Ku Menanti Jawaban Disaat Kelulusan

Bagian 7. Ku Menanti Jawaban Disaat Kelulusan

Beberapa semester pun berlalu begitu saja. Persahabatan tetap terjaga walau tak seindah dan seerat saat kuliah termodinamika bersama-sama. Kesibukan skripsi dengan judul berbeda membuat mereka jarang bertemu. Jadwal dosen yang berbeda juga membuat mereka ke kampus dengan jadwal masing masing untuk melakukan bimbingan. Nampaknya kesibukan skripsi menenggelamkan kenangan indah saat kebersamaan mereka.

Mereka kadang bertemu tapi pembicaraan jauh lebih serius dari masa sebelumnya. Nanung yang biasanya jahil dan selalu meramaikan suasana. Selalu bercerita tentang mimpi-mimpinya dan rencana menggapai cita-citanya. Namun, ada satu yang kurang, mereka tak pernah membicarakan pasangan hidup tambatan hati ketika siap nanti. Begitupun Hisyam yang biasanya sering kencan larut dalam kesibukannya, semuanya Nampak sibuk dengan diri mereka masing-masing. Ferisa terlihat murung kehilangan keceriaannya, tetapi tidak ada satupun diantara teman- teman mereka yang menyadarinya. Ketika berkumpul Ferisa memandang Nanung dengan tatapan kosong. Nanung seakan berubah, menjadi lebih serius. Dalam hati, Ferisa selalu bertanya. “Ingatkah Nanung akan kejadian waktu lalu saat dia mengatakan suka padaku dan akupun mengatakan suka padanya?”. “Apakah Nanung lupa bahwa dia berjanji akan menemukan cinta dan mencintainya dan aku siap menunggu jawabannya ”. Hati Ferisa menjerit ketika memikirkannya.

Ferisa merasa sendiri sepi. Banyak lelaki yang mendekatinya namun semuanya tampak biasa. Tak terlihat ketulusan dan perhatian mereka terasa hambar dan hanya terlihat bagai sebuah modus. Berbeda dengan Nanung yang menyebalkan namun selalu melekat di hati. Kadang sering bikin sakit hati namun datang menghiasi dalam mimpi. Kadang cuek dan dingin sikapnya membuat Ferisa gemes Ferisa merasa sendiri sepi. Banyak lelaki yang mendekatinya namun semuanya tampak biasa. Tak terlihat ketulusan dan perhatian mereka terasa hambar dan hanya terlihat bagai sebuah modus. Berbeda dengan Nanung yang menyebalkan namun selalu melekat di hati. Kadang sering bikin sakit hati namun datang menghiasi dalam mimpi. Kadang cuek dan dingin sikapnya membuat Ferisa gemes

Kelulusan ada didepan mata Nanung belum menemukan jawaban dan belum menyampaikan isyarat yang diberikan Ferisa. Dalam diarynya Ferisa pun menuliskan keluh kesahnya. Pergelutan Ferisa makin menjadi, disatu sisi dia ingin menanyakannya tetapi tidak ingin mengganggu konsentrasi dan keseriusan Nanung mengejar cita-citanya. Perasaan itupun tertuang dalam sebuah diary yang Ferisa tulis dengan meneteskan air mata.

“Perpisahan ada di depan mata’ “Dan kau belum Tampak nyata DihaDapan maTa” “Aku selalu setia menanti jawabannya” “Apakah kau belum menemukannya?” “Apakah penantianku seakan sia-sia?” “Tapi kesempatanmu selalu ada dalam hatiku yang selalu terbuka” “Mungkin bukan saat ini, tetapi nanti disaat tak terduga” “Apakah akan menjadi sekedar cerita?” “Tidak, aku ingin takdir mendengarnya untuk menyatukan kita” “Nanung, tahukah kamu aku selalu merenungkanmu??” “Jahat jika kau tidak melihat, dosa jika kau tak merasa!”.

Mereka wisuda bersama dan bergembira bersama, seakan lupa akan kisah mereka. Di suatu sudut Ferisa sendiri memikirkan segalanya dan Nanung pun menghampirinya. “Apa kamu sudah menemukan jawabannya Nung?”. “Jawaban apa Fer? ”. “Ah lupakan jika kamu tak mengingatnya Nung, mau kemana kamu setelah ini Nung? ”. “Aku mau kerja, kemarin sudah diterima lamaran kerjaku?”. “Gak mau melamar yang lain?”. “Maksudnya apa Fer?”. “Ah kalo melamar wanita belum kayaknya, saya masih bingung, cinta belum tampak nyata bagi saya ”. “Ow begitu ya Nung”. “Bagaimana rencanamu setelah kelulusan ini Fer?”. “Aku mau ngajar nerusin ibukku ”. “Oh gitu ya, moga sukses Fer”. “Nanti kita akan bertemu dan bersama lagi”. “Aku ke anak-anak dulu ya”. “Ehm bersama kayak apa Nung?”. “Kamu gantung terus perasaan ini”, jerit Ferisa dalam hati. “Kurang sabar apa saya ?”. “Ya, moga kamu sukses Nung, doaku selalu menyertaimu”.

Rega segera tanggap melihat Ferisa, segera dia memeluknya dan segera menghiburnya. “Ini bukan akhir Fer”. “Dia mungkin belum menemukan jati dirinya atau sedang mengejar kesuksesannya ”. “Kita akan selalu disisimu selalu menemanimu ”. “Mungkin kamu berharap lebih, tapi cinta itu banyak bentuknya seperti persahabatan kita,.teguhkan hatimu siapkan dirimu untuk sebuah jawaban menyenangkan atau mengecewakan sekalipun ”. “Jalan kita masih panjang dan mungkin akan terasa terjal dan tajam yang akan membentuk kita makin hebat dan kuat ”. “Makasih Reg”, jawab Ferisa. “Ayo kumpul sama mereka”. “Ayo jawab Ferisa ”.

“Eh berapa nilai IPK ijazah kalian”, tanya Hisyam. “Kayaknya punyaku tertukar atau salah cetak ”. “Kok jadi jelek gini ya?”. “Padahal aku kan bagus terus

ujiannya ”. “Ah, protes kok sekarang” teriak Yusril. “Kamu kencan terus kerjaannya ”. Iis hanya tersenyum. “Ya terima aja lah Syam”, ucap Huda berlagak bijaksana. “Gak begitu penting ijazah tergantung bagaimana kita nanti, keberuntungan kita dan takdir Tuhan ”. “Lihat punya mu Nung, kok kayaknya lebih bagus ”, tanya Hisyam penasaran. “Wah kayaknya ketukar ama punya Nanung nih nilai punyaku, dia termo kan dapat C ”. “Eh, kuliah lain Nanung dapat nilai bagus”. “Dia kan puitis kalo soal aplikatif jawabannya selalu romantis bikin dosen klepek- ujiannya ”. “Ah, protes kok sekarang” teriak Yusril. “Kamu kencan terus kerjaannya ”. Iis hanya tersenyum. “Ya terima aja lah Syam”, ucap Huda berlagak bijaksana. “Gak begitu penting ijazah tergantung bagaimana kita nanti, keberuntungan kita dan takdir Tuhan ”. “Lihat punya mu Nung, kok kayaknya lebih bagus ”, tanya Hisyam penasaran. “Wah kayaknya ketukar ama punya Nanung nih nilai punyaku, dia termo kan dapat C ”. “Eh, kuliah lain Nanung dapat nilai bagus”. “Dia kan puitis kalo soal aplikatif jawabannya selalu romantis bikin dosen klepek-

Akhirnya perpisahan hari itu menjadi nyata. Rasanya tak kuasa meninggalkan sahabat yang telah lama bersama. Walau cucuran air mata tak terungkap di ruangan itu. Namun rasanya dada seakan ingin meledak mengungkap kata tidak rela. Begitupun hati Ferisa yang campur aduk melihat teman-temannya khususnya Nanung yang telah membekas dihatinya. Lubuk hatinya bicara. “Matahariku mungkin malu untuk bersinar hari ini dikala mendungku sedang menutup kalbuku, ataukah matahariku telah benar-benar tenggelam? ”. Tapi aku masih mengharap sebuah harapan, matahariku akan membangunkan pagiku dengan ceria bersinar menyapaku, membangunkanku dari lelapnya mimpiku menyambut cerita nyata yang bahagia ”. Ferisa mencoba menghibur diri dan menguatkan hati.

Dibalik kesedihan atas perpisahan mereka tergambar keseriusan diwajah mereka. Tergambar beribu rencana dikepala mereka menyongsong lembaran cita- cita. Badan mulai tegap kepala ditegakkan, dengan yakin mereka melangkahkan kaki berharap esok yang dinanti akan lebih bersinar daripada hari ini.

Dokumen yang terkait

KANDUNGAN PESAN DAKWAH DALAM FILM AYATAYAT CINTA (Analisis Isi Film Ayat Ayat Cinta (AAC) Karya Hanung Bramantyo)

0 39 2

PROSES PENCARIAN JATI DIRI SEORANG REMAJA (Analisis Semiotik pada Film Realita, Cinta dan Rock n Roll karya Upi)

3 48 2

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

UNSUR KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi Pada Film “7 Hati 7 Cinta 7 Wanita” Karya Robby Ertanto)

1 72 50

Daya Tarik Isi Pesan Acara Program Rase Cinta Indonesia di Radio Rase 102,3 FM Bandung (Studi Deskriptif Tentang Daya Tarik Isi Pesan Acara Program Rase Cinta Indonesia Di Radio Rase 102,3 FM Bandung Dalam Meningkatkan Minat Dengar Khususnya di Kalangan K

0 57 205

Representasi Makna Wanita Korban Kekerasan Seksual Suami Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Makna Wanita Korban Kekerasan Seksual Suami Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)

2 12 1

Pengaruh Citra Merek Dan Iklan Menggunakan Selebriti Endorser Afgan Dan Cinta Laura Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Motor Honda Beat Di PT. Sinar Rejeki Lembang

3 87 173

Perancangan Poster Acara Majelis Ta'aruf Bersama Ustadz Cinta Di PT. Salamadani Pustaka Semesta

0 10 1

Stategi Komunikasi Guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Melalui Kegiataan Menanam Di Polybag Terhadap Pembentukan Sikap Siswa Untuk Cinta Lingkungan Di SMP Gema Pancasila Bandung

0 13 1

Kampanye Cinta Produk Alami Ramah Lingkungan (Kasus Studi Anyaman Pandan Rajapolah)

0 4 1