BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT
1. Pengertian PPAT
“Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya” Ungkapan kalimat tersebut mengandung pengertian bahwa semua warga
Negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dimuka hukum, dan berkewajiban tunduk pada hukum yang berlaku.
Dalam ketentuan Hukum Tanah Nasional yaitu Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 mengatur bahwa semua peralihan hak atas tanah dan hak milik
atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak
melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pejabat Pembuat Akta Tanah yang kemudian disingkat PPAT sebagai warga
Negara sekaligus pejabat yang berwenang membuat akta otentik mengenai segala sesuatu perbuatan hukum berkaitan dengan peralihan hak atas tanah, tunduk pada
hukum dan peraturan perundangan yang berlaku.
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 angka 24 PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menyatakan PPAT adalah Pejabat Umum yang diberi
kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu. Kewenangan untuk membuat akta-akta tertentu maksudnya yaitu akta pemindahan dan pembebanan hak atas
tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, dan akta pemberian kuasa untuk membebankan hak tanggungan.Selain itu ia wajib membantu kliennya apabila ingin
melakukan peralihan hak atas tanah dengan tidak menyimpang dari peraturan jabatannya sebagai Pejabat pembuat Akta tanah.
PPAT sudah dikenal sejak berlakunya Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA. Di dalam peraturan tersebut PPAT disebutkan sebagai pejabat yang
berfungsi membuat akta yang bermaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan hak baru atau membebankan hak atas tanah.
Pasal 7 Peraturan Pemerintah yang sama menyebutkan pula bahwa peraturan jabatan PPAT diatur dengan Peratran Pemerintah tersendiri. Sebagai realisasi darti
pernyataan tersebut, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah dengan peraturan
pelaksanaannya Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998, Peraturan ini mencabut
Peraturan Menteri Negara Agraria No. 4 Tahun 1999.
2. Macam – Macam PPAT