membebaskan suatu koridor tertentu dari ekndaraan yang diparkir di pinggir jalan karena alasan kalancaran lalu lintas;
Pembatasan waktu parkir pada suatu koridor tertentu karena alasan
kelancaran lalu lintas, karena parkir di pinggir jalan dapat mengurangi kapasitas jalan. Misalnya pada suatu koridor pada jam sibuk pagi harus
bebas parkir karena untuk memperlancar arus lalu lintas.
2.9 Kerangka Teoritis dan Variabel Penelitian
Kerangka teoritis yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: Aktivitas perkotaan ditentukan oleh sistem tata guna lahan, sedangkan
transportasi merupakan kebutuhan turunan yang terjadi karena adanya perbedaan tata guna lahan. Pertokoan dan pasar sebagai komponen utama dari aktivitas perdagangan
merupakan jenis properti komersial yang bermotif perolehan keuntungan yang sebesar-besarnya. Adanya motif tersebut membuat properti komersial pertokoan dan
pasar harus terletak pada CBD perkotaan sehingga memperoleh derajad aksesibilitas yang tinggi. Adanya aktivitas perdagangan pada CBD menimbulkan dampak lalu
lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara eksistensi aktivitas perdagangan dan permasalahan lalu lintas.
Sistem Transportasi Kota
Teori Tata Guna Lahan Wilayah Perkotaan
Dampak Tata Guna Lahan terhadap Transportasi
Analisis Dampak Tata Guna Lahan terhadap Lalu Lintas
Interaksi Tata Guna Lahan dan Transportasi
Permasalahan Lalu Lintas Aktivitas Perdagangan
berupa Pertokoan dan Pasar Aspek Properti Komersial
Teori Nilai Ruang Horizontal
Hubungan Antara Eksistensi Aktivitas Perdagangan dan
Permasalahan Lalu Lintas
GAMBAR 2.5: KERANGKA TEORITIS
“HUBUNGAN ANTARA EKSISTENSI AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN PERMASALAHAN LALU LINTAS
JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA
Berdasarkan teori-teori terkait dengan sasaran penelitian, dapat diidentifikasikan Variabel Penelitian dalam tabel II.2 dibawah ini :
TABEL II.2 VARIABEL PENELITIAN
No. Sasaran Variabel
DataJenis Informasi
Sumber
1. Identifikasi Pola Tata
Guna Lahan Yang Dihubungkan Oleh
Prasarana Transportasi Jalan
Peta
Klasifikasi Jalan
Berdasarkan Pembinaan
Sektor Unggulan Kecamatan
Peta Administrasi
Peta Jaringan Jalan
PDRB Kabupaten
Semarang Th. 2006
Dinas Pekerjaan
Umum Kab. Semarang
Bappeda Kab.
Semarang. 2.
Identifikasi Pengaruh Kawasan Perdagangan
Jalan Jenderal Sudirman terhadap Wilayah Sekitar
Peta
Pembebanan lalu lintas
Peta Administrasi
Peta Jaringan Jalan
Data Lalu Lintas
Harian Kabupaten Semarang, 2006
Dinas
Perhubungan Kab. Semarang
Survay dan
Penyebaran Questioner
3. Identifikasi Kondisi Lalu
Lintas Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa
Karakteristik Lalu Lintas
Sistem Perparkiran
Fasilitas Angkutan
Umum
Fasilitas Pejalan Kaki
VC Ratio
Parkir On Street dan Off Street.
Teluk Bus dan
terminal.
Trotoar dan fasilitas penyeberangan.
Survai lalu lintas.
4. Identifikasi Perkembangan
Aktivitas Perdagangan
Karakteristik Properti
Nilai Ruang Perkotaan
Pemanfaatan Lahan
Harga Lahanm2
Sewa LosToko Wawancara
Sumber : Hasil Analisis, 2007
BAB III KAWASAN PERDAGANGAN
JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA DAN KETERKAITAN SPASIAL DENGAN DAERAH SEKITARNYA
Gambaran umum Kota Ambarawa merupakan penggambaran posisi dan kedudukan Ambarawa sebagai wilayah yang mempengaruhi wilayah sekitarnya
dalam lingkup wilayah Kabupaten Semarang:
3.1 Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang
Kegiatan utama yang membentuk struktur tata ruang wilayah Kabupaten Semarang, serta secara spasial dan fungsional berkaitan satu dengan lainnya adalah:
1 pusat administrasi pemerintahan di Ungaran; 2 pusat kegiatan perdagangan, sosial dan budaya di Ungaran, Ambarawa dan Salatiga; 3 jalur transportasi regional yaitu
jalur Semarang-Ungaran-Bergas-Bawen-Tuntang-Salatiga-Tengaran-Boyolali-Solo dan jalur Semarang-Ungaran-Bergas-Bawen-Ambarawa-Jambu-Magelang-
Yogyakarta; 4 industri pada kawasan sekitar jalur Semarang-Ungaran-Bergas-Bawen dan Bergas-Pringapus; 5 pariwisata alam dan budaya di Ungaran, Ambarawa,
Bandungan, Jimbaran, Banyubiru, Tuntang dan Kopeng; 6 perkebunan dan agribisnis di Tuntang, Bringin, Bawen, Ungaran, Bergas, Pringapus, Sumowono dan
Jambu; dan 7 pertanian sawah di Suruh, Susukan, Pabelan dan sekitar Rawa Pening. Kota-kota utama Kabupaten Semarang adalah Ungaran dan Ambarawa,
sedangkan dalam kerjasama regional Kedungsepur, Kabupaten Semarang dipengaruhi oleh aktivitas perkotaan di Kota Semarang dan Kota Salatiga. Kedudukan Kota