Hukum Kedua Termodinamika

Bagian 5. Hukum Kedua Termodinamika

Kuliah termo hari ini makin dinantikan Nanung, untuk menjawab semua rasa penasarannya. “Hai Nung kok udah dating?, kuliah masih satu jam lagi”, ucap Rega. “Semangat sekali ya”, ujar Ferisa yang juga datang bersama dengan Rega. “Gak tau tuh dia lagi semangat” ujar Huda menimpali. “Aku jadi ikutan smangat ini, tapi belum mandi gara- gara terlalu semangat”, sambil mencium bajunya sendiri. “Ah kamu kan selalu jorok Hud”, suara Yusril mengagetkan. “Loh kok sudah datang juga Yus? ”, tanya Huda. “Iya, nganterin anak temen papa yang kemarin kalian lihat itu, dia ada jadwal kuliah lebih pagi ”. Tiba-tiba Hisyam pun datang dengan Iis. “Hai bro, aku sudah gak bangkong lagi nih”. “Gak bangkong apanya? pasti subuh kelewat lagi ” sambut Iis. Mereka pun tertawa.

Menit demi menit telah berlalu mereka berkumpul di ruang kuliah dengan kesibukan masing-masing. Hari ini ruang kuliah tidak digunakan sebelum pelajaran termo dimulai, sehingga mereka dapat menggunakan berkumpul dan bersama diruangan ini. Tepat jam 8.50. Bu In terlihat melewati lorong kampus. “Eh, Bu In sudah dating”, teriak Hisyam yang biasa duduk di pojok belakang dekat jendela. Mereka pun mengatur duduknya untuk siap menerima pelajaran pagi hari ini.

“Apa kabar kalian, sapa Bu In”. “Baik bu” jawab kelas dengan serempak. “Makin semangat aja ikut kuliah ibu ya keliatannya”. “Membuat ibu makin semangat juga ”. “Oke”, sambil membuka laptop berwarna merah kesayangannya Bu In menghidupkan layar monitor. Bu In pun berdiri didepan kelas. “Oke, kita akan lanjutkan pelajaran kita hari ini ”. Bu In sedikit mereview kuliah kemarin. “Kemarin kita sempat mebahas tentang reaksi eksoterm, endoterm, fungsi entalpi, dan kespontanan reaksi ”. “Hukum pertama termodinamika dengan fungsi entalpinya belum dapat menjelaskan spontanitas reaksi kimia ”. “Hari ini kita akan membahas spontanitas reaksi yang akan diekpresikan oleh hukum kedua termodinamika ”. “Dalam hukum kedua untuk menentukan spontanitas reaksi dikenal yang namanya entropy ”. “Secara matematik entropi akan meningkat pada “Apa kabar kalian, sapa Bu In”. “Baik bu” jawab kelas dengan serempak. “Makin semangat aja ikut kuliah ibu ya keliatannya”. “Membuat ibu makin semangat juga ”. “Oke”, sambil membuka laptop berwarna merah kesayangannya Bu In menghidupkan layar monitor. Bu In pun berdiri didepan kelas. “Oke, kita akan lanjutkan pelajaran kita hari ini ”. Bu In sedikit mereview kuliah kemarin. “Kemarin kita sempat mebahas tentang reaksi eksoterm, endoterm, fungsi entalpi, dan kespontanan reaksi ”. “Hukum pertama termodinamika dengan fungsi entalpinya belum dapat menjelaskan spontanitas reaksi kimia ”. “Hari ini kita akan membahas spontanitas reaksi yang akan diekpresikan oleh hukum kedua termodinamika ”. “Dalam hukum kedua untuk menentukan spontanitas reaksi dikenal yang namanya entropy ”. “Secara matematik entropi akan meningkat pada

“Eh bentar lagi ujian” kata Ferisa, “aku mau ikut Rega ke perpus”. “Kalian gak ikut? ”. “Ah kita biasanya kan cukup fotokopi aja”, kata Yusril. “Eh enaknya

aja kalian ya ”. Hisyam dan Iis pun lalu berkata “oke aku ikut”. Rega pun melirik dengan pandangan curiga. “Kalian gak niat pacaran di perpus kan?”, tanya Rega. “Udah ayo kalo mau ke perpus”, ajak Ferisa. “Kamu Nung, kamu Hud gimana gak ikut? ”. “Aku dan Nanung belum sarapan Fer, duluan aja dah nanti kita nyusul”, jawab Huda. “Aku pulang aja deh”, teriak Yusril, “ditelpon papa ini”. Mereka pun akhirnya berpisah. Tinggal lah Huda dan Nanung di ruang kuliah. Tiba-tiba Huda berdiri, “ayo Nung pulang”. “Katanya makan dulu terus nyusul ke perpus”. “Mendung ini, jemuranku belum aku ambil”. “Oke ayo!”. Tiba dikostan hujan langsung turun dengan derasnya.

“Kan bener langsung hujan”, ucap Huda. “Daripada bosan kejebak hujan di perpus ”. “Uh tapi kita gak belajar”, gerutu Nanung. “Udah makan dulu kalo reda kita balik ke perpus ”. Huda membuka bungkusan nasi yang dibeli saat perjalanan pulang kekostan tadi. Nanung pun segera menemani Huda untuk menyantap nasi bungkusan yang mereka beli. Selesai makan mereka tampak melamun melihat hujan. “Hud sampek sore nih hujannya”. “Gak jadi ke perpus kita?”. “Aku sudah SMS Rega kok kalo kita gak jadi nyusul ke perpus karena kita kejebak ujan ”. “Kamu bilang kalo kita udah dikostan?”. “Enggak lah, aku bilang masih di kampus, biar kelihatan rajin ”. “Nanti mereka jemput kita ke kampus gimana?”, tanya Nanung. “Gak mungkin, Rega bilang akan langsung pulang kekostan kalau ujan udah reda ”.

“Eh, daripada ngelamun, kamu kemarin tanya spontanitas reaksi Nung?”. “Dari materi kuliah hukum kedua termodinamika tadi udah ketemu gak jawabannya ”. “Ah, aku gak paham kuliah tadi maksudnya gimana”. “Lalu apa yang kamu pikirkan? ”. “Entahlah, pelajaran tadi bahas entropi yang menghubungkan “Eh, daripada ngelamun, kamu kemarin tanya spontanitas reaksi Nung?”. “Dari materi kuliah hukum kedua termodinamika tadi udah ketemu gak jawabannya ”. “Ah, aku gak paham kuliah tadi maksudnya gimana”. “Lalu apa yang kamu pikirkan? ”. “Entahlah, pelajaran tadi bahas entropi yang menghubungkan

“Ehm, gimana ya Hud, tadi kayaknya dijelasin kalo tiap reaksi akan terjadi sebaran energi sehingga jumlah perubahan entropi keseluruhan adalah jumlah perubahan

entropi sistem dan perubahan entropi lingkungan ”. “Untuk menghitung perubahan entalpi lingkungan dirumuskan negatif entalpi dibagi temperature”. “Kalau dihubungkan dengan cinta berarti tidak hanya entropi sistem hatiku aja Hud yang harus diukur, tapi aku harus tau perubahan entropi lingkunganku ”. “Gimana maksudnya Nung ?”, tanya Huda. “Kayaknya harus ada perubahan energi juga di lingkungan sekitarku ”. “Kalo kamu sebagai lingkunganku seharusnya kamu juga merasakan perubahan energinya Hud, kayaknya sih gitu kalo teorinya dipaksakan ”. “Berarti kamu harus dengar pendapatku Nung, tanpa aku sadari reaksi hatimu berpengaruh positif loh ke aku dan aku menyimpulkan besar entropi di lingkungan cukup besar dan positif sehingga perubahan jumlah entropi keseluruhannya positif juga yang menandakan reaksi hatimu spontan Nung ”. Paksa Huda menyampaikan pendapatnya. “Ah lupakan Hud, kayaknya ku harus belajar peka terhadap hatiku”. “Kan katanya cinta tanpa logika kenapa harus susah aku pecahkan dengan logikaku ”. Hahaha… “Nyerah nie”. “Makanya Nung otak dan hatimu harus dalam keadaan setimbang ”. “Jangan berat sebelah”. “Nah itu dia kayaknya jawabannya

H ud”, ucap Nanung malas dan segera pergi kekamar tidur. “Ah anak yang aneh”, sahut Huda. Begitupun hari ini berlalu begitu saja.

Dokumen yang terkait

KANDUNGAN PESAN DAKWAH DALAM FILM AYATAYAT CINTA (Analisis Isi Film Ayat Ayat Cinta (AAC) Karya Hanung Bramantyo)

0 39 2

PROSES PENCARIAN JATI DIRI SEORANG REMAJA (Analisis Semiotik pada Film Realita, Cinta dan Rock n Roll karya Upi)

3 48 2

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

UNSUR KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM FILM INDONESIA (Analisis Isi Pada Film “7 Hati 7 Cinta 7 Wanita” Karya Robby Ertanto)

1 72 50

Daya Tarik Isi Pesan Acara Program Rase Cinta Indonesia di Radio Rase 102,3 FM Bandung (Studi Deskriptif Tentang Daya Tarik Isi Pesan Acara Program Rase Cinta Indonesia Di Radio Rase 102,3 FM Bandung Dalam Meningkatkan Minat Dengar Khususnya di Kalangan K

0 57 205

Representasi Makna Wanita Korban Kekerasan Seksual Suami Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Makna Wanita Korban Kekerasan Seksual Suami Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)

2 12 1

Pengaruh Citra Merek Dan Iklan Menggunakan Selebriti Endorser Afgan Dan Cinta Laura Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Motor Honda Beat Di PT. Sinar Rejeki Lembang

3 87 173

Perancangan Poster Acara Majelis Ta'aruf Bersama Ustadz Cinta Di PT. Salamadani Pustaka Semesta

0 10 1

Stategi Komunikasi Guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Melalui Kegiataan Menanam Di Polybag Terhadap Pembentukan Sikap Siswa Untuk Cinta Lingkungan Di SMP Gema Pancasila Bandung

0 13 1

Kampanye Cinta Produk Alami Ramah Lingkungan (Kasus Studi Anyaman Pandan Rajapolah)

0 4 1