Termodinamika Cinta Termodinamika Cinta Termodinamika Cinta

Prakata

Cinta?. Entahlah gimana bentuknya kata tersebut tetapi percayalah bahwa itu nyata. Cinta memang banyak bentuknya tergantung bagaimana kita memaknainya. Begitupun ketika termodinamika dihubungkan dalam hal cinta. Saya rasa merupakan hal yang sah-sah saja. Karena memang cinta tidak ada teorinya dan begitulah adanya.

Saya hanya ingin novel ini dapat menjadi kenangan mengukir nama kita, mengingatkan kita yang pernah belajar bersama di jurusan kimia. Tidak mudah memang menggambarkan semua sesuai imajinasi. Saya hanya mengungkapkan imajinasi saya terserah diterima atau tidak. Yang pasti jadikan kenangan bahwa semua kebersamaan kita telah tertulis indah.

Mungkin angkatan kita adalah angkatan yang tak dipenuhi cinta. Karena memang tidak ada yang akhirnya menjadi kekasih dalam satu angkatan. Tapi menjadi rahasia umum jika ada seseorang diantara kita saling suka dan saling cinta. Entah mengapa tidak terwujudkan dalam hubungan nyata. Tapi inilah uniknya walaupun tidak ada yang menjalin hubungan asmara saya akan mengambil dari sudut berbeda untuk membuatnya menjadi angkatan yang sempurna. Untukmu chemist 09.

Mohon maaf saya tidak bisa menulis semua tokoh untuk masuk dalam imajinasi saya yang tertuangkan dalam cerita. Mungkin cerita ini anggaplah sebagai pembuka untuk cerita-cerita lainnya untuk tokoh yang berbeda. Walaupun saya hanya memasukkan sebagian nama untuk cerita. Novel ini saya persembahkan untuk angkatan kita. Jangan berhenti bermimpi, jangan berhenti berimajinasi.kita adalah satu bagaimanapun waktu memisahkan kita. Jika saya lupa dengan anda ingatkanlah saya. Jika kita telah terjun dalam dunia berbeda-beda cukupkan sedikit waktu untuk membayangkan bahwa kita pernah bersama, belajar bersama. Suka, duka, benci, suka, dan cinta tetaplah menjadi cerita yang akan membuat kita Mohon maaf saya tidak bisa menulis semua tokoh untuk masuk dalam imajinasi saya yang tertuangkan dalam cerita. Mungkin cerita ini anggaplah sebagai pembuka untuk cerita-cerita lainnya untuk tokoh yang berbeda. Walaupun saya hanya memasukkan sebagian nama untuk cerita. Novel ini saya persembahkan untuk angkatan kita. Jangan berhenti bermimpi, jangan berhenti berimajinasi.kita adalah satu bagaimanapun waktu memisahkan kita. Jika saya lupa dengan anda ingatkanlah saya. Jika kita telah terjun dalam dunia berbeda-beda cukupkan sedikit waktu untuk membayangkan bahwa kita pernah bersama, belajar bersama. Suka, duka, benci, suka, dan cinta tetaplah menjadi cerita yang akan membuat kita

Saya sih ingin ini tak berbentuk novel saja. Semoga ada sutradara yang tertarik mewujudkan menjadi FTV atau minimal film lah. Ya, walaupun hanya ada beberapa nama yang tertera saya berterimakasih pada semua telah menumbuhkan imajinasi saya mencipta tulisan cinta dalam sebuah kata. Kalau ada salah dan kurang pas saya mohon bantuannya menyempurnakan cerita dalam imajinasi saya mewujudkan dalam bentuk cerita bagi penikmat yang dapat dirasa dalam bentuk bahasa.

Terimakasih khususnya kepada Ferisa yang selalu dipikiran saya yang membuat saya berimajinasi sebuah cerita. Saya akui saya suka tapi hati saya masih untuk Sakinah Jawas. Akankah kamu yang selalu ada dipikiran saya memenuhi hati saya?. Biarlah waktu yang menjawabnya. Apakah saya perlu berharap bahwa kamu akan menyukai dan cinta saya?. Saya tidak akan mempedulikannya, karena saya petualang cinta yang akan mendapat cinta dimanapun saya berada. Mungkin sedikit membingungkan memang tapi itulah adanya apa yang saya rasakan. Saya akui saya memang pemuja cinta yang tidak biasa. Walaupun kamu tidak ada disamping saya tetapi selalu ada dalam imajinasi saya membuat ide-ide yang membuat saya pusing jika tidak saya ungkapkan. Mengungkapkan secara lisan bagi saya adalah hal yang terlalu biasa yang mungkin akan cepat terlupakan. Saya lebih suka menuangkannya dalam bentuk cerita, jika kamu tidak menghargainya masih ada pembaca lain yang mungkin menerimanya, n gefans ke saya dan muncul cerita lagi. Hahaha….. “Kamu gak niat cintanya Nung ,” Tanya Ferisa. “Bukan begitu Fer, jika ada laki-laki yang selalu membayangkanmu maka aku tak hanya akan membayangkanmu tetapi akan kulukis wajahmu dengan darahku sekalipun. ” Ih, ngeri ah Nung, nanti aku menghantuimu ”. “Ya kamu malaikatku Fer, aku rela dihantui setan cantik kayak kamu ”. “Trus Nung?. Kalo ada laki-laki membuat sebait puisi buat aku kamu buat apa Nung? ”. “Sebait puisi?. Tidak kah cukup beribu kata yang kutulis membentuk novel ini khusus buat kamu di software word ada lebih 13.000 kata yang terdeteksi dalam novel ini Fer? ”. “Jika tidak cukup akan kusebut namamu dalam tiap Terimakasih khususnya kepada Ferisa yang selalu dipikiran saya yang membuat saya berimajinasi sebuah cerita. Saya akui saya suka tapi hati saya masih untuk Sakinah Jawas. Akankah kamu yang selalu ada dipikiran saya memenuhi hati saya?. Biarlah waktu yang menjawabnya. Apakah saya perlu berharap bahwa kamu akan menyukai dan cinta saya?. Saya tidak akan mempedulikannya, karena saya petualang cinta yang akan mendapat cinta dimanapun saya berada. Mungkin sedikit membingungkan memang tapi itulah adanya apa yang saya rasakan. Saya akui saya memang pemuja cinta yang tidak biasa. Walaupun kamu tidak ada disamping saya tetapi selalu ada dalam imajinasi saya membuat ide-ide yang membuat saya pusing jika tidak saya ungkapkan. Mengungkapkan secara lisan bagi saya adalah hal yang terlalu biasa yang mungkin akan cepat terlupakan. Saya lebih suka menuangkannya dalam bentuk cerita, jika kamu tidak menghargainya masih ada pembaca lain yang mungkin menerimanya, n gefans ke saya dan muncul cerita lagi. Hahaha….. “Kamu gak niat cintanya Nung ,” Tanya Ferisa. “Bukan begitu Fer, jika ada laki-laki yang selalu membayangkanmu maka aku tak hanya akan membayangkanmu tetapi akan kulukis wajahmu dengan darahku sekalipun. ” Ih, ngeri ah Nung, nanti aku menghantuimu ”. “Ya kamu malaikatku Fer, aku rela dihantui setan cantik kayak kamu ”. “Trus Nung?. Kalo ada laki-laki membuat sebait puisi buat aku kamu buat apa Nung? ”. “Sebait puisi?. Tidak kah cukup beribu kata yang kutulis membentuk novel ini khusus buat kamu di software word ada lebih 13.000 kata yang terdeteksi dalam novel ini Fer? ”. “Jika tidak cukup akan kusebut namamu dalam tiap

Ucapan maaf yang pertama saya sampaikan kepada Hisyam karena terlalu jauh melenceng dari dunia sebenarnya. Setidaknya kami tahu dan bukan rahasia lagi Hisyam memiliki hubungan asmara dengan teman satu angkatan. Sebenarnya untuk cerita saya ingin memasangkan Ikrima dengan Hisyam, tapi Ikrima kan wanita sholeha yang selalu menjunjung tinggi nilai agama. “Tidak mungkin juga Ikrima suka sama kamu Syam?.” “Laki-laki macam kamu mana pantas dengan wanita kalem dan sh oleha kayak dia?.” Sebenarnya juga saya ingin memasangkan Hisyam dengan Rossa, ya Mama Rossa. Kan tambah menarik dengan muka Mama Rossa yang agak judes sangat cocok sebagai pemeran antagonis. Namun, saya kurang suka dengan pemeran antagonis dalam cerita ini. Nanti juga saya bisa dimarahin Mama Rossa kalau saya paksakan masuk ke dalam cerita ini. “Maaf mama Rossa saya tidak kuasa mendurhakaimu.” Biarlah pemeran antagonis dalam

cerita ini adalah diri kita sendiri atau disebut konflik batin. Saya juga tidak mungkin Memaksakan Novi yang merupakan adik angkatan untuk masuk menjadi pasangan Hisyam. Alasannya bukan karena ada jarak dan konflik dingin antar angkatan kita. Kita tetap saling menghargai dan menghormati. Namun, saya akan terlalu sulit membuat ceritanya dengan alur yang lebih banyak. Terpaksa saya harus egois memilih Iis sebagai pacar Hisyam dalam cerita ini. Menurut saya Iis atau Mincis lebih tahan banting, sangat cocok sebagai pemeran pengganti dalam posisi apapun. Tenang saya sudah izin kepada Jaka yang merupakan cinta sejati Iis. Intinya cerita ini hanya fiksi belaka, rekaan dari imajinasi saya, dan saya mohon maaf bila menyinggung nama-nama yang mungkin tidak berkenan terhadap alur cerita ini. Selaki lagi mohon maaf, karena semua kesalahan dalam novel ini hanyalah ketidaksengajaan yang terencana. Saya harap Hisyam tidak protes, kalau protes bukan lagi saya pasangin dengan Iis tetapi saya pasangin sama Ibunya Iis. Hehehe.

Ucapan maaf juga saya sampaikan kepada riskon yang tak hadir dalam cerita. Cuma Huda aja yang sedikit menyinggung nama riskon dalam cerita ini. Mungkin dapat dipaksakan namun sayang sekali benar-benar tiada tempat untukmu. Memaksakan untuk menulismu hanya akan ada cerita penuh hinaan yang mengurangi manis dan romantisnya cerita ini. Ah, kamu sih terlihat sok suci tapi bagiku kamu bagai setitik noda yang dapat meluruhkan semua cerita cinta yang ku

buat ini. Sekali lagi mohon maaf ya riskon. Haha… Novel ini terispirasi dari film ada apa dengan cinta walaupun saya gak

pernah melihatnya, ya Cuma sedikt ngintip wajah dian sastro waktu muda itu dan juga terinspirasi film 5 cm. jika ada kesamaan alur cerita saya mohon maaf yang sebenar-benarnya. Tapi itulah inspirasi saya untuk membuat cerita ini.

Nanung (Rimbasadewo) Atas nama Boarkim’09

Wawancara Ngawur

”Kita akan mengupas sedikit tentang novel berjudul Termodinamika Cinta yang katanya ditulis oleh seorang penulis gila dengan nama pena Rimbasadewo”.

“Saya Sakinah Jawas, reporter Besuki Galau melaporkannya untuk anda”. Sakin

: “Apa kabar Mas Rimba?”. Rimba

: “Alhamdulillah, kabar saya baik dan sehat Mbak Sakin.” Sakin

: “Loh kok kamu Nung?”. Rimba

: “Iya, saya Rimbasadewo”. Sakin

: “Kita akhiri laporan kali ini, karena kita benar-benar bertemu dengan orang gila.”

Kring, kring, Suara becak. Ternyata bukan suara becak tapi dering telepon seluler milik Sakin. Sakin segera mengangkat telpon tersebut. “Telpon dari bos ini” ucap Sakin. “Iya bos, ada apa?”. “Hasil wawancara dengan Rimbasadewo mohon

segera dikirim, kita kekurangan berita untuk mengispirasi pasien rumah sakit jiwa yang mulai mengamuk”. Besstttt….. tut, tut, tut… “Aduh, saya kentut Nung?”. “Gak apa-apa Kin, kentutnya sopan kok”.

“Saya Sakinah jawas dengan terpaksa melanjutkan wawancara yang tidak berguna ini”. “Semoga tidak makin sesat dari wawancara yang tidak bermanfaat ini”.

Sakin : “ Boleh saya lanjutkan Mas Rimba, atau aya panggil Nanung saja?” Nanung

: “Panggil Nanung saja biar lebih akrab, Rimbasadewo kan Cuma nama pena saya atau sebutlah itu nama gila saya”.

Sakin : “Bukankah kamu memang sudah gila Nung?”. Nanung

: “Orang gila pun pasti marah jika dipanggil gila, apalagi jika orang waras disebut gila pasti tidak rela”. “Saya rasa gak masalah disebut : “Orang gila pun pasti marah jika dipanggil gila, apalagi jika orang waras disebut gila pasti tidak rela”. “Saya rasa gak masalah disebut

disekelilingnya”. Sakin

: “Kamu merasa gila atau waras sebenarnya nung?”.

Nanung : “Seniman tidak akan peduli dipanggil gila atau waras, karena mereka berada pada titik setimbang. Disatu sisi mereka larut dalam

kegilaannya tetapi tetap dapat mempertahankan kewarasannya”. “Contohnya Si Dalang Edan, keedanan dari gaya dan pemikiran

eksentriknya tetap jadi panutan orang-orang yang ngaku masih merasa waras”. “Jika seni diartikan pada hasil, cipta, dan rasa maka penulis juga gak masalah jika disebut seniman bukan?”

Sakin : “Saya semakin tidak paham nung, bisa dijelaskan lebih rinci?”. Nanung

: “Ehm, ditinjau dari karyanya seniman memiliki pemikiran lebih, terkadang diluar nalar, bahkan gak masuk akal dari logika kewarasan manusia. Dengan pemikiran yang diluar nalar itu walaupun ngaku dewa pada akhirnya ya disebut orang gila bukan?’.

Sakin : “kesimpulan tentang seniman gila itu gimana terus nung?’ Nanung

: “Kesimpulannya, seniman sendiri tetap menyadari kodratnya sebagai manusia yang secara fisik dan mental masih dalam

kewarasan manusia biasa. Namun, kemampuan pemikiran dan imajinasinya menyelami sisi yang tidak biasa membuat mereka disebut gila”. “Anggaplah seniman itu orang yang sakit mental tetapi memiliki penawarnya.” Kenapa tetap dibilang gila?. Yak karena mereka tetap dianggap sakit bukan sakin”

Sakin : “Daripada saya ikut gila ikut pemikiranmu lebih baik bahas Novelmu saja nung, gambarin sedikit tentang sesuatu yang kamu

tulis itu?.

Nanung : “Saya sebenarnya pingin buat novel dengan tema science fiction, didalamnya saya menghubungkan tentang ilmu termodinamika

dengan proses mencari cinta. Setting ceritanya saya buat di lingkungan kampus dengan teman-teman saya sebagai pemerannya”.

Sakin : “Jika ini fiksi berarti imajinasi saja dong nung, gak ada bagian yang kamu benar-benar mengalaminya kah?. Apa kamu sudah ijin teman- temanmu memasukkan nama asli mereka dalam cerita?.

Nanung : “Ya hanya imajinasi saja dan gak perlu diperdebatkan teori termodinamikanya karena saya sendiri juga tidak terlalu

menguasainya”. “Ada sedikit yang merupakan pengalaman pribadi tetapi dengan

tokoh yang tidak dalam dengan cerita dan itu rahasia yang saya tidak ingin membahasnya. Pastinya pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain menjadi inspirasi yang menumbuhkan imajinasi saya membuat cerita”.

“Gak usah ijin mereka, toh saya hanya menggunakan nama saja yang akan mereka sadari bahwa itu bukan mereka. Kalaupun ada yang tidak terima, mereka harus menerimanya walaupun dengan

terpaksa”. Sakin

: “Mengapa perlu pengalaman pribadi ditambah pengalaman orang lain untuk menumbuhkan imajinasimu?”.

Nanung : “Pribahasa mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Seberapa lama waktu yang kita butuhkan untuk mengalami semua pengalaman itu sendiri, mungkin tak akan cukup waktu seumur hidup kita untuk mengalaminya. Maka dari itulah kita harus mempelajari pengalaman orang lain untuk lebih memaknai dan mengerti hidup ini. Sebagai gantinya kita juga harus saling berbagi pengalaman dan teladan yang dapat menginspirasi orang lain.

Sakin : “Egois sekali memaksa temanmu menerima cerita ini, apakah tidak ada diskusi dulu sebelum pembuatan cerita. Lalu bagaimana kamu

menceritakan cerita itu sesuai kepribadian mereka?”

Nanung : “Ya, itulah keegoisan saya dan secara tatap mata langsung saya tidak pernah mendiskusikannya dengan mereka .” “Saya tidak

pernah berharap itu sesuai dengan kepribadian mereka secara nyata”.

Sakin : “Lalu bagaimana cara kamu menggambarkan watak mereka Nung?”.

Nanung : “Dengan ritual pemanggil jiwa tentunya”. Sakin

: “Ritual apa itu nung?” Nanung

: “Saya panggil jiwa atau bayangan mereka untuk berdiskusi, mengerti watak mereka, dan kemudian menggambarkannya.

Enaknya ritual tersebut saya bisa menggambarkan mereka sesukanya, karena sifat bayangan itu selalu nurut mengikuti objek yang sebenarnya dan sengaja saya buat menuruti keinginan saya”. “Contohnya, saya memanggilmu khusus untuk membuat wawancara ini menjadi lebih nyata”.

Sakin : “Jahat banget kamu nung melakukan ritual pemanggil jiwa kepada teman- temanmu?”

Nanung : “Kamu lebih jahat kin, dengan tidak sengaja memanggil jiwaku yang membuatku cinta kamu”.

Sakin : “Makin jijik aku sama kamu Nung, jika itu yang kamu rasakan saya k ecewa kenapa saya masuk dalam cerita hanya sebagai ilusi saja?”.

Nanung : “Karena kamu hilang begitu saja dari hadapanku. Tetapi aku sengaja membuat wawancara ini khusus hanya kamu dan aku Nanung : “Karena kamu hilang begitu saja dari hadapanku. Tetapi aku sengaja membuat wawancara ini khusus hanya kamu dan aku

Sakin : “Di dalam prakata kamu memohon maaf kepada riskon kalo aku gak salah, dia tidak dimasukkan dalam cerita karena kamu takut

menghina. Apa maksudnya itu?” Nanung

: “Tolong jangan bahas nama itu, perasaan jijikku kepadanya mele bihi perasaan jijikmu ketika melihatku Kin”. “Intinya menghina itu tidak boleh dilakukan karena perbuatan tidak baik, yang boleh kita lakukan adalah membullynya , tetapi tidak dalam cerita ini”.

Sakin : “Terserah kamu dah nung”. “Kalau begitu apa arti teman bagimu jika kamu tega melakukan ritual pemanggil jiwa pada mereka ?”.

Nanung : “Yang pasti teman tidak sekedar kenal nama mereka, jika ada pribahasa tak kenal maka tak sayang, maka sebagai teman kita harus

mengenal kelebihan, kekurangan, sifat, dan watak mereka, mengerti, memahami, serta menerima mereka apa adanya. Jika kita makin dekat maka disitulah kita akan menemukan arti sahabat.

Sakin : “Kembali ke novel, gaya nulismu kan agak mesum dan erotis biasanya, gimana novel ini apa masih mesum ?”.

Nanung : “Sesuatu yang erotis itu selalu eksotis kin. Ada sedikit sih sebenarnya yang juga kelemahan dari novel ini. Di novel ini aku sadari terlalu banyak kata Ah, Ih, Uh, Eh, Oh. Jangan artikan kata itu sebagai bantahan Ah pada orang tua, karena itu dosa. Saya berharap kata-kata itu bukan kelemahan tapi desahan yang tetap

menyimpan keerotisan dari novel ini”. Sakin

: “Jelaskan kekurangan dan kelebihan dari novel ini nung lebih rinci?”.

Nanung : “Kekurangannya tentunya banyak kata tidak baku, banyak teori yang ngawur dan terlalu dipaksakan, penulisannya dan tanda baca Nanung : “Kekurangannya tentunya banyak kata tidak baku, banyak teori yang ngawur dan terlalu dipaksakan, penulisannya dan tanda baca

Sakin : “Oke, pertanyaan terkhir karena saya sudah benar-benar tidak betah, menurutmu apa arti cinta Nung?.

Nanung : “Saya mungkin akan plin-plang menjawab kata itu dan akan terus memberi jawaban berbeda jika kamu tanya hal itu pada tiap kesempatan. Menurut saya cinta itu akan sulit dipahami, dibayangkan, dimengerti, dan merupakan petualangan sepanjang hidup kita untuk mencarinya. Karena itulah selamanya cinta tidak akan pernah musnah,selalu abadi, dan menarik untuk diperbincangkan. Yang kita lakukan hanyalah percaya bahwa cinta itu nyata jika kita dapat merasakannya.

Sakin : “Saya rasa cukup wawancara kita, saya rasa gak usah saya ucapkan terimakasih karena saya yakin kamu tidak rela saya akhiri

perbincangan membosankan ini”. Nanung

: “Ya, Saya hanya rela jika takdirmu adalah saya kin.” “Saya akhiri perbincangan ini, walaupun tidak menginspirasi semoga juga

tidak menimbulkan emosi. Saya Sakinah Jawas melaporkan untuk Besuki Galau, “Lebih baik anda tidur daripada ngawur dan ngelantur”. “Terimakasih dan sampai jumpa!!!”

Daftar Isi

Bagian 1. Di Kampus ini Bagian 2. Kuliah Oh Kuliah Bagian 3. Sistem Reaksi Kimia Bagian 4. Hukum Pertama Termodinamika Bagian 5. Hukum Kedua Termodinamika Bagian 6. Hukum Ketiga Termodinamika Bagian 7. Ku Menanti Jawaban Disaat Kelulusan Bagian 8. Jawaban dari Penantian Bagian 9. Kebersamaan, Cinta, dan Persahabatan

Bagian 1. Dikampus Ini

“Ah, panasnya hari ini!”. “Kuliah siang dimana kalor sinar matahari cukup menyengat membakar kulitku yang putih ini ”. “Enak tidur siang di kostan, dibawah kipas angin dengan es jus sirsak yang manis asam ”. “Demi cita-cita aku rela berjuang ”. Nanung seorang mahasiswa jurusan kimia dengan sifatnya penyendiri dan masih bingung tentang arti cinta, sebenarnya banyak wanita yang mendekatinya namun dia belum percaya arti cinta karena cinta abstrak tak bisa diterima logika dan tidak ada teori yang melandasinya. Gayanya selalu necis, kadang gembel, ya sesukanya pokoknya. “Hai om Ridho!”. Beberapa adik angkatan menyapanya karena perawakannya yang mirip Ridho Roma dengan rambut keriting putih dan cukup beribawa. “Ah wanita usil aja panas-panas gini”. “Cuekin aja lah, hemat energi bro! ”. hahaha….

“Hai Nanung”, sambut Ferisa dengan menepukkan tangannya di pundak Nanung. “Cemberut aja, tuh banyak cewek-cewek yang menyapamu”. “Mana?”.

“Setel budek aja”. “Ah kamu gak peka banget paling gak senyumin dikit lah”. “Ah males Fer ”. Ferisa seorang gadis cantik dan menarik sahabat baik Nanung, cantik penuh pesona yang menyimpan hati kepada Nanung walaupun nanung selalu menganggapnya hambar, Ferisa selalu mencoba membuat Nanung mengerti arti cinta. “Eh, mana Huda?”. “Kan sekostan tuh kenapa gak bareng, kuliah kita kan sama ”. “Ah dia lagi sakit perut”. “Kutinggal aja lah, aku kan selalu tepat waktu, takut terlambat aku”. “Ih jahat banget kamu sih, walaupun kayak gitu dia kan sering nolongin kita dan ngasi nasihat yang baik ”. “Ah, biarin lah bareng terus dikira homo nanti aku ”. Hahaha… (tertawa bersama)

“Weh, kalian, siang-siang gini malah asik berdua”. “Udah panas jadi makin panas lihat kalian berdua ”. “Hi, Rega cemburu ya?”, kata Ferisa dengan lirik menggoda. “Ah biasa aja, udah nyari buku buat kuliah hari ini”. “Nih aku lagi baca buku bagus ”. “Ah rajin amat kamu Reg”, ucap Nanung. “Ya, nanti aku fotokopi deh bukunya sekalian belajar bareng kalo ada yang gak aku mengerti ”. “Ok, boleh “Weh, kalian, siang-siang gini malah asik berdua”. “Udah panas jadi makin panas lihat kalian berdua ”. “Hi, Rega cemburu ya?”, kata Ferisa dengan lirik menggoda. “Ah biasa aja, udah nyari buku buat kuliah hari ini”. “Nih aku lagi baca buku bagus ”. “Ah rajin amat kamu Reg”, ucap Nanung. “Ya, nanti aku fotokopi deh bukunya sekalian belajar bareng kalo ada yang gak aku mengerti ”. “Ok, boleh

“Woi bro!”, sambil berlari. “Belum mulai kuliahnya?”. “Gak lambat kan aku? ”. Hahaha…. Huuuuu… Semua orang menyorakin Hisyam yang tiba-tiba

datang. “Pasti ada yang bangunin ya?”, tanya Rega. “Mana ada orang suka bangkong kayak kamu tepat waktu ?”. Hehehe… Hisyam pun tertawa. Hisyam seorang siswa teladan pandai, gayanya ceplas-ceplos, apa adanya, sedikit keras kepala, dan arogan kadang-kadang. Hisyam selalu digilai wanita dan benar-benar seorang pecinta. “Syam mana si Iis pacarmu kok gak keliatan?”. “Eh iya, mana ya? ”. “Ketinggalan diparkiran mungkin Fer”, jawab Hisyam enteng. “Kok mau sih dia ama kamu? ”. “Salah dia aja yang mau ama aku”. Hahaha….

Tiba- tiba datang seorang wanita penuh emosi dan yang luntur dandananya akibat mandi keringat. Melayanglah buku kuliah mengenai kepala Hisyam, ciattttt… “Aduh”, Hisyam pun merintih kesakitan. “Apa-apaan sih Is?”. “Ah kamu ini kunci dibiarin gantung di sepeda, gimana kalau hilang sepedanya? ”. “Tadi pak satpam manggil kamu eh malah langsung lari aja ”. “Eh, sorry aku kelupaan”. “Kelupaan atau kebiasaan?”, “Kamu tau kan bedanya?”. “Tuh jidatmu kok gak kelupaan ”. Iis pacar Hisyam yang cukup menarik centil dan selalu menikmati cinta sebagaimana dia rasa. Walaupun Hisyam pandai tapi dia ceroboh dan seenaknya kadang terlihat sangat egois tetaapi Iis selalu mencintainya.

“Haduh, siang-siang masih tengkar aja”, ucap Huda memecah kebisingan akibat pertengkaran Hisyam dan Iis. Huda Yahuda seorang yang bijaksana menengahi persahabatan antar mereka. “Ah, gak tau tuh Hud bosan liat mereka gitu terus ”. “Lah, pasangan itu kan harus akur ini malah tengkar terus”, ucap Huda sambil memegang perut seperti sedang kesakitan. “Eh, kamu sakit perut Hud kok “Haduh, siang-siang masih tengkar aja”, ucap Huda memecah kebisingan akibat pertengkaran Hisyam dan Iis. Huda Yahuda seorang yang bijaksana menengahi persahabatan antar mereka. “Ah, gak tau tuh Hud bosan liat mereka gitu terus ”. “Lah, pasangan itu kan harus akur ini malah tengkar terus”, ucap Huda sambil memegang perut seperti sedang kesakitan. “Eh, kamu sakit perut Hud kok

“Hai teman teman apa kabar?”, seorang laki-laki turun dari mobil mewah warna merah dikuti seorang gadis kemudian mereka berpisah begitu saja. “Eh, Yusril ”, jawab Rega. “Mobil baru bro Tanya Hisyam penasaran, lengkap sama supirnya pula kayak bos saja ”. “Weh, iya nih biasanya tetep naek motor walaupun anak bos ” sahut Huda. Yusril mahendra mahasiswa biasa-biasa saja yang menjadi sahabat mereka, kaya, royal, dan suka mentraktir. Bokapnya yang tajir dipastikan dia akan mewarisi harta kekayaan dengan jumlah kotor ratusan dolar, penghasilan bersihnya paling 5 rat us ribu doang sebulan. Hahaha… Entahlah, gak pernah hitung kekayaan soalnya. Bokapnya yang bos juga membuat kenalannya juga anak-anak bos. Tetapi kelebihan Yusril adalah dia masih mau menerima kita sebagai sahabatnya walau beda kasta diantara kita. Dia tidak membedakan teman-temannya bahkan sering mengundang teman-temannya dirumah besar yang menurutnya sederhana. “Motor tetep ada kok”, jawab Yusril, “tapi bokap lagi ke luar negeri”. “Daripada sopir nganggur gak jelas, aku suruh aja nganterin aku bro”. “Terus cewek tadi siapa bro ?”, sahut Hisyam. “Oh itu, anak rekan bisnis papa”. “Kebetulan kuliah didisini juga, cuma jurusannya aja beda sama kita”. “Kebetulan dia tinggal di komplek yang sama, trus sopir yang biasanya dia anterin lagi sakit, jadi aku tebengin bro ”. “Keluarganya juga cukup dekat dengan keluarga kami, jadi apa salahnya lah jika kita de kat”. “Calon istrimu berarti tuh Yus?”, tanya Nanung. “Ah, jangan mikir jauh-jauh bro, bisnis itu banyak resikonya, sahabat bisa jadi penuh muslihat kalo soal duit ”. “Tergantung nanti lah kalo bisnis keluarga kita sehat dan lancar bisa-bisa kita dijodohin, tapi papa aku tetep ngasi aku kebebasan kok bro “Hai teman teman apa kabar?”, seorang laki-laki turun dari mobil mewah warna merah dikuti seorang gadis kemudian mereka berpisah begitu saja. “Eh, Yusril ”, jawab Rega. “Mobil baru bro Tanya Hisyam penasaran, lengkap sama supirnya pula kayak bos saja ”. “Weh, iya nih biasanya tetep naek motor walaupun anak bos ” sahut Huda. Yusril mahendra mahasiswa biasa-biasa saja yang menjadi sahabat mereka, kaya, royal, dan suka mentraktir. Bokapnya yang tajir dipastikan dia akan mewarisi harta kekayaan dengan jumlah kotor ratusan dolar, penghasilan bersihnya paling 5 rat us ribu doang sebulan. Hahaha… Entahlah, gak pernah hitung kekayaan soalnya. Bokapnya yang bos juga membuat kenalannya juga anak-anak bos. Tetapi kelebihan Yusril adalah dia masih mau menerima kita sebagai sahabatnya walau beda kasta diantara kita. Dia tidak membedakan teman-temannya bahkan sering mengundang teman-temannya dirumah besar yang menurutnya sederhana. “Motor tetep ada kok”, jawab Yusril, “tapi bokap lagi ke luar negeri”. “Daripada sopir nganggur gak jelas, aku suruh aja nganterin aku bro”. “Terus cewek tadi siapa bro ?”, sahut Hisyam. “Oh itu, anak rekan bisnis papa”. “Kebetulan kuliah didisini juga, cuma jurusannya aja beda sama kita”. “Kebetulan dia tinggal di komplek yang sama, trus sopir yang biasanya dia anterin lagi sakit, jadi aku tebengin bro ”. “Keluarganya juga cukup dekat dengan keluarga kami, jadi apa salahnya lah jika kita de kat”. “Calon istrimu berarti tuh Yus?”, tanya Nanung. “Ah, jangan mikir jauh-jauh bro, bisnis itu banyak resikonya, sahabat bisa jadi penuh muslihat kalo soal duit ”. “Tergantung nanti lah kalo bisnis keluarga kita sehat dan lancar bisa-bisa kita dijodohin, tapi papa aku tetep ngasi aku kebebasan kok bro

“Eh, udah lewat 5 menit nih”, ucap Rega memotong obrolan mereka. “Kita kan kuliah termo hari ini ”. “Dosennya agak judes loh, kalo lambat lebih 15 menit gak boleh masuk nih kita ”. “Ayo-ayo ke ruang kuliah”, jawab mereka serempak dan segera menuju ruang kuliah.

Nanung, Ferisa, Rega, Hisyam, Iis, Huda, dan Yusril adalah mahasiswa jurusan kimia suatu universitas terkenal yang cukup disegani. Entah karena takdir atau hanya kebetulan mereka dapat bertemu dan berkumpul dalam satu angkatan. Memang masih banyak teman-teman lain yang mewarnai cerita mereka. Namun, cerita ketujuh sahabat ini yang nampaknya lebih bermakna.

Di ruang kuliah terik siang hari yang menyengat membuat keringat bercucuran tidak terasa. Hembusan AC dalam ruangan membuat mahasiswa seakan ngantuk dalam heningnya suara kuliah. Hisyam dan Iis lebih suka duduk di pojok ruang kuliah. Memang terlihat seperti sepasang kekasih tetapi memadu kasih di ruang kuliah rasanya bukan pemandangan yang tepat untuk diungkap. Nanung Huda dan Yusril duduk dibangku tengah seakan setengah ngantuk sambil memaksakan memperhatikan pelajaran kuliah. Sementara Rega dan Ferisa duduk didepan kelas dengat raut wajah serius memperhatikan pelajaran. Huda pun tiba- tiba nyeletuk, “ah kuliah termo kayaknya bukan waktu yang cocok deh di siang- siang kayak gini ”. “udah panas, materinya tentang panas pula, otakku jadi makin panas ”. Yusril pun menambahi, “ah iya bro aku yang terbiasa di ruang AC pun seakan AC diruangan ini tak bekerja maksimal, gerah nih gara-gara pelajaran ”. “Eh Nung, ngelamun aja kamu, denger apa yang kita bicarain gak? ”, Tanya huda. “Bicarain apa?” Nanung dengan wajab bingungnya. “Weh kamu merhatikan pelajaran atau sapa? ”, Tanya Yusril. “Ngelamun nih anak”, celetuk Huda. Tiba-tiba sang dosen pun menunjuk Nanung. “Jelaskan yang dimaksud termodinamika?”. “Termodinamika itu lebih panas dari siang hari ini bu”, jawab Nanung. Ruang kuliah pun menjadi ramai oleh tawa anak sekelas. “Kamu perhatikan gak sih?, yang lain diam kalo rame keluar aja !”, Sentak Bu In, dosen termo yang terlihat cukup Di ruang kuliah terik siang hari yang menyengat membuat keringat bercucuran tidak terasa. Hembusan AC dalam ruangan membuat mahasiswa seakan ngantuk dalam heningnya suara kuliah. Hisyam dan Iis lebih suka duduk di pojok ruang kuliah. Memang terlihat seperti sepasang kekasih tetapi memadu kasih di ruang kuliah rasanya bukan pemandangan yang tepat untuk diungkap. Nanung Huda dan Yusril duduk dibangku tengah seakan setengah ngantuk sambil memaksakan memperhatikan pelajaran kuliah. Sementara Rega dan Ferisa duduk didepan kelas dengat raut wajah serius memperhatikan pelajaran. Huda pun tiba- tiba nyeletuk, “ah kuliah termo kayaknya bukan waktu yang cocok deh di siang- siang kayak gini ”. “udah panas, materinya tentang panas pula, otakku jadi makin panas ”. Yusril pun menambahi, “ah iya bro aku yang terbiasa di ruang AC pun seakan AC diruangan ini tak bekerja maksimal, gerah nih gara-gara pelajaran ”. “Eh Nung, ngelamun aja kamu, denger apa yang kita bicarain gak? ”, Tanya huda. “Bicarain apa?” Nanung dengan wajab bingungnya. “Weh kamu merhatikan pelajaran atau sapa? ”, Tanya Yusril. “Ngelamun nih anak”, celetuk Huda. Tiba-tiba sang dosen pun menunjuk Nanung. “Jelaskan yang dimaksud termodinamika?”. “Termodinamika itu lebih panas dari siang hari ini bu”, jawab Nanung. Ruang kuliah pun menjadi ramai oleh tawa anak sekelas. “Kamu perhatikan gak sih?, yang lain diam kalo rame keluar aja !”, Sentak Bu In, dosen termo yang terlihat cukup

Mereka berkumpul diparkiran setelah bersama di ruang kuliah termodinamika, Ferisa dan Rega segera mengendarai sepedanya menuju kostan tercinta. Si Hisyam dan Iis bingung mencari kunci yang ternyata lagi-lagi tertinggal di ruang kuliah. Yusril segera memasuki mobil jemputannya dan Nanung bersama Huda segera pergi menuju kostannya. Dalam perjalanan Huda dan Nanung yang megnendarai sepedanya masing-masing berbincang. “Udah punya materi gak Nung? ”. “Eh iya tau gitu mampir perpus dulu, tapi dah sore nih”. “Eh aku inget Rega udah punya materi ayo mampir kostannya dulu trus kita fotokopi materinya ”, ajak Nanung kepada Huda . Cap cus deh…

Di kostan Rega, “eh kalian kok disini buntuti aku ya?”. “Enak aja, aku pinjem materi, bencana besar kalau kita gak belajar ”. “Oh iya ini fotokopiin juga Ferisa, Hisyam, Iis, dan Yusril, mereka tadi SMS suruh ngopiin ”. “Nih bukunya besok pagi balikin terus jangan lupa kasikan kopiannya ke mereka ”. “Oke makasih Reg ”, jawab Nanung. “Capsus fotokopi Hud”. “Oke Nung!’. Lanjut…

Ya begitulah kehidupan kampus penuh dilema. Kalau tidak di kampus kehidupan lain ya dikostan bertemu dengan orang-orang aneh. Untung Huda tipe babu. Punya temen kostan kayak dia tuh banyak enaknya. Nanung yang dikit jorok selalu bersih kamarnya kalau Huda yang bersihin. “Bersabarlah Huda, pasti Tuhan membalasnya. Aminnnn! ”. “Sialan kamu Nung, aku dibilang babu, udah tau gitu temenmu ini masih dianiaya, diracun mie campur rumput itu balesanmu ke aku?”. “Ah masih untung gak dicampur racun tikus Hud” jawab nanung nyengir. hahaha… “oke fine, gitu ya???”. Hahaha…. (Nanung melanjutkan tertawanya).

Bagian 2. Kuliah Oh Kuliah

Pagi yang cerah seakan memberi energi untuk semangat kuliah hari ini. Walaupun bensin dalam tangki motor tinggal setetes tak menyurutkan semangat untuk kuliah. Setelah mandi dan mempersiapkan segalanya dan sedikit perdebatan dengan Huda tentang motor siapa yang akan kita bawa ke kampus cukup membuat kalang kabut. Ya maklum sangu yang pas-pasan ciri anak kostan membuat kita harus pintar mengatur keuangan. Akhirnya diputuskan untuk jalan kaki menikmati hari ini. “Ayo berangkat Nung”, teriak Huda. “Iya, gak bikin mie lagi Hud?”. “Ah marung aja, kalo sarapan sekarang pasti nanti lapar lagi abis jalan kaki ”. “Oke, logis juga pikiranmu ”.

Kampus terlihat megah hari ini, semegah semangat mahasiswa yang menempuh kuliah hari ini. Huda segera nyelonong meninggalkan Nanung yang nampaknya sudah ngos-ngosan akibat jalan kaki yang lumayan jauh dari kostan menuju kampus. Nanung berjalan dengan gontai menghadapi nasib perkuliahan yang mungkin cukup buruk. “Ah semester berapa ini?”. “Nilai gak cukup bagus, mau jadi apa nanti ya? ”. “Apa salah jurusan milih kimia ya?”. Dengan merenung Nanung menghampiri Huda yang telah memesan semangkuk soto dan teh hangat. Sang pemilik warung pun menghampiri sedikit berbasa basi sebelum menanyakan menu yang akan dipesan. “Kuliah jurusan apa mas?”, tanya pemilik warung. “Kimia bu”, jawab Nanung malas. “Pasti pinter ini, kalo saya gak kuat mas, pasti dah ngebul otak saya ”. “Ah, keren gundulmu, saya pintar apanya nilai pas-pasan hampir semuanya C ” jawab nanung dalam hati. “ah pasti kena kutukan rantai karbon”. Ya, dikimia terkenal ada kutukan rantai karbon, jika nilai C semuanya mirip seperti ikatan karbon yang mana hampir seluruh makhluk hidup di bumi tersusun dari atom karbon. “Kenapa anggapanya selalu keren sih, gak lihat apa yang jalanin?”. Begitupun yang dialami mahasiswa kedokteran yang juga dipuji, “keren apanya bu biayanya juga mahal orang rumah pada bingung semua ini, sudah habis sepetak Kampus terlihat megah hari ini, semegah semangat mahasiswa yang menempuh kuliah hari ini. Huda segera nyelonong meninggalkan Nanung yang nampaknya sudah ngos-ngosan akibat jalan kaki yang lumayan jauh dari kostan menuju kampus. Nanung berjalan dengan gontai menghadapi nasib perkuliahan yang mungkin cukup buruk. “Ah semester berapa ini?”. “Nilai gak cukup bagus, mau jadi apa nanti ya? ”. “Apa salah jurusan milih kimia ya?”. Dengan merenung Nanung menghampiri Huda yang telah memesan semangkuk soto dan teh hangat. Sang pemilik warung pun menghampiri sedikit berbasa basi sebelum menanyakan menu yang akan dipesan. “Kuliah jurusan apa mas?”, tanya pemilik warung. “Kimia bu”, jawab Nanung malas. “Pasti pinter ini, kalo saya gak kuat mas, pasti dah ngebul otak saya ”. “Ah, keren gundulmu, saya pintar apanya nilai pas-pasan hampir semuanya C ” jawab nanung dalam hati. “ah pasti kena kutukan rantai karbon”. Ya, dikimia terkenal ada kutukan rantai karbon, jika nilai C semuanya mirip seperti ikatan karbon yang mana hampir seluruh makhluk hidup di bumi tersusun dari atom karbon. “Kenapa anggapanya selalu keren sih, gak lihat apa yang jalanin?”. Begitupun yang dialami mahasiswa kedokteran yang juga dipuji, “keren apanya bu biayanya juga mahal orang rumah pada bingung semua ini, sudah habis sepetak

“Eh gimana Hud kuliahnya nanti, kita kan belum belajar?” tanya Nanung. “Udah sarapan dulu, aku gak bisa mikir kalo perut belum diisi”. “Ah otakmu di perut apa? ”. “Otak kan butuh asupan energi Nung, kita abis jalan kaki, energi kita udah abis nih ”. “Jangan bikin emosi deh!”. “Oke?”, pesananpun datang. Dengan rakusnya Huda menyantap makanan yang dipesan. Sementara Nanung masih menikmati asap panas semangkuk soto dan teh hangat yang menari-nari bagai penari perut di timur tengah. “Hud, sakin lagi nari tuh”. “Mana?”. “Tuh asap soto dan teh panas ”. Sakin adalah wanita keturunan arab dikelas kami, sengkatan dengan kami, dengan wajah cantik dan bodi yang aduhai, hidung mancung, yang menjadi idaman laki-laki. “Hud tau gak aku dan Hisyam sering bayangin sakin pakai bikini terus pakai bando kelinci kayak wanita majalah playboy tuh ”. “Udah cepet makan pikiranmu mulai gak waras ”. Hehehe… “Haduh, punya temen kok gak waras”, gerutu Huda. “Liar juga pikiranmu bayangin sakin gitu, kayaknya cocok deh sakin kalo didandanin gitu terus tari perut ”. “Ah, udah Hud aku gak mau kamu bayangin Sakin, gak rela aku tubuh sakin kamu bayangin !”. “Kan kamu Nung yang mancing imajinasiku ”. “Dah lupakan anggep aku gak pernah ngomong”. Haha…(Huda terawa). “Sensi banget sih kamu Nung?”. “Cowoknya sakin pasti lebih marah kalau tau sakin kamu bayangin gitu Nung ”. “Ya mangkanya lupakan saja”. Hahaha….

“Hoi lagi makan?’ bentak Hisyam. “Weh ngagetin aja untung gak aku semprot soto ” ucap Nanung sedikit marah. ‘Mana fotokopian materi kuliah Nung”. “Tuh di tasnya Huda”. “Aku ambil ya sama punya Iis nih duitnya!”. “Gak makan Syam? ”. “Langsung capcus aja deh, Iis minta jemput”. “Tadi masih dandan udah

tau panas dandananya selalu luntur kena keringet masih aja ngabisin waktu buat dandan ”. “Dasar wanita!”, gerutu Hisyam sambil duduk melamun. “Udah cepet jemput sana katanya suruh jemput ”. “Weh hampir lupa aku”, sambil nyeruput teh milik Huda. “Makasih tehnya bro”, aku jemput Iis dulu. “Ya sana dah”. “Uh teh panas dia seruput juga, kalo dah cinta memang bikin buta lidah pun jadi mati rasa ya Nung? ”. “Ah entah lah cinta itu apa sih Hud?”. “Ah susah bicara sama kamu, tau panas dandananya selalu luntur kena keringet masih aja ngabisin waktu buat dandan ”. “Dasar wanita!”, gerutu Hisyam sambil duduk melamun. “Udah cepet jemput sana katanya suruh jemput ”. “Weh hampir lupa aku”, sambil nyeruput teh milik Huda. “Makasih tehnya bro”, aku jemput Iis dulu. “Ya sana dah”. “Uh teh panas dia seruput juga, kalo dah cinta memang bikin buta lidah pun jadi mati rasa ya Nung? ”. “Ah entah lah cinta itu apa sih Hud?”. “Ah susah bicara sama kamu,

Yusril pun datang, “fotokopiannya bro”. “Oh nih. Nih bro buat ganti plus buat bayar makanan minumanmu ”. “Gak usah repot Yus”, ucap Nanung. “Udah sini kata Huda ”, sambil mengambil uang lima puluh ribu. “Aku kasian liat kalian”, ucap Yusril. “Jarang-jarang liat kalian berdua ke warung”. “Udah abis mie campur rumput kayak yang kemaren itu ”. “Sialan kamu Yus”, sahut Huda sedikit tersindir. Hahaha… “Kok betah sih sekostan sama Nanung kamu Hud?”. “Dia bukan

nganggep kamu temen tapi nganggep kamu kambing sampek disuguhin mi campur rumput ”. “Udah Hud sabar aja, kan gak pernah kamu punya temen nyebelin kayak aku ”, sahut Nanung. “Makin sabar pahalamu makin besar”. “Kampret kamu Nung !!”. “Udah gak usah tengkar, aku tinggal ke bengkel dulu, bokapku nyuruh aku ngambil mobil nih ”. “Nanti kita ketemu lagi di ruang kuliah”. “Oke, makasih Yus ”. “Oke, sama-sama udah motokopiin materi”. “Padahal beli buku aslinya kan mampu kamu yus?”, tanya Huda. “Kan enak fotokopi bisa jadi catetan bagian belakangnya ”. “Kaya-kaya pelit juga loh bro”. “Balikin 50 ribunya!” sakit hati aku. hahaha…. (Nanung tertawa). “Udah iklasin aja, sana cepet ke bengkel” sahut Nanung. “Dasar kalian semua”… hahaha

“Hai ngelamun aja Rega membuyarkan suasana’. “Ayo, kalian gak belajar termodinamika, kuliah nanti lo, nanti ditanya gak bisa jawab ”. “Ya, tapi males

kuliah ah ”. “Itung-itungan teorinya juga sulit”. “Udahlah ayo kalo gak paham kita belajar bareng ”. “Tuh Ferisa selalu semangat”. “Ah dia kan selalu semangat selalu ceria, sedihpun gak kira ketahuan ”. Ferisa menyela, “emang aku robot penuh senyum, gini-gini aku wanita yang perasa ”. “Kalo ngambek banjir tuh kamar tidurku ”. “Tisu bertebaran deh”. “Ih curhat, sapa yang Tanya”. “Hu, dasar jomblo gak perasa maunya sendiri ”. “Ah perhatian banget kalo aku jomblo”. “Emang kamu bukannya jomblo juga? ”. “LDR tau”. “Lupa Di Rantau itu”. “Udah deh gak usah bahas hubungan asamara masih ada tujuan yang ingin kucapai ”, ucap Ferisa. Hahahaha… Huda pun datang “ayo bro kita terima ajakan mereka untuk belajar kuliah ah ”. “Itung-itungan teorinya juga sulit”. “Udahlah ayo kalo gak paham kita belajar bareng ”. “Tuh Ferisa selalu semangat”. “Ah dia kan selalu semangat selalu ceria, sedihpun gak kira ketahuan ”. Ferisa menyela, “emang aku robot penuh senyum, gini-gini aku wanita yang perasa ”. “Kalo ngambek banjir tuh kamar tidurku ”. “Tisu bertebaran deh”. “Ih curhat, sapa yang Tanya”. “Hu, dasar jomblo gak perasa maunya sendiri ”. “Ah perhatian banget kalo aku jomblo”. “Emang kamu bukannya jomblo juga? ”. “LDR tau”. “Lupa Di Rantau itu”. “Udah deh gak usah bahas hubungan asamara masih ada tujuan yang ingin kucapai ”, ucap Ferisa. Hahahaha… Huda pun datang “ayo bro kita terima ajakan mereka untuk belajar

Di bangku taman Rega mengawalinya acara belajar bersama kita. “Kuliah kemarin kita kan bahas energi”. Nanung dan Huda hanya mlongo. “Huh, dengar materi kuliah kemarin gak sih? ”. Ferisa hanya tersenyum geli melihat ekpresi culun Nanung dan Huda serta ekpresi sebel Rega. “Ah mereka masak dengerin Reg, udah jelasin aja dari awal biar mereka mengerti ”. “Oke deh”. “Termodinamika itu kan ilmu yang untuk menghitung perubahan panas atau perubahan bermacam energi lainnya ”. “Karena kita kuliah kimia maka dipelajari termokimia yaitu perubahan energi yang menyertai reaksi kimia ”. “Paham gak Hud, Nung?”. “Iya. Inti dari kuliah termodinamika itu pastinya energy”. “Energi itu kemampuan untuk melakukan kerja ”. Dengan sigap Rega menuliskan rumusnya.

“Gimana kalo dianalogikan Reg, saya lebih paham kalo di analogikan” pinta Nanung. “Misalnya pada kuliah pemisahan bahwa senyawa dapat di pisahkan dari titik didihnya ”. “Seperti menggoreng dilakukan untuk mengurangi air dalam makanan membuat renyah makanan karena air menguap lebih dulu daripada minyak dan minyak memiliki titik didih lebih besar dari air ”. “Lalu saya harus menganalogikan gimana Nung? ”. “Ya misal energi ibarat cinta Reg bahwa cinta sebanding dengan seberapa usaha seseorang untuk mendapatkannya ”. “Katanya cinta itu butuh pengorbanan ”. “Gimana Fer?, Kamu kan pengalaman tuh cinta seseorang diukur dari perubahan energinya ”. “Ah kalo itu pakai perasaan aja Nung, semakin besar pengorbanan kalo gak c ocok di hati ya percuma”, jawab Ferisa. Oke, Nanung tetap mempertahankan teorinya. “Kalo cinta ibarat energi kita lebih mudah menghitung perubahannya, berarti kamu bisa menilai dari perubahan perhatiannya ke kamu kan Fer? ”. “Ya tergantung juga kita menilai perhatiannya modus atau tulus ”. “Ah udahlah” jawab Nanung menyerah namun tetap menampilkan wajah tak puas. Huda hanya melongo saja, “ah melenceng kecinta jadi makin abstrak Nung. “Gak belajar nih kita”. “Iya nih Nanung terlalu gak biasa analoginya” sahut Rega. Merekapun melamun bersama.

Yusril pun datang dengan mobil barunya, “ayo kuliah jangan sok belajar deh kalo akhirnya bingung juga ”. “Lagi semangat banget kuliah bro, abis dapat mobil baru nih kayaknya?.”. “Mobil lama bokap bro baru dibenerin dari bengkel, aku disuruh membawanya ”. “Ya sudah aku bawa saja”. “Kamu kayaknya gak semangat kuliah Yus, paling di kelas bayangin naik mobil barumu sama cewek- cewek”. “Udah pasti bro… hidup harus dinikmati”. Hisyam dan Iis pun datang, “ayo kuliah”. “Kita mojok dibangku belakang aja sambil pacaran”. “Hahaha lu sih pinter bro mau kuliah sambil blowjob pasti dapat nilai A ” ucap Yusril. Iis pun menjawab, eh kurang ajar kita tuh pacaran islami masih ada norma-norma yang kita pegang ”. “Cinta tuh komitmen bro saling menjaga pikiran kalian itu yang jorok” jawab Hisyam. “Ferisa dan Rega pun bertanya blowjob apaan sih?”. “Ah sudah itu bahasanya tante mira ” jawab Huda. Tante mira mahasiswa binal nan sensual seangkatan kami walaupun sering menggoda dengan bodi sensualnya dia tergolong wanita pintar. Huda menengahi “ayo kuliah dah telat nih”, tiba tiba pantat Huda ada yang meremas. “Tante Mira” ucap Huda terkejut. “Ngomongin aku ya?, jangan bayangin bodiku yang seksi ya ”. Hueek ekpresi Hisyam, Yusril, dan Nanung memalingkan muka. “Eh Nanung” ucap tante mira. “Kita sekelompok praktikum loh, kamu gak mau praktik lainnya sama aku? ”, tanya tante mira menggoda. Nanung hanya diam dan Ferisa menimpalinya, “tuh Nung digoda Tante Mira ”..teman-teman lain pun cekikikan sendiri. “Udah lah Fer anggap sponsor saja ”. “Hu dasar, ayo cepet kuliah telat nanti lo” ajak tante Mira.

Kuliah termodinamika hari ini terasa aman-aman aja. Walaupun tekanan melebihi tekanan ruangan yang 1 atm membuat reaksi jantung berdetak makin kencang. Untungnya diantara kami belum ada yang ditunjuk dosen untuk menjawab pertanyaannya. Satu hal yang penting akibat adanya kuliah termodinamika ini Rasanya kuliah termodinamika ini yang membuat persahabatan kita makin akrab dan erat. Kita jadi makin sering belajar bareng walaupun akhirnya jadi obrolan gak penting atau sekedar gosipin dosen. Dengan sering belajar bersama kita bagai sebuah keluarga.

Bagian 3. Sistem Reaksi Kimia

Pelajaran mata kuliah sudah sampai sistem. Diruang kuliah Bu In dengan semangat menjelaskan tentang sitem kimia. Slide power point terpampang dengan cahaya proyektor yang bersinar, dengan sabar dan penuh semangat Bu In menjelaskan materi sistem. “Perubahan energi dapat ditentukan dari system”. “Kita harus tau sistem apa saja dalam reaksi kimia ” tegas Bu In. “Sistem reaksi dibagi menjadi tiga bagian yaitu sistem tertutup, terbuka dan terisolasi ”. “Sistem terbuka tidak hanya dapat mentransfer energi tapi perubahan massa ”. “Sistem tertutup hanya akan memungkinkan terjadinya transfer energy, serta sistem terisolasi tidak akan ada massa dan energi yang tertransfer ”. Semua mahasiswa pun memperhatikan dengan seksama. Dipojok ruang kuliah Hisyam tiba-tiba tengkar dengan Iis membuat gaduh suasan a. Bu In pun menyindirnya, “Hei Syam, kencan tau tempat dong, kencan aja di tabung reaksi dalam sistem terisolasi biar transfer energinya reaksinya tidak mempengaruhi konsentrasi siswa yang sedang serius menerima pelajaran ini ”. Sempat juga Hisyam menyela, tapi kan gak terlihat transfer perubahan massanya bu?, berarti saya kencan dalam si stem tertutup?”. “Tuh lihat sendiri kamu jadi makin kurus dan Iis pun juga begitu, itu kan juga transfer massa, biar gak ada transfer massa dan kalian bisa gemukan dikit makanya pakai sistem terisolasi saja ”. Ruangan pun ramai sorakan dan penuh tawa dan Hisyam pun tampak malu. “Oke besok quis ya dari energi hingga sistem ya,” ucap Bu In mengakhiri kuliah hari ini

“Wah gimana nih?’, Yusril mendekat dan kita bertujuh pun berkumpul. “Ayo belajar bareng dirumahku, hari ini papa ke luar kota,, rumah lagi sepi jadi sekali-kali main-main kerumah buat belajar ”. “Daripada kalian nongkrong gak jelas belajar di parkiran kan gak keren bro ”. hahaa… “Menghina kamu Yus”. “Aku siapin makanan, datang aja kerumah ”. “Nginep juga boleh, gak bosen kalian tidur di kasur kostan yang udah keras kayak batu tuh ”. “Ih kamu belum ngerasain nikmatnya ya Yus ?” tanya Rega. “Udah kok dikostannya Huda dan Nanung yang “Wah gimana nih?’, Yusril mendekat dan kita bertujuh pun berkumpul. “Ayo belajar bareng dirumahku, hari ini papa ke luar kota,, rumah lagi sepi jadi sekali-kali main-main kerumah buat belajar ”. “Daripada kalian nongkrong gak jelas belajar di parkiran kan gak keren bro ”. hahaa… “Menghina kamu Yus”. “Aku siapin makanan, datang aja kerumah ”. “Nginep juga boleh, gak bosen kalian tidur di kasur kostan yang udah keras kayak batu tuh ”. “Ih kamu belum ngerasain nikmatnya ya Yus ?” tanya Rega. “Udah kok dikostannya Huda dan Nanung yang

Dokumen yang terkait

KANDUNGAN PESAN DAKWAH DALAM FILM AYATAYAT CINTA (Analisis Isi Film Ayat Ayat Cinta (AAC) Karya Hanung Bramantyo)

0 39 2

PROSES PENCARIAN JATI DIRI SEORANG REMAJA (Analisis Semiotik pada Film Realita, Cinta dan Rock n Roll karya Upi)

3 48 2

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

UNSUR KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi Pada Film “7 Hati 7 Cinta 7 Wanita” Karya Robby Ertanto)

1 72 50

Daya Tarik Isi Pesan Acara Program Rase Cinta Indonesia di Radio Rase 102,3 FM Bandung (Studi Deskriptif Tentang Daya Tarik Isi Pesan Acara Program Rase Cinta Indonesia Di Radio Rase 102,3 FM Bandung Dalam Meningkatkan Minat Dengar Khususnya di Kalangan K

0 57 205

Representasi Makna Wanita Korban Kekerasan Seksual Suami Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Makna Wanita Korban Kekerasan Seksual Suami Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)

2 12 1

Pengaruh Citra Merek Dan Iklan Menggunakan Selebriti Endorser Afgan Dan Cinta Laura Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Motor Honda Beat Di PT. Sinar Rejeki Lembang

3 87 173

Perancangan Poster Acara Majelis Ta'aruf Bersama Ustadz Cinta Di PT. Salamadani Pustaka Semesta

0 10 1

Stategi Komunikasi Guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Melalui Kegiataan Menanam Di Polybag Terhadap Pembentukan Sikap Siswa Untuk Cinta Lingkungan Di SMP Gema Pancasila Bandung

0 13 1

Kampanye Cinta Produk Alami Ramah Lingkungan (Kasus Studi Anyaman Pandan Rajapolah)

0 4 1