan Lighting/Lampu. 2 buah Rp. 200.000,- Penggandaan naskah skenario film untuk

crew dan pemain.

- Rp. 15.000,-

Penyediaan property, kostum, make-up. - Rp. 250.000,- Penyediaan CD/DVD 10 buah Rp. 45.000,- Akomodasi, Konsumsi, dan Transportasi

Selama Proses Produksi

- Rp. 850.000,-

Lain-lain - Rp. 1.000.000


(62)

3.7 Jadwal

Tabel 3.5 Jadwal Pembuatan film pendek drama “Inilah Aku”

Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pra Production

Production Editing and compositing Post Rendering

Penyusunan Laporan


(63)

Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film pendek introvert bergenre drama yang berjudul ”Inilah Aku”, sebagai berikut:

4.1 Produksi

Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan observasi keesokan harinya dilakukan proses

pengambilan gambar dari screen shoot yang ada.

Gambar 4.1 Screenshot stock video film pendek “Inilah Aku”

(Sumber: Olahan peneliti)


(64)

Penulis berusaha mengambil gambar yang mendukung untuk memberikan kesan dramatis. Disini aktor di breafing terlebih dulu agar di tiap-tiap scene bisa benar-benar menjiwai perannya masing-masing, karena diharuskan berakting layaknya seseorang yang memiliki kepribadian introvert.

Gambar 4.2 Screenshot video sebelum editing

(Sumber: Olahan peneliti)

Dalam pembuatan film pendek introvert drama berjudul “Inilah Aku” ini

menggunakan berbagai macam peralatan videografi yang sederhana yaitu:

1. Camera DSLR dengan kemampuan merekam video

2. Lensa 50mm, 18-55mm

3. Microphone/micboom

4. Tripod dan Monopod


(65)

6. Memory SDHC kamera

Beberapa variasi shot yang digunakan dan diterapkan dalam film pendek

introvert drama berjudul “Inilah Aku” adalah Extreme Long Shot, Long Shot,

Medium Shot, Medium Close Up, Close Up. Untuk pergerakan kamera

menggunakan Panning, Tilting dan Zooming. Sedangkan untuk sudut

pengambilan gambar yang digunakan Eye Level, Low Angle dan High Angle.

4.2 Pasca produksi

Pada tahapan pasca produksi ini dilakukan proses editing dan penambahan sound efek dan lagu dengan beberapa langkah yang dilakukan, yaitu:

1. Proses pemilihan video

Proses awal adalah menyeleksi beberapa stock shoot yang telah diambil

selama 6 hari. Materi pemilihan berdasarkan kelayakan gambar secara visual dan audio.

Gambar 4.3 Screenshot pemilihan stock shoot video


(66)

2. Proses Penataan Stock Shoot

Proses ini dilakukan dengan bantuan program editing video, setelah

melakukan pemilihan video stock shoot, Proses selanjutnya melakukan penataan

yang mengacu kepada storyboard yang sudah ada.

Gambar 4.3 Screenshot penataan stock shoot video

(Sumber: Olahan peneliti)

Dalam proses editing secara sederhana memberikan suatu maksud dengan

menggunakan bahasa visual yang terdiri dari stock shoot. Sehingga menjadi

sebuah kesatuan yang bisa menghasilkan suatu gaya tersendiri untuk

menyampaikan fakta atau data yang ada. Untuk menata suatu scene, stock shoot


(67)

3. Proses Colour Grading effect

Dalam proses ini adalah merubah atau memodifikasi warna terhadap gambar sehingga menimbulkan kesan tertentu. Pemilihan warna tidak didasari oleh teori khusus tetapi hanya untuk membuat hasil gambar yang tajam dan memberikan nilai estetika.

Gambar 4.5 Screenshot proses colour grading effect

(Sumber: Olahan peneliti)

4. Sound Editing

Dalam proses ini penambahan backsound dilakukan untuk mendukung suatu gambar/video. Pada prosesnya sound dalam film pendek drama “Inilah Aku” terbagi menjadi 2 chanel dimana chanel pertama berisikan suara asli yang dihasilkan dari gambar dan chanel kedua adalah suara/musik tambahan yang diberikan. Sound yang akan diberikan kepada film pendek drama “Inilah Aku” sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada cerita-cerita film pendek ini.


(68)

Gambar 4.6 Screenshot editing equalizer audio (Sumber: Olahan peneliti)

Gambar 4.7 Screenshot proses sound editing


(69)

5. Rendering

Proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot

disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses ini memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam film pendek drama

berjudul “Inilah Aku” menggunakan format media MOV.

Gambar 4.8 Screenshot proses sebelum rendering


(70)

6. Hasil Final

Berikut ini adalah hasil jadi film pendek Tugas Akhir ini:

Gambar 4.9: Potongan adegan 1-3 (Sumber: Olahan peneliti)

Film Pendek Drama Inilah Aku dibuka dengan keterangan gambar yang

berupa bumper in untuk selanjutnya berupa gambar dimana Fikri berjalan

menuju kelas dan gambar ketiga menunjukan Fikri sibuk menggambar tanpa memperdulikan teman-temannya.

Gambar 4.10: Potongan adegan 4-6 (Sumber: Olahan peneliti)

Dalam gambar selanjutnya terlihat teman sekelas Fikri sedang mengejek dirinya. Gambar selanjutnya Fikri berjalan pulang kekosnya setelah perkuliahan selesai dan adegan berikutnya Fikri kembali sibuk melakukan aktifitasnya sendiri.


(71)

Gambar 4.11: Potongan adegan 7-9 (Sumber: Olahan peneliti)

Adegan ketujuh teman Fikri datang kekosnya untuk mengajaknya pergi keluar dan gambar berikutnya Fikri menolaknya karena dia terlihat tidak ingin pergi kemana-mana. Gambar berikutnya menjelaskan keosokan harinya saat perkuliahan baru dimulai.

Gambar 4.12: Potongan adegan 10-13 (Sumber: Olahan peneliti)

Selanjutnya adegan dimana Linda teman sekalas Fikri terlihat sibuk mencari sesuatu dan adegan berikutnya Fikri melihat Linda begitu kebingungan mencari bolpoinnya, seketika itu Fikri langsung memberikan bolpoin miliknya kepada Linda. Gambar berikutnya Linda sedang mengobrol dengan Fikri, setelah itu Linda mengajak jalan-jalan Fikri.


(72)

Gambar 4.13: Potongan adegan 14-16 (Sumber: Olahan peneliti)

Gambar selanjutnya Fikri dan Linda mencoba saling mengenal masing-masing. Gambar berikutnya Fikri terlihat senang saling berinteraksi melalui handphone dan selanjutnya setiap harinya mereka kemana-mana selalu bersama.

Gambar 4.14: Potongan adegan 17-19 (Sumber: Olahan peneliti)

Adegan berikutnya terlihat Linda sedang menunggu. Gambar berikutnya Linda terlihat membicarakan sesuatu yang terlihat penting dengan orang tersebut dan adegan berikutnya Fikri terlihat marah seketika itu melihat Linda sedang bersama orang lain.


(73)

Gambar 4.15: Potongan adegan 20-22 (Sumber: Olah peneliti)

Selanjutnya adegan Linda sedang melihat Fikri pergi begitu saja. Gambar berikutnya Fikri terlihat stress karena masih teringat kejadian Linda sedang bersama orang lain. Adegan berikutnya setelah 3 hari kemudian teman-teman Fikri mengabari kalau Linda sudah meniggal.

Gambar 4.16: Potongan adegan 23-26 (Sumber: Olah peneliti)

Gambar selajutnya terlihat teman Fikri sedang memberikan surat dan gambar berikutnya Fikri terlihat begitu menyesal setelah membaca surat tersebut yang ternyata surat dari Linda yang isinya pesan untuk Fikri.

7. Mastering

Proses dimana file yang sudah di render dipindahkan ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film drama ini menggunakan media DVD.


(1)

66

Gambar 4.15: Potongan adegan 20-22 (Sumber: Olah peneliti)

Selanjutnya adegan Linda sedang melihat Fikri pergi begitu saja. Gambar berikutnya Fikri terlihat stress karena masih teringat kejadian Linda sedang bersama orang lain. Adegan berikutnya setelah 3 hari kemudian teman-teman Fikri mengabari kalau Linda sudah meniggal.

Gambar 4.16: Potongan adegan 23-26 (Sumber: Olah peneliti)

Gambar selajutnya terlihat teman Fikri sedang memberikan surat dan gambar berikutnya Fikri terlihat begitu menyesal setelah membaca surat tersebut yang ternyata surat dari Linda yang isinya pesan untuk Fikri.

7. Mastering

Proses dimana file yang sudah di render dipindahkan ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film drama ini menggunakan media DVD.


(2)

67

8. Publikasi

Setelah selesai mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Media yang digunakan penulis untuk publikasi adalah poster dan DVD. Kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk cetak berupa poster dan DVD (cover DVD dan sampul cover DVD).

Gambar 4.17 Poster Film Pendek Drama “Inilah Aku” (Sumber: Olah peneliti)


(3)

68

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan seluruh penelitian hasil produksi yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Film pendek Inilah Aku dengan mengangkat kehidupan seseorang yang memiliki kepribadian introvert. Dengan beberapa penelitian yang cukup mampu untuk mengaplikasikannya melalui film pendek.

2. Film pendek Inilah Aku mampu menyampaikan pesan tentang seseorang yang memiliki kepribadian introvert, sehingga masyarakat mampu mengerti bagaimanga sesungguhnya kepribadian introvert.

3. Film pendek diharapkan tak hanya menjadi sebuah wahana hiburan semata melainkan menjadi sebuah kajian yang menarik yang dapat dikembangkkan dalam ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu yang lain. Yang tentunya memiliki tujuan positif untuk mengembangkan berbagai aspek kehidupan sosial yang di inginkan bersama.


(4)

69

5.2 Saran

Berdasarkan seluruh hasil produksi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran untuk penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian tentang kepribadian yang unik dalam realitas masyarakat yang di aplikasikan kedalam sebuah karya film pendek ini diharapkan dapat menambah wawasan, inspirasi dan hiburan bagi para masyarakat luas.

2. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan hasil penelitian ini ke dalam film pendek karena dalam pembuatan film pendek ini sangat diperlukan perencanaan dan perancangan yang lebih matang dan didukung oleh beberapa tim/crew dengan spesifikasi tersendiri. Tetapi dalam


(5)

70

DAFTAR PUSTAKA

Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 1978. Theories of Personality. Psikologi

Kepribadian 1 : Teori-Teori Psikodinamik. Yogyakarta: Kanisius

Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 1978. Theories of Personality. Psikologi

Kepribadian 3 : Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius

Pervin, Lawrence A. 1993. Personality : Theory and research. New York: The Guilford press.

Feist, J., & Feist, G.J. 2002. Theories of Personality. New York : McGraw-Hill Allport, G.W. 1937. Personality : a psychological interpretation. New York:

Henry Holt and Company.

Jung, C.G. 1960. The Structure and dynamics of psyche. New Jersey: Princeton University Press

Jung, C.G. 1971. Psychological Types. New Jersey : Princeton University Press Atkinson, J.W. 1993. Creativity and personality: suggestions for theory. Milton

Park: Routledge

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka Efendi, H. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Javandalasta, P. 2011. Lima Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: MUMTAZ Media. Prakosa, Gotot 1997. Film Pinggiran. Jakarta: Institute Kesenian Jakarta

Sumarno, Marselli. 2002. Dasar-dasar apresiasi film. Jakarta: Gramedia

Wibowo, Fred. 2006. Teknik Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher Mabruri, Anton, 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Depok:

Mind 8 Publising House.

Peacock, Richard Beck. 2001. The Art of Moviemaking: Script to Screen. Prentice hall: Longman Inc. US.


(6)

71

Semhedi, Bambang. 2011 Sinematografi-Videografi. Jakarta: Ghalia Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo

Nardi, Leo. 1977. Penuntun Kinematografi 8mm. Bandung: Yayasan foto indonesia

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung: Rineka Cipta

Suryabrata, Sumadi. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. Internet:

(http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2011200019PL2/print.ht ht) Retrieved: 20 Februari 2011

(http://library.umn.ac.id/eprints/43/2/Gergiana-bab%201-wm.pdf) Retrieved: 05 Januari 2012

(http://thesis.binus.ac.id/Doc/Lampiran/2012-2-01895-DS%20Lampiran001.pdf) Retrieved: 01 Februari 2012

(http://www.katailmu.com/2010/09/definisi-sejarah.html) Retrieved: 09 April 2011

(http://www.frame-magz.com/2013/12/teknik-pengambilan-gambar-video.html#.Uvv_j_mSzzk) Retrieved: 10 Desember 2013