cxxviii Mengingat dalam proses sertifikasi guru masih banyak ditemui berbagai hambatan maka
seyogyanya Pemerintah Kabupaten Semarang dan jajarannya sesegera mungkin merespon dan mengantisipasi dengan memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik kepada semua guru SD
yang akan menghadapi uji sertifikasi guru.
c. Disposisi Implementor
Disposisi implementor atau kecenderungan pelaksana merupakan faktor ketiga dalam implementasi kebijakan yang mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan
yang efektif. Menurut Edwards dalam Budi Winarno 2002: 143, terkait disposisi implementor, ada kebijakan yang dilaksanakan secara efektif, namun kebijakan-kebijakan lain mungkin akan
bertentangan secara langsung dengan pandangan-pandangan pelaksana kebijakan atau kepentingan-kepentingan pribadi atau organisasi dari para pelaksana.
Dalam implementasi kebijakan sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang, kecenderungan
implementor ini meliputi sikap pelaksana, tingkat kepatuhan pelaksana dan pemberian insentif. Secara umum kecenderungan implementor adalah baik
sehingga mereka dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Para pelaksana
kebijakan sertifikasi ini memiliki sikap atau perspektif yang mendukung kebijakan sehingga proses implementasi kebijakan berjalan efektif. Kecenderungan atau karakteristik yang dimiliki
oleh para pelaksana ini terwujud seperti komitmen dan kejujurannya. Meskipun dalam pelaksanaan tugas, mereka tidak mendapatkan insentif khusus namun tidak ditemui adanya
penarikan pungutan tidak resmi kepada para guru SD peserta sertifikasi. Hal ini berbeda dari beberapa kasus yang terjadi di daerah. Beberapa sumber menyebutkan sertifikasi guru di
beberapa daerah rawan penyelewengan mulai dari proses seleksi dokumen hingga proses cairnya dana kesejahteraan para guru yang telah lulus sertifikasi. Hal ini bisa terjadi karena penentuan
cxxix guru yang berhak mengikuti program sertifikasi dilakukan oleh tingkat daerah yaitu dinas
pendidikan kabupatenkota dan penentuan tersebut ternyata subjektif. Menurut Edwards, salah satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah
kecenderungan para pelaksana adalah dengan memanipulasi insentif-insentif. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu barangkali akan menjadi faktor pendorong yang
membuat para pelaksana melaksanakan perintah dengan baik Budi Winarno, 2002: 146. Terkait banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan para pelaksana sertifikasi guru SD di
Kabupaten Semaramg maka perlu adanya pemberian insentif karena jam kerja mereka menjadi bertambah di atas rata-rata.
Dalam penentuan peserta sertifikasi guru SD di Kabupaten Semarang, selain menggunakan acuan buku pedoman yaitu Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta, pihak Dinas Pendidikan
Kabupaten Semaramg juga memiliki kecenderungan tertentu. Kecenderungan tersebut antara lain memprioritaskan guru yang mempunyai masa kerja lebih lama. Dalam Buku 1 Pedoman
Penetapan Peserta, masa kerja minimal adalah 5 tahun namun dinas memprioritaskan masa kerja diatas 10 tahun. Pertimbangan yang digunakan oleh dinas untuk memutuskan ini adalah bahwa
guru SD dengan masa kerja yang lebih lama akan lebih berpengalaman dalam melakukan pembelajaran dibanding dengan guru yang masih relatif baru. Oleh karena itu, pengalaman kerja
guru perlu mendapat penghargaan sebagai salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikasi guru.
Langkah lain yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang sebagai wujud komitmen yang baik dalam mendukung kebijakan sertifikasi ini adalah melibatkan para
kepala sekolah SD di Kabupaten Semarang. Tanpa mengesampingkan tujuan sertifikasi dan kriteria penetapan peserta sertifikasi, para kepala sekolah SD diminta memberikan kesempatan
cxxx pada semua guru untuk mengisi berkas sertifikasi dan kemudian menilai isian berkas tersebut.
Dari penilaian tersebut maka kepala sekolah SD dapat menetapkan guru-guru yang diperkirakan akan lulus uji sertifikasi sekaligus menetapkan urutan peserta uji sertifikasi dari sekolahnya
dengan memprioritaskan guru yang mempunyai masa kerja lebih lama. Dengan cara seperti itu maka tingkat kelulusan peserta uji sertifikasi guru SD dari Kabupaten Semarang akan
meningkat.
d. Struktur Birokrasi