Acara Gondang Naposo Periode Pertama (1972-1985)

3.2.2 Waktu dan Tempat Acara

Lamanya acara Gondang Naposo berlangsung selama satu hari yaitu dimulai dari sore hari hingga esok pagi/subuh. Pada awalnya pelaksanaan acara Gondang Naposo dilaksanakan tepat pada hari ulang tahun PERMUSIMDES yang telah dicocokkan dengan masa panen. Namun karena banyak dari naposo dan para undangan yang kadang berhalangan, waktu pelaksanaan acara disesuaikan dengan hari libur sekolah yang juga berdekatan dengan hari ulang tahun PERMUSIMDES agar tidak mengganggu kegiatan para peserta.

Tempat acara juga merupakan hal yang penting dalam melaksanakan acara Gondang Naposo . Adapun yang menjadi tempat acara Gondang Naposo ini biasanya diadakan dilapangan atau di halaman rumah yang agak luas. Lapangan atau halaman rumah yang luas merupakan tempat yang cocok, karena dalam acara ini terdapat kegiatan manortor yang melibatkan banyak peserta dan juga banyak orang yang Tempat acara juga merupakan hal yang penting dalam melaksanakan acara Gondang Naposo . Adapun yang menjadi tempat acara Gondang Naposo ini biasanya diadakan dilapangan atau di halaman rumah yang agak luas. Lapangan atau halaman rumah yang luas merupakan tempat yang cocok, karena dalam acara ini terdapat kegiatan manortor yang melibatkan banyak peserta dan juga banyak orang yang

3.2.3. Alat-alat Pendukung Acara

3.2.3.1. Alat Musik ( Gondang Sabangunan)

Gondang Sabangunan merupakan salah satu ensambel musik pada masyarakat Batak Toba yang disebut juga dengan istilah “parhohas na ualu 9 ”

(delapan perangkat) yang terdiri dari taganing, gordang, sarune bolon, ogung (oloan,ihutan,panggora,doal), hesek.

3.2.3.2. Kostum

Dalam acara Gondang Naposo tidak ada ketentuan yang baku dalam hal kostum, hanya saja harus dalam kategori sopan. Biasanya kaum laki-laki memakai celana panjang dan kemeja, sedangkan wanita mengenakan pakaian yang tertutup dan menggunakan sarung. Namun yang menjadi kewajiban dalam acara ini adalah pada

saat manortor seluruh peserta mengenakan ulos 10 . Ulos tersebut disediakan oleh panitia sehingga bagi siapapun yang datang untuk manortor tidak perlu lagi

membawa ulos.

9 Wawancara dengan Sitohang tanggal 12 Agustus 2008 10 Ulos adalah kain tenun khas Batak Toba berbentuk selendang

3.2.3.3. Bambu beranting dan Batang Pohon Beringin

Bambu beranting digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sumbangan berupa uang dari peserta yang manortor kepada panitia. Uang tersebut disematkan diantara ranting bambu yang kemudian disampaikan kepada panitia pada saat manortor.

Sedangkan batang pohon beringin yang telah dipotong dahan dan daunnya, ditancapkan di tengah-tengah lapangan atau lokasi manortor. Kemudian pada sekeliling batang pohon tersebut di ikatkan ijuk dan daun-daun beringin disematkan diantara ijuk tersebut. Ini merupakan salah satu perlengkapan yang digunakan pada saat manortor.

3.2.4. Tahapan Acara

3.2.4.1. Pembukaan

Tahap pertama dalam acara pembukaan Gondang Naposo adalah manggalang pargonsi yang dipimpin oleh orang tua dari naposo. Pada tahap ini pargonsi di undang oleh Hasuhuton (yang punya hajat) untuk makan dan minum. Dalam tahap inilah maksud dan tujuan diundangnya pargonsi disampaikan oleh orang tua secara adat. Setelah pargonsi selesai makan, maka acara dilanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu pajujuron gondang atau dapat diartikan memainkan repertoar

gondang 11 secara berurut . Dalam tahap ini hasuhuton meminta kepada pargonsi untuk memainkan “Si Pitu Gondang” yang terdiri dari tujuh repertoar gondang

11 Wawancara dengan Sitohang tanggal 12 Agustus 2008 11 Wawancara dengan Sitohang tanggal 12 Agustus 2008

Tahap terakhir dalam pembukaan Gondang Naposo yaitu Mambuat Tua ni Gondang atau memohon berkat dari Tuhan untuk acara Gondang yang akan dilaksanakan. Setelah tahap ini selesai dilakukan, para orang tua dan naposo dalam hal ini panitia akan manortor bersama.

3.2.4.2. Acara Manortor

Dengan berakhirnya acara pembukaan, maka acara pun sepenuhnya diserahkan kepada naposo untuk melanjutkan acara namun tetap mendapat pengawasan dari orang tua selama acara berlangsung. Pada bagian inilah seluruh peserta dan undangan yang ingin manortor diberikan waktu sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan oleh panitia.

Secara umum urutan gondang yang diminta pada saat manortor dibagi kedalam tiga bagian. Pada bagian yang pendahuluan yaitu Gondang Mula-mula, pada bagian kedua yaitu Gondang Liat-liat dan Gondang Sappe-sappe kemudian pada bagian penutup yaitu Gondang Hasahatan. Namun apabila undangan merasa belum puas manortor, biasanya mereka akan meminta kembali kepada pargonsi untuk memainkan gondang tambahan sesuai dengan permintaan mereka. Pada bagian ini Secara umum urutan gondang yang diminta pada saat manortor dibagi kedalam tiga bagian. Pada bagian yang pendahuluan yaitu Gondang Mula-mula, pada bagian kedua yaitu Gondang Liat-liat dan Gondang Sappe-sappe kemudian pada bagian penutup yaitu Gondang Hasahatan. Namun apabila undangan merasa belum puas manortor, biasanya mereka akan meminta kembali kepada pargonsi untuk memainkan gondang tambahan sesuai dengan permintaan mereka. Pada bagian ini

Bilamana ada diantara naposo tersebut ada yang saling tertarik, biasanya sang laki-laki akan mengambil daun pohon beringin yang telah tersedia ditengah lokasi manortor dan akan menyematkan daun tersebut di telinga sang wanita yang disukainya. Bagi masyarakat Batak Toba, pohon atau daun beringin bermakna sebagai pelindung. Sehingga apabila seorang laki-laki menyematkan daun beringin kepada seorang wanita pada saat manortor, itu merupakan simbol atau tanda bahwa laki-laki tersebut bersedia untuk menjadi pelindung wanita tersebut (wawancara dengan ibu Pakpahan tanggal 22 juni 2008).

Selanjutnya, apabila sang wanita tidak menolak ketika sang laki-laki menyematkan daun beringin tersebut, maka itu adalah tanda bahwa sang wanita juga menyukai laki-laki tersebut. Tidak jarang para naposo yang menemukan pasangan hidupnya dalam acara Gondang Naposo. Karena acara Gondang Naposo merupakan salah satu acara yang berfungsi sebagai ajang mencari jodoh bagi para naposo. Acara manortor ini berlangsung sampai seluruh peserta selesai manortor sesuai dengan urutannya.

3.2.4.3. Penutup

Setelah seluruh peserta selesai manortor, para orang tua kembali berkumpul untuk memimpin acara penutupan dan menyampaikan pesan-pesan serta nasehat- nasehat kepada para naposo. Kemudian perwakilan dari orang tua meminta kepada pargonsi untuk memainkan gondang sebagai tanda berakhirnya acara Gondang Naposo tersebut.