hubungan dengan Kota Ambarawa antara lain Bawen, Jambu, Banyubiru, Bandungan, Sumowono dan Tuntang, dimana arus lalu lintas daerah tersebut dari
maupun ke Kota Ambarawa terkonsentrasi pada Jalan Jenderal Sudirman.
3.4 Gambaran Umum Pasar Projo Ambarawa dan Pertokoan Sepanjang
Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa Sebagai Pusat Kegiatan
Kawasan Pasar Projo terletak pada Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa, dengan batas kawasan sebagai berikut:
Timur : Pertigaan Jalan Dr. Sutomo Depan SDN Kupang;
Barat : Pertigaan Jalan Sugiyapranata-Jalan Jenderal Sudirman
Selatan : Kali Panjang-Persawahan
Utara :
Permukiman Tapak perencanaan Pasar Projo merupakan node deretan pertokoan sepanjang
Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa. Pada bagian selatan pasar Sungai Panjang, kawasan memiliki topografi landai dan menurun. Secara fisik pengembangan
kawasan Pasar Projo menggunakan sebagian dari lahan persawahan yang dimiliki oleh desa sebesar 3.000 m2.
Pencapaian menuju Pasar Projo Ambarawa melalui Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa yang tepat berada di depan Pasar Projo. Pencapaian utama menuju Pasar
Projo merupakan akses yang menyatu dengan fungsi sirkulasi regional dengan kepadatan yang cukup tinggi.
Sirkulasi pada kawasan Pasar Projo dibedakan atas sirkulasi eksternal, internal dan bongkar muat barang. Pada sirkulasi eksternal Pasar Projo, terjadi cross
circulation yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas di sekitar pasar. Pada sirkulasi internal Pasar Projo, terdapat 3 sirkulasi utama, yaitu sirkulasi pembeli dengan
mobilitas tinggi, sirkulasi barang dan sirkulasi pedagang. Pasar Projo Ambarawa terbagi menjadi beberapa jenis bangunan, diantaranya
adalah:
Pasar bangunan induk
Kios sebelah barat pasar
Kios dan warung sebelah timur pasar
Los daging belakang pasar
Gudang
Bangunan pengelola Bangunan di Pasar Projo Ambarawa dibedakan menjadi kios, los,
dasaranpedagang kaki lima dam bangunan pelengkap kantor pengelola, kamar mandiWC, mushola, kantin dan gudang.
Adapun keberadaan pertokoan di Jalan Jenderal Sudirman dimulai sejak Persimpangan Pauline dan berakhir di Persimpangan Pegadaian. Karena lokasi yang
berdekatan, keberadaan pertokoan dan Pasar Projo di Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa seolah-olah menjadi suatu kesatuan. Gambar tapak perencanaan pertokoan
dan Pasar Projo Ambarawa dapat dilihat pada gambar 3.6.
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN EKSISTENSI AKTIVITAS
PERDAGANGAN DAN PERMASALAHAN LALU LINTAS JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA
Untuk memperoleh kesimpulan yang merepresentasikan penelitian Hubungan Eksistensi Aktivitas Perdagangan dan Permasalahan Lalu Lintas pada Jalan Jenderal
Sudirman Ambarawa, maka dilakukan beberapa analisis, antara lain 1 analisis tata guna lahan yang dihubungkan oleh prasarana transportasi jalan di Kota Ambarawa; 2
analisis pengaruh kawasan perdagangan Jalan Jenderal Sudirman sebagai core dari Kota Ambarawa terhadap wilayah sekitar; 3 analisis lalu lintas kawasan Jalan
Jenderal Sudirman Ambarawa dan 4 analisis karakteristik properti dan nilai ruang perkotaan sehingga dapat diketahui hubungan antara eksistensi aktivitas perdagangan
dan permasalahan lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa.
Analisis-analisis yang dilakukan tersebut merupakan suatu upaya untuk mengetahui pengaruh dan interaksi antara aktivitas tata guna lahan dan kinerja lalu
lintas di kawasan perdagangan Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa.
4.1 Analisis Tata Guna Lahan Yang Dihubungkan Oleh Prasarana
Transportasi di Kota Ambarawa
Ambarawa merupakan salah satu dari 18 delapan belas kecamatan di Kabupaten Semarang. Sesuai dengan karakteristik umum Kabupaten Semarang yang
memiliki sektor basis pertanian, industri dan pariwisata, sektor-sektor usaha yang