CAPAIAN KINERJA ORGANISASI AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja sebagai suatu media pertanggungjawaban dari suatu instansi pemerintah harus dapat mencerminkan kewajiban untuk menjawab mengenai hal-hal yang memerlukan jawaban. Analisis pencapaian akuntabilitas kinerja secara keseluruhan merupakan hasil evaluasi secara komprehensif terhadap kinerja, oleh karenanya termasuk hasil analisis dan evaluasi terhadap perencanaan strategik, akuntabilitas kinerja, aspek keuangan dan lain-lain. Analisis pencapaian akuntabilitas kinerja ini paling tidak mencoba merangkum dan mencari kesesuaian antar perencanaan strategik dengan kinerjanya maupun manfaat dari kebijakan, program maupun kinerja. Oleh karena itu, suatu pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat keberhasilan kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi indikator kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran dan penilaian kinerja, tetapi juga harus menyajikan data dan informasi relevan lainnya bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Guna menilai keberhasilan pencapaian indikator kinerja digunakan skala prioritas sebagai berikut : No. Capaian Kinerja Keterangan 1 2 3 4 Nilai 91 sd 100 Nilai 71 sd 90 Nilai 51 sd 70 Nilai 50 SANGAT BERHASIL BERHASIL KURANG BERHASIL SANGAT KURANG

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pacitan. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator – indikator masukan , keluaran, hasil, manfaat dan dampak, sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2016 Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pacitan 37 kebijakanprogramkegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Capaian 1 Meningkatnya profesionalisme birokrasi dan kinerja aparatur secara terencana dan sistematis. 1 PNS yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Struktural 14,33 8,90 62,11 2 PNS yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsi 3,25 2,79 85,85 3 Aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya 6,75 7,52 100 4 Aparatur yang memperoleh pembinaan dan pengembangan karir yang tepat waktu 4,15 5,89 100 5 PNS yang mengikuti diklat yang seharusnya diikutithjenis diklat 0,004 0,0043 100 2. Terwujudnya kesejahteraan pegawai dengan pemberian penghargaan reward dan sanksi administrasi kepegawaian bagi PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dan mengembangkan melalui rekrutmen, penataan Personil dan menata sistem informasi manajemen kepegawaian 6 Dokumen Kepegawaian yang terselesaikan 92,39 92,52 100 7 Pelanggaran disiplin PNS 0,0015 0,0005 100 Capaian Kinerja 93,82 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2016 Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pacitan 38 Sasaran 1 : “Meningkatnya profesionalisme birokrasi dan kinerja aparatur secara terencana dan sistematis“ Dilihat dari indikator kinerja sasaran “Meningkatnya profesionalisme birokrasi dan kinerja aparatur secara terencana dan sistematis“ yang terdiri dari 5 lima indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa Sasaran tersebut dikategorikan “Berhasil” karena mencapai rata – rata kinerja 72,59 . Hal ini dikarenakan ada pelaksanaan teknis kegiatan yang diluar kendali Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pacitan, karena pelaksanaan kegiatan tergantung dari Pelaksana Kediklatan. Hambatan dan kendala : Hambatan dan Kendala yang mengakibatkan kurang maksimalnya dalam pencapaian sasaran adalah PNS yang mengikuti diklat struktural. Dalam Penyelenggaraan Diklat Struktural yang direncanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah sebatas mengusulkan ke lembaga yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan diklat. Dan Pelaksanaan Diklat PIM III tidak dilaksanakan pada tahun ini. Sedangakan Indikator kinerja ke dua PNS yang Mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis Fungsi kurang berhasil karena SKPD mengirimkan peserta diklat teknis dan fungsi tanpa melalui Badan Kepegawaian Daerah dan setelahnya tidak melaporkan hasilnya. Sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal dikarenakan jumlah PNS yang mengikuti diklat pada tahun bersangkutan hanya berasal dari usulan Badan Kepegawaian Daerah dan yang ada di Kantor Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Pacitan. Sedangkan 3 tiga indikator lain sudah memenuhi target yang ditetapkan. Sasaran 2 : Terwujudnya kesejahteraan pegawai dengan pemberian penghargaan reward dan sanksi administrasi kepegawaian bagi PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dan mengembangkan melalui rekrutmen, penataan Personil dan menata sistem informasi manajemen kepegawaian. Indikator dari Sasaran ini adalah Dokumen Kepegawaian yang terselesaikan bahwasannya indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa sasaran tersebut dikatagorikan “ sangat berhasil “ .karena mencapai rata-rata kinerja melebihi 100 . Dan pada indikator Pelanggaran Disiplin PNS tercapai karena dari target 15 Orang tercapai 5 Orang. Sehingga ada peningkatan disiplin PNS. Sehingga diperoleh rata – rata Capaian Sasaran Kinerja Badan kepegawaian Daerah Kabupaten Pacitan secara keseluruhan Tahun 2016 yaitu 93,82 termasuk kategori “ Sangat berhasil “. Meskipun ada beberapa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2016 Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pacitan 39 indikator yang tidak mencapai standar tapi secara keseluruhan indikator kinerja Badan Kepegawaian Daerah yang ditetapkan dalam rencana stategis dapat dikatakan berhasil karena hampir seluruh indikator tercapai. Untuk tahun berikutnya Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pacitan akan berusaha mewujudkan Capaian Sasaran Kinerja agar lebih baik lagi tentunya dengan melakukan berbagai upaya agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

B. REALISASI ANGGARAN