Faktor Penyebab Perubahan

4.2.3. Faktor Penyebab Perubahan

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam Gondang Naposo terutama perubahan dalam hal musik pengiring disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan penelitian dan informasi yang penulis peroleh dari lapangan, faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Sumber Daya Manusia Sampai pada acara Gondang Naposo periode yang kedua di Desa Desagajah

belum ada pemusik yang dapat mengiringi acara Gondang Naposo. Sedangkan untuk mendatangkan pemain musik Gondang Sabangunan yang sebelumnya didatangkan dari Samosir tidak lagi semudah pada periode yang pertama. Hal ini disebabkan karena keberadaan pemain musik Gondang Sabangunan di Samosir sudah semakin berkurang.

2. Finansial Untuk dapat mendatangkan pemain musik Gondang Sabangunan dari

Samosir, tentu membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mendatangkan pemain musik Sulkibta dari daerah sekitar Desa Desagajah seperti Tiga Dolok, Kisaran dan Lima puluh. Sehingga dengan pertimbangan tersebut maka untuk acara Gondang Naposo pada periode yang kedua panitia Gondang Naposo lebih memilih Sulkibta sebagai pengiring dalam acara Gondang Naposo.

3. Jarangnya acara-acara pesta yang melibatkan Gondang Sabangunan

Selanjutnya perubahan ini juga didukung karena pada tahun 1986-1998 dimana acara Gondang Naposo tidak diadakan, masyarakat Batak Toba di Desa Desagajah yang tergabung dalam kumpulan-kumpulan marga dan Serikat Tolong Menolong (STM) dalam mengadakan acara sudah semakin jarang melibatkan Gondang Sabangunan sebagai musik pengiring. Hal tersebut juga terjadi dengan alasan keberadaan pemain musik Gondang Sabangunan yang sudah semakin berkurang dan untuk mendatangkannya membutuhkan biaya yang cukup besar. Dengan demikian masyarakat Batak Toba di Desa Desagajah khususnya muda-mudi sudah semakin jarang mendengar dan melihat Gondang Sabangunan sebagai musik pengiring dalam acara–acara yang diadakan oleh masyarakat Batak Toba.

Sedangkan faktor yang menyebabkan perubahan dalam repertoar adalah karena masyarakat Desa Desagajah khususnya suku Batak Toba telah banyak melakukan interaksi dengan suku lain yang ada di Desa Desagajah salah satunya adalah suku Melayu. Sebagai contoh masyarakat Batak Toba yang ada di Desa Desagajah sering diundang untuk menghadiri acara pesta seperti perkawinan, sunatan dan ulang tahun yang diadakan oleh masyarakat Melayu yang melibatkan aktivitas musik didalamnya. Aktivitas musik yang dimaksud adalah dimana pada acara pesta yang diadakan oleh masyarakat Melayu sering mengundang pemusik dan biduan sebagai hiburan dalam acara pesta tersebut. Sedangkan lagu-lagu yang sering dibawakan dalam acara pesta tersebut adalah lagu-lagu pop Indonesia, pop Melayu dan juga lagu-lagu dengan irama House Music. Sehingga masyarakat Batak Toba yang ada di Desa Desagajah semakin terbiasa mendengar lagu-lagu seperti tersebut diatas. Sehingga secara tidak langsung lambat laun interaksi tersebut mengakibatkan akulturasi budaya dan akulturasi budaya tersebut mengakibatkan perubahan Gondang Naposo dalam hal repertoar dalam acara Gondang Naposo.

Fenomena tersebut menguatkan pendapat yang dikemukakan oleh Lauwer (1989:402) yang mengatakan bahwa terjadinya suatu perubahan dapat diakibatkan oleh adanya akulturasi, dimana akulturasi mengacu pada pengaruh suatu kebudayaan lain atau saling mempengaruhi antara dua kebudayaan yang mengakibatkan terjadinya suatu perubahan. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Soekanto (1990:292) yang mengungkapkan bahwa perubahan yang terjadi secara lambat

(evolusi) memakan waktu yang cukup lama, dimana perubahan secara evolusi tersebut berjalan berjalan dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.

Dari uraian-uraian pada bab sebelumnya penulis akan meringkaskannya seperti tersebut dibawah ini.

Manusia adalah merupakan pelaku kebudayaan. Dalam suatu kebudayaan seiring berjalannya waktu pastilah akan mendapat pengaruh baik itu dari dalam maupun dari luar kebudayaan tersebut. Dimana pengaruh tersebut dapat membawa suatu perubahan dalam kebudayaan.

Desa Desagajah yang secara geografis merupakan daerah masyarakat Melayu, sudah tentu dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat lain yang ada disana termasuk masyarakat Batak Toba dan begitu pula sebaliknya . Kesenian yang merupakan salah satu unsur kebudayaaan, merupakan salah satu unsur yang mudah mendapat pengaruh. Pengaruh-pengaruh yang di dapatkan oleh suatu kebudayaan dapat membawa perubahan terhadap kebudayaan tersebut.

Demikian halnya pada pelaksanaan Gondang Naposo di Desa Desagajah yang mana Gondang Naposo merupakan salah satu kesenian pada masyarakat Batak Toba, tidak luput dari pengaruh. Dengan adanya pengaruh-pengaruh yang didapatkan oleh masyarakat Batak Toba di Desa Desagajah serta dengan berbagai alasan dan pertimbangan, secara lambat laun pengaruh tersebut membawa perubahan pada Demikian halnya pada pelaksanaan Gondang Naposo di Desa Desagajah yang mana Gondang Naposo merupakan salah satu kesenian pada masyarakat Batak Toba, tidak luput dari pengaruh. Dengan adanya pengaruh-pengaruh yang didapatkan oleh masyarakat Batak Toba di Desa Desagajah serta dengan berbagai alasan dan pertimbangan, secara lambat laun pengaruh tersebut membawa perubahan pada

Selain itu perubahan juga terjadi pada repertoar-repertoar yang dimainkan untuk mengiringi tortor dalam Gondang Naposo. Dimana lagu-lagu dari luar kebudayaan Batak Toba juga digunakan untuk mengiringi tortor, sebagai contoh lagu “Tolu Sahundulan” dari Simalungun, lagu “Selayang Pandang” dari Melayu dan lain sebagainya.

Pengaruh tersebut disadari oleh masyarakat Batak Toba yang ada di Desa Desagajah sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari. Oleh Karena interaksi antara masyarakat tentu terus terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun dari banyaknya pengaruh-pengaruh budaya lain tersebut masyarakat Batak Toba tetap juga menjaga agar nilai-nilai mendasar dari kebudayaan dalam hal ini Gondang Naposo tersebut tidak hilang. Sehingga masih ada aspek yang tetap berlanjut dalam pelaksanaan Gondang Naposo seperti halnya fungsi musik dalam Gondang Naposo, makna Gondang Naposo , serta runtutan dan materi acara dalam Gondang Naposo.