TA : Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Berjudul Hidupku Impianku.

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : Putri Ayu

NIM : 08.51016.0093

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA 2013

STIKOM


(2)

x

HIDUPKU IMPIANKU

Putri Ayu (2008)

Program Studi DIVKomputer Multimedia, STIKOM

Kemiskinan merupakan hal yang tak asing bagi siapapun. Kemiskinan memang saat ini masih belum ada solusinya, tampaknya pemerintah belum maksimal dalam menangani masalah kemiskinan. Oleh karena itu kemiskinan menjadi persoalan yang menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengatasinya. Kemiskinan adalah kurangnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian kemiskinan dapat disebabkan karena terjadinya ketidak mampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, rumah, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Melihat kenyataan tersebut sudah sepatutnya merubah pola pikir masyarakat dengan cara menanggulangi kemiskinan yang terjadi. Dengan selalu berusaha mandiri. Harus ada kemauan dan keberanian ketika ada peluang untuk memajukan diri sendiri. Harus siap gagal dan menjadikan kegagalan itu sebuah awal dari kesuksesan. Semisalnya mewujudkan impian yang kita impikan selama ini. Impian adalah proses untuk membina dan merancang masa depan sesuai apa yang mereka inginkan dengan segala daya dan upaya, apapun yang terjadi harus tercapai dengan penuh keberhasilan. Dengan mengangkat cerita kemiskinan, sangat menarik dibuatlah karya film. Pada saat ini perkembangan film di Indonesia sangatlah pesat dan berkembang. Hal ini ditunjukkan semakin banyaknya film yang bermunculan di layar bioskop tanah air ini. Sehingga banyak sekali sutradara baru yang berlomba-lomba untuk membuat film. Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk cerita atau juga biasa disebut movie atau video.

Kata Kunci: Kemiskinan, Impian, Film Pendek

STIKOM


(3)

xii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kelas Sosial ... 6

2.2 Kemiskinan ... 7

2.3 Impian ... 8

2.4 Film ... 9

2.5 Film Pendek ... 9

2.6 Genre FIlm ... 10

2.7 Genre Drama ... 11

2.8 Tahapan Pembuatan Film ... 11

2.9 Dasar Produksi Film ... 15

2.10 Warna ... 15

STIKOM


(4)

xiii

3.1.2 Teknik Analisis Data ... 19

3.2 Tahap Analisis ... 20

3.3 Hasil ... 24

3.4 Pencarian Keyword ... 25

3.5 Kerangka Perancangan Karya ... 26

3.6 Pra Produksi ... 26

3.6.1 Ide dan Konsep Cerita ... 27

3.6.2 Warna ... 28

3.6.3 Tipografi ... 29

3.6.4 Konsep Poster ... 29

3.6.5 Sinopsis ... 30

3.6.6 Penokohan ... 31

3.6.7 Skenario ... 32

3.6.8 Crew Produksi ... 42

3.6.9 Lokasi Pengambilan Gambar ... 42

3.6.10Anggaran Produksi ... 43

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Pra-produksi ... 46

4.2 Produksi ... 47

4.3 Pasca produksi ... 52

1. Stock Shot Video ... 52

2. Colour Corection ... 53

3. Sound Editing ... 54

4. Rendering... 54

STIKOM


(5)

xiv

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

BIODATA PENULIS ... 60

LAMPIRAN ... 61

STIKOM


(6)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara dengan jumlah kemiskinan yang tinggi. Pola pikir masyarakat miskin yang menganggap sebuah impian tidak akan mengubah derajat mereka. Sehingga muncullah masalah utama yang menimbulkan banyaknya masyarakat miksin di muka bumi ini. Dengan masalah tersebut makan dibuatlah karya film pendek bergenre drama berjudul hidupku impianku.

Kemiskinan merupakan hal yang tak asing bagi siapapun. Kemiskinan memang saat ini masih belum ada solusinya, tampaknya pemerintah belum maksimal dalam menangani masalah kemiskinan. Oleh karena itu kemiskinan menjadi persoalan yang menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengatasinya. Kemiskinan adalah kurangnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (Moira Moeliono, 2007:11). Dengan demikian kemiskinan dapat disebabkan karena terjadinya ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, rumah, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.

Kemiskinan sangat beragam, pada saat ini kita sering menjumpai banyak pengemis, pengamen, mereka meminta uang kepada orang lain dengan menadahkan tangan dan bernyanyi dilokasi-lokasi umum seperti dijalanan, dilampu merah,

STIKOM


(7)

disekitar taman, dan banyak lokasi lain. Dan itulah yang terjadi pada saat ini, bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Masalah kemiskinan ini mempengaruhi banyak hal diantaranya pengangguran, kriminalitas, dan yang tak kalah penting kemiskinan berdampak pada perampasan hak-hak anak. Semisal kita melihat anak-anak usia sekolah yang berjuang hidup dijalan-jalan lalu lintas. Tidak jarang diantara anak-anak putus sekolah, demi meringankan beban kehidupan keluarganya.

Melihat kenyataan tersebut sudah sepatutnya merubah pola pikir masyarakat dengan cara menanggulangi kemiskinan yang terjadi. Dengan selalu berusaha mandiri. Harus ada kemauan dan keberanian ketika ada peluang untuk memajukan diri sendiri. Harus siap gagal dan menjadikan kegagalan itu sebuah awal dari kesuksesan. Semisalnya mewujudkan impian yang kita impikan selama ini. Impian adalah proses untuk membina dan merancang masa depan sesuai apa yang mereka inginkan dengan segala daya dan upaya, apapun yang terjadi harus tercapai dengan penuh keyakinan (Afifi bin ahmad, 2005:8). Secara positif impian membawa seseorang kepada pencapaian cita-cita dalam kehidupan.

Dengan mengangkat cerita kemiskinan, sangat menarik dibuatlah karya film. Pada saat ini perkembangan film di Indonesia sangatlah pesat dan berkembang. Hal ini ditunjukkan semakin banyaknya film yang bermunculan di layar bioskop tanah air ini. Sehingga banyak sekali sutradara baru yang berlomba-lomba untuk membuat film. Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk cerita atau juga biasa disebut movie atau video (Heru effendy, 2009:1).

STIKOM


(8)

Pada umumnya film berfungsi untuk pendidikan, karena dari film kita akan mendapatkan banyak informasi-informasi baru untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan kita. Oleh karena itu, film dikemas sebaik mungkin dan semenarik mungkin untuk menyuguhkan hiburan bagi penonton. Dalam proyek pembuatan film ini perlu dilakukan perancangan yang matang. Perancangan ini mencakup seluruh proses pembuatan film, mulai dari pra produksi, produksi, dan paska produksi.

Film ini memiliki unsur moral, supaya menumbuhkan rasa semangat bagi remaja yang ingin meraih impiannya walaupun keluarganya mengalami kendala kemiskinan. Dalam film ini ada sebuah keluarga yang mengalami kendala kemiskinan, akan tetapi si ayah menyuruh anaknya untuk mengamen di jalanan, dan anak tersebut mengikuti perintah ayahnya. Meskipun anak tersebut tidak menyukai apa yang dia lakukan dan orang-orang selalu meremehkannya, akan tetapi dia terus berjuang untuk menghidupi keluarganya. Ditengah perjalanannya dia mulai merasa jenuh dengan kerjaan yang dia lakukan dan dia ingin meraih impiannya sebagai seorang fotografi. Meskipun ejekan dari temannya dan dimarahi ayahnya akhirnya si anak berjuang dan memulai meraih impiannya. Disinilah dapat menarik penonton untuk mengikuti alur cerita dalam film ini. Film ini sangat menarik dan pantas dikonsumsi oleh remaja agar mereka tahu arti pentingnya meraih sebuah impian.

Film ini dikemas sedemikian hingga penonton dibuat tertarik dan menyukainya, sekaligus mengerti pesan dari cerita film ini. Melalui Tugas Akhir ini akan dibuat sebuah film yang secara tersirat akan memberikan informasi kepada masyarakat yang mana pada hal ini lebih ditekankan pada remaja. Film ini berjudul “Hidupku

STIKOM


(9)

Impianku”, dimana dari kisah film ini kita dapat mencontoh kesuksesan seorang anak yang tak patah semangat untuk meraih impiannya. Dia berfikir kita harus punya mimpi agar dapat mewujudkan kenyataan yang pasti. Disinilah sebuah nilai moral yang positif yang wajib dikonsumsi oleh para remaja saat ini bawasannya sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mewujudkan mimpi yang tinggi. Dengan mengangkat kehidupan remaja yang putus sekolah dan menjadi pengamen jalanan yang ingin meraih impiannya supaya mampu memberikan pola pikir kepada remaja untuk memberikan semangat baru meraih impian yang dicita-citakan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam pembuatan film ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat film pendek bergenre drama dengan latar belakang kehidupan masyarakat miskin?

2. Bagaimana menyampaikan pesan yang terkandung dalam film “Hidupku Impianku” kepada para remaja?

1.3Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembuatan film ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat film pendek bergenre drama dengan latar belakang kehidupan

masyarakat miskin

2. Berdurasi + 15 menit, berjenis film pendek

STIKOM


(10)

1.4Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan film ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat film pendek bergenre drama berjudul “Hidupku Impianku”

2. Membuat film drama yang mudah dipahami dalam penyampaian pesan pada remaja.

3. Membuat film drama yang ditujukan untuk remaja.

1.5Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan film ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Secara Teoritis

1. Film ini diharapkan menjadi rujukan atau bahan kajian pembuatan film pendek bergenre drama.

Secara Praktis

1. Film pendek ini bisa menjadi salah satu referensi bagi para pembuat film, yang mengangkat film drama.

STIKOM


(11)

6

Pada Tugas Akhir ini dalam BAB II berisi mengenai teori-teori yang menjadi acuan dibuatnya film drama yang berjudul ”Hidupku Impianku”. Salah satunya adalah tentang hal-hal yang berhubungan dengan kemiskinan.

2.1 Kelas Sosial

Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial (Horton 1989:5). Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan sosial yang kurang lebih sama. Perbandingan tersebut akan menyebabkan suatu kelompok orang-orang yang berkedudukan sama akan berada diatas atau dibawah kelompok orang-orang yang lain. Sehingga muncullah kelas sosial atas, kelas sosial menengah, dan kelas sosial bawah. Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau dihormati oleh kelas sosial dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya kedudukan kelas sosialnya maupun kekayaannya.

Adanya sesuatu perbedaan kelas sosial dalam masyarakat sehingga timbullah masalah sosial yang terjadi. Masalah sosial merupakan proses terjadinya ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan suatu masyarakat yang

STIKOM


(12)

membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial lain (Bagha Waluyo 2007: 22).

Adapun masalah sosial yang terjadi di masyarakat dikategorikan menjadi 4 faktor antara lain:

1. Faktor Ekonomi: Kemiskinan, pengangguran, dll 2. Faktor Budaya: Perceraian, kenakalan remaja, dll

3. Faktor Biologis: Penyakit menular, keracunan makanan, dll 4. Faktor Psikologis: penyakit syaraf, aliran sesat, dll

2.2 Kemiskinan

Kesenjangan ekonomi atau perbedaan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat yang berpenghaslan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada dibawah garis kemiskinan merupakan dua masalah besar yang terjadi dinegara Indonesia.

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut (Andreas Suroso 2008: 22). Adapun pendapat lain tentang kemiskinan menurut suparlan (1995:9) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yanng rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

STIKOM


(13)

Suherman Rosyidi (2006:37) Kemiskinan dapat dipahami dalam berbagai cara antara lain:

1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan sehari-hari, sandang, pangan, rumah dan pelayanan kesehatan

2. Gambaran tentang kebutuhan soaial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang mamadai.

2.3 Impian

Impian adalah titik awal dari segala keberhasilan (Sonny Tulung 2008:23). Dari sinilah semua yang elihatannya mustahil menjadi mungkin. Impian mendorong anda meraih apa yang anda impikan.Dengan impian bisa membangkitka hasrat menggebu-gebu untuk meraih sesuatu.

Impian tercipta karena proses yang dilakukan secara sadar, ketika seseorang menginginkan sesuatu dalam pikirannya seolah-olah terbuka jalan yang menuntunnya kepada perwujudan apa yang diinginkan (Sonny Tulung 2008:24). Impian adalah proses untuk membina dan merancang masa depan sesuai apa yang mereka inginkan dengan segala daya dan upaya, apapun yang terjadi harus tercapai dengan penuh keyakinan (Afifi bin ahmad, 2005:8). Secara positif impian membawa seseorang kepada pencapaian cita-cita salam kehidupan.

STIKOM


(14)

2.4 Film

Impian adalah titik awal dari segala keberhasilan (Sonny Tulung 2008:23). Dari sinilah semua yang elihatannya mustahil menjadi mungkin. Impian mendorong anda meraih apa yang anda impikan.Dengan impian bisa membangkitka hasrat menggebu-gebu untuk meraih sesuatu.

Impian tercipta karena proses yang dilakukan secara sadar, ketika seseorang menginginkan sesuatu dalam pikirannya seolah-olah terbuka jalan yang menuntunnya kepada perwujudan apa yang diinginkan (Sonny Tulung 2008:24). Impian adalah proses untuk membina dan merancang masa depan sesuai apa yang mereka inginkan dengan segala daya dan upaya, apapun yang terjadi harus tercapai dengan penuh keyakinan (Afifi bin ahmad, 2005:8). Secara positif impian membawa seseorang kepada pencapaian cita-cita salam kehidupan.

2.5 Film Pendek

Jenis-jenis film menurut Heru Efendy, Mari Membuat Film, panduan menjadi produser, Film cerita pendek biasanya berdurasi dibawah 60 menit. Dan biasanya digunakan para kelompok atau para sineas sebagai batu loncatan untuk memproduksi film cerita panjang. Selain itu orang-orang yang memproduksi film jenis ini biasanya adalah mahasiswa jurusan film atau kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik, tetapi ada juga yang memang menghkususkan diri membuat film-film demikian untuk kemudian dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.

STIKOM


(15)

2.6 Genre Film

Genre film menurut Panca Javandalasta (2011: 3) yaitu, dalam film kita akan mengenal istilah Genre atau untuk mudahnya kita bisa menyebutnya jenis atau bentuk sebuah film berdasarkan keseluruhan cerita. Ini digunakan untuk mempermudah penonton untuk menentukan film apa yang akan ia tonton. Genre film ada beberapa macam, antara lain:

1. Film Action Laga

Genre ini biasanya bercerita mengenai perjuangan seorang tokoh untuk bertahan hidup atau adegan pertarungan.

2. Film Komedi

Genre film ini adalah film-film yang mengandalkan kelucuan-kelucuan baik dari segi cerita maupun dari segi penokohan.

3. Film Horor

Genre film ini adalah misteri, biasanya mengetengahkan cerita yang terkadang berada di luar akal umat manusia.

5. Film Thriller

Genre film ini selalu mengedepankan ketegangan yang dibuat tak jauh dari unsur logika ataupun seperti pembunuhan.

6. Film Ilmiah

Genre film ini biasa disebut dengan sci-fi. Ilmuan akan selalu ada dalam genre film ini karna apa yang sesuatu mereka hasilkan akan menjadi konflik utama dalam alur.

7. Film Romantis

STIKOM


(16)

Genre film ini mengisahkan romansa cinta sepasang kekasih. Kebanyakan penonton yang melihat akan terbawa suasana romantis yang diperankan oleh pemainnya.

8. Film Drama

Genre film yang biasanya banyak di sukai penonton karena dianggap sebagai gambaran nyata sebuah kehidupan dan penonton dapat ikut merasakan adegan dalam film.

2.7 Genre Drama

Dari kamus bahasa indonesia drama adalah karangan yang berbentuk dialog atau percakapan antara pemainnya. Dengan demikian percakapan dalam drama tidak jauh dari percakapan sehari-hari, akan tetapi percakapan dalam drama diatur oleh sutradara. Sedangkan genre drama adalah genre terbesar didunia, genre drama lebih ditekankan pada pendalaman dari karakter Parrent (2002:18). Cerita dengan genre drama digambarkan secara realitis dengan dukungan dari setting lokasi yang nyata.

2.8 Tahapan Pembuatan Film

Menurut Heru Efendi (Efendi, 2009) dalam bukunya yang berjudul Mari Membuat Film, sebelum memulai shooting ada beberapa tahapan yang harus ditempuh. Tahap pertama perencanaan shooting adalah membuat script breakdown, yaitu mengurai setiap adegan dalam skenario menjadi daftar berisi sejumlah informasi tentang segala hal yang dibutuhkan untuk keperluan shooting.

STIKOM


(17)

Dalam film drama, hal-hal yang dibutuhkan untuk keperluan shooting antara lain:

a. Lokasi atau Set

Cantuman lokasi sesuai skenario b. Wardrobe

Bagian ini khusus mencatat pakaian yang sesuai dengan adegan. Catatan ini hanya diperlukan apabila ada pakaian khusus yang dipakai oleh pemeran yang penyediaannya memerlukan biaya dan waktu khusus.

c. Make Up

Di bagian ini, terdapat beberapa cantuman khusus tentang tata rias dan tata rambut untuk setiap peran yang ada.

d. Properti, Set Dressing

Properti adalah semua benda yang dipakai atau dibawa oleh pemeran nantinya. Misalnya, pipa cangklong, tasbih dan sebagainya. Properti diurus oleh kru yang telah ada, untuk memastikan bahwa properti sesuai dengan keseluruhan adegan yang ada. Set dressing merupakan tata lokasi dimana lokasi sudah diatur dan dihias oleh kru yang bersangkutan.

Selanjutnya, menurut buku Panca Javandalasta (Javandalasta, 2011) tahap pembuatan film secara teknis ada tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.

a. Tahap Pra Produksi

Tahap pra produksi adalah proses persiapan hal-hal yang menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah film, seperti pembuatan jawdal shooting,

STIKOM


(18)

penyusunan kru dan pembuatan skenario. Pendekatan pada subyek merupakan proses penting yang dimulai sejak riset hingga syuting nantinya. b. Tahap Produksi

Tahap produksi adalah proses eksekusi semua hal yang sebelumnya telah di persiapkan pada proses pra produksi. Proses ini merupakan proses yang membutuhkan stamina si pembuat film. Pada tahap ini kerja sama tim di utamakan. Dalam pembuatan shooting juga diperhatikan angle kamera atau penempatan kamera pada saat tahap produksi. Berikut Angle kamera atau penempatan kamera yang biasanya yang digunakan dalam pengambilan gambar, diantaranya:

Extreme Long Shot (ELS)

Sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar. Memperkenalkan seluruh lokasi adegan dan isi cerita, menampilkan keindahan suatu tempat.

Very Long Shot (VLS)

Panjang, jauh dan luas tetapi lebih kecil daripada ELS. Untuk menggambarkan adegan kolosal atau obyek yang banyak.

Long Shot (LS)

Total, dari ujung kepala hingga ujung kaki, gambaran manusia seutuhnya. Memperkenalkan tokoh utama atau seorang pembawa acara lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan di mana dia berada.

Medium Long Shot (MLS)

Dengan menarik garis imajiner dari posisi LS lalu zoom-in hingga gambar menjadi lebih padat, maka kita akan memasuki wilayah Medium Long Shot

STIKOM


(19)

Medium Shot (MS)

Memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya.

Medium Close Up (MCU)

MS dikategorikan sebagai komposisi “potret setengah badan” dengan background yang masih bisa dinikmati, MCU justru memperdalam gambar dengan dengan lebih menunjukkan profil dari obyek yang direkam. Latar belakang itu nomer dua, yang penting adalah profil, bahasa tubuh, dan emosi obyek bisa terlihat lebih jelas.

Close Up (CU)

Obyek (seseorang) direkam gambarnya penuh dari leher hingga ke ujung batas kepala. Fokus kepada wajah.

Extreme Close Up (ECU/XCU)

Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.

Big Close Up (BCU)

Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. Menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah, emosi, keharuan. Untuk penyutradaraan non drama.

c. Tahap Pasca Produksi

Tahap ini merupakan tahap akhir sebuah film bagaimana nantinya film itu dapat memberi pesan kepada penontonnya. Dalam proses ini, semua gambar

STIKOM


(20)

yang telah di dapat pada proses produksi di satukan dan di edit oleh seorang editor.

2.9 Dasar Produksi Film

Panca Javandalasta (javandalasta, 2011), menjelaskan tahapan produksi sebuah film, deskripsi kerja, dan manajemen produksi. Hal-hal yang harus disipkan dalam produksi film antara lain:

a. Penulisan dan Penyutradaraan

Menjabarkan dasar-dasar penulisan cerita untuk pembuatan film. Materi yang mencakup penulisan dan penyutradaraan yaitu pada tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

b. Sinematografi

Menjelaskan tentang pengoperasian kamera dengan baik serta cara pemeliharaannya, proses perekaman yang dapat menghasilkan gambar dan suara dengan baik.

c. Tata Suara

Menguraikan dasar-dasar audio pada proses produksi film, bik yang dilakukan ketika perekaman suara saat pengambilan gambar maupun kebutuhan pengisian suara saat pasca produksi.

d. Tata Artistik

Menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh departemen artistik dan mengaplikasikan sinopsis dan director treatment menjadi breakdown artistik.

STIKOM


(21)

e. Editing

Menjelaskan proses editing, teori dasar editing, pengoperasian komputer untuk editing.

2.10 Warna

Pada http://carapedia.com/pengertian_definisi_warna_info2991.html

menurut Wirania Swasty warna dibagi menjadi dua yaitu Warna secara Subjektif dan Objektif. Secara objektif atau fisik, warna adalah sifat cahaya yang dipancarkan. Sementara secara subjektif atau psikologis, warna adalah sebagian dari pengalaman indra penglihatan. Pernyataan tersebut menguatkan bahwa warna sangat mempengaruhi sekali keadaan dan perasaan seseorang.

Dengan berpatokan pada konsep yang ada waran yang dekat dengan filosofi dari konsep rancangan ini adalah warna coklat dan biru.

a. Coklat

Warna coklat merupakan simbol kekayan, kesuburan dan keharmonisan. Akan tetapi warna coklat juga bisa menggambarkan musim luruh dan dapat membangkitkan perasaan sedih, lemah,dan lesu (Kathleen Chee, 2008:62) b. Biru

Warna biru merupakan warna langnit dan laut yang dapat menyenangkan emosi menentramkan fikiran kita, warna biru juga merupakan warna dingin yang melambangkan orang muda dan bersemangat kesuksesan (Kathleen Chee, 2008:60)

STIKOM


(22)

Kedua warna coklat dan biru sangat dekat dengan konsep yang diangkat dalam perancangan karya film ini, dimana poin-poin utama seperti kesuksesan, impian, masa lau masuk dalam kategori warna-warna tersebut.

STIKOM


(23)

18

Pada Bab III ini dijelaskan metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film berjudul“Hidupku Impianku”.

3.1 Tahap Perencanaan

Untuk membuat film diperlukan perencanaan yang matang yaitu dengan melakukan studi kelayakan tentang metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Studi kelayakan yang dilakukan antaranya adalah:

1. Metode pengumpulan data 2. Teknik analisis data

3.1.1 Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam mengemukakan tujuan yang ingin dicapai. Dalam tahap pengumpulan data yang dilakukan untuk membuat film “Hidupku Impianku” adalah sebagai berikut: 1. Studi Literatur

Studi literatur yang dilakukan adalah melalui beberapa buku rujukan yang digunakan dalam menyelesaikan tugas akhir yaitu:

a. Mari Membuat Film, panduan menjadi produser oleh Heru Efendy berisi tentang pengertian film dan jenis-jenisnya

STIKOM


(24)

b. Lima hari mahir bikin film oleh Panca Javandalasta yang menjelaskan tahapan produksi sebuah film, deskripsi kerja, dan manajemen produksi c. Membina impian: dari pada angan-angan menjadi cita-cita oleh Afifi bin

ahmad menjelaskan tentang impian dari setiap orang menjadikan seseorang berfikir jauh kedepan

2. Wawancara

Menurut Eko Dudiarto, Dewi Anggraeni dalam buku Epidemiologi, Wawancara adalah proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara pewawancara dengan responden. Metode wawancara dalam film ini dilakukan langsung kepada narasumber (anak pengamen) yaitu Muhammad andik umur 16 tahun bertempat tinggal di Lidah Kulon Gg IV Surabaya,guna untuk mendapatkan informasi lebih dalam pembuatan film pendek berjudul “Hidupku Impianku”. Inti dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut: a. Kurangnya percaya diri untuk menggapai sebuah impian

b. Merasa tidak akan mampu untuk menggapai impian c. Hanya orang kaya yang dapat meraih impiannya d. Tidak adanya dorongan dari keluarga

e. Untuk mendapatkan impian pasti membutuhkan uang yang banyak

3.1.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada proses pembuatan film ini menggunakan metode kualitatif karena metode kualitatif digunakan sebagai dasar pemikiran untuk memecahkan masalah yang bersumber dari literature-literatur. Metode kualitatif

STIKOM


(25)

itu sendiri adalah metode pembahasan yang menganalisis serta membahas permasalahan dalam bentuk kaliamat atau kata-kata yang kemudian dilakukan analisis guna mendapat kesimpulan.

3.2 Tahap Analisis

Tahap analisa bertujuan untuk memperbaiki masalah dalam proses pengerjaan sebuah film sehingga permasalahan yang ada dapat teratasi. Adapun tahap analisanya adalah:

1. Studi Eksisting

Studi eksisting sebagai referensi dalam mengerjakan Tugas Akhir. Beberapa video yang menjadi kajian yaitu:

Tabel 3.1 Studi Eksiting Film

FILM URAIAN

Mereka Bilang Saya Monyet

Penggunaan alur maju mundur sehingga menjadi film yang dapat menjadikan penasaran para audiens

Nilai Kehidupan

Nilai Kehidupan menyajikan drama dari kejadian-kejadian yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

a. Mereka Bilang Saya Monyet

Film berjudul Mereka bilang saya monyet ini adalah hasil karangan Djenar maesa Ayu, berceritakan pengarang cerita anak-anak yang mengingat kembali kenangan pahit masa lalu, hingga memacu dia untuk berhenti mengarang cerita anak-anak, dan mulai mengarang cerita

STIKOM


(26)

dewasa. Dalam film ini menggunakan alur cerita maju mundur sehingga penonton tidak merasa bosan.

Gambar 3.1 Cuplikan Film Mereka bilang saya monyet

Tabel 3.2 Analisa kelebihan dan kekurangan Meraka Bilang Saya Monyet

Kelebihan Kekurangan

1. Banyaknya variasi shoot. 2. Ceritanya tersusun rapi

dengan menggunakan alur cerita maju mundur.

1.Besarnya budget dalam pengerjaan.

b. Nilai Kehidupan

Nilai kehidupan merupakan sebuah program televisi yang disiarkan di Trans TV, dipilihlah episode 34 yang berjudul sandal jatuh.Nilai kehidupan ini mengungkap suatu kejadian yang mungkin pernah dialami oleh seseorang.

STIKOM


(27)

Gambar 3.2Nilai Kehidupan Trans TV

Tabel 3.3 Analisa kelebihan dan kekurangan Nilai Kehidupan Trans TV

Kelebihan Kekurangan

1. Banyaknya variasi shoot 2. Meskipun film cerita pendek, tapi pesan yang disampaikan mengena.

1.Besarnya budget dalam pengerjaan.

Berdasarkan studi eksisting dari kedua film dan cerita yang digunakan untuk film yang berjudul “Hidupku Impianku” ini dapat diketahui SWOT. SWOT dari kedua film dijelaskan dalam table 3.4 analisis SWOT.

Analisis SWOT Mereka Bilang Saya Monyet

Nilai Kehidupan

Strength Variasi shoot yang banyak

Mempunyai pesan moral yang bagus

Weakness Membutuhkan banyak biaya

Pewarnaan pada gambar kurang dramatis

Opportunity Menambah referensi Menambah referensi

STIKOM


(28)

dalam penataan alur cerita yang menarik dan mudah dipahami.

tentang pesan moral yang diberikan kepada penonton.

Threat Masyarakat mempunyai kesimpulan tertentu dalam menyimak atau menafsirkan cerita, sehingga terkadang apa yang ingin disampaikan belum tentu diterima dengan baik.

Film ini hanya mengangkat pesan moral sajatanpa memberikan sound effect untuk mendukung cerita dalam film ini.

Dari analisis SWOT kedua film tersebut dapat disimpulkan bahwa pembuatan film diperlukan keahlian khusus untuk dapat membaca situasi pasar dan juga pesan yang disampaikan serta karakter yang menjiwai agar film yang kita buat semakin menarik untuk disimak.

2. Segmenting, Targeting, Positioning

Pembagian segmentasi, target audien dan positioning sangat dibutuhkan dalam membuat film, agar film yang kita buat bisa sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar.

a. Segmenting dan Targeting i. Demografis

Usia : 11-25 tahun

STIKOM


(29)

Jenis Kelamin : Umum

Pendidikan : SMP-Mahasiswa Kelas Sosial : Menengah ii. Geografis

Negara : Indonesia Daerah : Perkotaan b. Positioning

Film ini dibuat untuk dapat memberikan informasi pada remaja untuk meraih sebuah impiannya agar dapat memberikan semangat baru untuk meraih sebuah impian.

3.3 Hasil

Dari hasil wawancara yang didapat oleh Muhammad Andik sebagai pengamen jalanan, didapatlah informasi bahwa seorang pengamen hanyalah ingin mencari uang ditengah kemiskinan yang dialami keluarganya. Oleh karena itu, dengan keadaan keluarganya, mau tak mau dia harus mengais rezeki. Namun, kadang dia merasa ingin sekali melanjutkan pendidikannya untuk mewujudkan pendidikannya.

Dia menganggap dan percaya untuk meraih sebuah impian dibutuhkan uang yang banyak, pendidikan yang tinggi dan juga adanya dorongan dari keluarganya. Dengan demikian suatu impian pasti akan terwujud, tutur Andik. Hal semacam inilah yang menghambat sebuah impian tidak akan terwujud bagi orang awam ataupun orang miskin.

STIKOM


(30)

3.4 Pencarian Keyword

Dari hasil pencarian data diatas, maka untuk pencarian kata kunci ditentukan dari hasil dibawah ini:

1. Pengamen 2. Kemiskinan 3. Pendidikan 4. Impian 5. Keluarga 6. Hambatan Pengamen Penyanyi Pemain Musik

Penari Pemain Musik

Jalan Jalanan Jalan Jalur Jembatan Pendidikan Pembelajaran Pengajaran

Pelatihan Pembelajaran

Keinginan Impian Mimpi Keinginan Dambaan Hambatan Halangan Rintangan

Kendala Kendala

Kekurangan Kemiskinan

Kekurangan Kemlaratan

Kesusahan

Keluarga Saudara Ayah

STIKOM


(31)

Ayah Ibu

Pemain Musik Jalan

Pekerjaan

Kesiapan

Keberhasilan Pembelajaran

Keinginan

Kemauan

Kendala Kekurangan

Keadaan

Hidup

Ayah Ayah

Tabel 3.5 Keyword

Pencarian kata kunci atau keywordditentukan dari hasil penelitian, sehingga menjadi acuan dalam proses penentuan keyword. Kata kunci yang ditemukan yaitu “Keberhasilan”, karena keberhasilan disini menggambarkan bahwa tujuan hidup yang harus diperjuangkan dengan penuh keberanian untuk melangkah, memulai sesuatu yang dikerjakan, dan betapun perkerjaannya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Keberhasilan disini menceritakan anak pengamen jalanan yang sukses meraih sebuah impiannya menjadi jurnalis fotografer terkenal.

3.5Kerangka Perancangan Karya

Agar produksi berjalan seperti yang diinginkan, maka perancangan karya harus urut sesuai dengan apa yang diinginkan. Berikut kerangka perancangan karya dibawah ini:

STIKOM


(32)

Gambar 3.3Kerangka Perancangan Karya

3.6Pra Produksi

3.6.1 Ide dan Konsep Cerita

Ide dalam pembuatan film Tugas Akhir ini terdorong akibat kurangnya semangat bagi anak (pengamen) yang ingin meraih sebuah impiannya.Melihat kondisi yang terjadi saat ini, mereka menganggap sebuah impian tidak mungkin terjadi dikalangan bawah maupun orang yang tidak berpendidikan. Oleh karena itu dengan adanya karya film pendek Tugas akhir ini diharapkan akan menumbuhkan semangat baru untuk meraih sebuah impiannya dengan penuh keyakinan.

Berawal dari menonton film di bioskop maupun film di televisi bahwa kebanyakan genre film di Indonesia saat ini adalah drama dan horor. Film pendek

STIKOM


(33)

Tugas akhir bergenre drama ini menggunakan plot maju mundur dimana dalam satu frame terjadi loncatan dari kejadian satu ke kejadian yang lain.

3.6.2 Warna

Warna adalah suatu yang sederhana yang hanya mendapat respon akibat tangkapan mata, sehingga kadang membuat dikesampingkan oleh sebagian pihak, namun tak jarang membuat orang berlama-lama memilihnya (http://julio.staff.ipb.ac.id/2012/warna). Pernyataan tersebut menguatkan bahwa warna sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang terutama mempengaruhi keadaan dan perasaan seseorang.

Dengan berpatokan pada konsep yang ada waran yang dekat dengan filosofi dari konsep rancangan ini adalah warna coklat dan biru.

a. Coklat

Warna coklat merupakan simbol kekayan, kesuburan dan keharmonisan. Akan tetapi warna coklat juga bisa menggambarkan musim luruh dan dapat membangkitkan perasaan sedih, lemah,dan lesu (Kathleen Chee, 2008:62) b. Biru

Warna biru merupakan warna langnit dan laut yang dapat menyenangkan emosi menentramkan fikiran kita, warna biru juga merupakan warna dingin yang melambangkan orang muda dan bersemangat kesuksesan (Kathleen Chee, 2008:60)

STIKOM


(34)

Kedua warna coklat dan biru sangat dekat dengan konsep yang diangkat dalam perancangan karya film ini, dimana poin-poin utama seperti kesuksesan, impian, masa lau masuk dalam kategori warna-warna tersebut.

3.6.3 Tipografi

Sebagai font utama dalam film ini adalah menggunakan font Tabitha, karena font ini mewakili kesan dramatis dalam proses pembuatan film Tugas Akhir ini.

ABCDEF

Gambar 3.4tipografi 3.6.4 Konsep Poster

Konsep poster yang ditampilkan ada tiga gambar, yang mana gambar yang pertama menggambarkan ekspresi dari pemerannya. Gambar yang kedua menggambarkan seseorang yang memegang kamera yang mana si pemeran tersebut sudah meraih impian dalam genggamannya. Gambar ketiga menggambarkan seseorang yang memegang gitar yang mana ingin menampilkan jaman dulunya yang seorang pengamen jalanan.Konsep poster ini pada nantinya juga menjadi konsep pada cover DVD dan juga pada DVD disc.

STIKOM


(35)

Gambar 3.5Konsep Poster 3.6.5Sinopsis

Dipinggir Kota, lalu lalang kendaraan roda dua, roda empat, becak dll. Disanalah aku menginjakkan kakiku untuk mengais rizki. Sebut saja Galih, setiap hari dipinggiran kota galih bernyanyi dengan menggunakan gitar kecil seketika lampu merah datang. Galih disuruh ayahnya untuk mengamen dan ayahnya selalu menargetkan dia dalam sehari harus mengumpulkan uang sebanyak Rp 80.000. Dan apabila uang yang di dapat galih dalam seharinya lebih dari yang ditargetkan maka uang tersebuat berhak menjadi uang saku galih.

Dengan kondisi Bapaknya yang cacat maka galih yang harus memenuhi kebutuhannya maupun ayahnya. Sebenarnya galih tidak mau apa yang dia kerjakannya saat ini, orang-orang yang selalu menganggapnya remeh, dan menganggap pengamen hanyalah kotoran jalan raya saja. Akan tetapi galih tidak menggubris dengan apa yang mereka katakan. Meskipun Galih hanya seorang pengamen, dia merasa mampu untuk meraih impian yang ingin dia raih yaitu menjadi seorang fotografer terkenal.

STIKOM


(36)

Dengan meraih impiannya maka tak mudah bagi Galih untuk meraihnya, karena dengan menjadi seorang fotografer tentunya membutuhkan biaya yang besar untuk membeli sebuah kamera. Ketika melihat gerombolan komunitas fotografi disebuah taman makaGalihpun ingin gabung dengan mereka. Setiap kali komunitas itu mengadakan pertemuan disebuah taman pinggiran kota, Galih mendekatinya tapi tidak bergumbul dengan komuitas itu. Lama kelamaan galih dihampiri oleh seorang komunitas tersebut. Sebut saja Fredi. Setelah mengetahui galih ingin menjadi fotografer, akhirnya fredi meminjamkan kamera dan mengajarinya kepada galih. Dengan keanehan yang dialami galih dan pendapatan yang diperoleh kurang dari yang ditargetkan ayahnya. Akhirnya galih disuruh mengembalikan kamera yang dipinjamnya dan fokus terhadap pekerjaannya. Setelah mengetahui hasil pemotretan galih, Fredi akhirnya memuji apa yang dilakukan Galih.

3.6.6 Penokohan

Nama Tokoh Arti Nama Usia Perwatakan Ciri Psikis

Galih Kehormatan 14-15

Sanguine Melankolis

Tenang

Ayah Galih

Ayah 35-36

Sanguine Koleris

keras

Angga Tangguh 14-15

Melankolis Plegmatis

santai

Fredi Kebijaksanaan 22-23

Sanguine Melankolis

wibawa

Tabel 3.6 Penokohan

STIKOM


(37)

3.6.7 Skenario

Ext. Siang hari/ Taman/ Galih-Ratna Galih dewasa duduk disebuah taman kota.

V.O Galih

“Semua orang punya pilihan. Pilihan untuk hidup dan menjalani apa yang diinginkan. Memang beberapa pilihan tak mudah untuk dijalani.Dan semua tergantung keyakinan akan pilihan itu. Ini aku.. dan yang pati, ini bukanlah

pilihanku.” Galih kecil berjalansambil membawa gitar

Cut to __________________________________________________________________ Int. Sore hari/ Ruang Tamu/ Galih-Ayah Galih

Ayah Galih yang duduk di ruang tamu, dan Galih pulang dari mengamen Ayah Galih

“Dapat berapa” Galih “Cuma 86 ribu”

Ayah Galih

“Nih, kamu simpan 6 ribunya. Jangan dibuat nakal. Nggak usa ikut-ikutan ngerokok. Cari duit susah” Galih kemudian pergi kedalam.

Cut to

STIKOM


(38)

__________________________________________________________________

Ext. Sore hari/ Pinggir Kota/ Galih-Teman Galih Galih kecil mengamen dipinggiran kota.

V.O Galih

“Yang aku tau, aku telah lahir, dan hidup untuk hal ini” Galih kecil menoleh ke sekerumunan komunitas fotografi.

Galih “Eh bentar”

Angga

“Lih, lampu merah ini. Ah yaudah, rejeki” “Permisi pak” (ngamen, lagu dangdut tema sosial) Sambil ngamen, teman galih melirik ke arah Galih.

Cut to __________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Taman/ Galih-Fredi-Acung

Fredi mengambil gambar panning.

Galih melihatnya dengan penuh ketertarikan. Fredi

Menghampiri Galih “Mau coba?”

STIKOM


(39)

Galih

“Enggak mas, liat aja” Fredi

“Nih, ini namanya poto panning, jadinya kayak gini, bagus kan”

Cut to __________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Taman/ Galih-Teman Galih

Teman Galih

“Ngapain aja kamu disana?” Galih

“Liat orang-orang poto” Teman Galih

“Liat?” Galih “iya liat” Teman Galih

“Kalau cman liat, mending duduk disini lih. Sekalian nunggu lampu merah”

Cut to ________________________________________________________________ Int. Malam hari/ Ruang Tamu-kamar/ Galih-Ayah Galih

Ayah Galih

“Yah, namanya rezeki orang itu memang naik turun.

STIKOM


(40)

Kemarin 86 ribu, sekarang 60 ribu” V.O

Galih

“Itu yang sering dibilang bapak, yang pasti hasil dipotong 80 ribu jadi milikku” Cut to ________________________________________________________________ Ext. Siang/ Pinggir Kota/ Galih-Teman Galih

Teman Galih duduk di pinggir jalan kemudian Galih nongol Teman Galih

“Kok baru nongol” Galih “Ketiduran” Teman Galih

“Tuh, ada rame-rame lagi. Nggak pengen liat orang poto-poto lagi. Hahahaha” Galih kecil berjalan mendekati keramaian

Teman Galih “loh-loh lih. Woy kemana” Galih terus berjalan

Cut to ________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Taman/ Galih-Fredi

Fredi

“Eh, kamu lagi. Tunggu sebentar ya”

STIKOM


(41)

Fredi membuka tas, kemudian mengelurkan sebuah kamera jaman dulu. Fredi

“Nih, uda lama, tapi masih bisa, lumayan buat belajar. Sini ku ajarin”

Fredi mengajari Galih menggunakan kamera

Cut to ________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Pinggir Kota/ Galih-Teman Galih

Galih kembali menghampiri temannya dengan membawa kamera Teman Galih

“loh, loh, loh.. Kamu nyuri” Galih

“Enggak, dipinjemin” Teman Galih

“Mainan?” Galih

“Enak aja, beneran ini” Teman Galih “Siapa yang ngasih”

Galih

“Itu, namanya mas Fredi”

Cut to ________________________________________________________________

STIKOM


(42)

Ext. Sore hari/ Taman/ Fredi-Jono

Fredi bersalaman dengan anggota komunitas lain Jono “Jono mas”

Fredi “Fredi’ Jono

“Mas fredi ini ketuanya” Fredi

“Oh bukan, saya sekarang jabatannya sekertaris mas. Mari saya antar ke ketuanya” Cut to ________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Pinggir Kota/ Galih-Teman Galih

Teman Galih mengajak Galih balik

Teman Galih “Balik yuk”

Galih “Bentar” Teman Galih “Dapat berapa”

Galih “45” Teman Galih

STIKOM


(43)

“Kan, apa kubilang. Uda dikasih tau, disini aja nungguin lampu merah” Galih

“Eh, minta 10ribu dong” Teman Galih

“Minta, enak aja. Aku balik dulu”

Cut to __________________________________________________________________ Ext.Malam hari/ Kamar Tidur/ Galih-Ayah Galih

Ayah Galih

“Ya Tuhan, Berikan Hambamu ini rejeki yang cukup. Hamba nggak minta sebanyak yang dihasilkan koruptor.

Hamba cman minta 80 ribu” Galih

“Dan seperti itu doa Bapakku yang tiap kali penghasilan dibawah 50 ribu” Cut to __________________________________________________________________ Int. Pagi hari/ ruang Tamu/ Galih-Ayah Galih

Galih kecil berangkat membawa kamera

Ayah Galih “Kameranya siapa itu”

Galih “Dipinjemi”

Ayah Galih

STIKOM


(44)

“Awas rusak”

Cut to _________________________________________________________________ *galih ngamen

*Motret *Pulang

*Bapaknya berdoa *Motret

*Ngamen

*Bapaknya mulai mengomel

__________________________________________________________________ Int. Malam hari/ Kamar/ Galih-Ayah Galih

Galih kecil masuk ke kamar tidur

V.O Galih

“Dan inilah, yang kukatakan diawal, sebuah pilihan tak mudah untuk dilalui” Ayah Galih membuka pintu kamar galih

Ayah Galih

“Mulai besok, kembalikan itu kamera ke yang punya. Fokus kerja, masa tiap hari cman dapat 50 ribu.” Ayah Galih kemudian keluar dari kamar Galih

Galih

(Sambil memegangi kameranya)

STIKOM


(45)

Cut to _________________________________________________________________ Ext. Siang hari/ Pinggir Kota/ Galih-Angga

V.O Angga

“Apa ku bilang, tempat kita tu emang disini, kita itu jauh dari hal-hal itu. Disini aja jadi legenda seniman surabaya”

Cut to _________________________________________________________________ Ext. Siang hari/ Taman Kota/ Galih-Angga

Galih memberikan kamera kepada Fredi dan berterima kasih

Cut to _________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Kamar Gelap/ Fredi

Fredi menggantung gulungan pita roll seluloid dan melihatnya satu persatu

Cut to _________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Taman/ Fredi-komunitas poto

Fredi memperlihatkan hasil foto milik Galih kepada teman-temannya Fredi

“Nih cobak liat” Teman-temannya

“Wih bagusya, lumayan, ni bocah yang biasa ngamen ti fred?”

STIKOM


(46)

Fredi “iya”

____________________________________________________________________ Ext. Sore hari/ Taman/ Fredi-Jono-Galih

Fredi berjalan dengan Jono meninggalkan kerumunan V.O

Galih

“Hidupku Impianku, dan ini adalah saat-saat semuanya terasa manis” Fredi

“Ada yang mau ketemu” Jono

“Saya dari Parkour Production mas. Bener mas ketuanyaJurnalis muda Surabaya?”

Galih

“Iya mas, Galih” Jono

“jono”

_____________________________________________________________________ Finish

_____________________________________________________________________

STIKOM


(47)

3.6.8 Crew Produksi

Produser : Putri Ayu

Sutradara : Putri Ayu

Asisten Sutradara : Yuda Ari Triasmara DOP Person : Florence Berliana Irene Camera Person 1 : Muhammad Gozwul Camera Person 2 : Eko Adi Wijaya Camera Person 3 : Yuda Ari Triasmara Camera Person 4 : Yurizko Septiryan

Audio : Indri Yulianti

Lighting Man : Yuda Ari Triasmara Art Director : Florance Berliana

Wardrobe : Indri Yulianti

Make-up and property : Indri Yulianti

Editor : Muhammad Gozwul

3.6.9 Lokasi Pengambilan Gambar

Tabel 3.7 Lokasi Pengambilan Gambar

No Lokasi Pengambilan Gambar Hasil Gambar Waktu

1. Taman Bungkul Surabaya Taman

30Desember 2012 6Januari 2013 13 Januari 2013

2. Ds. Sidowungu Rumah 3Januari 2013

STIKOM


(48)

5 Januari 2013

3. Jl. Diponegoro Jalanan

9 Januari 2013 12 Januari 2013 20 Januari 2013

3.6.10 Anggaran Produksi

Tabel 3.8 Anggaran Produksi

Uraian Jumlah Harga Satuan Total Sub Total

Peralatan

1 EOS Canon 7D 1 1 Hari Rp. 500.000 Rp. 500.000

2 EOS Canon 60D 1 8 Hari Rp. 400.000 Rp. 3.200.000

3 EOS Canon 550D 1 8 Hari Rp. 350.000 Rp. 2.800.000

4 Tripod 1 8 Hari Rp. 35.000 Rp. 280.000

STIKOM


(49)

5 Lighting 1000W 1 2 Hari Rp. 50.000 Rp.100.000

6 Lighting 500W 1 2 Hari Rp. 35.000 Rp. 70.000

7 Boom Mic 1 8 Hari Rp. 50.000 Rp. 400.000

8 Sound Recorder 1 8 Hari Rp. 70.000 Rp. 560.000

9 Kabel Perleng 3 8 Hari Rp.25.000 Rp. 200.000

Rp.8.110.000 Konsumsi

1 Makanan Ringan - 8 Hari Rp. 45.000 Rp. 360.000

2 Makan Artis+kru 1 5

8 Hari Rp. 10.000 Rp. 1.200.000

STIKOM


(50)

GRAND TOTAL Rp.9.670.000

STIKOM


(51)

46

Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film pendek yang berjudul ”Hidupku Impianku”, sebagai berikut:

4.1 Pra-produksi

Dalam tahapan pra-produksi disiapkan berbagai perencanaan dan peralatan

shooting diantaranya:

1. Budgeting/Anggaran

Pada tahapan budgeting dilakukan guna merumuskan dan merencanakan pengeluaran pada tahap produksi.

2. Crew

Pemilihan crew dilakukan guna membantu proses produksi 3. Lokasi

Pada setting lokasi, dilakukan beberapa observasi tempat yang cocok untuk melakukan pembuatan film pendek tersebut. Hal ini sangatlah penting, karena setelah pembuatan ide dan konsep cerita barulah kita bisa menentukan lokasinya.

STIKOM


(52)

4. Persiapan peralatan

Tahap ini dilakukan guna mempersiapkan peralatan shooting guna mempermudah pengambilan gambar.

4.2 Produksi

Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, tahap selanjutnya yaitu masa produksi. Di mana semua perencanaan yang telah disiapkan pada masa pra produksi akan mulai dikerjakan. Berikut adalah perlengkapan yang diperlukan dalam

masa produksi film yang berjudul “Hidupku Impianku”.

1. Kamera DSLR 3 Unit

2. Tripod Kamera 2 Unit

3. Boom Mic + Recorder 1 Unit

4. Headset 1 Unit

5. Lighting 1000W 1 Unit

6. Lighting 500W 2 Unit

Dalam proses produksi diperlukan data yang lebih terperinci guna memperlancar proses pengambilan gambar yang diinginkan, agar sesuai dengan konsep yang diinginkan. Disini aktor di breafing terlebih dulu agar tiap scene bisa benar-benar menjiwai perannya masing-masing.

Beberapa variasi shot yang digunakan dan diterapkan dalam film pendek drama keluarga berjudul “Hidupku Impianku” diantaranya adalah Long Shot, Medium Shot,

Medium Long Shot. Untuk pergerakan kamera menggunakan Panning, Tilting dan

STIKOM


(53)

Zooming. Berikut adalah scene yang terdapat di film “Hidupku Impiankuk” adalah

sebagai berikut:

Scene Pesan Potongan Gambar

1 Galih besar berjalan terus duduk dengan melihat kearah kiri dan kemudian

masuk Galih kecil

2 Galih menyerahkan uang

ngamen kepada bapaknya

3 Galih mengamen

dipinggiran kota bersama dengan Angga, Setalah lelah mengamen galih menoleh kearah kerumunan komunitas fotografi.

STIKOM


(54)

4 Fredi memotret kemudian di hampiri Galih

5 Gakih berbicara dengan

Angga

6 Bapak Galih ngomel

karena penghasilannya sedikit dan Galih

mendengarnya

7 Angga beristirahat

kemudian Glih muncul

8 Fredi melihat Galih dan kemudian fredi

memberikan kamera

kepada Galih

STIKOM


(55)

9 Galih memamerkan kamera kepada Angga

10 Fredi Ditemui Komunitas

lain yang ingin bertemu dengan ketua komunitas.

11 Galih meminta uang

kepada Angga

12 Bapak Galih berdoa agar diberikan riski yang banyak

13 Bapak Galih menanyakan

kamera kepada Galih kemudian meminta hasil ngamen

14 Galih diomeli bapaknya

untuk mengembalikan kameranya

STIKOM


(56)

15 Galih mengembalikan kemera kepada Fredi

16 Fredi menyetak hasil jepretan Galih dan kemudian

menggantungkannya

17 Galih berbicara kepada

Angga tentang

pengembalian kamera

18 Fredi menunjukkan hasil jepretan Galih kepada komuitasnya

19 Galih besar ditemui Jono dan Fredi.

Tabel 4.1 Scane yang terdapat di film

STIKOM


(57)

4.3 Pasca produksi

Pada tahapan pasca produksi ini dilakukan proses editing dan penambahan sound efek dan lagu dengan beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:

1. Stock Shot Video

Proses awal dimana menyeleksi beberapa stock shoot yang telah diambil. Materi pemilihan berdasarkan kelayakan gambar secara visual dan audio.

Gambar 4.1 Screenshot pemilihan stock shoot video

Dalam penataan atau proses editing secara sederhana memberikan suatu maksud dengan menggunakan bahasa visual yang terdiri dari stock shoot. Sehingga menjadi sebuah alinea, kalimat-kalimat harus disusun menurut aturan logis tertentu yang akan menghasilkan pula suatu gaya tersendiri untuk menyampaikan fakta atau data menurut apa adanya. Untuk menata suatu scene, stock shoot dihubungkan satu dengan yang lain. Sebuah scene klasik disusun mulai dengan sebuah long shot, dilanjutkan

STIKOM


(58)

dengan sebuah close up dan diakhiri dengan sebuah long shot lagi atau cut away. Tetapi kebiasaan ini sekarang sudah tidak lagi ditaati secara ketat. Yang tetap dipertahankan orang dalam membuat scene, bukan lagi shot-shotnya, tetapi arti scene itu sendiri.

2. Proses Colour corection

Dalam proses ini adalah merubah atau memodifikasi warna terhadap gambar sehingga menimbulkan kesan tertentu. pemilihan warna sesungguhnya tidak didasari oleh teori khusus melainkan hanya untuk menajamkan dan memberikan nilai estetika tersendiri.

Gambar 4.2 Screenshot proses colour corection

STIKOM


(59)

3. Sound Editing

Dalam proses ini penambahan backsound dilakukan guna mendukung tatanan visual. Proses sound editing pada film pendek drama “Hidupku Impianku” ini banyak menggunkan instrumen-instrumen.

Gambar 4.3 Screenshot proses sound editing

5. Rendering

Rendering adalah proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing

stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering

memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam film pendek drama berjudul “Hidupku Impianku” menggunakan format media

MOV.

STIKOM


(60)

Gambar 4.4 Screenshot proses sebelum rendering

6. Mastering

Mastering merupakan proses dimana file yang telah di render dipindahkan ke

dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film drama ini menggunakan media DVD.

STIKOM


(61)

7. Publikasi

Setelah selesai mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Media yang digunakan penulis untuk publikasi adalah poster. Kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk cetak berupa poster.

Gambar 4.5 Poster

STIKOM


(62)

57 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil produksi yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil dari pembuatan film pendek dengan durasi kurang dari 30 menit mengarah pada seorang pengamen jalanan yang ingin meraih sebuah impian. 2. Film pendek yang bertema kehidupan sosial masyarakat miskin memiliki

pengaruh yang sangat besar kepada para penikmat film untuk sebuah pesan yang sebenarnya terkandung di dalam fim tersebut.

3. Film Pendek adalah salah satu media komunikasi massa yang dapat berkomunikasi berbagai pesan dalam setiap treatment pada bagian-bagian

scene.

5.2 Saran

Berdasarkan seluruh hasil produksi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran untuk penelitian ini, yaitu:

1. Menghadirkan film pendek tentang kesenjangan sosial dengan menggunakan genre selain drama

2. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan hasil penelitian ini kedalam film pendek karena dalam pembuatan film pendek ini sangat diperlukan perencanaan dan perancangan yang lebih matang dan

STIKOM


(63)

didukung oleh beberapa tim dengan spesifikasi (Job descriptions) tersendiri. Namun dalam pembuatan film pendek bergenre drama berjudul Hidupku Impianku ini dikerjakan dengan jumlah tim dan alat yang terbatas.

STIKOM


(64)

59

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Bin Afifi. (2005). Membina Impian: Dari Pada Angan-angan Menjadi

Cita-cita. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Chee, Kathleen. (2000). Pendidikan Seni Visual Tg 2. Jakarta: Pelangi. Dudiarto, Eko. (2000). Epidemiologi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Effendy, Heru. (2002). Mari Membuat Film Panduan Menjadi produser. Jakarta:

Erlangga.

Horton. (1989). Sosiologi. Jakarta: Quadra.

Javandalasta, Panca. (2001). 5 Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: Mumtez Media. Lutters, Elizabeth. (2004). Sukses Menulis Skenario. Jakarta: Penerbit Erlangga. Moeliono, Moira. (2007). Menuju Kesejahteraan Pemantauan kemiskinan di

malinau Indonesia. Jakarta: Cifor.

Parrent. (2002). The Complete idiot’s guide to filmmaking. USA: Alpha.

Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suparlan. (1995). Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Sinar Harapan dan Yayasan Obor Indonesia.

Suroso, Andreas. (2008). Sosiologi 2. Jakarta: Quadra.

Tulung, Sonny. (2008). Anda Bisa Menjadi Presenter TV Sukses. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Waluyo, Bagha. (2007). Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Masyarakat. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Internet

http://carapedia.com/pengertian_definisi_warna_info2991.html http://julio.staff.ipb.ac.id/2012/warna.html

STIKOM


(1)

54

3. Sound Editing

Dalam proses ini penambahan backsound dilakukan guna mendukung tatanan visual. Proses sound editing pada film pendek drama “Hidupku Impianku” ini banyak menggunkan instrumen-instrumen.

Gambar 4.3 Screenshot proses sound editing

5. Rendering

Rendering adalah proses akhir dari pasca produksi dimana semua proses editing

stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering

memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam film pendek drama berjudul “Hidupku Impianku” menggunakan format media

MOV.

STIKOM


(2)

Gambar 4.4 Screenshot proses sebelum rendering

6. Mastering

Mastering merupakan proses dimana file yang telah di render dipindahkan ke

dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film drama ini menggunakan media DVD.

STIKOM


(3)

56

7. Publikasi

Setelah selesai mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Media yang digunakan penulis untuk publikasi adalah poster. Kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk cetak berupa poster.

Gambar 4.5 Poster

STIKOM


(4)

57

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil produksi yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil dari pembuatan film pendek dengan durasi kurang dari 30 menit mengarah pada seorang pengamen jalanan yang ingin meraih sebuah impian. 2. Film pendek yang bertema kehidupan sosial masyarakat miskin memiliki

pengaruh yang sangat besar kepada para penikmat film untuk sebuah pesan yang sebenarnya terkandung di dalam fim tersebut.

3. Film Pendek adalah salah satu media komunikasi massa yang dapat berkomunikasi berbagai pesan dalam setiap treatment pada bagian-bagian

scene.

5.2 Saran

Berdasarkan seluruh hasil produksi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran untuk penelitian ini, yaitu:

1. Menghadirkan film pendek tentang kesenjangan sosial dengan menggunakan genre selain drama

2. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan hasil penelitian ini kedalam film pendek karena dalam pembuatan film pendek ini sangat diperlukan perencanaan dan perancangan yang lebih matang dan

STIKOM


(5)

58

didukung oleh beberapa tim dengan spesifikasi (Job descriptions) tersendiri. Namun dalam pembuatan film pendek bergenre drama berjudul Hidupku Impianku ini dikerjakan dengan jumlah tim dan alat yang terbatas.

STIKOM


(6)

59

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Bin Afifi. (2005). Membina Impian: Dari Pada Angan-angan Menjadi

Cita-cita. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Chee, Kathleen. (2000). Pendidikan Seni Visual Tg 2. Jakarta: Pelangi. Dudiarto, Eko. (2000). Epidemiologi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Effendy, Heru. (2002). Mari Membuat Film Panduan Menjadi produser. Jakarta:

Erlangga.

Horton. (1989). Sosiologi. Jakarta: Quadra.

Javandalasta, Panca. (2001). 5 Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: Mumtez Media. Lutters, Elizabeth. (2004). Sukses Menulis Skenario. Jakarta: Penerbit Erlangga. Moeliono, Moira. (2007). Menuju Kesejahteraan Pemantauan kemiskinan di

malinau Indonesia. Jakarta: Cifor.

Parrent. (2002). The Complete idiot’s guide to filmmaking. USA: Alpha.

Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suparlan. (1995). Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Sinar Harapan dan Yayasan Obor Indonesia.

Suroso, Andreas. (2008). Sosiologi 2. Jakarta: Quadra.

Tulung, Sonny. (2008). Anda Bisa Menjadi Presenter TV Sukses. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Waluyo, Bagha. (2007). Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial Masyarakat. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Internet

http://carapedia.com/pengertian_definisi_warna_info2991.html http://julio.staff.ipb.ac.id/2012/warna.html

STIKOM