Berbicara mengenai tata guna lahan, tentunya diperlukan pula interaksi antar daerah interaksi desa-kota. Dalam hubungannya dengan interaksi desa-kota, maka
Ambarawa berfungsi sebagai daerah perkotaan, sedangkan daerah perdesaan yang memiliki hubungan dengan Ambarawa antara lain:
Banyubiru
: merupakan daerah perdesaan dengan potensi pada hasil pertanian, perikanan dan memiliki sumber daya air melimpah
Tuntang
: merupakan daerah dengan potensi utama pertanian
Jambu : merupakan daerah dengan potensi utama pertanian
Bandungan
: merupakan kecamatan baru, yang memiliki potensi pariwisata dan agrobisnis
Sumowono : merupakan daerah perdesaan dengan potensi pada sektor
pertanian. Selain interaksi desa-kota, Ambarawa juga memiliki hubungan dengan
Kecamatan Bawen. Hubungan tersebut diperkuat oleh karakteristik Bawen dan Ambarawa yang merupakan daerah perkotaan, letak yang berdekatan dan kondisi
infrastruktur yang memadai. Interaksi dengan berbagai wilayah tersebut semakin mengukuhkan kenyataan bahwa karateristik perkotaan di Ambarawa yang menonjol
adalah sebagai kawasan perdagangan.
3.2.2 Sistem Jaringan Jalan Kota Ambarawa
Seperti Kabupaten Semarang, kota Ambarawa juga dilewati jalan arteri primer Semarang-Magelang-Yogyakarta. Jalan arteri primer tersebut merupakan jalan yang
menjadi preferensi pengguna jalan menuju MagelangYogyakarta dan
SemarangSolo, maka dapat dikatakan bahwa sistem jaringan jalan di kota Ambarawa adalah tipe linier. Dalam jaringan jalan linier, beban pada jalan arteri menjadi sangat
berat karena akses dari jalan kolektor dan lokal tertuju hanya ke jalan arteri tersebut. Jalan arteri yang melintasi Kota Ambarawa merupakan jalan nasional karena berada
di bawah pembinaan pemerintah pusat. Selain jalan nasional, di Kota Ambarawa terdapat jalan provinsi yang
menghubungkan Kota Ambarawa dengan BandunganSumowono dan Kota Ambarawa dengan Banyubiru. Adapun jalan di bawah pembinaan kabupaten
menghubungkan Kota Ambarawa dengan Tuntang. Selain jalan nasional, provinsi dan kabupaten, terdapat beberapa jalan lokal di
kota Ambarawa, yang terhubung ke permukiman penduduk.
3.2.3 Sistem Pelayanan Angkutan Umum Kota Ambarawa
Sebagai daerah dengan pusat perdagangan, kota Ambarawa dilewati oleh berbagai jenis angkutan umum. Angkutan umum yang melewati danatau memiliki
titik keberangkatan dari Ambarawa antara lain lihat Gambar 3.4:
Antar Kota Antar Provinsi Angkutan umum antar kota antar provinsi yang melintasi Kota Ambarawa
adalah trayek :Yogyakarta-Magelang-Ambarawa-Semarang 1 trayek.
Antar Kota Dalam Provinsi Angkutan umum antar kota dalam provinsi yang melintasi Kota Ambarawa
adalah trayek : Wonosobo-Magelang-Ambarawa-Semarang, Wonosobo-
Magelang-Ambarawa-Salatiga-Surakarta dan Ambarawa-Semarang 3 trayek.
Angkutan Perbatasan
Angkutan perbatasan yang memiliki asaltujuan perjalanan Kota Ambarawa adalah trayek : Ambarawa-Banyubiru-Salatiga, Ambarawa-Bawen-Salatiga
dan Ambarawa-Pingit 3 trayek.
Angkutan Perdesaan Angkutan perdesaan yang memiliki asaltujuan perjalanan Kota Ambarawa
adalah trayek : Ambarawa-Ungaran, Banyubiru-Ambarawa-Bawen, Bandungan-Ambarawa-Bawen, Jambu-Ambarawa-Bawen, Sumowono-
Ambarawa-Bawen, Pasekan-Ambarawa dan Bringin-Tuntang-Ambarawa 7 trayek.
Angkutan paratransit
Angkutan paratransit yang memiliki karakteristik door to door di Ambarawa adalah ojek dan dokar, dengan pelayanan tidak terjadwal.
Adanya pelayanan angkutan umum yang memadai tersebut AKAP 1 trayek, AKDP 3 trayek, angkutan perbatasan 3 trayek dan angkutan perdesaan sebanyak 7
trayek serta ditunjang ojek dokar membuat pencapaian ke Ambarawa mudah dari berbagai lokasi.
3.3 Kondisi Lalu Lintas pada Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa