SDM dan Penyuluhan

E. SDM dan Penyuluhan

Melihat kebutuhan-kebutuhan yang berkembang di lapangan, program COREMAP membutuhkan tenaga penyuluh terutama untuk mengisi kekosongan saat fasilitator/LSM belum dimobilisasi. Sejak 2007 tenaga penyuluh kontrak direkrut di setiap PIU untuk membantu pelaksanaan kegiatan di desa lokasi sasaran dan setiap PIU merekrut dua orang tenaga penyuluh. Atas persetujuan ADB, untuk perpanjangan kontrak penyuluh diperlukan evaluasi atas kinerja mereka selama ini dan hasilnya dikirim kepada PMO untuk diverifikasi. Evaluasi dilakukan oleh PIU

Project Management Office (PMO) telah memberikan pelatihan untuk menambah wawasan tenaga penyuluh tersebut, selain itu PIU juga memberi kesempatan magang di balai pembenihan ikan (BBL/BBIP) sehingga wawasan mereka tentang budidaya lebih meningkat. Pada awalnya di setiap PIU ada penyuluh wanita dan pria tetapi karena kondisi alam yang cukup sulit menyebabkan sebagian besar tenaga penyuluhnya adalah pria, pada saat ini hanya terdapat dua orang penyuluh wanita yaitu di Tapanuli Tengah dan Bintan.

Terbatasnya tenaga penyuluh dengan latar belakang perikanan serta seringnya pergantian personil karena mereka telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadikan peran pendampingan penyuluh di masyarakat kurang berjalan optimal. Selain itu karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), PIU seringkali memanfaatkan penyuluh untuk membantu PIU dalam menyelesaikan tugas-tugas administrasi di kantor dinas. Padahal jika melihat petunjuk pelaksanaan (Juklak), keberadaan penyuluh semestinya 70% berbanding 30%, artinya keberadaan penyuluh di lapangan minimal mencapai 70%, dan sisanya membantu PIU untuk melakukan koordinasi dan penyelesaian tugas lainnya.

Sementara itu dari sisi monitoring dan evaluasi, laporan rutin dari penyuluh belum secara berkala diserahkan kepada PIU dan PMO. Laporan penyuluh ini sebelum diserahkan ke PIU, dievaluasi terlebih dahulu oleh Regional Advisor (RA) dan koordinator CBM. Mengingat pada 2010 tidak disediakan lagi tenaga fasilitator/LSM sehingga tugas penyuluh semakin lebih luas, maka PMO pada TA 2010 membuat sistem evaluasi baru dan dilaksanakan sendiri oleh PMO termasuk evaluasi di masyarakat dengan bantuan RA dan koordinator CBM tingkat PIU. Hasil evaluasi ini dipakai sebagai referensi PIU untuk merekrut tenaga penyuluh.

Guna meningkatkan kapasitas SDM di daerah maka COREMAP II mengadakan Program Master Degree yang dimulai pada November 2007 dengan waktu pendidikan selama dua tahun melalui sistem sandwich, yaitu kuliah di dalam negeri dan dua semester di luar negeri. Setelah dievaluasi berdasarkan kurikulum yang Guna meningkatkan kapasitas SDM di daerah maka COREMAP II mengadakan Program Master Degree yang dimulai pada November 2007 dengan waktu pendidikan selama dua tahun melalui sistem sandwich, yaitu kuliah di dalam negeri dan dua semester di luar negeri. Setelah dievaluasi berdasarkan kurikulum yang

Program ini awalnya diikuti 30 orang tetapi setelah dilakukan seleksi menjadi 25 orang. Beberapa kriteria dalam seleksi tersebut adalah pendidikan minimum adalah D3 dalam bidang perikanan/bidang lainnya, PNS selama dua tahun, umur maksimal 40 thn dgn IP = 2.75, disetujui oleh Bupati/Gubernur, belum pernah mengikuti pendidikan S2 sebelumnya. Tes TOEFL dan TPA yang dikirimkan peserta tidak mempengaruhi rangking karena peserta juga diberikan kursus bahasa Inggris.

Guna meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan terumbu karang di masing-masing RCU dan PIU telah dianggarkan kegiatan sosialisasi, untuk bahan sosialisasi di media cetak dan elektronik. Dialog interaktif, wawancara serta pemutaran event-event yang dilakukan COREMAP sedang dilaksanakan. Salah satu contoh yang dilakukan oleh PIU Tapanuli Tengah dengan membina pemuda- pemuda di desa lokasi untuk memanfaatkan radio komunitas yang telah dibangun oleh COREMAP. Bahkan kelompok pemuda yang dibina oleh LPSTK ini telah mendapat kontrak dengan program PNPM Mandiri untuk mensosialisasikan program mereka, dengan demikian radio komunitas tersebut dapat membantu keberlanjutannya dalam biaya pemeliharaan. Di provinsi Sumatera Utara juga telah terbentuk Forum Jurnalis Bahari Indonesia (FORJUBI). FORJUBI menjadi mitra dalam menyampaikan program-program yang terkait dengan pengelolaan terumbu karang di wilayah Sumatera Utara.

Tabel 7: Peserta Berbagai Pelatihan COREMAP 2004-2009

No Provinsi /Kab

TOTAL KET